A. Konteks Penelitian
selaras dan serasi baik lahir maupun batin. Di dalamnya terkandung makna
Hal ini karena, manusia dibekali akal fikiran yang berguna untuk
membedakan antara yang hak dan yang bathil, baik buruk dan hitam
1
Benny Susestyo, Politik Pendidikan Penguasa, (Yogyakarta: LKIS, 2005), h. 6.
2
Anshori al-Mansur, Cara Mendekatkan Diri Pada Allah, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2000), h.
165.
1
Allah dan kholifah di bumi, guna membangun dunia ini dengan konsep
yang ditetapkan Allah dengan kata lain yang lebih singkat dan sering
digunakan adalah untuk menjadi hamba yang bertaqwa pada Allah SWT.3
kearah yang dicita-citakan. Akan tetapi dalam realita yang terjadi dalam
dalam kesatuan esensial si subjek dengan prilaku dan sikap hidup yang
SWT yang lain. Jika manusia tidak berakhlak maka hilanglah derajat
3
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h.152.
4
Ibrahim Bafadhol, “Pendidikan Akhlak dalam Persektif Islam”, Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. VI, 12 (Juli, 2017), h. 47.
5
Sholeh, “Pendidikan Akhlak dalam Lingkungan Keluarga menurut Imam Ghazali”,
Jurnal al-Thariqah, Vol. I, 1 (Juni, 2016), h. 61.
6
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Akhlak Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya Offset, 2011), h. 8.
2
manusia akan lepas dari kendali nilai-nilai yang seharusnya dijadikan
dengan muda tanpa dipikirkan untung ruginya. Dari definisi itu jelas
bahwa akhlak itu bukanlah perbuatan, tetapi keadaan ruhani yang menjadi
sumber lahirnya perbuatan. Tingkah laku yang baik disebut sopan santun,
tetapi tidak semua orang yang memiliki sopan santun itu berakhlak baik.
suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
7
Enok Rohayati, “Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan Akhlak”, Jurnal Ta’dir, Vol.
XVI, 1 (Juni, 2011), h. 100.
8
Amin Syukur, Akhlak Tasawuf, (Solo: Madina, 2010), h. 132.
3
Kitab Washoya al-Aba lil Abna merupakan kitab yang di dalamnya
pemula. Dimana kitab yang dikarang oleh Syaikh Muhammad Syakir ini
kepadanya tentang tata cara bertingkah laku, maka diharapkan apa yang
akhlak al karima, maka penulis berasumsi bahwa kitab Washoya al-Aba lil
Abna terdapat aspek pendidikan akhlak yang sangat menarik untuk dikaji
secara mendalam. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti,
lil Abna (Studi Kasus pada Siswa Kelas II Tsanawiyah Madrasah Diniyah
B. Fokus Penelitian
target yang ingin penulis teliti dan untuk memudahkan dalam memilih
4
datang yang terkumpul di lapangan, maka penulis menetapkan fokus
Tsanawiyah ?
C. Tujuan Penelitian
kelas II Tsanawiyah.
D. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
5
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis
Abna.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
karimah.
b. Bagi Guru/Mustahiq
c. Bagi Siswa
6
Sebagai motifasi untuk lebih meningkatkan akhlak al-
prilaku.
d. Bagi Madrasah
e. Bagi Masyarakat
akhlak al-karimah.
E. Definisi Operasional
1. Pengertian Relevansi
pendidikan.9
2. Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Akhlah
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), h. 943.
7
perilaku amalan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
dan pemikiran.10
F. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Akhlak
10
Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), h. 14.
11
Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak Ibnu Maskawaih, (Yogyakarta: Belukar, 2004), h.
38.
12
Muhammad Syakir, Washoya al-Aba lil Abna, (Semarang: Toha Putra, t.t.), h. 2.
8
Akhlak secara etimologi (bahasa) berasal dari kata khalaqa,
sikap yang lahir adalah sikap yang baik atau terpuji itu dinamakan
akhlak al-karimah dan jika yang terlahir adalah sikap yang buruk
13
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 76.
14
Achmad Mubarok, Meraih Kebahagiaan dengan Bertasawuf, (Jakarta: Paramadina,
2005), h. 93.
15
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 221.
16
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: PT. al-
Ma’arif, 1995), h. 91-92.
9
bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang.17
10
1) Surat al-Baqarah ayat 148
semua pihak.
pola hubungan:
19
Omar al-Thaumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, terj, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 416-417.
