Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG HIV/AIDS

TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP


SISWA DI SMA NEGERI 1
MANADO

Niasari Ayuningsih
Rolly Rondonuwu
Mulyadi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: nayuningsih@yahoo.com

Abstract: The incidence of HIV/AIDS continues to increase every year. In North Sulawesi, the
data of KPA in February 2013 for the 15-19 year age range, there are 33 people living with HIV
and AIDS. Aim to determine the effect of counseling on HIV/AIDS knowledge and attitudes
towards students in SMA 1 Manado. This research method Pre-Experimental Designs with one
group pre-post test, a population of 90 people were taken by purposive sampling method samples
obtained 54 respondents with a number of people with primary data collection method of filling
the questionnaire through knowledge and attitudes. The data collected by questionnaire. The
results show respondents knowledgeable counseling both before 13.0% and after 75.9%
extension. Respondents who behave well before counseling was 5.6% whereas after counseling
was 68.5%. Conclusion extension affects students' knowledge and attitudes about HIV / AIDS (P
= 0.000). Suggestion expected the students more active and thorough in seeking information
from a variety of media that exist, so that the students have a high knowledge and understanding
about HIV / AIDS in order to avoid the risks of HIV / AIDS.
Keywords : HIV/AIDS, knowledge, attitude

Abstrak: Angka kejadian HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya. Di Sulawesi Utara, data
dari KPA pada Februari 2013 untuk rentang umur 15-19 tahun terdapat 33 penderita HIV dan
AIDS. Tujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap
pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 1 Manado. Metode penelitian ini Pra-
Eksperimental dengan Desain one group pre-post test, populasi sebanyak 90 orang diambil
sampel dengan metode purposive sampling didapatkan responden dengan jumlah 54 orang
dengan metode pengambilan data primer melalui pengisian kuisioner pengetahuan dan sikap.
Cara pengumpulan data dengan metode kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan responden
berpengetahuan baik sebelum dilakukan penyuluhan 13,0% dan sesudah dilakukan penyuluhan
75,9%. Responden yang bersikap baik sebelum dilakukan penyuluhan 5,6% sedangkan sesudah
dilakukan penyuluhan 68,5%. Kesimpulan penyuluhan mempengaruhi pengetahuan dan sikap
siswa tentang HIV/AIDS dengan (nilai P=0,000). Saran diharapkan para siswa lebih aktif dan
menyeluruh dalam mencari informasi dari berbagai media yang ada, sehingga para siswa
memiliki wawasan dan pemahaman yang tinggi tentang HIV/AIDS agar terhindar dari resiko-
resiko terjadinya HIV/AIDS.
Kata kunci: HIV/AIDS, pengetahuan, sikap

