tanggal 30 November 2018. Setelah melakukan kontrol, dokter saraf pasien menyarakan
pemberian levazide 100mg tab dinaikkan menjadi 5x /hari. Pasien masih mengeluh obat yang
diberikan masih belum bisa memperbaiki keluhan kaku pasien sehingga oleh dokter panti dosis
obat levazide 100mg tab dinaikkan menjadi 6x/ hari. Pasien mengeluh obat yang diberikan
terkadang tidak bereaksi dan tidak sebaik pada saat pasien mendapatkan terapi amantadine
100mg tab 2 x ½ tab. Pasien masih mengeluh kaku terutama pada saat pagi hari, menjelang tidur,
dan pada saat melakukan aktivitas sehari hari. Semenjak mengeluhkan tungkainya kaku pasien
merasa kesulitan untuk berdiri dan berjalan. Pasien hanya dapat berjalan dengan langkah kecil
dan pendek. Saat pasien akan berdiri dari posisi duduk pasien harus diam sebentar dan baru
mulai berjalan karena merasakan badannya tidak seimbang dan tungkainya berat. Selain itu
pasien juga mengeluh kaki dan tangannya gemetar terutama tangan yang sebelah kanan. Keluhan
gemetar timbul perlahan dan semakin berat, keluhan gemetar timbul terutama saat pasien tidak
melakukan aktivitas apapun. Pasien mengatakan keluhan kaku dan gemetar timbul setelah pasien
melakukan aktivitas fisik terlalu berat. Oleh karena itu pasien merasa khawatir apabila mengikuti
kegiatan panti keluhan kaku akan timbul kembali sehingga pada saat ini pasien sangat jarang
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh PWK Hana dan hanya melakukan aktivitas kecil seperti
berjemur dan membaca alkitab pada saat tidak kaku.
Selain itu pasien juga mengatakan kesulitan untuk memulai tidur, keluhan ini sudah
dirasakan sekitar 2 minggu terakhir, sewaktu masih tinggal di paviliun kasih lantai 1 pasien
biasanya tidur pukul 20.00 wib atau 21.00 wib namun dalam 2 minggu terakhir pasien
mengatakan sulit untuk memulai tidur biasanya baru bisa tertidur pukul 22.00 wib atau 23.00
wib, pasien juga mengeluhkan sulit untuk mempertahankan tidurnya dan mudah terbangun
sekitar 4- 5 kali dalam semalam karena berbagai alasan. Semenjak dirawat di Bethesda pasien
bangun lebih dari cepat biasanya sekitar pukul 3.00 wib atau 4.00 wib, pasien kurang puas
dengan kualitas tidurnya saat ini dan merasa khawatir kualitas tidurnya akan mempengaruhi
kualitas hidupnya.
Selain keluhan kaku dan gemetar, pasien terkadang merasa sedih dan menangis karena
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, biasanya pasien aktif melakukan aktivitas gereja
karena pasien dulu pernah mengajar di sekolah minggu, namun semenjak keluhan kaku dan
gemetar memberat, pasien merasa khawatir apabila mengikuti kegiataan keagamaan badannya
akan terasa kaku dan gemetar sehingga pasien jarang mengikuti kegiataan keagamaan di panti
hal ini membuat pasien merasa sedih. Pasien juga terkadang merasa bosan dan tidak berdaya
menjalani hari demi hari hanya di ruang bethesda. Selain itu pasien juga merasa takut
merepotkan orang banyak dan berpikir orang lain lebih baik keadaanya daripada pasien. Namun
pasien masih bersyukur atas Tuhan berikan dengan kondisi sekarang ini.
Selain itu pasien juga mengeluh frekuensi BAK nya lebih sering dalam 3 minggu
terakhir, pasien mengatakan pada saat ini frekuensi BAK bisa lebih dari 10x pada siang hari, dan
3-4 kali perhari dengan volume yang lebih sedikit setiap kali BAK. Tidak ada keluhan nyeri saat
BAK, terasa panas (-), darah di air kemih (-), dan air kemih berwarna kuning jernih.
Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas namun belum diberikan terapi karena
pasien menganggap bahwa keluhan tersebut merupakan efek dari obat parkinsonnya.
