Anda di halaman 1dari 24

KESADAHAN AIR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya yang paling penting dalam


kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya
jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan
kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air
dirasa semakin terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi
kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas
lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran,
penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain.
Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk
hidup, zat, dan energi dalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan
itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan
membuat air tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
Kesadahan air merupakan kandungan mineral-mineral
tertentu dalam air yang umumnya mengandung ion kalsium (Ca)
dan ion magnesium (Mg) dalam suatu garam karbonat.Air sadah
mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya
hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun
membentuk endapan sehingga mengakibatkan sifat detergen
hilang.Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup.
Tanpa air, manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam
mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak
larut serta mengandung mikroorganisme.
Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada
dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air.
Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan
yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya
kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

dikhawatirkan pipa tersebut akan meledak, dan jika terjadi


peledakan akan dapat menyebabkan polusi udara yang bisa
menurunkan kualitas lingkungan dan lingkungan tidak bisa
berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk itu perlu dilakukan
pengujian kesadahan. Manfaat penentuan atau pengujian
kesadahan adalah untuk mengetahui tingkat kesadahan air, dan
untuk dapat menentukan kesadahan air yaitu dengan metode
volumetri (kompleksometri).
Kompleksometri adalah suatu pembentukan ion-ion
kompleks antara bahan yang akan dianalisis dan titran. Dalam
percobaan ini digunakan garam natrium etilen diamin tetra asetat
(EDTA) sebagai titran untuk menentukan ion – ion logam. Garam ini
dapat membentuk pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan.
Oleh karena itu pada pH 10 larutan berubah menjadi biru yaitu
disaat jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran,
sama (ekivalen) dengan jumlah ion kesadahan dalam contoh, dan
molekul indicator terlepas dari ion kesadahan. Indikator Eriochrome
Black T (EBT) adalah sejenis indicator yang berwarna merah muda
bila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ion
magnesium dengan pH 10,0 + 0,1.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu menentukan
kesadahan air dengan metode volumetri (kompleksometri).
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk :
1. Mengetahui kesadahan suatu sumber air.
2. Mengetahui reaksi – reaksi kompleksometri.
3. Menentukan titik akhir suatu titrasi.
4. Menentukan kadar kalsium dan magnesium dalam air.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Air merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang


dapat melarutkan zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan dan banyak macam molekul organik.
Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air adalah
CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan
sebagainya. Dimana air yang banyak mengandung ion-ion kalsium
dan magnesium dikenal sebagai air sadah(Daud,2007).
Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam
kalsium dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karena
ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat
pada sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih.
Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut
dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan atau precipitation yang kemudian
melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras(Daud, 2007).
Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar
ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk
memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal
ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap
dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa
tersebut akan meledak, dan jika terjadi peledakan akan dapat
menyebabkan polusi udara yang bisa menurunkan kualitas lingkungan
dan lingkungan tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk itu
perlu dilakukan pengujian kesadahan. Manfaat penentuan atau
pengujian kesadahan adalah untuk mengetahui tingkat kesadahan air,
dan untuk dapat menentukan kesadahan digunakan metode Titrasi
EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat)(Daud, 2007).

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di


dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air
dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat (Ihsan, 2011).
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air
berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi
tidak akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah adalah karena
adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak)
seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil(Ihsan, 2011).
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium
dikenal sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai
mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun
membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh
karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut
dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari
larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi
kerak.Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat
menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa
dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah
tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk
gmpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industry, kesadahan air
yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat


kimia(Ihsan, 2011).
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca 2+ dan
Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai
sifat/karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion
Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Jenis Kesadahan
Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut (Ginoest,
2010):
1. Kesadahan sementara
Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang
mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut
mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau
magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2) Air yang mengandung ion
atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara
karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air,
sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.
Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan
mengendap pada dasar ketel
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3
(endapan)
Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) +
MgCO3 (endapan)
2. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung
anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl -, NO3-
dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa
kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat
(CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

(Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang


mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap,
karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara
pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan,
harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan
air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan
larutan soda- kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan
magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium
karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida
(padatan/endapan) dalam air (Mifbahudin, 2010).
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) +
2NaCl (larut)
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) +
Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) +
CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4
(larut)
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar
dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan
bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total
kadar alkali disebut kesadahan karbonat; apabila kadar
kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-karbonat. Ketika
kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari
kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah
kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada.
Kesadahan mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

liter, bergantung kepada sumber dan perlakuan dimana air telah


subjeknya(Ginoest, 2010).
Metode Penentuan Kesadahan
Metode yang dapat dilakukan untuk penentuan
kesadahan adalah metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene
Tetra Asetat). EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan
rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2. Merupakan
suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan
untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA
mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua gugus amina.
EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan Mn (II), Cu
(II), Fe (III), dan Co (III) (Ginoest, 2010).
EDTA merupakan senyawa yang mudah larut dalam air,
serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam
penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam
air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu (Mifbahudin,2010).
Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan
melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan
indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Titrasi
kompleks meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.
Persyaratan yang mendasari terbentuknya kompleks adalah
tingkat kelarutan yang tinggi (Mifbahudin, 2010).
EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina
tetraasetat, mengandung atom oksigen dan nitrogen yang efektif
dalam membentuk kompleks yang stabil dengan logam lain yang
berbeda. EDTA adalah ligan yang dapat berkoordinasi dengan
satu ion logam melalui dua nitrogen dan satu oksigennya. EDTA
juga dapat berlaku sebagai ligan kudentat dan konsidentat yang

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

membebaskan satu atau dua gugus oksigen dari reaksi yang


kuat dengan logam lain (Ihsan, 2011).
EDTA membentuk satu kompleks kelat yang dapat larut
ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation
logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Black Tea atau
Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium
dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1, larutan
menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai
satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu
kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah
manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah
muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir dari
titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu
titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks
garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan
buffer (Mifbahudin, 2010).
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan
titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator
Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2
akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh
Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas
dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT
yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga
digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan
Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan (Ginoest, 2010).
Standar Jenis Kesadahan
Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak
kurang dan tidak juga berlebih maka perlu diterapkan standar
suatu air dikatakan sadah atau berlebih kesadahannya. Standar
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10 derajat


Jerman. Apabila kurang dari 5 derajat Jerman maka air akan
terasa lunak dan sebaliknya. Jika dalam air mengandung lebih
dari 10 derajat Jerman maka akan merugikan bagi manusia
(Resthy, 2011).
Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk
membedakan mana air yang tingkat kesadahannya tinggi.
Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan apa yang
ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati kerak yang
ditimbulkan air pada dasar panci memberikan sedikit
pemahaman pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu
tingkat kesadahannya tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat
kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air yang dikonsumsinya
tingkat kesadahannya masih tergolong rendah (Resthy, 2011).
Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki
air. Kesadahan air disebabkan adanya ion – ion Ca2+ dan Mg2+.
Berdasarkan Standar kesadahan menurut PERMENKES RI,
2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan
yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka
harus diturunkan (pelunakan) (Resthy, 2011).
Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa air yang
dikatakan sadah adalah air yang mengandung garam mineral
khususnya CaCO3 sekitar 120-180 ppm menurut WHO,
sedangkan menurut Merck air dikatakan sadah jika mengandung
320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD, menurut EPA air yag
dikatakan sadah jika mengandung CaCO3 sekitar 150-300 ppm,
dan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum
kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.
Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan
(pelunakan) (Resthy, 2011).
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