1
AIDS. Kepala Dinas Kesehatan Sulut Dr.
PENDAHULUAN Maxi Rondonuwu, DHSM mengatakan
Penyakit infeksi HIV/AIDS sejak penemuan kasus tersebut jumlah
(Human Immunodeficiency Virus/Aquired kasus HIV dan AIDS di Provinsi
Immuno Deficiency Syndrome) Sulawesi Utara terus bertambah dari
merupakan masalah kesehatan terbesar di tahun ke tahun. Persentase faktor risiko
dunia dewasa ini, terdapat hampir di HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak
dunia tanpa kecuali Indonsia. Masalah aman pada heteroseksual dan penggunaan
yang berkembang sehubungan dengan NAPSA/IDU (Susanto, 2013).
penyakit infeksi HIV/AIDS adalah angka Penelitian yang pernah dilakukan
kejadian yang cenderung terus meningkat sebelumnya oleh Singale (2012) tentang
dengan angka kematian yang tinggi hubungan antara pengetahuan dan sikap
(Nasronudin, 2007). tentang HIV/AIDS dengan tindakan
WHO (world health organization) pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK
dan UNAIDS (united nations programme Negeri 3 Tahuna (sampel berjumlah 232
on HIV/AIDS), dua organisasi dunia responden), memperoleh hasil
memberi peringatan bahaya kepada 3 pengetahuan responden mengenai
negara di Asia yang saat ini disebut-sebut HIV/AIDS yaitu sebagian besar
berada pada titik infeksi HIV. Kini responden berpengetahuan baik 84,9%,
diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 40 dan sebesar 15,1% responden
juta orang mengidap HIV/AIDS. Sekitar berpengetahuan tidak baik. Data sikap
75% yang tertular HIV/AIDS berada di responden terhadap HIV/AIDS
kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Lebih menunjukkan sebesar 73,7% responden
dari 20 juta jiwa telah meninggal karena yang bersikap positif terhadap
AIDS (WHO, 2013). pencegahan HIV/AIDS dan sebesar
Kementrian Kesehatan Republik 26,3% responden yang bersikap negatif.
Indonesia Prof. dr. Tjandra Yoga Tindakan responden terhadap pencegahan
Aditama melaporkan sejak pertama kali HIV/AIDS menunjukkan sebesar 52,6%
ditemukan (1987) sampai dengan responden yang memiliki tindakan yang
September 2012, kasus HIV-AIDS baik, dan sebesar 47,4% responden yang
tersebar di 341 dari 497 kabupaten/kota di memiliki tindakan yang tidak baik
seluruh (33) provinsi di Indonesia. Kasus (Singale, 2012).
HIV, dari Juli sampai dengan September Informasi Penelitian sebelumnya
2012 jumlah kasus baru HIV yang yang dilakukan oleh Handayani (2007)
dilaporkan sebanyak 5.489 kasus. tentang hubungan antara pengetahuan dan
Persentase faktor risiko AIDS tertinggi sikap siswa SMA tentang HIV/AIDS
adalah hubungan seks tidak aman pada dengan hasil penelitian terhadap 42
heteroseksual (81,9%), penggunaan jarum responden di peroleh data bahwa 50%
suntik tidak steril pada Penasun (7,2%), responden berusia 16 tahun, sebanyak
dari ibu (positif HIV) ke anak (4,6%), dan 54,8% mengambil jurusan IPA dan
LSL (2,8%) (Basuki, 2012). 54,8% berjenis kelamin perempuan. Hasil
KPA (Komisi Penanggulan AIDS) penelitian tentang pengetahuan siswa
Sulawesi Utara, Dr. Tangel Kairupan SMA tentang HIV/AIDS menunjukkan
mengatakan bahwa jumlah penderita lebih dari separuh (90.5%) memiliki
HIV/AIDS di Sulawsi Utara Februari pengetahuan yang baik tentang
2013 adalah 1239 orang dan di Manado HIV/AIDS. Sikap responden tentang
ada 485 penderita HIV/AIDS. Dan HIV/AIDS menunjukkan sebagian besar
penderita pada kelompok umur 20 – 29 (85,7%) mempunyai sikap positif dalam
terdapat 532 penderita dan usia 15-19 pencegahan HIV/AIDS (Handayani,
tahun terdapat 33 penderita HIV dan 2007).

