Anda di halaman 1dari 37

Lampiran

SK Direktur
Nomor :

PANDUAN SKRINING PASIEN


Rumah Sakit Umum Kecamatan
Ciracas

Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas


Jln. Lapangan Tembak Cibubur I Jakarta Timur 13720
Tlp. 87711249 Fax. 8718995
Email : rsuciracas@gmail.com
BAB I
DEFINISI

Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan


orang yang sehat dari orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak
terdiagnosis atau mempunyai resiko tinggi. Skrining merupakan pengenalan diri
secara pro aktif pada orang yang tidak sakit untuk menemukan adanya masalah
atau faktor resiko.
Skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit
atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan
pasien saat kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil
keputusan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan dan merujuk
ke pelayanan kesehatan lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien dengan
misi dan sumber daya rumah sakit .
Menurut CCI ( Conference on Preventive Aspect of Chronic Disease, pada
tahun 1951), definisi skrining secara umum adalah suatu strategi yang digunakan
dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda
atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau
mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak, dalam
suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan atau
prosedur lainnya yang dapat dilakukan secara singkat dan sederhana yang
selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Skrining dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan
cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya sehat
tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak
terkena penyakit tersebut. Skrining diakukan untuk mengidentifikasi mereka yang
diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani
pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil pemeriksaan fisik, psikologik,

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 1


laboratorium klinik atau diagnostik imaging sebelumnya. Skrining dilakukan
apabila pasien tiba di rumah sakit, pada saat pasien di transportasi emergensi atau
di sumber rujukan.
TUJUAN SKRINING
Tujuan skrining adalah untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari
penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Semua
skrining dengan sasaran pengobatan dini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
orang-orang asimptomatik yang beresiko mengidap gangguan kesehatan serius.

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan pada area :


1. Costumer Service
2. Poliklinik
3. IGD
Skrining dilakukan melalui :
1. Kriteria Triase
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostik imajing sebelumnya

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 3


BAB III
TATA LAKSANA

A. Triase
Triase adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga
pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat
kegawat daruratannya. Triase di Rumah Sakit Umum Kecamatan Cirascas
menggunakan sistem labeling warna, pasien ditentukan apakah gawat darurat,
gawat tidak darurat, atau darurat tidak gawat atau tidak gawat tidak darurat.
Pasien yang telah di seleksi dipindahkan ke bed sesuai dengan kriteria triase
(keterangan : labeling triase dapat dilihat dilantai IGD).
Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatannya,
sebagai berikut :
1. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
2. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna
kuning
3. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
4. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam

B. Initial Assesment (Penilaian Awal)


Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun
poliklinik memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu
berperan sangat penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat
dan tepat. Proses awal ini dikenal dengan initial assessment (penilaian awal).
Untuk di Triase IGD petugas melakukan penilaian kesadaran dengan
menggunakan criteria AVPU :
A : Alert
V : Respon to verbal
P : Respon to pain
U : Unrespon
Penilaian awal ini intinya adalah :

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 4


1. Primary Survey yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi. Disini dicari
keadaan yang mengancam nyawa dan apabila menemukan harus
dilakukan resusitasi. Penanganan ABCDE yang dimaksud adalah :
A : Airway dengan control cervical
B : Breathing dan ventilasi
C : Circulation dengan control perdarahan
D : Disability, status neurologis dan nilai GCS
E : Exposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi
Langkah selanjutnya harus dipertimbangkan pemakaian kateter urin
(folley catheter), kateter lambung (NGT), pemasangan heart monitor
dan pemeriksaan laboratorium atau rontgen.
2. Secondary survey
Pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki,
dari depan sampai belakang dan setiap lubang dimasukan jari (tub
finger in every orifice).
a. Anamnesis melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang
meliputi:
A : Alergi
M : Medikasi / obat-obatan
P : Past illness / penyakit sebelumnya yang menyertai
L : Last meal / terakhir makan jam berapa bukan makan apa
E : Event / hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
b. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
Periksa dengan teliti apakah ada perubahan bentuk, tumor, luka dan
sakit (BTLS). Pemeriksaan punggung dilakukan dengan log roll
(memiringkan penderita dengan tetap menjaga kesegarisan tubuh).
Cek tanda-tanda vital.

C. Evaluasi Visual atau Pengamatan


- Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan
memerlukan pertolongan segera langsung diarahkan ke IGD

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 5


- Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan
pertolongan segera akan di arahkan ke poliklinik
- Jika RS belum mempunyai pelayanan spesialistik tertentu maka
pasien disarankan untuk di rujuk.

D. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi, termasuk juga pemeriksaan psikologik.

E. Laboratorium atau pemeriksaan imaging (penunjang)


Sebelumnya pasien yang sudah membawa hasil laboratorium atau
pemeriksaan imaging akan tetap di periksa, kemudian jika memerlukan
penanganan lebih lanjut akan di konsulkan ke dokter spesialis sesuai
penyakit. Konsultasi bisa di lakukan melalui IGD atau diarahkan ke praktek
di poliklinik.

F. Proses Skrining
1. Proses skrining terdiri dari dua tahap :
1) Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok atau individu dianggap
mempunyai risiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil tes negatif
maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
2) Bila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan diagnostik, dan bila
hasilnya positif akan dilakukan pengobatan.
2. Pemeriksaan yang biasa digunakan Skrining dapat berupa pengamatan
visual, pemeriksaan laboratorium atau radiologi.
Pemeriksaan tersebut harus dapat dilakukan :
1) Dengan cepat dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut.
2) Tidak mahal.
3) Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan.
4) Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.
3. Prinsip deteksi dini adalah :
1) Suatu kondisi yang menjadi problem kesehatan yang penting.

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 6


2) Bila terdeteksi dapat dilanjutkan dengan pengobatan yang dapat
dilakukan.
3) Fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan harus tersedia.
4) Didasari pengetahuan untuk dapat deteksi dini.
5) Harus ada pemeriksaan dan tes yang cocok.
6) Tes yang dilakukan harus dapat diterima masyarakat.
7) Riwayat penyakit harus secara rinci diketahui.
8) Harus ada kebijakan yang disetujui terhadap siapa yang akan merawat
pasien.
9) Biaya yang diperlukan baik untuk diagnosa dan pengobatan diharapkan
terjangkau.
10) Penemuan kasus harus merupakan proses yang berkelanjutan.

