Anda di halaman 1dari 2

Jawablah pertanyaan dibawah secara singkat, jelas dan padat (jawaban merupakan inti pokok dari

materi yang telah diberikan)!

1. Menurut pendapat kalian apakah tujuan agama hindu sudah sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional?
2. Menurut pendapat kalian bagaimana praktek pembagian catur warna dalam kehidupan di
masyarakat pada era saat ini?berikan contoh nyatanya!
3. Berikan contoh penerapan ajaran filsafat darsana dalam kehidupan sehari-hari serta berikan
penjelasan!
4. Apakah segala kegiatan yang kalian lakukan sudah menerapkan ajaran etika dalam Agama
Hindu Dharma, berikan contoh dan jelaskan!

Jawab :

1. Tujuan agama Hindu yang ingin dicapai dan diwujudkan dalam kehidupan ini adalah pasti,
yaitu berupa Moksa dan Jagathita melalui jalan dharma. Sedangkan tujuan pembangunan
nasional yaitu menciptakan diri yang kurang baik menjadi baik, dan manusia adalah
makhluk Tuhan yang mampu untuk itu sebab mempunyai budi dan daya yang tinggi.
Seutuhnya yang maksudkan adalah mencakup lahir dan batin. Pembangunan lahir adalah
pembangunan pisiknya menjadi sehat dan kuat melalui berbagai bidang pembangunan
yang telah dicanangkan tetap demi tahap baik melalui pembangunan jangka pendek
maupun jangka panjang, pembanguna batin adalah pembangunan mentalnya menjadi sadar
dan bertanggung jawab sebagai manusia makhluk tertinggi, sempurna dan mampu menjadi
subyek dan obyek dalam kehidupannya untuk membangun bangsanya. Jadi, menurut saya
tujuan Agama Hindu dengan tujuan pembangunan nasional tersebut sudah sesuai
karena tujuannya sama-sama ingin membangun masyarakat yang sejahtera lahir
dan batin.

2. Catur warna dibagi menjadi 4 bagian yaitu

a. Brahmana warna adalah individu atau golongan masyarakat yang berkecimpung


dalam bidang kerohanian. Keberadaan golongan ini tidak berdasarkan atas keturunan,
melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan dan memiliki kemampuan untuk
menjalankan tugas itu. Seseorang disebut Brahmana karena ia memiliki kelebihan dalam bidang
Ilmu Pengetahuan kerohanian. Contoh penerapannya yaitu ketika seorang pendeta
memuput upacara adat seperti upacara piodalan disebuah pura
b. Kesatrya warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian dibidangmemimpin bangsa dan negara. Keberadaan golongan ini tidak berdasarkan
atas keturunan, melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan dan memiliki
kemampuan untuk menjalankan tugas itu. Seseorang disebut kesatrya karena ia memiliki
kelebihan dalam bidang Ilmu pengetahuan dan kepemimpinan. Contoh penerapannya yaitu
seorang pemimpin yang memimpin suatu Negara atau disebut dengan presiden, seseorang
yang bekerja melindungi Negara seperti TNI, POLISI, itu disebut dengan kaum ksatria
pada era sekarang ini.
c. Waisya warna adalah individu atau golongan masyarakat yang memiliki keahlian
dibidang pertanian dan perdagangan. Keberadaan golongan ini tidak berdasarkan atas keturunan,
melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan dan memiliki kemampuan untuk menjalankan
tugas-tugas untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Seseorang disebut wesya karena ia
memiliki kelebihan dalam bidang pertanian dan perdagangan. Contoh penerapannya yaitu
seseorang yang bekerja sebagai pedagang, petani, nelayan, yang menangani segala sesuatu
yang bersifat material seperti misalnya makanan, pakaian, harta benda. Mereka
berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok dari kaum brahmana, ksatria dan
sudra.

d. Sudra warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki keahlian
dibidang pelayanan ataumembantu atau mengabdi hanya dengan menggunakan
pengetahuan dan tenaga saja. Keberadaan golongan ini tidak berdasarkan atas keturunan,
melainkan karena ia memiliki kemampuan tenaga yang kuat dan mendapatkan kepercayaan
untuk menjalankan tugas-tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Seseorang disebut sudra karena ia memiliki kelebihan dalam bidang pelayanan ketenagakerjaan.
Contoh penerapannya yaitu seperti seorang pelayan yang membantu kaum brahmana,
ksatria, dan waisya dalam menjalankan tugas mereka masing-masing seperti karyawan,
buruh ataupun pembantu rumah tangga yang intinya mereka bekerja dibawah perintah
ketiga golongan diatasnya.

3. Filsafat Darsana merupakan suatu pandangan tentang kebenaran yang di dalamnya terdiri
dari berbagai pandangan yang setiap pandangan memiliki definisi dan pembenarannya
masing-masing. Di sini, jika seorang tidak memahami arti dari sebuah pandangan maka akan
timbul keraguan dan kebingungan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada
dirinya sendiri dan orang lain. Keraguan-keraguan seperti ini tentunya juga akan terjadi pada
setiap umat Hindu yang mengetahui dan membaca ajaran agama Hindu. Contoh
penerapannya yaitu ketika kita sembahyang kita tahu kita menyembah dan memuja Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi apakah kita tahu seperti apa wujud beliau ? tidak. Hal
ini kembali kepada keyakinan kita sebagai makhluk hidup yang berakhlak tentang
kebenaran dari keberadaan Tuhan. Tentang bagaimana kita memandang ajaran agama
hindu, tentang bagaimana kita membenarkan ajaran tersebut sehingga disana tidak
menimbulkan keraguan dalam diri.

4. Segala kegiatan yang saya lakukan menurut saya dapat dikatakan sudah menerapkan ajaran
etika dalam beragama Hindu, contohnya yaitu dalam dunia perkuliahan saya sudah
menerapkan etika sopan santun seperti sopan saat berbicara dengan dosen, dengan staff
STD maupun dengan warga STD bali yang lain. Sopan santun menurut saya adalah kunci
menuju kesusesan karena dengan kita tahu cara berkomunikasi dengan baik dan benar itu
dapat mengantarkan kita menuju ke jalan yang baik, tahu cara bersopan santun terutama
dengan orang yang lebih tua dari kita dapat dikatakan sudah mengamalkan ajaran agama
hindu dimana kita harus beretika dan selalu ingat sopan santun dimanapun kita berada.

Anda mungkin juga menyukai