Anda di halaman 1dari 14

TUGAS STRUKTUR TUMBUHAN

(Morfologi Tumbuhan)

“ BUAH ”

DISUSUN OLEH :

DINA PUSPA ANDINI NPM : 140410090071

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN
Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi
utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah


lebih luas daripada pengertian buah di atas. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas
yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan
organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut
pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku
industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan,
mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan
terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Buah dalam arti botani dan arti pertanian atau pangan

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu adalah dasar bunga majemuk
yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing adalah sebutir buah.

Arti botani

Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada


paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah
mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang
mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar
luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ
tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.

Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah
mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis)
padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, 'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong
kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah
nangka tidak termasuk buah sejati.
Arti hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang


dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi longgar.
Setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan
(biasanya) berdaging atau banyak mengandung air dapat disebut buah.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan


sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan
buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu)
yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti 'buah' jambu monyet (yang
sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian
ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk), 'buah' nangka (yakni
pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna
putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian 'daging buah' yang dimakan orang
adalah tenda bunga), atau 'buah' nanas.

Pembentukan buah

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal
musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan
kemudian.

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel
telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa
penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik.
Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya
tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh
menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma
yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini
melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan
kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga),
bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp,
tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan
pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu,
kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan
gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini
terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak,
pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang
terbuahi.

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih
jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar
disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di
dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah
(bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).

Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah
dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian
utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi
penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami
bagaimana suatu macam buah terbentuk.

Bulir gandum
Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah

uah polong johar (Senna siamea)


Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang
turut berkembang bersama buah

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan kulit bijinya yang liat keras, di
antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah
Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk
menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah
yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang
mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya
adalah buah secara botani).
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah
semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:

 buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah,
yang berisi satu biji atau lebih.
 buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal
buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas,
namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya
adalah sirsak (Annona).
 buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian
buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya
seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga
matahari (Helianthus).

Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat
dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya
keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus),
yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah


(indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji,
sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan
berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula
dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan
teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.

Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di
sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Bagian biji terdiri
dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat
penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan


namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji') bunga pukul
empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau
lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji
sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit
biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga
membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah ini—jika
masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini
contohnya adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku
Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji,
sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan
biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing


dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun
bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah
kurung yang tersendiri. Contohnya adalah kemangi (Ocimum), beberapa jenis
anggota Malvaceae, dan lain-lain.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-
masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang
terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah
jika masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai
buah. Ada banyak macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua
daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya.
Buah ini membuka dengan bermacam-macam cara. Contohnya adalah durian
(Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya
adalah arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih ada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun
buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu
kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya adalah widuri (Calotropis), kepuh
(Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan
banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak,
ruangan akan terbuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya
adalah aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dulu disebut Leguminosae).
Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang
tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak,
namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu,
yang sebetulnya adalah tembuni, sebelum pada akhirnya terlepas. Contohnya
adalah jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging
Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka)
ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica). Beberapa bentuk
buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni
lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang
tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya
adalah buni (Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), tomat
(Lycopersicum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar
yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat
ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut.
Contohnya adalah mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan
dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah yang
serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam
yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-
biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya
tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan
endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu.
Contohnya adalah mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa
(Cocos), yang mesokarpnya berserabut.

Buah delima
Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis,
liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal
berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah delima (Punica).

Buah ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang
memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang
tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak
seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal
beberapa macam buah berganda. Misalnya:

 buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).


 buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
 buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
 buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus
menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat adanya bunga, pentil (buah muda)
dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan


demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh
sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal
pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:

 buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi
deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
 buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
 buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
 buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada


pace. Bunga-bunga pace berkumpul dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang
disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh
menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada
akhirnya saling luluh menjadi sebutir buah batu majemuk.
Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah
sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –
selain bakal buah– yang turut bertumbuh dan berkembang menjadi buah, baik
bagian-bagian itu menjadi bagian utama buah ataupun bukan.

Buah tak berbiji

Jeruk sukun (tak berbiji)

Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan


komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas adalah contohnya. Demikian pula,
buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai
lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.

Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari


partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan
sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa
penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk
proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya.
Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya
atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan
yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan
pembuahan secara normal.

Pemencaran biji
Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya
pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran
air, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-
bijinya sampai jauh.

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki


bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya.
Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan
minyak yang menghasilkan energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan
aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu,
setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama
tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang
terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh
ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoikDari golongan burung, telah
diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang erat
dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-
buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa
pindah ke pohon-pohon lain.

Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara
menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya
memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau
bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum
(Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara


yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh
binatang. Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentuk
buah samara, menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di
Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga
melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek
(Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-
celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang


memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah
biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas
(Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang
bersama angin.

Pemencaran oleh air (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan


pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air.
Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang
(Terminalia) atau putat (Barringtonia).
Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di
batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari
buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas
dan jatuh ke lumpur atau air di bawahnya. Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin
langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan
terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru,
di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.

Buah kotak sejenis pacar air (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui


berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan
pada peristiwa higroskopi atau turgesensi. Buah-buah kering yang memecah sendiri
(dehiscens), di saat masak kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu
bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan
melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya adalah buah para (Hevea),
yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam
polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh
meter jauhnya. Buah pacar air (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering
digunakan anak-anak untuk bermain.

Daftar Pustaka
http://wikipedia.com/buah

Drs. Suroso Adi Yudianto,M.Pd.1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung :
Transito Bandung.

Anda mungkin juga menyukai