G. Pelaksana Atau Tenaga Skrining :


1. Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan atau Instalasi Gawat Darurat atau
Dokter Spesialis
2. Tenaga Keperawatan yang sudah terlatih atau telah mengikuti pelatihan
Skrining Pasien atau PPGD

H. Tatalaksana Skrining Dilakukan Di :


1. Tempat Penerimaan Pasien
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Permintaan Penjemputan Ambulan

I. Prosedur Skrining Pasien :


1. Pasien datang langsung disambut oleh Petugas Parkir bagi yang
membawa kenderaan.
2. Kemudian security menanyakan kebutuhan pasien (apabila kondisi
pasien gawat darurat langsung diarahkan menuju Instalasi Gawat
Darurat).
3. Security mengarahkan pasien ke unit pelayanan yang dibutuhkan.
4. Khusus pasien emergency, keluarga/ pengantar pasien diarahkan ke
pendaftaran agar mendaftarkan identitas pasien.

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 7


5. Bagi pasien yang membutuhkan pelayanan rawat jalan maka security
menanyakan pasien akan berobat ke klinik mana kemudian pasien
diarahkan langsung ke counter pendaftaran.
6. Bagian pendaftaran, mendaftarkan pasien sesuai dengan kebutuhan
pasien.
7. Pasien diterima petugas IGD/ Poliklinik.
8. Sebelum melakukan skrining, terlebih dahulu tentukan penyakit atau
kondisi medis apa yang akan dicari.
9. Setelah menentukan kondisi medis yang akan dicari, uji skrining dapat
dilakukan dalam bentuk anamnesis, bagian pemeriksaan fisik dan
psikologik, uji laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya.
10. Dokter akan menentukan apakah pasien dirawat jalan, rawat inap
berdasarkan hasil dari uji skrining

J. Skrining di Instalasi Rawat Jalan


1. Dilakukan pendaftaran sesuai kebutuhan penderita.
2. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis.
3. Asuhan Keperawatan dilakukan oleh tenaga keperawatan yang
memenuhi kriteria lulus D3/S1 Keperawatan.
4. Dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan atau masalah
penderita.
5. Diputuskan suatu diagnose.
6. Ditetapkan penderita untuk rawat jalan, diterima sebagai rawat inap
atau dilakukan rujukan.
K. Skrining Awal Di Instalasi Gawat Darurat
1. Pasien datang langsung disambut oleh Petugas Parkir bagi yang
membawa kenderaan.
2. Aapabila kondisi pasien gawat darurat langsung diarahkan menuju
Instalasi Gawat darurat.
3. Keluarga/ pengantar pasien diarahkan ke pendaftaran agar
mendaftarkan identitas pasien.
4. Bagian pendaftaran, mendaftarkan pasien sesuai dengan kebutuhan
pasien.

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 8


5. Pasien diterima petugas IGD.
6. Dilakukan sistem Advance Triage pada pasien untuk menentukan arah
penyakit/ kondisi pasien.
7. Pemeriksaan oleh dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dengan kriteria :
(1) Telah mendapat minimal pelatihan Advance Trauma Life Support
(ATLS) ,
(2) Minimal bekerja dalam waktu 6 bulan
8. Asuhan keperawatan dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan
kriteria :
(1) Telah mendapat minimal pelatihan PPGD
(2) Minimal D3 keperawatan dan bekerja di unit IGD selama 1 tahun
9. Dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan atau masalah
penderita.
10. Setelah menentukan kondisi medis yang akan dicari, uji skrining dapat
dilakukan dalam bentuk anamnesis, bagian pemeriksaan fisik dan
psikologik, uji laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya.
11. Diputuskan suatu diagnosa.
12. Melakukan konsultasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP).
13. Ditetapkan penderita untuk : rawat jalan, diterima sebagai rawat inap
atau dilakukan rujukan berdasarkan hasil dari uji skrining.

L. Skrining di tempat Permintaan Penjemputan Ambulan


1. Menanyakan nama jelas dan alamat lengkap
2. Menanyakan kondisi penderita
3. Konfirmasi kamar
4. Mempersiapkan sarana transportasi, mengirimkan tenaga keperawatan
dengan kriteria:
(1) minimal D3 keperawatan
(2) Minimal bekerja pada Instalasi Gawat Darurat selama 1 tahun
5. Melakukan skrining dengan pemeriksaan secara visual tentang keadaan
pasien.

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 9


6. Melakukan pemeriksaan fisik tanda – tanda vital (tekanan darah , laju
pernafasan , laju nadi , saturasi O2 , GCS).
7. Melakukan koordinasi dengan unit terkait (dokter jaga IGD).
8. Menetapkan assesment keperawatan dan menetapkan apakah masalah
pasien dapat diterima di Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas
9. Bila pasien dapat diterima segera mengirim penderita ke rumah sakit.
10. Apabila masalah penderita tidak dapat diterima di Rumah Sakit Umum
kecamatan Ciracas maka dilakukan rujukan ke tingkat yang lebih
tinggi.

M. Skrining Pasien Rujukan Dari RS Lain

Indikasi
Pasien dari pelayanan kesehatan/ ambulance lain yang langsung datang ke IGD
Kontraindikasi
1. Pasien datang sendiri
2. Pasien datang ke IGD dengan ambulance dan pemberitahuan sebelumnya
Prosedur :
1. Saat ambulance datang, pasien diturunkan dan ditanyakan kepada petugas
yang mengantar pasien tentang maksud dan tujuannya datang ke Rumah
Sakit Umum Ciracas.
2. Perawat menanyakan kepada petugas yang mengantar pasien tentang
kondisi dan riwayat penyakit pasien.
3. Perawat/ dokter memeriksa kondisi pasien untuk memastikan bahwa pasien
dalam kondisi stabil.
4. Jika diperlukan pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut pasien diturunkan
dari ambulance.
5. Jika dari hasil pengkajian/ pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien dapat
dirawat di Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas maka pasien dilayani
sesuai prosedur penerimaan pasien di emergency/ IGD.
6. Jika dari hasil pengkajian/ pemeriksaan menunjukkan bahwa fasilitas di
Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas tidak tersedia untuk merawat
pasien :

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 10


 Perawat/ dokter menginformasikan hal tersebut kepada petugas
kesehatan, yang membawa pasien dan keluarga pasien.
 Perawat menginformasikan rumah sakit yang mempunyai fasilitas
untuk merawat pasien kepada pasien dan keluarganya serta meminta
keluarga untuk memilihnya.
 Perawat menghubungi RS sesuai pilihan pasien dan keluarga pasien
untuk memastikan adanya tempat untuk pasien.
 Perawat mengantar pasien kembali ke ambulance.
7. Pasien diantar ke RS tujuan oleh ambulance yang mengantarkan pasien ke
Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas..