Dampak dari Kesadahan Air yang Kurang dan yang Berlebih


Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan
terasa lunak atau hambar karena tidak mengandung garam-
garam mineral sehingga akan mengurangi selera dalam
mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air kandungan
kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak
mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan
dampak yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa
perlu untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan
jika kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya
tinggi (Resthy, 2011).
Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur
mempunyai kecenderungan menyebabkan korosi pada pipa.
Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang banyak atau
tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya
kerak-kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan
pipa, sehingga memperkecil debit aliran air. Dalam rumah tangga
hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada dinding
peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan
bakar yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun
yang semakin tinggi (Resthy, 2011).
Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu
melewati batas 10 derajat Jerman maka akan menyebabkan,
antara lain (Resthy, 2011):
a. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat
dari logam;
b. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;
c. Pipa air menjadi terumbat;
d. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air
bersih.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan


tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi
dalam jangka panjang, hal tersebut dapat menimbulkan
osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia. Air sadah
dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat
pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan
sabun di rumah tangga, selain itu air sadah dapat membentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri,
kesadahan air yang digunakan diawasi ketat untuk mencegah
kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan
beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan resin
pertukaran ion (Resthy, 2011).
Air sadah membawa dampak negatif, yaitu (Resthy,
2011):
1. Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan
kimiawi antara kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat
detergen sabun hilang dan pemakaian sabun menjadi lebih
boros;
2. Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-
katup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada
dinding atau katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel
air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar.
2.2 Prosedur Kerja (Anonim 2018, Hal 41)
1. Pembuatan Larutan
a. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M
- Larutan 2,723 garam natrium EDTA dengan air suling dalam
labu ukur 1000 mL.
- Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera alat,
sehingga 1 mL laeutan EDTA 0,01 M setara dengan 0,4008
mg Ca atau 1,0008 mg CaCO3.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

b. Larutan buffer (penahan) pH = 10,0


Larutan 1,179 g garam dinatrium EDTA p.a dan 780 mg
MgSO4.7H2O atau 644 mg MgCl2.6H2O dalam 50 mL air suling.
Tambahkan 16,9 g NH4Cl dan 143 mL kocok dan encerkan
dengan air suling hingga 250 mL, simpan dan tutup dengan baik.
NH4OH pekat yang berada dalam labu ukur 250 mL. simpan dan
tutup dengan baik.
c. Pembuatan indikator
1. Campurkan 200 mg EBT dengan 100 g NaCl kering dan
digerus sampai halus. Simpan dalam botol tutup dengan baik.
2. Mureksid
Campurkan 250 mg mureksid dengan 100 g NaCl kering
kemudian digerus sampai halus dan simpan dalam botol dan
simpan dengan baik.
2. Prosedur Penetapan Kadar Total
a. Ambil 50 mL air contoh masukkan kedalam labu erlenmeyer 250
mL.
b. Tambahkan 1-2 mL larutan penyangga pH 10 dan 50 mg
indikator EBT.
c. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk / kocok
sampai terjadi perubahan warna dari kemerah-merahan menjadi
biru laut
d. Catat mL larutan EDTA yang digunakan
e. Jika larutan EDTA yang diperlukan lebih banyak dari 15 mL,
encerkan contoh dengan air suling dan ulangi percobaannya
hingga kurang dari 15 mL.
3. Prosedur Penetapan Kalsium
a. Ambil 50 mL air contoh masukkan kedalam labu Erlenmeyer 250
mL.
b. Tambahkan larutan NaOH 0,1 N sampai pH 12-13.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

c. Jika terjadi endapan tambahkan larutan KCN 10% 2-3 mL.


d. Tambahkan 5 tetes (50mg) indicator mureksid.
e. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk hingga terjadi
perubahan warna dari merah muda menjadi ungu.
f. Catat mL larutan baku EDTA yang digunakan.
g. Buat dua kali percobaan ini hingga pebedaan tidak lebih dari 0,1
mL.
2.3 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979, hal ; 96)
Nama resmi : AQUADESTILLA
Nama lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18 gram /mol
Rumus stuktur : H ---- O ---- H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2. EDTA (Dirjen POM,1979 ; hal 330)
Nama resmi : ETILEN DIAMIN TETRA ASETAT
Nama lain : EDTA
Rumus Molekul : C10H16N2O8
Berat Molekul : 292,24 g/mol
Rumus Strutur :

Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, tidak berasa


Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Titrasi
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