2
Tubagus (2013) melakukan pertanyaan dijawab benar oleh responden
penelitian tentang gambaran pengetahuan, maka diberi nilai 1, jika responden
sikap dan tindakan siswa kelas XI tentang menjawab salah maka diberi nilai 0.
penyakit HIV/AIDS dengan hasil 138 Sehingga skor total yang tetinggi adalah
responden secara keseluruhan tingkat 10. Pengukuran sikap HIV/AIDS
pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS diberikan kepada siswa dengan jumlah
baik sebesar 87,68%, sikap baik sebesar pertanyaan 10 soal. Sikap HIV/AIDS
73,91%, tindakan baik sebesar 81,88% yaitu afektif (perasaan yang dimiliki
(Tubagus, 2013). terhadap sesuatu). Pengukuran sikap
Salah satu program yang terbukti terhadap HIV/AIDS diberikan kepada
sukses diterapkan di beberapa negara dan siswa dengan jumlah pernyataan 10 soal.
amat dianjurkan oleh WHO, untuk Pengumpulan data dilakukan
dilaksanakan secara sekaligus yaitu secara langsung terhadap responden yang
program penyuluhan sebaya (peer group sebelumnya mendapatkan izin penelitian
education) untuk berbagai kelompok dari Kepala Sekolah SMA Negeri 1
sasaran. Berdasarkan wawancara yang Manado selanjutnya peneliti mengadakan
dilakukan penulis di SMA Negeri 1 pendekatan dengan responden kemudian
Manado 5 dari 10 siswa belum mengerti, memberikan penjelasan sesuai dengan
3 dari 10 siswa sedikit mengetahui dan 2 etika penelitian. Selesai responden
dari 10 siswa sudah mengerti tentang mendengar dan mengerti maksud dan
HIV/AIDS. Dari data awal yang diambil tujuan penelitian, peneliti menyerahkan
siswa SMA Negeri 1 Manado kelas X-4 surat persetujuan menjadi responden
dan X-5 berjumlah 90 orang. Sehingga untuk ditanda tangani, dan kemudian
dengan dilakukan penelitian ini untuk peneliti memberikan lembar kuesioner dan
mengukur sejauh mana tingkat mempersilahkan responden mengisi
pengetahuan dan sikap siswa dalam lembar kuisioner untuk diisi dan dijawab
mengetahui penyakit HIV/AIDS. pada saat itu juga, dalam hal ini pre-test.
Latar belakang di atas mendorong Kemudian responden diberikan perlakuan
penulis untuk meneliti “Pengaruh dalam hal ini diberikan penyuluhan
penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap kesehatan, selanjutnya responden kembali
pengetahuan dan sikap siswa. diberikan lembar kuesioner untuk diisi
dalam hal ini post-test. Dalam pemberian
perlakuan atau dalam hal ini penyuluhan
METODOLOGI PENELITIAN kesehatan, peneliti menggunakan leaflet
Jenis penelitian adalah Pra- sebagai alat bantu.
Eksperimental dengan Desain one group Peneliti mempersilahkan
pre-post test yakni suatu rancangan responden untuk menanda tangani
penelitian dengan melibatkan dua persetujuan jika responden bersedia.
pengukuran pada subjek yang sama Responden yang bersedia dan sesuai
terhadap suatu pengaruh atau perlakuan dengan kriteria penelitian, disilahkan
tertentu.Penelitian ini dilaksanakan di untuk mengisi kuesioner dan jika ada yang
SMA Negeri 1 Manado selama tanggal kurang dimengerti dapat ditanyakan
12-13 Juni 2014, pada populasi 90 orang kepada peneliti. Setelah kuesioner selesai
siswa dan dengan menggunakan diisi, diminta untuk menyerahkan kembali
Purposive sampling dengan rumus oleh kepada peneliti, lalu dilakukan
Setiadi (2012), diambil sampel 54 orang. pengecekan kembali. Selanjutnya melapor
Instrumen pengumpulan data yang ke Kepala Sekolah SMA Negeri 1
digunakan dalam penelitian ini berupa Manado bahwa penelitian telah
kuesioner. Dalam kuisioner pengetahuan dilaksanakan.
tentang HIV/AIDS menggunakan model
MCQ (Multiple Chouche Question). Jika
3
Prosedur pengolahan data yang Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
dilakukan melalui tahap editing, koding, Sesudah
skoring dan tabulating dan data dianalisis Post-Test f %
melalui prosedur analisis univariat dan Baik 41 75,9
bivariat dengan menggunakan uji
Cukup 10 18,5
Wilcoxon pada tingkat kemaknaan 95%
(α=0,05). Kurang 3 5,6
Etika dalam penelitian ini sebagai Jumlah 54 100,0
berikut: peneliti melakukan beberapa hal Sumber : Data Primer, 2014
yang berhubungan dengan etika penelitian
berupa informed consent, menghormati Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap
privasi dan kerahasiaan responden, Sesudah
menghormati keadaan, memperhitungkan Pre-Test f %
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.
Baik 3 5,6
HASIL DAN PEMBAHASAN Cukup 21 38,9
A. Hasil Penelitian Kurang 30 55,6
Analisis Univariat
Jumlah 54 100
Tabel 1. Distribusi Responden
Berdasarkan Umur Sumber : Data Primer, 2014
Umur Responden f % Tabel 6. Distribusi Frekuensi Sikap
14 Tahun 19 35,2 Sesudah
Post-Test f %
15 Tahun 35 64,8
Baik 37 68,5
Jumlah 54 100,0 Cukup 13 24,1
Sumber : Data Primer, 2014 Kurang 4 7,4
Tabel 2. Distribusi Responden Jumlah 54 100,0
Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Data Primer, 2014
Jenis
f % Analisis Bivariat
Kelamin
Tabel 7 Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS
Laki-Laki 26 48,1
Terhadap Pengetahuan
Perempuan 28 51,9 Mean P
Variabel Mean SD f
Rank Value
Jumlah 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2014 Sebelum
diberikan 4,24 23,88 2,127
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penyuluhan
0,000 54
Sebelum Sesudah
Pre-Test f % diberikan 7,50 27,79 1,645
Penyuluhan
Baik 7 13,0
Cukup 18 33,3 Sumber : Data Primer, 2014
Kurang 29 53,7
Jumlah 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2014