Dokumentasi

Nama, umur, no MR (bila ada), pengkajian kondisi dan hasil pemeriksaan


pasien, nama petugas dan instansi yang mengantar pasien, alasan pasien tidak
diterima di Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas dicatat ke rekam medis.

2. Indikasi Rawat Inap


Indikasi Rawat Inap didasarkan pada keadaan :
1. Kriteria Umum :
1) Keadaan Umum
(1) Tidak sadar
(2) Disorientasi
(3) Delirium
(4) Kehilangan fungsi motorik dari bagian tubuh manapun
(5) Kehilangan sensasi dari bagian tubuh manapun
(6) Restriksi sendi berat dan disfungsi somatik
(7) Kejang tak terkontrol dengan obat
2. Tanda-tanda vital
1) Suhu :
Lebih dari 38,3 C
Hipotermia dengan suhu kurang 35 C

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 11


2) Nadi
(1) Dewasa : Kurang dari 50 x/menit ( dengan simptom, jika irama sinus
) atau lebih dari 120 x/menit.
(2) Geriatrik : Kurang dari 50 x/menit ( dengan simptom, jika irama sinus
) atau lebih dari 100 x/menit.
(3) Anak :
 Kurang dari 6 minggu : Kurang dari 80 x/menit atau lebih dari
200 x/menit.
 6 minggu sampai 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau lebih
dari 180 x/menit
 Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau lebih dari 180
x/menit
3) Respirasi
(1) Dewasa atau geriatrik : Kurang dari 10 x/menit atau lebih dari 30
x/menit.
(2) Anak :
 0 hari – 12 hari : Bertahan lama lebih dari 60 x/menit atau PaO2
kurang dari 50 mmHg pada udara kamar dengan SaO2 kurang
dari 90%
 12 hari – 1 tahun : Kurang dari 25 x/menit atau lebih dari x/menit
 Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 15 x/menit atau lebih dari 40
x/menit.
4) Tekanan Darah
Tingkat Usia Sistolik Distolik
Dewasa Kurang dari 80mmhg atau Kurang dari 80mmhg atau
lebih dari 200 mmhg lebih dari 200 mmhg

Geriatrik Kurang dari 100 mmHg Kurang 120 mmHg dengan


atau lebih dari 180 mmhg simptom
Anak – anak :
Lahir-1 tahun Kurang dari 65 mmhg atau Kurang dari 30 mmhg atau
lebih dari 100 mmhg lebih dari 65 mmhg

Lebih dari 1 tahun Kurang dari 75 mmhg atau Kurang dari 45 mmhg atau
sampai 3 tahun lebih dari 110 mmhg lebih dari 75 mmhg

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 12


Tingkat Usia Sistolik Distolik

Lebih dari 3 tahun Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
sampai 6 tahun lebih dari 115 mmhg lebih dari 80 mmhg

Lebih dari 6 tahun Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
sampai 12 tahun lebih dari 130 mmhg lebih dari 90 mmhg
Lebih dari 12 Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
tahun sampai 17 lebih dari 170 mmhg lebih dari 100 mmhg
tahun

3. Temuan fisik
1) Terdapat atau potensial depresi respirasi
2) Trauma kepala yang memerlukan observasi
3) Vomiting dan atau diare dengan dehidrasi
Tanda-tanda klinis dehidrasi meliputi dua atau lebih dari berikut ini :
(1) Perubahan status mental, lethargy, kepala terasa ringan, sinkop,
turgor kulit turun, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi
ortostatik
(2) Anak : simptom lain dehidrasi meliputi sunken eyes atau fontanela-
fontanela, BB turun lebih dari 5 persen atau urin output turun (
kurang 1ml/kg/jam )
4) Syok atau potensial syok
5) Oedema seluruh tubuh
6) Curiga atau diketahui menelan substansi toxic dengan potensial efek
samping yang serius
7) Pediatrik :
(1) Curiga kekerasan pada anak atau penolakan
(2) Curiga atau diketahui menelan benda asing
(3) Curiga apnea lebih dari 20 detik ( umur nol sampai 1 tahun )
8) Oklusi akut pembuluh darah
9) Perdarahan aktif tidak terkontrol
10) Nyeri abdomen yang sangat
11) Perdarahan dalam sendi , viskus , otak , atau retroperineum

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 13


4. Laboratorium Darah
1) Hb 10 g/dl atau kurang dengan perdarahan aktif, atau Hb turun 3 g/dl dari
Hb awal
2) Hb kurang dari 9 g/dl atau lebih 2g/dl dengan tanda tanda kekurangan cairan
3) Lekosit kurang dari 3000 atau lebih dari 16000 dengan simptomatik
4) Hematokrit kurang dari 24 persen atau lebih dari 55 persen
5) 5.Trombosit kurang dari 40.000 atau lebih dari 1 juta jika pasien
simptomatik ( Petechie atau Echimosis pada anak-anak )
6) PPT lebih dari 18 detik dengan perdarahan pada pasien tanpa antikoagulan
7) Serum sodium (Na) kurang dari 130 mEq/L atau lebih dari 150 mEq/L
8) Serum potasium (K) :
 Dewasa : kurang dari 3 mEq/L atau lebih dari 6 mEq/L
 Anak : kurang dari 2,5 mEq/L atau lebih dari 5,5 mEq/L
9) Serum Bilirubin :
 Dewasa : lebih dari 2,5 mg/dl
 Anak : lebih dari 15 mg/dl ( indirek / bilirubin total )
10) Kultur darah positif

5. Lain – lain :
1) Rawat inap untuk prosedur operasi yang memerlukan rawat inap.
2) Rawat inap untuk prosedur operasi One Day Care ( ODC ) dan pasien
memiliki gagal jantung grade III atau grade IV, atau status fisik tidak stabil.
3) Kelainan congenital yang akan dilakukan tindakan bedah dan memerlukan
rawat inap
4) Keganasan pro dilakukan tindakan terapi yang memerlukan rawat inap

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 14


6. Kardiovaskular
1) Elektrokardiografi
(1) EKG menegakkan atau kemungkinan Infark Miokard Akut atau Iskemia
Miokarda Akut
(2) Fibrilasi kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(3) Flutter kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(4) Bradikardia ( kurang dari 50 kali permenit atau kurang dari 45 kali
permenit pada pasien dengan beta bloker )
(5) Takikardia ( lebih dari 120 kali permenit )
(6) Dysrythmia dengan lebih dari 120 kali permenit
(7) Onset baru irama jungsional , berapapun frekuensinya