11
1) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.
kemanfaatan.
keagamaan.
20
A. Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 49.
12
khusus untuk mempermudah tercapai tujuan, hal tersebut adalah
pendidikan akhlak.
sejati.
santun, halus budi pekerti, adil dan sadar serta menjauhi sifat-
f. Unsur-unsur pendidikan
1) Pendidik
13
membantu perkembangan kepribadian seseorang dan
2) Anak didik
3) Kurikulum
4) Metode
bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku
5) Lembaga
21
Jumali, Surtikanti, Taurat Aly dan Sundar, Landasan Pendidikan, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2004), h. 39.
22
Jumali, Surtikanti, Taurat Aly dan Sundar, h. 35.
23
Sistem Pendidika Nasional 2003 (Pasal 1 ayat 19) (UU RI No 20 Tahun 2003), Jakarta:
CV. Mini Jaya Abadi, 2003, h. 7.
24
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 61.
14
melakukan sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan
sesuatu usaha.25
1282 H bertepatan pada tahun 1863 M dan wafat pada tahun 1939
Jurja.27
25
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 582.
26
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di
Indonesia, (Bandung: Mizan, 1995), h. 160.
27
Abdullah, “ Telaah Pemikiran Syaikh Muhammad Syakir dalam Kitab Washoya”,
Blogspot.co.id, http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2016/12/pendidikan-akhlak-
dalam-kitab-washoya.html?m=1, Desember 2016, diakses tanggal 01 Oktober 2017.
28
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Akar dan Awal, (Jakarta: PT. Ikhtiar
Baru Van Hoeve, 2002), h. 173.
15
sebagai contoh, yakni saat Imam Hanafi ditanya tentang
orang lain dan terus berusaha menuntut ilmu”. Selain itu, memang
beliau belajar dari guru-guru besar pada masa itu, kemudian dia
16
ditunjuk sebagai wakil bagi para guru Al-Azhar, kemudian beliau
dan beliau tidak lagi berhasrat setelah itu kepada sesuatu yang
dalam keadaaan pikiran, amalan, hati dan ilmu yang bebas lepas.31
pada bulan Dzul Qo’dah tahun 1326 H bertepatan pada tahun 1907
Abna
31
Taufik Abdullah, h. 73.
32
Muhammad Syakir, Washoya al-Aba lil Abna, h. 47.
17
nilai pendidikan akhlak. Nilai pendidikan akhlak dalam Kitab ini
lebih utama.
4) Macam-macam Akhlak
G. Metode Penelitian
2. Lokasi Penelitian
33
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2002), h. 3.
18
Lokasi penelitian digunakan sebagai tempat penelitian ini,
3. Kehadiran Peneliti
4. Sumber Data
keterangan atau bahan yang dapat dijadikan dasar jalan analisis atau
19
menggunakan dokumentasi maka cacatan tersebut yang menjadi
sumber data.36
berikut:
a. Metode Observasi
tersebut.
36
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 107.
37
Sukandar Arru midi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: GadjaMadah University), h. 69.
38
Mardalist B. Miles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press,
2002), h. 63.
20
terhadap objek penelitian, akan tetapi peneliti tidak
b. Metode Wawancara
proses memahami.40
21
Washoya al-Aba lil Abna yang dilakukan dengan mewawancarai
c. Metode Dokumentasi
6. Analisis Data
dalam pola, kategori dari satuan dasar, sehingga dapat ditemukan tema
data.43
41
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 225.
42
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 85.
43
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 280.
22
Pada prinsipnya analisa data kualitatif dilakukan bersamaan
a. Reduksi data
44
Mardalist B. Miles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, h. 19-20.
23
penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga hasil
b. Penyajian data
24
penelitian lengkap dengan temuan baru yang berbeda dari temuan
penelitian yang tentunya akan beimbas terhadap hasil akhir dari suatu
a. Trianggulasi
beberapa data.46
45
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 178.
46
Lexy J. Moelong, h. 221.
25
dari referensi yang ada sebagai pendukung dari observasi
c. Ketekunan pengamatan
8. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap Pra-Lapangan
47
Lexy J. Moelong, h. 127.
26
memilih dan memanfaatkan informan, 6) menyiapkan
perlengkapan penelitian.
sebagainya.48
H. Sistematika Penulisan
27
data, e) prosedur pengumpulan data, f) analisa data, g) pengecekan
dan c) saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
28