4
Tabel 8 Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS respon terhadap stimulus tersebut
Terhadap Sikap dinamakan proses belajar (Notoadmojo,
Variabel Mean
Mean
SD
P
f
2007).
Rank Value Hasil penelitian terhadap sikap
sebelum dilakukan penyuluhan responden
Sebelum
yang didapat yaitu secara umum sebesar 3
diberikan 22,31 10,29 6,056
(5,6%) responden menunjukkan sikap
Penyuluhan
0,000 54
baik dan sesudah dilakukan penyuluhan
Sesudah terdapat pengaruh yang signifikan
diberikan 31,30 30,06 5,329 responden yang didapat yaitu 37 (68,5%)
Penyuluhan responden menunjukkan sikap baik,
sedangkan untuk sikap perbedaan yang
Sumber : Data Primer, 2014 signifikan sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan dimana untuk sikap yang
B. Pembahasan kurang sebelum dilakukan penyuluhan 30
Hasil penelitian terhadap (55,6%) terdapat penurunan yang
pengetahuan sebelum dilakukan signifikan sesudah dilakukan penyuluhan
penyuluhan responden yang didapat yaitu menjadi 4 (7,4%).
secara umum sebesar 29 (53,7%) Penelitian ini didukung penelitian
responden menunjukkan pengetahuan sebelumnya oleh Dewi (2008) yang
kurang dan sesudah dilakukan penyuluhan menunjukkan ada perbedaan sikap pada
terdapat pengaruh yang signifikan kelompok yang diberikan pendidikan
responden yang didapat yaitu 3 (5,6%) kesehatan dengan kelompok yang tidak
responden menunjukkan pengetahuan diberikan pendidikan kesehatan.
kurang, sedangkan untuk pengetahuan Sikap yang kurang baik mungkin
perbedaan yang signifikan sebelum dan dikarenakan faktor usia, karena sebagian
sesudah dilakukan penyuluhan dimana besar siswa adalah remaja muda. sehingga
untuk pengetahuan yang baik sebelum mungkin belum banyak memiliki
dilakukan penyuluhan 7 (13,0%) terdapat pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS.
peningkatan yang signifikan sesudah Menurut teori determinan yang
dilakukan penyuluhan menjadi 41 disampaikan oleh WHO menganalisa
(75,9%). bahwa yang menyebabkan seseorang itu
Penelitian ini didukung penelitian berprilaku tertentu salah satunya
sebelumnya oleh Taher (2013) disebabkan karena adanya pemikiran dan
menunjukkan pengetahuan sebelum perasan dalam diri seseorang yang
diberikan intervensi sudah cukup baik dan terbentuk dalam pengetahuan, persepsi,
setelah dilakukan intervensi semakin sikap, kepercayaan- kepercayaan dan
membaik. penilaian seseorang terhadap obyek
Selain menggunakan panca indera, tersebut, dimana seseorang dapat
individu memperoleh pengetahuan dari mendapatkan pengetahuan baik dari
proses belajar, baik melalui pendidikan pengalaman pribadi (Notoadmojo,2003).
formal maupun informal. Dalam proses Karena responden sebagian responden
belajar, rangsangan atau stimulus yang remaja muda maka sedikit juga
diterima oleh individu berupa informasi pengalaman pribadi yang dimilikinya.
tentang inovasi, tertimbun dalam diri Pengaruh penyuluhan terhadap
individu sampai yang bersangkutan pengetahuan dan sikap siswa, dapat dilihat
memberikan respon atau (tanggapan) dari hasil analisis dengan menggunakan
tentang inovasi tersebut, yaitu menerima uji statistik Wilcoxon yang dilakukan dari
atau menolak. Adanya rangsangan atau kelompok. Nilai rata-rata pengetahuan
stimuli, kemudian timbul reaksi atau responden sebelum dilakukan penyuluhan