2) Radiologi
(1) Aneurisma pembuluh darah besar, jika simptomatik dan atau lebih dari
5 cm
(2) Gambaran radiologi pembesaran jantung masif atau aneurisma atau
efusi perikardial
(3) Gambaran radiologi edema pulmo atau redistribusi vaskular pulmo

3) Temuan Fisik
(1) Nyeri akut yang berkaitan dengan jantung
(2) Dispneu akut atau respiratory rate lebih dari 30 kali permenit
(3) Tidak terabanya denyut nadi axilla , radialis , cubiti , femoralis ,
poplitea atau ankle
(4) Curiga emboli pulmonalis, dengan riwayat ( didokumentasi oleh dokter
)
(5) Oklusi pembuluh darah akut
(6) Oedema pretibial
(7) Stenosis arteri karotis, penyempitan, atau penyakit karotis ( mis :
gangguan bicara sementara, disarthria, gangguan berjalan, amaurosis
fugax, hemiparese sementara)
(8) Oedema seluruh tubuh

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 15


(9) Syncope
(10) Orthopnea

4) Lain – lain
Gagal jantung kongestif akut atau eksaserbasi gagal jantung kronik, yang
digambarkan dengan salah satu dari : S3 , gallop , oedema pulmo atau efusi
pleura, peregangan vena jugularis, penggunaan otot-otot bantu, simptom
persisten dispnea atau lemah, oedema yang tidak respon dengan penanganan
rawat jalan.

7. Sistem Saraf Pusat / Kepala


1) Radiologi
(1) Patah tulang kepala yang masih baru
(2) Proses desak ruang
(3) Infark dan perdarahan otak yang ditegakkan dengan CT Scan atau MRI,
atau Stenosis dan oklusi pembuluh darah yang ditegakkan dalam
angiogram atau USG
(4) Herniasi discus intervertebralis akut dengan nyeri hebat dan gejala
neurologis
(5) Konfirmasi kompresi corda spinalis dengan penemuan klinis
2) Temuan Fisik
Mencurigakan peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan, atau
deformitas struktural yang ditunjukkan oleh :
(1) Discharge cairan spinal dari hidung atau telinga
(2) Unequal atau fixed pupil
(3) Papileedema
(4) Onset kejang yang baru atau peningkatan aktifitas kejang yang
mengakibatkan kondisi tidak stabil
(5) Vomiting
(6) Peningkatan tekanan darah
(7) Perubahan tingkat kesadaran dan perubahan kebiasaan yang akut
(8) Syncope

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 16


(9) Aritmia jantung
(10) Disfungsi bahasa
(11) Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur atau diplopia )
(12) Defisit sensoris, motoris, personalitas, dan mentalitas
(13) Ataxia akut ( dengan atau tanpa vertigo, nausea atau vomiting )
(14) Episode kehilangan kesadaran mendadak
(15) Nyeri kepala hebat yang akut dengan perubahan mental
(16) Peningkatan atau penurunan tonus otot atau kelemahan fokal
(17) Bulging fontanela ( fontanela cembung )
(18) Kelemahan otot akut atau semi akut, dengan atau tanpa nyeri dan
parestesia (Myastenia Gravis, Guillain Barre Syndrome, Kelainan
neurologis kongenital )
(19) Retensi urin akut
(20) Onset akut confusion dan lethargi serta progresif

3) Penderita anak
seperti dari yang disebut diatas dengan atau :
(1) Peningkatan ukuran kepala yang cepat
(2) Terdapat temuan neurologis fokal di manapun (misalnya : defisit
gerakan ekstra okular )
(3) Penutupan sutura tulang kepala prematur
(4) Pelebaran sutura tulang kepala

8. Telinga Hidung Dan Tenggorokan


1) Temuan Fisik
Trauma akut yang memerlukan bedah rekonsruksi
2) Telinga :
(1) Vertigo berat
(2) Drainage purulen dan atau post pembengkakan telinga dengan bukti
gagal penanganan rawat jalan
(3) Pembengkakan ekstrim dan akut saluran telinga luar dan daun telinga
yang tidak membaik dengan terapi rawat jalan

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 17


(4) Kehilangan pendengaran sensorineural akut dan mendadak
3) Hidung :
Epistaksis dengan perdarahan terus-menerus, yang tidak membaik dengan
rawat jalan
4) Tenggorokan :
Trauma akut leher dan tenggorokan ( meliputi luka bakar wajah ),
membutuhkan observasi untuk kemungkinan gangguan saluran nafas.
Obstruksi akut larynx dan pharynx ( misal : peritonsiler abses )
5) Lain-lain
Pembengkakan jaringan lunak dengan ancaman terhadap airway (misal :
selulitis wajah dan leher, abses leher dalam, Parotiditis akut). Orbital
Oedema atau ophtalmoplegia akut.
6) Radiologi
Gambaran neurologis mastoiditis akut

9. Endokrin/Metabolik
1) Laboratorium Darah
(1) Serum aseton (+) dan pH urine < 7,35
(2) Serum kortisol > 3 kali laboratorium normal atau kurang dari normal
(3) Gula Darah Sesaat :
 Dewasa :
 Gula darah > 500 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini:
a. BUN>45 mg/dL dan atau kreatinin>3,0 mg
b. Perubahan status mental, atau
 Gula darah > 250 mg/dL berkaitan dengan :
a. pH darah arteri < 7,35 dan HCO3 < 18 mEq/L dan
b. ketonuria, atau
 Gula darah < 50 mg/dL dengan :
a. Perubahan status mental, dan
b. Tidak respon terhadap glukosa 40% bolus dan dalam
pengobatan insulin, atau

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 18


c. Dalam pengobatan dengan agen oral, tidak tergantung respon
terhadap bolus glukosa
 Pediatrik :
 Gula darah > 250 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini :
a. Ketonuria
b. pH arterial < 7,5
c. HCO3 < 15 mEq/L, atau
 Gula darah < 50 mg/dL dan tidak respon terhadap glukosa 40%
bolus
4) HbA1C > 12% dengan bukti kegagalan terapi rawat jalan
5) T4 < 2 atau > 16 mg/dL dengan simptom yang serius dan bermakna
6) PaO2 < 60 mmHg
7) Hiper atau hipo-osmolaritas ( serum sodium/Na < 130 mEq/L atau >
150 mEq/L )
2) Temuan Fisik
1) Pendesakan trakea oleh massa tiroid
2) Krisis tiroid
3) Tetani
4) Exophtalmus maligna
5) Obesitas dengan sianosis, edema, lethargy, dan atau sleep apnea
6) Hipertensi
Usia Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Dewasa Lebih dari 200 Lebih dari 120
Pediatrik
Lahir – 1 tahun Kurang dari 65 atau lebih dari Kurang dari 30 atau lebih dari
100 65
Lebih dari 1 – 3 Kurang dari 75 atau lebih dari Kurang dari 45 atau lebih dari
tahun 110 75
Lebih dari 3 – 6 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 115 80
Lebih dari 6 – 12 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 130 90
Lebih dari 12– 17 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 170 100