Kegunaan : Antasidum
3. EBT (Ditjen POM, 1979, hal ; 683)
Nama resmi : ETILEN BIRU TIMOL
Nama lain : EBT BIROKSINAFTOL
Rumus Molekul : C20H12N8NaO2S
Berat Molekul : 461,38 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk kecoklatan


Kelarutan : Larut dalam air panas dan etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. KCN (Dirjen POM,1979, hal; 692)
Nama resmi : POTASSIUM CYANIDE
Nama lain : kalium sianida/potassium sianida
Rumus Molekul : KCN
Berat Molekul : 65,19 g/mol
Rumus Struktur :K–C–N
Pemerian : Serbuk hablur, warna putih, perlahan terurai
di udara
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan : Mudah larut dalam air menbentuk larutan
jernih tidak berwarna
Kegunaan : Zat tambahan
5. Mureksid (Dirjen POM, 1979, hal; 340)
Nama resmi : MUREXIDE
Nama lain : mureksid
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

Rumus Molekul : NH4C8H4N5O6


Berat Molekul : 36,46 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna


Kelarutan : Larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat
Kegunaan : Indikator
6. NaOH (Dirjen POM,1979, hal; 421)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium Hidrosida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40 g/mol
Rumus Struktur : Na – O – H
Pemerian : Batang, butiran, keping,kering, keras, rapuh,
mudah meleleh, alkalis dan korosif.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat penambah

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Yang Digunakan


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu buret,
Erlenmeyer, gelas kimia, pipet tetes, pipet volume, sendok tanduk,
dan statif.
3.2 Bahan Yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air PDAM,
indicator EBT, larutan buffer pH 10, larutan EDTA 0,01 M, larutan KCN
10%, larutan NaOH, dan mureksid.
3.3 Cara Kerja
1. Untuk cara kerja kesadahan total yaitu :
pertama diambil 25 mL contoh air (air PDAM). Dimasukkan
dalam erlenmayer 250 mL, ditambahkan 2-3 mL larutan penyangga
pH 10. Ditambahkan indicator EBT. Dititrasi dengan larutan EDTA
0,01 M. Dicatat volume titrasi.
2. Untuk cara kerja kesadahan kalsium yaitu :
Diambil 25 mL contoh air (air PDAM). Ditambahkan larutan
NaOH 0,1 N sampai pH 12-13. Jika ada endapan, ditambahkan
larutan KCN 10% 2-3 mL. Ditambahkan mureksid secukupnya,
larutan akan berubah warna menjadi pink. Dititrasi dengan larutan
EDTA hingga berubah warna menjadi ungu. Dicatat volume titrasi.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengmatan

Volume Titrasi Perubahan Warna

Sampel Kesadahan Penetapan Kesadahan Penetapan

Total Kalsium Total Kalsium

Air Sumur 1 mL 1 mL Ungu  Biru Pink  Ungu

Air Hujan 1,2 mL 0,8 mL Ungu  Biru Pink  Ungu

Air Laut 1,1 mL 0,4 mL Ungu  Biru Pink  Ungu

Air PDAM 0,7 mL 0,5 mL Ungu  Biru Pink  Ungu

Perhitungan

a. Penetaan kadar kalsium

0,5 x 1,0008 x 0,77 x 1000


Kadar =
50 mL x 0,01

= 77,06

b. Penetapan kesadahan total

0,7 x 1,0008 x 0,77 x 1000


Kadar =
50 mL x 0,01

= 107, 88624

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

4.2 Pembahasan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air
dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana
untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air
lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah,
sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali
busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air
total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari
CaCO3.
Cara kerja pada kesadahan air terbagi menjadi dua yaitu pada
Kesadahan kalsium : Langkah pertama yang dilakukan yaitu siapkan
alat dan bahan kemudian lakukan cara kerja dimana diambil 50 ml air
PDAM, tambahkan larutan NaOH sampai pH 12-13, jika mengendap
tambahkan larutan KCN 10 % 2-3 ml kemudian tambahkan 25 mg
mureksid, kemudian titrasi dengan EDTA 0,01 M, jika selesai catat
volume titranya. Kesadahan total : Langkah pertama yang dilakukan
yaitu siapkan alat dan bahan kemudian lakukan cara kerja dimana
diambil 50 ml PDAM, kemudian ditambahkan 1-2 ml larutan
penyangga pH 10, tambahkan indikator EBT 25 mg, lalu titrasi larutan
EDTA 0,01 M. Jika sudah terjadi perubahan warna catat volume
titranya.
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu Pada percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa, Pada kesadahan total air PDAM dengan
larutan EDTA sebanyak 0,7 ml mengahsilkan warna ungu ke biru dan
mengandung 107,88624 mg/ppm, sedangkan untuk kesadahan
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA
15020180076
KESADAHAN AIR

Kalsiumnya dengan larutan EDTA sebanyak 0,5 ml menghasilkan


warna pink menjadi ungu dan mengandung 77,06 mg/ppm.
Titrasi EDTA menggunakan indikator EBT dan penyangga
dengan pH 10. Tujuan awalnya untuk memelihara agar pH tetap yang
disebabkan ketika ion hidrogen lepas pada proses titrasi yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pH dalam titrasi kompleksiometri.
Kedua mencegah terbentunya endapan logam hidroksida, dengan
demikian,penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk
kompleks tambahan.
Ditambahkan indicator sebagai penanda telah tercapainya titik
akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna pada larutan.
Pada percobaan ini terbentuk senyawa kompleks karena ditambahkan
EDTA yang dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap
dengan sejumlah besar ion logam yang terdapat pada air.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan dalam
menetukan konsentrasi standar pada larutan EDTA, terutama saat
melakukan proses titrasi larutan, seperti: Dalam prosedur bekerja,
terjadi kekurang telitian dalam proses pengukuran, penimbangan,
serta dalam proses pengambilan larutan menggunakan pipet
memberikan sedikit pengaruh terhadap volume yang diukur.
Pembacaan buret tidak konstan dan buret yang bocor mempengaruhi
volume EDTA yang dititrasi sehingga membuat konsentrasi dari EDTA
semakin besar. Penginterpretasian perubahan warna setiap individu
berbeda-beda. Momentum terjadinya perubahan warna pun berbeda
beda, sehingga terjadi kekurang telitian dalam melihat warna yang
menjadi biru.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum yaitu Kesadahan
yang dipengaruhi adanya kandungan garam yang terlarut dari ion-
ion sadah seperti Ca2+,Mg2+,Fe2+. Diperoleh nilai kesadahan
kalsium pada sampel yaitu 77,06. Nilai pada kesadahan total yang
diperoleh yaitu 107,8862 yang menandakan bahwa air sampel
tersebut menunjukkan jenis kesadahan sedang
5.2 Saran
Agar kiranya alat lab dilengkapi dan diperbanyak sehingga
tidak menghambat proses berjalannya praktikum.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, Penuntun Kimia Dasar, Makassar, Universitas Muslim


Indonesia.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia Jakarta.

Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. CV.Healthy


& Makassar : Sanitation .

Ginoest. 2010. Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi


EDT.

Ihsan. 2011. Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan Kesadahan


Total dan Sementara dalam Air .

Mifbakhuddin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media


Filter terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis.
Resthy, 2011. Laporan Akhir Kesadahan. Makassar: Online

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1) Kesadahan Kalsium
Dimasukkan 25 mL contoh air kedalam erlenmayer

Ditambahakan larutan NaOH sampai pH 12-13

Jika ada endapan + larutan KCN 10% 2-3 mL

Ditambahkan 50 mg mureksid

Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M

Dicatat volume titrasi

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

2) Kesadahan Total
Dimasukkan 25 mL contoh air kedalam erlenmayer

Ditambahkan 2-3 mL larutan buffer pH 10

Ditambahkan 50 mg indicator EBT

Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M

Dicatat volume titrasi

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076
KESADAHAN AIR

B. GAMBAR

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU RIRIS JULIANISA


15020180076

Anda mungkin juga menyukai