Pasien memiliki riwayat stroke non hemoragik dextra pada tahun 2013 dan sempat
dirawat di rumah sakit beberapa hari. Sekarang pasien merasa sudah sembuh dan tidak ada
anggota tubuh yang mengalami kelemahan. Setelah terkena stroke, 6 bulan kemudian pasien
terdiagnosis dengan Parkinson. Yang memberitahu pasien mengenai parkinson adalah dr Aswin
rumawas sp.S yang merupakan teman satu gereja pasien. Oleh karena itu disarankan untuk
masuk ke PWK Hana karena keinginan pasien sendiri karena pasien merasa tidak ada yang
mengurusi beliau. Pasien masuk ke PWK Hana dibantu oleh teman satu gereja yang menurut
pasien merupakan salah satu pengurus PWK Hana sehingga pasien masuk ke PWK Hana pada
tahun 2015.
Pasien juga memiliki riwayat jatuh dari motor pada tahun 1986 tetapi tidak pernah
diperiksakan dan hanya mengalami beberapa luka lecet dan memar di kaki dan tangan nya.
Selain itu pasien juga memiliki riwayat DVT pada kedua kaki sejak September tahun 2017 yang
lalu dan sudah dibawa ke dokter spesialis bedah vaskuler dan juga sudah diberikan terapi.
Awalnya pasien menggunakan beberapa salep namun belum ada perbaikan. Setelah
menggunakan salep mebo keluhan pasien berkurang. Pasien mengatakan warna kehitaman pada
kakinya sudah jauh membaik dan keluhan bengkak dan nyeri sudah tidak dikeluhkan.
Riwayat Imunisasi:
Pasien tidak tahu
Riwayat Makanan:
Nafsu makan Pasien baik, Pasien makan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) diselingi snack 2 kali
sehari sesuai menu yang sudah disediakan dari PWK Hana. Pasien mengkonsumsi air putih
1500cc/hari (5 gelas air berukuran 300 cc). Pasien jarang sekali membeli makanan diluar PWK
Hana hanya sesekali membeli kerupuk di penjual sayur yang berjualan di PWK Hana.
Riwayat Kebiasaan:
Setiap malam pasien tidur pukul 21.00 atau 22.00 WIB. Pasien mengaku 1 bulan terakhir
terkadang kesulitan untuk memulai tidur. Selain itu oma juga mengatakan sulit untuk
mempertahankan tidurnya dan sering terbangun 4 – 5 kali dalam semalam dengan berbagai
alasan. Pasien juga mengaku semenjak dirawat di ruang bethesda selalu terbangun lebih awal
sekitar pukul 04.00 pagi. Setelah bangun pagi pasien merasa badannya kaku kemudian pasien
meminum obat levazide pukul 05.00 wib dan berpindah dari kasur ke tempat duduk karena
pasien mengaku dalam posisi duduk kaku dan tremor pasien berkurang. Pasien mengaku tidak
puas atas kondisi tidur pasien saat ini sehingga membuat pasien menjadi khawatir dengan
masalah tidur dan penyakit pasien saat ini.
Obat pasien dipegang oleh pasien sendiri, pasien mengatakan obat levazide pertama diminum
pukul 05.00 wib kemudian pukul 07.00 wib. Kemudian setelah keluhan kaku membaik, pasien
segera memanfaatkan waktu dengan berbagai aktivitas seperti berjemur di halaman ruang
bethesda dan juga membaca alkitab. Setelah itu pasien kembali minum obat levazide pukul
10.00 wib kemudian pasien kembali membaca alkitab. Pasien mengatakan obat yang
diminumnya terkadang tidak bereaksi sehingga terkadang menimbulkan keluhan kaku dan
tremor pada siang hari. Setelah minum obat pukul 10.00 wib terkadang pasien tidur ataupun
kembali membaca alkitab. Kemudian sekitar pukul 12.30 pasien makan makanan yang diberikan
pihak panti. Setelah itu pasien kembali membaca alkitab ataupun tidur siang. Kemudian pasien
kembali minum obat pukul 14.30 wib, 17.00 wib dan 22.00 wib. Pasien merasa harus selalu
minum obat tepat waktu agar tidak kembali kaku. Pasien selalu mencatat pukul berapa beliau
minum obat di sebuah buku kecil. Pasien mengaku jarang mengikuti acara di PWK Hana karena
pasien takut akan kembali kaku dan tremor setelah mengikuti acara di PWK Hana.
Riwayat BAK:
3 minggu terakhir pasien mengaku lebih sering BAK, pada siang hari pasien dapat BAK lebih
dari 10 kali dan pada malam hari pasien BAK 3-4 kali. BAK pasien berwarna kuning jernih,
tidak ada darah, tidak ada nyeri, tidak ada rasa panas, dan tidak ada rasa tidak tuntas saat
berkemih.