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 19


10. Mata
1) Temuan Fisik
(1) Kehilangan akut lapangan pandang
(2) Pendataran bilik mata anterior
(3) Glaukoma sudut sempit akut dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalam
(4) Penetrasi atau laserasi bola mata
(5) Ulkus kornea berat dengan catatan riwayat kegagalan terapi rawat jalan
(6) Endophtalmitis
(7) Nyeri okular berat
(8) Ablasio Retinal atau ancaman ablasio
(9) Adanya benda asing intraocular atau intraorbita
(10) Gonorrheal conjunctivitis
(11) Fracture orbita
(12) Pembengkakan akut bola mata
(13) Luka bakar kimia akut
(14) Cellulitis orbita atau periorbita
2) Anak :
(1) Conjunctivitis purulent berat pada anak umur nol sampai 3 bulan
(2) Evaluasi tumor intraocular atau extraocular
(3) Tindakan berkaitan retinopathy pada prematuritas
3) Lain – lain :
Rawat inap untuk ekstraksi katarak, operasi glaukoma, atau bedah
iridectomy, dimana salah satu dibawah ini terdokumentasi :
(1) Legally blind ( kurang dari 20/200 atau lebih dari 20 derajat visual field
) pada mata yang tidak dioperasi
(2) Riwayat komplikasi post operasi ( endophtalmitis, acute glaucoma,
massive intraocular hemorrhage ) sustained in the past in the eye
undergoing subsequent intraoculer surgery

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 20


11. Reproduksi Wanita
1) Diagnosa pregnancy / kehamilan dengan salah satu dari berikut ini :
(1) Kontraksi uterus setiap 3 menit atau lebih sering
(2) Vaginal bleeding atau perdarahan vaginal
(3) Peningkatan tekanan darah diastolik sampai lebih dari 15 mmHg dari
catatan normal atau lebih dari 140/90 mmHg
(4) Protein urine positive
(5) Ketegangan dan kekakuan abdomen
(6) Cairan amnion kurang
(7) Protrusion atau keluarnya bagian janin dari cervix
(8) Fetal distress
(9) Post maturity (lebih dari 1 minggu dari tanggal perkiraan)
(10) Rawat inap untuk Sectio Cesarea
(11) Vomiting tidak terkontrol dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalan
(12) Kematian intrauterine
(13) Kelahiran premature
(14) Gula Darah Puasa lebih dari 120 mg/dL
(15) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl 2 jam dalam 3 jam tes toleransi glukosa
(16) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl satu jam setelah mendapat 50 gram
glukosa
(17) Diketahui diabetes atau gestational diabetes dengan insulin yang mana
tidak mampu mempertahankan kadar glukosa darah dalam range yang
dapat diterima, dengan catatan riwayat terapi rawat jalan gagal
(18) Rawat inap untuk transfusi tukar intrauterine karena inkompatibilitas
faktor Rhesus
(19) Rawat inap untuk induksi kelahiran karena indikasi medis
(20) Dehidrasi Maternal
(21) Kehamilan Aterm + Primigravida dengan letak sungsang
(22) Kehamilan Aterm dengan bekas Sectio Cesaria
(23) Ketuban Pecah Dini
(24) Kehamilan dengan anemia

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 21


2) Temuan Fisik
(1) Perdarahan vagina profuse dengan hemodinamik tidak stabil
(2) Perdarahan postmenopause
(3) Inflamasi pelvis persisten dengan catatan riwayat kegagalan penanganan
rawat jalan
(4) Postpartum hemorrage
(5) Febris postpartum atau endometritis membutuhkan antibiotika intra
vena
(6) Rectovaginal fistula, rawat inap untuk repair
3) Nyeri pelvis berkaitan dengan satu dari elemen berikut :
(1) Massa di pelvis
(2) Muntah
(3) Temperature > 101 F ( 38,3 C )
(4) Teraba massa ekstrauterine
(5) Gangguan berkemih
(6) Obstruksi saluran kencing
4) Lain – lain :
(1) Persalinan dalam perjalanan ke rumah sakit
(2) Peritonitis
(3) Mastitis post partum yang tidak respon dengan terapi rawat jalan

12. Gastrointestinal/Abdomen
1) Laboratorium darah
(1) Serum bilirubin lebih dari 2,5 mg/dL ( kecuali abnormal dalam waktu
lama atau kronis)
(2) Serum amylase diatas nilai normal
2) Radiologi
(1) Studi Imaging curiga massa, obstruksi, perforasi, abscess, atau proses
akut lainnya
(2) Kegagalan passage bahan kontras

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 22


3) Temuan Fisik
(1) Darah dalam muntahan atau aspirat lambung
(2) Darah dalam peritoneal lavage atau aspiration
(3) Teraba massa abdomen yang tidak dapat dijelaskan
(4) Kekakuan dinding abdomen
(5) Rebound tenderness
(6) Disfagia akut atau subakut yang progresif
(7) Perdarahan gastrointestinal bagian bawah dengan Hematocrit (Hct) <
30% atau penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg dari biasanya
(8) Onset akut (dalam 24 jam) encephalopathy atau perubahan status
mental
(9) Hernia incarcerata
(10) Ileus
(11) Curiga ruptur organ
(12) Obstruksi Esophagus
(13) Asterixis (liver flap)
(14) Ascites
(15) Nyeri abdomen akut yang tak tertahankan ( hebat ) (NPO, non
ambulatory)

4) Riwayat 48 jam vomiting, diarrhea, dan salah satu dari element-


element di bawah ini :
(1) Serum sodium > 150 mEq/L
(2) Hematocrit (Hct) > 55%
(3) Hemoglobin (Hb) > 20 g/dL
(4) Urine specific gravity > 1,026
(5) BUN > 30 mg/dL, kecuali pasien –pasien dengan chronic renal
disease
(6) Creatinine > 1,5 mg/dL, kecuali pasien –pasien dengan chronic renal
disease

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 23


5) Anak :
Dehidrasi dengan salah satu simptom dibawah ini : sunken eyes, sunken
fontanels, penurunan turgor kulit atau keringnya membran mukosa diikuti
oleh lethargy dan atau kehilangan berat badan > 5%, urine output<1
ml/kg/jam

