Susayang
Susayang
Dosen Pembimbing :
Oleh:
Golongan / Kelompok : B / 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan :
METODE PELAKSANAAN
2.1.1 Alat :
1. Cawan uji
2. Viscometer
3. PH-meter
4. Kertas HVS
5. Thermometer Makanan
6. Stopwatch
7. Tabung Reaksi
8. Tissue
9. Penangas air
10. Panci
11. Kaca
12. Gelas
2.1.2 Bahan :
1. Susu Segar
2. Susu UHT
3. Susu Pasteurisasi
4. Susu Bubuk
5. Susu Kental Manis
6. Yogurt Padat dan Drink
7. Keju
8. Alcohol 70%
9. Aquades
2.2 Prosedur Kerja
Melakukan uji aroma, rasa, serta tekstur dengan cara menuangkan sampel bahan
dalam cawan uji, dan mengamati sampel dengan cara mencicipi sampel serta menghirup
aroma yang ada pada sampel serta mengamati bentuk teksturnya.
Melakukan uji titik didih dengan cara menyiapkan sampel sebanyak 100ml
kedalam panic kemudian panaskan sampel sampai mendidih dan diukur sushunya saat
sampel mendidih, kemudian catat hasil termoter sebagai hasil titik didih smapel.
Melakukan uji PH dengan cara menyiapkan sampel pada gelas serta menyiapkan
PH mete, saat mau menguji bilas elektroda dengan aquades kemudian dikeringkan dengan
tissue, setelahnya dimasukkan kedalam sampel yang diuji serta biarkan sesaat sampai
skala pembacanya stabil, kemudian catat hasil PH yang telah diamati.
Melakukan uji alcohol dengan cara mengambil 2ml sampel dan dimasukkan
dalam tabung reaksi serta ditambhkan 2ml alcohol 70% dan menutup tabung reaksi,
memutar balik sebanyak 3 kali tabung reaksinya secara perlahan apabila terjad koagulasi
maka akan terlihat penggumpalan pada permukaan tabung reaksi, sampel yang memiliki
gumpalan dicatat positif terhadap uji alcohol (sampel berkualitas rendah).
HASIL PRAKTIKUM
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8
Warna Putih Putih Putih Putih Putih Kuning Putih Putih
kekuningan kecoklatan kekuningan kekuningan
Aroma Amis Gurih Khas susu Manis Gurih Gurih Asam Gurih
Rasa Gurih Hambar Gurih Manis Hambar Asin Asam Asam
Tekstur Agak kental Encer Encer Kental Lembut Pekat Lembut Encer
Kelengketa Sedang Lemah Tidak Kuat - - - -
n
Viskositas 9 detik 10,83 8 detik - - - - -
detik
Titik Didih 100,2 °C 100,18°C 103°C - - - - -
pH 6,64 6,30 6,15 - - - 3,41 3,25
Uji Alkohol positif negatif negatif - - - - -
3.2 Tabel pengamatan kelompok 3 (1,3,5,7) dan kelompok 4 (2,4,6,8)
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8
Warna Putih Putih Putih Putih Putih Kuning Putih Putih
kekuningan kecoklatan kekuningan kekuningan
Aroma Amis Gurih Khas susu Manis Gurih Gurih Asam Gurih
Rasa Gurih Hambar Gurih Manis Hambar Asin Asam Asam
Tekstur Agak kental Encer Encer Kental Lembut Pekat Lembut Encer
Kelengketan Sedang Lemah Tidak Kuat - - - -
Viskositas 9 detik 10,83 8 detik - - - - -
detik
Titik Didih 100,2 °C 100,18°C 103°C - - - - -
pH 6,64 5,54 6,15 - - - 3,41 3,17
Uji Alkohol positif negatif negatif - - - - -
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan diperoleh data untuk susu segar
memiliki warna putih kekuningan, beraoma manis, rasanya gurih, memiliki tekstur agak
kental, kelengketannya sedang, dalam uji viskositas membutuhkan waktu 9 detik dan uji
titik didih mencapai suhu 100,2 C . Memiliki pH 6,64 dan pada saat uji alkohol positif
menggumpal. Untuk susu pasteurisasi memiliki warna putih, beraoma gurih, rasanya
hambar, memiliki tekstur encer, kelengketannya lemah, dalam uji viskositas
membutuhkan waktu 10,83 detik dan uji titik didih mencapai suhu 100,18 C . Memiliki
Ph 6,30 dan pada saat uji alcohol hasilnya negatif/ tidak menggumpal. Untuk susu UHT
memiliki warna putih kecoklatan, beraoma khas susu, rasanya gurih, memiliki tekstur
encer, tidak memiliki daya lengket, dalam uji viskositas membutuhkan waktu 8 detik dan
uji titik didih mencapai suhu 100,3 C . Memiliki Ph 6,15 dan pada saat uji alcohol negatif
/ tidak menggumpal.