5
adalah cukup begitu juga sikap, sesudah yang berbau pornografi. Jelas hal ini
dilakukan penyuluhan nilai rata-rata mengakibatkan prevalensi penyakit
pengetahuan meningkat menjadi baik dan menular seksual dan kecenderungan untuk
begitu juga dengan sikap hal ini meningkatnya penularan HIV/AIDS
menunjukkan bahwa pengetahuan dan (Lepin, 1999).
sikap siswa tentang penyakit HIV/AIDS
sudah semakin baik. KESIMPULAN
Analisis menggunakan uji statistik Tingkat pengetahuan dan sikap siswa
Wilcoxon menunjukkan bahwa tentang HIV/AIDS sebelum diberikan
penyuluhan sangat mempengaruhi penyuluhan dengan rata-rata pengetahuan
pengetahuan dan sikap siswa tentang dan sikap dikategorikan cukup hal ini
penyakit HIV/AIDS, dengan nilai menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
P=0,000 lebih kecil dari α = 0,05 yang dan sikap siswa di SMA Negeri 1 Manado
berarti penyuluhan sangat mempengaruhi sudah cukup baik.Tingkat pengetahuan
pengetahuan dan sikap siswa tentang dan sikap siswa tentang HIV/AIDS
penyakit HIV/AIDS di SMA Negeri 1 sesudah diberikan penyuluhan dengan
Manado. Dengan demikian, hipotesis yang rata-rata pengetahuan dan sikap
menyatakan bahwa pengaruh penyuluan dikategorikan baik hal ini menunjukkan
tentang penyakit HIV/AIDS terhadap bahwa tingkat pengetahuan dan sikap
pengetahuan dan sikap siswa di SMA siswa di SMA Negeri 1 Manado sudah
Negeri 1 Manado di terima. semakin membaik. Ada pengaruh
Penelitian ini juga didukung penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap
penelitian sebelumnya oleh (Mariyani, pengetahuan dan sikap siswa. Terdapat
2009) jumlah responden dengan perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum
pengetahuan tinggi meningkat sebanyak dan sesudah dilakukan penyuluhan.
19 orang (47,5%) dan jumlah responden
dengan sikap mendukung meningkat SARAN
sebanyak 12 orang (30%) dengan begitu Bagi siswa diharapkan para siswa lebih
ada pengaruh penyuluhan kesehatan aktif dan menyeluruh dalam mencari
tentang HIV/AIDS terhadap pengetahuan informasi dari berbagai media yang ada,
dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan sehingga para siswa memiliki wawasan
intervensi. Sejalan dengan penelitian dan pemahaman yang tinggi tentang
sebelumnya yang dilakukan oleh HIV/AIDS agar terhindar dari resiko-
(Hadiningsih, 2011) dengan hasil ada resiko terjadinya HIV/AIDS.
pengaruh positif pendidikan kesehatan Bagi peneliti disarankan dapat membuat
terhadap pengetahuan dan sikap sehingga penelitian yang topiknya tentang
dapat dikatakan pendidikan kesehatan pencegahan HIV/AIDS dengan waktu
dapat meningkatkan pengetahuan tentang yang berbeda agar bisa membandingkan
HIV/AIDS. hasil penelitian.
Faktor yang menyebabkan remaja Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan
rentan terhadap penularan HIV/AIDS diharapkan hasil penelitian ini dapat
adalah remaja sesuai dengan menambah referensi penelitian khususnya
perkembangannya selalu menginginkan tentang HIV/AIDS sehingga dapat
terhadap hal-hal yang baru dalam rangka digunakan untuk memperluas
mencari identitas diri. Remaja selalu pengetahuan mahasiswa dalam penelitian
mencoba hal-hal yang baru diketahui, serupa.
seperti penggunaan Napza, seks pranikah
yang sering dilakukan dengan pasangan
berganti-ganti, hal ini ditambah dengan
kemudahan mendapatkan barang-barang