13. Reproduksi Pria


1) Temuan Fisik
(1) Onset akut nyeri testis berat
(2) Massa testicular yang tak dapat dijelaskan
(3) Painful sustained erection
(4) Trauma tumpul terhadap genitalia eksterna dan kehilangan akut
sebagian genitalia eksterna
2) Pediatrik :
Torsio testis

14. Musculoskeletal/spine
1) Temuan Radiologi abnormal
(1) Fraktur femur atau pelvis
(2) Fraktur sternum
(3) Dislokasi sendi lutut atau sendi panggul
(4) Fraktur atau dislokasi yang memerlukan open reduction
(5) Fraktur berkaitan dengan injuri jaringan lunak bermakna
(6) Fraktur yang memerlukan obat-obat nyeri parenteral post-reduction
(7) Closed reduction terhadap fraktur apapun atau dislokasi dengan
catatan adanya atau curiga neurologic atau vascular compromise.
(8) Fraktur pelvis yang memerlukan enforced bed rest dan obat-obat
nyeri
2) Temuan Fisik
(1) Proses infeksi atau invasif akut pada tulang atau sendi (mis : tumor
maligna, osteomyelitis)
(2) Cedera akut dengan adanya benda asing

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 24


(3) Nyeri otot/spasme/edema yang berat
(4) Pembengkakan atau nyeri sendi berat dan akut yang tak tertahankan
memerlukan obat-obat parenteral (misal : analgesia, steroids)
(5) Rawat inap untuk angkat prostesis internal
(6) Trauma, injuri jaringan lunak, lacerasi, crush injury, atau prosedur
bedah elektif apapun yang membutuhkan observasi terhadap
neurologic atau vascular compromise
(7) Perdarahan aktif ke dalam sendi
3) Pediatrik :
 Deformitas Kongenital Orthopedi memerlukan repair bedah pada anak
< 12 bulan.
 Catatan dokter harus menjabarkan perlunya monitoring, terapi, dan atau
observasi setelah tindakan > 24 jam

15. Newborn / Premature


1) Lahir di rumah sakit
2) Unattended birth outside of hospital
3) Pemeriksaan fisik
(1) Berat lahir < = 2500 gram
(2) Sepsis dengan satu atau lenih simptom berikut ini : hipotensi,
temperature tidak stabil, acidosis metabolik, apnea, bradikardia, temuat
laboratorium positif, lekosit<10000 u/l atau >35000 u/l atau maternal
fever>101 F ( 38,3 C)
(3) Kejang atau hiperaktifitas, hipotonia, lethargy, coma
(4) Distress pernafasan atau depresi nafas pada neonatal
(5) Sianosis sentral persisten
(6) Refleks menghisap dan minum yang buruk
(7) Abnormalitas kongenital menyebabkan gangguan fungsi
(8) Perfusi jaringan buruk yang ditunjukkan oleh capillary refill > 3 detik
(9) Tidak mampu minum
(10) Sindroma aspirasi mekonium

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 25


(11) Adanya dehidrasi dengan simptom-simptom berikut ini : sunken eyes,
sunken fontanels, turgor kulit turun atau membran mukosa kering
disertai dengan lethargy dan atau penurunan berat badan lebih dari 5
persen dan atau urine output lebih dari 1 ml/kg/jam
(12) Perdarahan spontan
(13) Anuria atau oliguria (<1ml/kg/jam) setelah 24 jam pertama kehidupan

4) Laboratorium
(1) Total bilirubin > 15 mg/dL pada bayi (indirek atau total) pada bayi (
indirek atau total )
(2) Hipoglikemia  gula darah < 40 mg/dL
(3) pH darah < 7,30 dengan PaCO2 < 40 mmHg (48 jam pertama
kehidupan)
(4) pH darah < 7,35 dengan PaCO2 > 45 mmHg ( umur lebih dari 48 jam )
(5) PaO2 < 70 mmHg pada udara kamar
(6) CO2 > 45 mmHg pada udara kamar
(7) Trombositopenia < 100.000/mm3 atau jumlah trombosit > 100.000
dengan perdarahan aktif
*Bayi didefinisikan sebagai awal saat lahir dan berlagsung sampai 28 hari
setelah kelahiran

16. Psychiatric
1) Baru saja ( dalam 72 jam ) mencoba bunuh diri
2) Tercatat ada ide bunuh diri yang mana memerlukan peringatan bunuh diri
3) Perubahan kebiasaan sebagai akibat gangguan psychiatri atau gangguan
dementia
4) Tercatat riwayat mutilasidiri sendiri atau kebiasaan yang berbahaya secara
impulsif ( mis : ketergantungan obat, kebiasaan seksual, kebut-kebutan saat
menyetir secara impulsif dan berat ) sebagai akibat gangguan psikiatri atau
gangguan dementia
5) Delirium akibat withdrawal obat atau zat

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 26


(1) Ancaman withdrawal obat atau zat, delirium yang menyertai
penghentian obat atau zat yang mendadak pada pasien dengan riwayat
ketergantungan obat atau zat
(2) Munculnya withdrawal obat atau zat, delirium ( misal : halusinasi, efek-
efek extrapyramidal, kejang ). Catatan : dapat muncul dengan segera
atau sampai 7 hari setelah penghentian obat atau zat
6) Psikosis akut atau eksaserbasi akut halusinasi, delusi, illusi dengan gangguan
kebiasaan, yang mana tingkat dan beratnya mengancam kesejahteraan pasien
7) Ketidakmampuan untuk mengikuti regimen terapi psikiatrik ( misal,
mengkonsumsi obat psikotropik, kontrol untuk mendapatkan resep dan atau
suntikan, dan lain-lain ) pada pasien yang mempunyai riwayat kronis
dekompensasi tanpa pengobatan, dengan dokumentasi kemungkinan harapan
peningkatan kepatuhan dengan perawatan di rumah sakit dalam periode
waktu singkat ( kurang dari 14 hari )
8) Ancaman potensial terhadap kesehatan pasien yang, karena kesakitan
psikiatriknya tidak dapat mengikuti regimen pengobatan ( misalnya, diabetes
tergantung insulin, dan lain lain )
9) Onset akut ketidakmampuan merawat diri sendiri atau melakukan kegiatan
hidup sehari-hari, dan dokumentasi harapan yang dapat diterima kembalinya
tanggung jawab diri sendiri akan timbul setelah pengobatan yang sesuai
10) Bukti gejala dan atau perilaku atau verbalisasi merefleksikan resiko yang
signifikan atau bahaya potensial ( atau bahaya aktual ) terhadap diri sendiri,
orang lain, atau properti ( Harus terdokumentasi minimal tiap tujuh hari). Hal
ini meliputi ;
(1) Gangguan pikiran dengan ideas of reference, paranoid atau disorganized
thinking yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi
dalam kehidupan sehari-harinya
(2) Gejala atau perilaku obsesif kompusif yang tidak kompatibel dengan
kemampuan seseorang untuk berfungsi pada kehidupan sehari-harinya.