Riwayat BAB:
Sehari – hari BAB pasien lancar, 1 - 2 kali sehari, kadang – kadang dengan konsistensi sedikit
keras, warna kecoklatan, tidak ada darah, tidak ada lendir, dan kadang terasa nyeri. 1 minggu
yang lalu pasien mengaku sulit BAB dan perlu mengedan setiap kali akan BAB, kemudian
diberikan obat dulcolax, setelah mengkonsumsi obat dulcolax keluhan sulit BAB sudah tidak
dialami pasien lagi.
GENOGRAM
Sumber : Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. 2003. [cited22 May 2018]. Available
from: http://hyper.ahajournals.org/content/hypertensionaha/42/6/1206.full.pdf
Skala Nyeri : 0
Sumber : Lucile Packard Children’s Hospital Heart Center. Comparative pain scale
[updated 2014 May; cited 2018 May 22]. Available from
:http://www.pudendal.info/info/documents/ComparativePainScale.htm
STATUS INTERNUS:
Kepala : Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut warna hitam
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak tampak kelainan kulit
kepala
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 17 September – 20 Oktober 2018
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Muhammad Zaki Pradana (406171043)
Mata :
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Xantelasma (-) Xantelasma (-)
Konjungtiva Anemis (-) Anemis (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Kornea Jernih Jernih
Arcus senilis (+) Arcus senilis (+)
Refleks kornea (+) Refleks kornea (+)
Pupil Bulat, isokor, 3 mm Bulat, isokor, 3 mm
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)
Lensa Jernih Jernih
Visus 6/21 6/15
Lapang pandang Normal Normal
Retina Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga :
AD AS
Bentuk Normotia Normotia
Daun telinga Fistel preaurikuler (-) Fistel preaurikuler (-)
Fistel retroaurikuler (-) Fistel retroaurikuler (-)
Abses mastoiditis (-) Abses mastoiditis (-)
Nyeri tekan tragus (-) Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tarik aurikuler (-) Nyeri tarik aurikuler (-)
Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi, mukosa tidak
hiperemis, tidak ada sekret
Mulut : Bentuk simetris, perioral sianosis (-), mukosa hiperemis (-), atrofi
papil lidah (-), lidah kotor (-), uvula di tengah, faring hiperemis (-),
tonsil T1-T1 tidak hiperemis
Gigi : 87654321 12345678 Missing teeth
87654321 12345678
Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Pulmo
Inspeksi : pergerakan dinding kedua dada simetris, tipe pernafasan
thorakoabdominal.
Palpasi : stem fremitus kanan kiri depan belakang sama kuat
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru hepar ICS V MCL dextra
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra, tidak
ada thrill.
Perkusi : redup
STATUS NEUROLOGIS
Fungsi Luhur
o Orientasi : Orientasi tempat, waktu, orang baik
o Gangguan bicara dan bahasa : normal, tidak ditemukan adanya afasia motorik atau
sensorik
o Daya ingat : Baik
Tanda Rangsang Meningeal
o Kaku kuduk : negatif
o Brudzinsky I : negatif
o Brudzinsky II : negatif
o Brudzinsky III : negatif
o Brudzinsky IV : negatif
o Kernig : >135°/>135°
o Laseque : >75°/>75
Saraf Kranialis
PEMERIKSAAN DEXTRA SINISTRA
Nervus Olfactorius (N. I)
Daya penghidu Normosmia Normosmia
Nervus Opticus (N. II)
Visus 6/21 6/15
Lapang pandang normal normal
Funduskopi tidak dilakukan tidak dilakukan
Nervus Occulomotorius (N. III)
Pemeriksaan Motorik
o Trofi otot : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
o Tonus otot : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
o Kekuatan : 5555 4444
5555 5555
Kesimpulan: ditemukan bradikinesia, resting tremor, bent posture, cogwheel phenomenom, dan
instability postural. Kekuatan motorik sinistra superior menurun dan reflek biceps dan triceps
sinistra superior meningkat
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
Penampilan
Pasien adalah seorang wanita berusia 57 tahun, tampak sesuai dengan usia,
berperawakan pendek, kulit sawo matang, dan rambut pendek hitam tertata rapih.
Kebersihan diri baik. Cara berpakaian bersih dan rapi. Pasien memakai baju daster
rumahan santai berbahan katun bermotif batik warna oranye dan menggunakan sandal
jepit.
Pembicaraan
Pasien berbicara dengan suara yang jelas. Kata-kata serta kalimat dilontarkan dengan
jelas tetapi agak pelan. Bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari adalah
bahasa Indonesia. Tata bahasa dan pilihan kata-kata pasien baik. Pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan asosiasi baik, tidak bertele-tele, dan tidak membingungkan.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif selama diperiksa, ramah, mengatakan hal-hal yang dapat
dipercaya, tidak ragu-ragu, ekspresif, dan bersahabat.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien duduk dengan tenang selama percakapan dan pemeriksaan berlangsung. Pasien
tidak gelisah dan tidak menunjukkan gerakan yang tidak biasa. Terdapat kontak mata
dengan pemeriksa saat berbicara. Pasien cukup terbuka serta bersemangat untuk
menceritakan dan menjawab pertanyaan yang diberikan.
b. Keadaan Mood, Afektif dan Keserasian
Mood : depresi
Afek : tumpul
Keserasian : Serasi
c. Gangguan Persepsi dan Kognitif
Isi Pikir
e. Pengendalian Impuls
Pasien tenang, sopan, dan tidak agresif selama pemeriksaan.
f. Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan
Sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Orientasi
o Waktu : baik, pasien dapat menyebutkan hari tanggal serta jam pemeriksaan
saat itu.
o Tempat : baik, pasien mengetahui tempat dirinya berada sekarang.
o Orang : baik, pasien mengetahui dan mengenal pemeriksa dan nama penghuni
panti yang lain.
Atensi
Pengalihan, pemusatan dan mempertahankan perhatian baik.
Memori
o Jangka panjang : baik, pasien dapat menceritakan tentang masa
lalunya seperti tempat pasien sekolah dan bekerja.
o Jangka sedang : baik, pasien ingat beberapa hari yang lalu pasien
berjanji akan diperiksa.
o Jangka pendek : baik, pasien masih ingat sarapan pagi yang sudah
dimakan.
o Segera : baik, pasien dapat menyebutkan kata yang baru saja
disebutkan.
Daya Konsentrasi dan Kalkulasi : Baik
Kemampuan Baca dan Tulis : Baik, pasien dapat membaca pesan dengan baik serta
menuliskan obat-obatan yang pasien konsumsi selama ini.
Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan jam bulat, lengkap dengan semua angka, serta
menempatkan jarumnya sesuai.
Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat menyebutkan 3 perbedaan jam dinding dan pena.
Intelegensi dan Kemampuan Informasi
Baik, pasien dapat menyebutkan nama presiden Indonesia saat ini.
Bahasa
SINDROM GERIATRI
a. Immobility : tidak ada
b. Instability : ada
c. Incontinence (urinary & alvi) : tidak ada
d. Intellectual impairment : tidak ada
e. Infection (Pneumonia, etc) : tidak ada
f. Impairment of hearing & vision : tidak ada
g. Impaction (constipation) : tidak ada
h. Isolation (depression) : ada
i. Inanition (malnutrition) : tidak ada
j. Impecunity (poverty) : tidak ada
k. Iatrogenic : tidak ada
l. Insomnia : ada
m. Immune deficiency : tidak ada
JUMLAH 30 28
Instruksi: Pasien diminta membuat jam dinding bulat lengkap dengan angka-angkanya, lalu
menggambarkan jarum jam yang menunjukkan pukul tiga kurang sepuluh menit.
Komponen yang dinilai Nilai
Menggambar lingkaran yang tertutup 1
Meletakan angka – angka dalam posisi yang benar 1
Ke – 12 angka komplit 1
Meletakan jarum-jarum jam dalam posisi yang tepat 1
Total nilai 4
STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL) RSCM
Fungsi Nilai Keterangan
1. Mengontrol BAB 0 Inkontinensia
1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
2. Mengontrol BAK 0 Inkontinensia
1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
3. Membersihkan diri (lap 0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat 1 Mandiri
gigi)
4. Toileting 0 Tergantung pertolongan orang lain
1 Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas
tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa
2 aktivitas
Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makanan
2 Mandiri
6. Berpindah tempat dari tidur 0 Tidak mampu
ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7. Mobilisasi atau berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan orang lain atau
walker
3 Mandiri
8. Berpakaian 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu
2 Mandiri
5. Menurut Bapak/Ibu seberapa terlihatkah oleh orang lain masalah tidur yang mempengaruhi
kualitas hidup Bapak/Ibu?
Sama sekali tidak terlihat Sedikit Cukup Sangat Luar biasa terlihat
0 1 2 3 4
Telah dilakukan validasi oleh dr. N. SaelanTadjudin, Sp.KJ dan Citra Dewi dari Fakultas
KedokteranUniversitasTarumanagara 2016. Used via courtesy of www.myhealth.va.gov with permission from
Charles M. Morin, Ph.D., Université Laval .
References
1. Vellas B, Villars H, Abellan G, et al. Overview of the MNA® - Its History and Challenges. J Nutr Health Aging. 2006;10:456-465.
2. Rubenstein LZ, Harker JO, Salva A, Guigoz Y, Vellas B. Screening for Undernutrition in Geriatric Practice: Developing the Short-Form Mini
Nutritional Assessment (MNA-SF). J. Geront. 2001; 56A: M366-377
3. Guigoz Y. The Mini-Nutritional Assessment (MNA®) Review of the Literature - What does it tell us? J Nutr Health Aging. 2006; 10:466-487.
4. Kaiser MJ, Bauer JM, Ramsch C, et al. Validation of the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA®-SF): A practical tool for
identification of nutritional status. J Nutr Health Aging. 2009; 13:782-788.
® Société des Produits Nestlé, S.A., Vevey, Switzerland, Trademark Owners
© Nestlé, 1994, Revision 2009. N67200 12/99 10M
ANALISIS GIZI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah Pemeriksaan tanggal :5-7-2018 (Prodia)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13,6 g/dl 11.7-15.5
Kimia
Glukosa puasa 91 mg/dL <100
HbA1c 5.4 % <5.7
Kolestrol total 266 mg/dL <200
Kolestrol LDL 189 mg/dL <100
Kolestrol HDL 37 mg/dL ≥40
Trigliserida 321 mg/dL <150
Kesan : dyslipidemia
RESUME
dan tungkainya berat. Selain itu pasien juga mengeluh kaki dan tangannya gemetar terutama
tangan yang sebelah kanan. Keluhan gemetar timbul perlahan dan semakin berat, keluhan
gemetar timbul terutama saat pasien tidak melakukan aktivitas apapun.
Selain itu pasien juga mengatakan kesulitan untuk memulai tidur, keluhan ini sudah
dirasakan sekitar 2 minggu terakhir, pasien juga mengeluhkan sulit untuk mempertahankan
tidurnya dan mudah terbangun sekitar 4- 5 kali dalam semalam karena berbagai alasan.
Semenjak dirawat di Bethesda pasien bangun lebih dari cepat biasanya sekitar pukul 3.00 wib
atau 4.00 wib, pasien kurang puas dengan kualitas tidurnya saat ini dan merasa khawatir kualitas
tidurnya akan mempengaruhi kualitas hidupnya.
Selain keluhan kaku dan gemetar, pasien terkadang merasa sedih dan menangis karena
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, semenjak keluhan kaku dan gemetar memberat,
pasien merasa khawatir apabila mengikuti kegiataan keagamaan sehingga pasien jarang
mengikuti kegiataan keagamaan di panti hal ini membuat pasien merasa sedih. Pasien juga
terkadang merasa bosan dan tidak berdaya menjalani hari demi hari hanya di ruang bethesda.
Selain itu pasien juga merasa takut merepotkan orang banyak dan berpikir orang lain lebih baik
keadaanya daripada pasien. Namun pasien masih bersyukur atas Tuhan berikan dengan kondisi
sekarang ini.
Selain itu pasien juga mengeluh frekuensi BAK nya lebih sering dalam 3 minggu
terakhir, pasien mengatakan pada saat ini frekuensi BAK bisa lebih dari 10x pada siang hari, dan
3-4 kali perhari dengan volume yang lebih sedikit setiap kali BAK. Tidak ada keluhan nyeri saat
BAK, terasa panas (-), darah di air kemih (-), dan air kemih berwarna kuning jernih.
Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas namun belum diberikan terapi karena
pasien menganggap bahwa keluhan tersebut merupakan efek dari obat parkinsonnya.
Pasien memiliki riwayat stroke non hemoragik dextra pada tahun 2013 dan sempat
dirawat di rumah sakit beberapa hari. Sekarang pasien merasa sudah sembuh dan tidak ada
anggota tubuh yang mengalami kelemahan. Setelah terkena stroke, 6 bulan kemudian pasien
terdiagnosis dengan Parkinson. Yang memberitahu pasien mengenai parkinson adalah dr Aswin
rumawas sp.S yang merupakan teman satu gereja pasien. Oleh karena itu disarankan untuk
masuk ke PWK Hana karena keinginan pasien sendiri karena pasien merasa tidak ada yang
mengurusi beliau. Pasien masuk ke PWK Hana dibantu oleh teman satu gereja yang menurut
pasien merupakan salah satu pengurus PWK Hana sehingga pasien masuk ke PWK Hana pada
tahun 2015.