Untuk susu kental manis memiliki warna putih kekuningan, beraoma manis,
rasanya manis, memiliki tekstur kental, kelengketannya kuat. Untuk susu bubuk memiliki
warna putih kekuningan, beraoma gurih, rasanya hambar, memiliki tekstur lembut. Untuk
keju memiliki warna kuning, beraoma gurih, rasanya asin, memiliki tekstur pekat. Untuk
yogurt memiliki warna putih, beraoma asam, rasanya asam, memiliki tekstur lembut.
Untuk yogurt drink memiliki warna putih, beraoma gurih, rasanya asam, memiliki tekstur
encer.
Susu yang normal berwarna putih kebirubiruan hingga agak kuning kecokelatan.
Warna putih pada susu, serta penampakannya adalah akibat penyebaran butiran-butiran
koloid lemak, kalsium kaseinat dan kalsium fosfat. Sedangkan bahan utama yang
memberikan warna kekuningan adalah karoten dan ribofl avin. Jenis makanannya dapat
juga mempengaruhi warna susu (Buckle dkk, 2009).
Terdapat beberapa nutrisi yang terpengaruh akibat proses yang dilalui, misalnya
protein dan vitamin.
Pengaruh pada Protein : Proses pengolahan dengan pemanasan seperti dalam
pasteurisasi, sterilisasi, pemekatan, dan pengeringan dapat mengubah struktur 2°,3°, 4°,
atau mengubah 1° protein. Pengaruh pertama, yang menyebabkan pembukaan lipatan
protein, sebenarnya dapat meningkatkan nilai hayati protein karena ikatan peptida
menjadi lebih dapat dimasuki oleh enzim pencerna.
Pengaruh pada Vitamin : Vitamin larut lemak dalam susu seperti vitamin A (juga
karoten), D, dan E serya vitamin larut air, riboflavin, asam pantotenat, biotin, dan asam
nikotinat cukup stabil. Karena itu vitamin-vitamin ini tidak mengalami kehilangan yang
terdeteksi selama pasteurisasi atau sterilisasi UHT. Akan tetapi, tiamin, B6, B12, asam
folat dan askorbat (vitamin C) lebih rentan terhadap panas dan/atau penguraian oksidatif.
Vitamin C, B12, dan asam folat secara khusus rentan terhadap penguraian oksidatif
selama proses dan penyimpanan. Proses oksidasi pertama dari vitamin C
(dehidroaskorbat, memiliki aktivitas vitamin C) sangat peka terhadap panas, sedangkan
askorbat cukup stabil terhadap panas.
Pada produk pengolahan susu penulis membuat produk olahan dodol susu dengan
susu yang ditambahkan gula, tepung ketan, tepung tapioka, dan santan yang melalui
proses pemanasan pada susu segar. Dodol susu memiliki teknik pengolahan yang mudah
serta diminati semua kalangan. Karena dodol susu memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan tubuh.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam karakteristik susu memiliki banyak perbedaan antara susu segar, susu
UHT, susu pasteurisasi, susu bubuk, yogurt padat, yogurt drink, keju, dan susu kental
manis. Karena terdapat perbedaan dalam pengolahannya sehingga kandungan gizi yang
terdapat pada sampel juga berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu, waktu pengolahan, cara penyimpanan, serta kemasan yang digunakan. Susu segar
memiliki batas waktu penyimpanan yang lebih sedikit daripada jenis susu lain yang sudah
mengalami proses pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Medium Veterinus.2013.Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi
Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional. Denpasar 2(4) : 437-444
Achmad Irdam dan Hermiyeti.2014. Analisis Produksi dan Konsumsi Susu di Indonesia.
Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKP). Jakarta