11) Resipien dibawah umur 21 tahun atau Freestanding Psychiatric dalam


perawatan di Rumah Sakit. Untuk indikasi rawat inap, tiga kondisi di bawah

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 27


ini harus ditemukan, dan sedikitnya satu dari kriteria angka dibawah ini
ditemukan :
(1) Klien harus diperiksa ( dilihat ) dan dievaluasi oleh dokter ( sebaiknya
oleh psikiater anak atau remaja )
(2) Klien harus memiliki diagnosis AXIS I , DSM-III-R , atau DSM-IV
yang valid sebagai diagnosis utama
(3) Terapi rawat jalan dan atau rawat inap sementara telah dicoba dan gagal,
atau alasan mengapa tempat layanan yang lebih ketat telah
didokumentasikan oleh dokter
12) Mencoba bunuh diri baru-baru ini atau ancaman bunuh diri aktif dengan
rencanan mematikan dan tidak adanya pengawasan yang memadai atau
struktur untuk mencegah bunuh diri
13) Perilaku mutilasi pada diri sendiri atau ancaman aktif yang sama dengan
kemungkinan bertindak atau ancaman, dan tidak adanya pengawasan yang
memadai untuk mencegah melukai diri sendiri ( yaitu, sengaja memotong
diri atau membakar diri).
14) Halusinasi atau delusi aktif mengarahkan atau cenderung mengarah ke
pembahayaan serius terhadap diri sendiri, atau agitasi psikomotor atau
retardasi mengakibatkan ketidakmampuan signifikan untuk merawat diri
15) Ketidakmampuan signifikan untuk mematuhi rejiman atau obat yang
diresepkan karena penyakit jiwa,dan kegagalan tersebut berpotensi
membahayakan kehidupan klien. Diagnosis medis ini ( AXIS III ) harus
diobati
16) Baru-baru ini melakukan tindakan yang mengancam nyawa atau ancaman
dengan rencana mematikan dan dengan kemungkinan bertindak atas
ancaman
17) Perilaku menyerang atau perilaku sadis atau ancaman aktif yang sama
dengan kemungkinan bertindak atas ancaman, dan tidak adanya
pengawasan yang memadai untuk mencegah perilaku menyerang
18) Halusinasi atau delusi aktif yang cenderung atau mungkin menyebabkan
bahaya serius kepada orang lain

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 28


19) Klien menunjukkan onset akut psikosis atau disorganisasi pikiran yang
parah atau ada penurunan klinis yang signifikan dalam kondisi seseorang
dengan psikosis kronik, klien yang tidak dapat dikendalikan dan tidak
mampu bekerja sama dalam pengobatan dan klien membutuhkan penilaian
dan pengobatan dalam pengaturan terapi yang aman
20) Klien makan banyak sekali atau gangguan ketergantungan obat/zat yang
mana memerlukan observasi, supervisi, dan intervensi medis 24 jam sehari
21) Diajukan penanganan atau terapi membutuhkan observasi, supervisi, dan
intervensi medis 24 jam sehari
22) Klien menunjukkan disorientasi berat terhadap orang, tempat, atau waktu
23) Klien yang evaluasi dan pengobatan tidak dapat dilakukan secara aman atau
efektif karena perilaku yang sangat mengganggu dan perilaku lain yang
mungkin juga mencakup kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau psikologis
24) Klien memerlukan terapi obat atau evaluasi diagnostik yang kompleks
dimana klien menghalangi kerjasama dalam pengobatan
25) Klien yang terlibat dalam hukum, terdapat manifestasi gejala kejiwaan, dan
diperintahkan oleh pengadilan untuk menjalani penilaian yang
komprehensif di rumah sakit untuk memperjelas kebutuhan diagnosis dan
pengobatan

17. Onkologi
1) Laboratorium Darah
(1) Hitung granulocyte absolut kurang dari 1000 u/L atau lebih dari 50000
u/L
(2) Kultur darah positif

2) Temuan Fisik
(1) Kehilangan berat badan bermakna dengan serum albumin kurang dari
2,6 g/dL
(2) Tercatat riwayat penanganan rawat jalan tidak berhasil dengan efek
samping berat ( nausea dan atau vomiting hebat, diare, perdarahan

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 29


saluran cerna, ileus paralitik, megacolon atau stomatitis ) berkaitan
dengan pemberian obat-obat kemoterapi sebelumnya.
3) Lain-Lain
(1) Tercatat riwayat keganasan dengan gejala-gejala yang memerlukan
penanganan yang hanya dapat disediakan dalam kondisi perawatan
akut (mis : sindroma vena cava superior, penekanan serabut saraf
spinal, hiperkalsemia, peningkatan tekanan intrakranial )
(2) Extravasation of vascular access
(3) Sumbatan vaskular
(4) Tercatat riwayat malignansi dan dirawat inap untuk pengobatan yang
memerlukan rawat inap di rumah sakit
18. Respirasi / Dada
1) Radiologi
(1) Pneumothorax
(2) Fluidopneumothorax
(3) Hemothorax  konsul Bedah
(4) Udara dalam mediastinum
(5) Benda asing dalam saluran respirasi  Refer RS Dokter Soetomo
Surabaya
(6) Oedema paru
Temuan Radiologis – untuk kriteria elemen 6-11, harus setidaknya
terdapat satu temuan fisik, lihat elemen temuan fisik
(7) Efusi pleura
(8) Abses paru
(9) Infiltrat
(10) Diafragma tinggi unilateral
(11) Kavitasi
(12) Mediastinum bergeser dan atau melebar
2) Temuan Fisik ( dalam minimal 24 jam )
(1) Dyspnea dengan stridor yang bermakna
(2) Penggunaan otot-otot bantu untuk bernafas, Pediatric : grunting
flaring, retraksi

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 30


(3) Nyeri dada, tipe pleuritic
(4) RR ( frekuensi nafas ) > 30 per minute atau < 10 per minute
(5) Hemoptysis
(6) Restriksi gerakan costovertebral dan costochondral menurunkan
kapasitas inhalasi dan ekshalasi
(7) Perubahan tingkat kesadaran pada pasien dengan COPD
(8) Cyanosis
(9) Wheezing berat
(10) Batuk berat
(11) Orthopnea
3) Pediatrik :
(1) Curiga apnea ( lebih dari 20 detik pada bayi 0 – 1 tahun)
(2) Cyanosis sentral
(3) Hypoventilation
4) Laboratory findings
(1) PaO2 < 70 - 80 mmHg
(2) PaO2 < 70 mmHg on supplemental oxygen
(3) SaO2 < 90 -95 %
(4) SaO2 < 85 % in patients with COPD on supplemental oxygen
(5) PaCO2 > 50 mmHg ( associated with a pH of < 7,3 ) atau PaCO2 < 30
mmHg
(6) pH Adult < 7,30 atau > 7,55
(7) Pediatrik < 7,30 atau > 7,50
5) Lain – lain
(1) Catatan dokter terdapat “bertambah buruknya hypoxemia dan
hypercapnia” dengan tanda – tanda ( dyspnea, penurunan aktifitas ) dan
tercatat riwayat kegagalan pengobatan rawat jalan
(2) 2.Penutupan pada drainage saluran pleura
(3) 3.Luka bakar inhalasi dengan saturasi O2 kurang dari 93 %

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 31


19. Kulit / Jaringan Ikat
1) Temuan Fisik
(1) Proses infeksi akut infasive, seperti : cellulitis atau lymphadenitis
(2) Kehilangan atau kerusakan kulit lebih dari 10 persen dari permukaan
tubuh ( diagnosis baru dalam 24 jam yang lalu )
(3) Nekrosis kulit atau jaringan subkutan ( teridentifikasi dalam akhir 24
jam )
(4) Ulcus decubitus ( a atau b )
a. Kronis – ada catatan terapi rawat jalan tidak berhasil Konsul
Bedah
b. Ulcus necrotic mencakup otot bagian dalam dan tulang ( derajat 3
atau 4 ) atau ulkus terinfeksi
(5) Kontraktur, keterbatasan fungsi dan dirawat inap untuk pelepasan
(release) dengan bedah  Konsul Bedah
(6) Luka bakar derajat 1 :
Anak : luka bakar derajat 1 mengenai 25% luas tubuh
(7) Luka bakar derajat 3 :
 Dewasa : luka bakar derajat 3 dimanapun, mengenai lebih dari 10%
luas permukaan tubuh atau luka bakar derajat 3 pada perineum,
manus, hidung, mulut, facial, atau pedis.
 Anak : Luka bakar derajat 3 dimanapun mengenai 5 % atau lebih
permukaan tubuh, atau mengenai airway
2) Reaksi Kusta

20. Urinary / Renal System


1) Laboratorium darah
Peningkatan akut urea nitrogen darah ( BUN ) > 40 mg/dL dan kreatinin >
1,8 mg/dL
2) Temuan Fisik
(1) Urinary output
 Dewasa : < 20 ml/jam atau < 400 ml/24 jam

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 32


 Anak : anuria atau oliguria < 1ml/kg/jam atau polyuria > 9
ml/kg/jam
(2) Hematuria persisten, tak dapat dijelaskan, atau gross hematuri
(3) Dicurigai atau terbukti ada batu atau obstruksi dengan satu dari gejala
berikut ini :
 Nyeri yang nyata
 Nausea dan atau vomiting
 Perdarahan
(4) Onset akut obstruksi dengan hidronefrosis
(5) Ketidakmampuan akut untuk menahan kencing atau obstruksi saluran
kencing akut
(6) Urine bocor ke vagina, rectum , atau colon
(7) Ekstravasasi ke dalam cavitas peritoneal, pelvis, atau retroperitoneum
(8) Luka tembus atau trauma lain terhadap sistem saluran kencing
(9) Infeksi saluran kencing dengan gejala-gejala sistemik ( mis : vomiting,
menggigil, panas, nyeri, atau pyuria walaupun sudah terapi antibiotik
selama 3 hari )
3) Radiologi
(1) Bendungan ureter atau pelvis renalis
(2) Baru terdiagnosa tumor atau dirawat inap untuk terapi definitif tumor
yang terdiagnosa sebelumnya
(3) Massa ginjal ( kecuali kista yang asimtomatik )
(4) Obstruksi atau ginjal tidak tampak
4) Lain – lain
(1) Chronic renal failure dengan perdarahan ( misal : nasal,
gastrointestinal)
(2) Penyakit ginjal terminal, patient dirawat inap untuk rangkaian awal
dialisis

3. Tatalaksana Khusus
1) Setelah proses skrining dapat dilakukan suatu pemindahan / rujuk ( sesuai
SPO transfer pasien dari unit ke RS lain )

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 33


2) Pemindahan atau Rujuk dapat dilakukan sebelum hasil pemeriksaan
penunjang tersedia.
3) Proses ini berdasarkan permintaan pasien karena keterbatasan biaya atau
karena jaminan asuransi, dan keterbatasan fasilitas rumah sakit

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 34


BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dari hasil Skrining berupa laporan atau catatan medik


yang dibuat oleh dokter penanggung jawab, serta didapatkan bukti dengan hasil
pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa tercatat dalam
catatan rekam medik pasien status rawat inap, rawat jalam dan gawat darurat,
Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas didalam penanganan Skrining
pasien wajib menyiapkan dokumen dokumen disetiap unit kerja terkait sebagai
berikut :
1. Dokumen Regulasi :
a. SPO Skrining Pasien
b. SPO Skrining Pasien Rujukan
c. SPO Triase
2. Dokumen Implementasi
a. Rekam Medis
Demikian buku panduan ini dibuat untuk pedoman pelayanan skrining pasien,
sehingga didalam pelayanan skrining pasien dapat berjalan baik dan sesuai standar
yang telah ditetapkan oleh undang – undang kesehatan yang berlaku. Dengan
terbitnya Buku Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Umum Kecamatan
Ciracas ini maka segala pelayanan skrining pasien wajib berlandaskan buku
pedoman ini terhitung setelah ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Umum
Kecamatan Ciracas.

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 35


DAFTAR PUSTAKA

Budiarto dan Anggraeni, 2003.Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Bustan. 2000. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Capernito, Lynda Juall (2000),Aplikasi Pada Praktek Klinis. Diagnosa


Keperawatan, Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Republik Indonesia (1998). Petunuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan


Rumah Sakit. Jakarta : Direktur Jendral Layanan Medis

Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas 36

Anda mungkin juga menyukai