Pasien juga memiliki riwayat jatuh dari motor pada tahun 1986 tetapi tidak pernah
diperiksakan dan hanya mengalami beberapa luka lecet dan memar di kaki dan tangan nya.
Selain itu pasien juga memiliki riwayat DVT pada kedua kaki sejak September tahun 2017 yang
lalu dan sudah dibawa ke dokter spesialis bedah vaskuler dan juga sudah diberikan terapi.
Awalnya pasien menggunakan beberapa salep namun belum ada perbaikan. Setelah
menggunakan salep mebo keluhan pasien berkurang. Pasien mengatakan warna kehitaman pada
kakinya sudah jauh membaik dan keluhan bengkak dan nyeri sudah tidak dikeluhkan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lingkar perut 70 cm, tinggi badan 151,12 cm, berat
badan 55 kg, IMT 24,12 kg/m2 (overweight). Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan dalam
batas normal, VAS 0. Pada pemeriksaan mata ditemukan arcus senilis (+/+), VOD 6/21, VOS
6/15. Pada pemeriksaan neurologi ditemukan cogwheel phenomenom,bent posture, bradikesia,
instability postural, masking face (+), meningkatnya refleks bicep dan tricep sinistra. Pada
pemeriksaan status mental didapatkan mood depresi afek tumpul. Pada pasien ditemukan
sindrom geriatrik yaitu instability,insomnia dan isolation.
Pada penilaian comprehensive geriatric assessment, kuisioner Geriatric Depression Scale
didapatkan skor 7 (depresi ringan), status fungsional Indeks ADL Barthel RSCM skor 17
(ketergantungan ringan), dan penilaian nutrisi Mini Nutritional Assessment skor 11 (beresiko
malnutrisi), Insomnia Severity Index 12 (insomnia ringan). Dari pemeriksaan fisik didapatkan
lesi plakat hiperpigmentasi dengan likenifikasi pada regio malleolus medial bilateral dan dorsum
pedis bilateral.
.
PERMASALAHAN
Biologi
o Kaku dan tremor pada kedua kaki dan tangan
Psikososial
o Terkadang sedih atas penyakit yang diderita
Lingkungan
o -
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa utama dan DD/ : Parkinson disease
Diagnosa tambahan :
Hemipharese sinistra Post stroke non hemoragik
Dislipidemia
Hiperpigmentasi bilateral Post Deep Vein Thrombosis (DVT)
Missing teeth M2 kiri atas
2. Parkinson disease
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 17 September – 20 Oktober 2018
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Muhammad Zaki Pradana (406171043)
4. Insomnia ringan
Terapi saat ini :
Farmakologis :
Non farmakologis :
Usul :
Farmakologis :-
Non-farmakologis : Cognitive behavioral therapy
Melatih sleep hygiene
o Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur
o Jangan membaca, menulis, makan, menonton TV diatas tempat tidur
o Bangun tidur tiap hari pada jam yang tetap
o Hindari terlalu sering tidur siang jika perlu, buat hanya< 1 jam dan hindari
tidur siang setelah jam 3 sore,
o Hindari aktivitas yang berat, berdiskusi atau menbicarakan tentang keuangan ,
diskusi masalah yang membuat stress sebelum tidur
o Jangan teralu lapar maupun terlalu kenyang saat akan tidur
o Mendengarkan instrumental musik pengantar tidur
TERAPI RUTIN
Nama obat Pagi Siang Malam
Levazide (Levodopa 100 mg & 2 2 1
Benserazide Hcl 25 mg) tab
Sifrol ( Pramipexole Dihidroklorida) 1 1 0
0,25 mg
Atrovastatin 0 0 1
Thromboaspilet 1 0 0
Methylcobalamin 500mcg 0 1 0
Riklona 2mg tab ¼ 0 0
Injeksi neurosanbe 3x/ minggu
PROGNOSIS
o Ad vitam : Dubia ad malam (Parkinson dapat menyebabkan
postural instability yang bisa menyebabkan oma jatuh
selain itu oma mempunyai riwayat stroke dan DVT)
o Ad functionam : Malam (penyakit Parkinson oma saat ini menyebabkan
oma tidak dapat beraktivitas dengan maksimal)
o Ad sanationam : Malam (Parkinson tidak dapat sembuh)