6
DAFTAR PUSTAKA Singale, L. (2012). Hubungan Antara
Adisasmito, W. (2010). Sistem Pengetahuan Dan Sikap Tentang
kesehatan. Jakarta: EGC. HIV/AIDS Dengan Tindakan
Pencegahan HIV/AIDS Pada
Agung, S. Dyah, L. (2010). Jurnal Siswa SMK Negeri 3 Tahuna.
Faktor-faktor risiko penularan http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
HIV/AIDS mandala of health
volume 4 nomor 2. content/uploads/2013/08/lastianti-
http://www.kedokteran.unsoed.ac.i Evilin-Singale-080112037.pdf
d diaskes tanggal 20 Maret 2014
diakses 25 Maret 2014
Kementrian Kesehatan Kepublik Sudoyono, A. (2009). Buku Ajar Ilmu
Indonesia (2012). Perkembangan
HIV-AIDS di Indonesia Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi
Triwulan III Tahun 2012. V. Interna publishing. Jakarta
http://www.depkes.go.id/index.php
?vw=2&id=2186 20 Maret 2014 Trihendradi, C. (2009). Step by Step
SPSS 16 Analisis Data Statistik.
Komisi Penanggulangan AIDS Sulawesi Yogyakarta: ANDI
Utara, 2013. Situasi HIV/AIDS Wahid, M. (2007). Promosi Kesehatan.
Provinsi Sulawesi Utara Tahun
1997 – Februari 2013. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://kpaprovsulut.or.id//?s=jumlah+pend
erita+HIV%2FAIDS&x=0&y=0
diakses 20 Maret 2014
Lepin, 1999. AIDS Untuk Dikenali
Bukan Untuk Dihindari, Jakarta
Maryani, S. (2009). Pengaruh
Penyuluhan Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Remaja
Tentang HIV/AIDS di Wilayah
Pendukuhan Daleman
Gilangharjo Pandak Bantul
Yogyakarta.
http://skripsistikes.wordpress.com/
2009/05/03/ikpiii110/ diakses 12
Juli 2014
Notoadmodjo, S (2010). Metedologi
penelitian kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta

Padila, (2012). Buku ajar : Keperawatan


Medikal Bedah. Bengkulu:
haikhi
Setiadi., (2012). Konsep dan Penulisan
Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai