VOLUME CAIRAN
Oleh:
NIM 16612885
2018
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD DENGAN KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN
PROPOSAL
Kesehatan
Madya Keperawatan
Oleh:
NIM 16612916
2018
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Proposal di Progam
Ponorogo
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 16612885
Pasien CKD dengan Kelebihan Volume Cairan Di RSUD dr. Harjono Ponorogo”
adalah bukan Proposal orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali
Yang Menyatakan,
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah yang
Cairan”. Proposal ini ditulis sebagai syarat untuk melakukan studi kasus yang
banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah serta Ridho-Nya yang
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan materi sehingga
7. Cholik Harun Rosjidi, APP, M.Kes selaku pembimbing dua yang telah
vi
8. Nur Ayu Fazerini, Amd.Kep sahabat saya yang telah membantu saya dalam
9. Semua pihak yang tidak dapat penliti sebutkan satu persatu atas bantuan
penyelesaian proposal.
Proposal ini berisi tentang latar belakang, tinjauan teori dan metode
dapat memahami rencana studi kasus sebagaimana yang tertulis dalam proposal.
Penulis menyadari bahwa proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis membuka diri untuk menerima berbagai
Wassalamualikum Wr. Wb
Yang Menyatakan,
vii
DAFTAR ISI
viii
2.1.6 Manifestasi Gagal Ginjal Kronik .............................................. 12
Lampiran ................................................................................................................36
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
menjadi masalah besar di dunia. Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit
atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi ekskresi, fungsi pengaturan
dan fungsi hormonal dari ginjal sebagai kegagalan sistem sekresi yang
(2012), edema akan terjadi pada pasien yang mengalami gagal ginjal kronik.
kronis merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat
menjadi urutan ke 18 pada tahun 2010. Menurut data dari United States Renal
Data System (USRDS) tahun 2014 prevalensi kejadian gagal ginjal kronik di
Amerika Serikat dari tahun ke tahun semakin meningkat tercatat pada tahun 2011
ada 2,7 juta jiwa dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 2,8 juta jiwa. Data Riset
penduduk Indonesia yang menderita Gagal Ginjal sebesar 0,2% atau 2 per 1000
umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan
1
2
(0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada masyarakat perdesaan (0,3%), tidak
prevalensi pasien yang menjalani terapi hemodialisis sebanyak sebanyak 852 jiwa.
rumah sakit RSUD dr Harjono pada tahun 2014 terdapat 200 pasien yang
menjalani dialisis dan terjadi peningkatan pada Januari sampai Oktober tahun
Pasien gagal ginjal kronik dapat mengalami retensi Na+ dan air yang
mencerminkan berkurangnya ekskresi garam dan air oleh ginjal. Kelebihan Na+
dan air dalam derajat sedang dapat terjadi tanpa disertai tanda-tanda objektif
kelebihan CES. Namun, ingesti Na+ yang berlebihan dan terus-menerus ikut
dan penambahan berat badan (Stephen dan Ganong, 2005). Saat total CES naik,
tekanan kapiler dan volume intersitial pun ikut naik yang kemudian menyebabkan
kelebihan volume cairan pada klien. Pasien gagal ginjal kronik dianjurkan untuk
sehingga jumlahnya sama dengan pengeluaran urin plus 500ml (insensible loss).
Karena mengalami gangguan konservasi garam dan air oleh ginjal, para pasien
Edema merupakan tanda dan gejala yang umum pada kelebihan volume
hipoproteinemia dan gagal ginjal yang parah seperti GGK (Thomas & Tanya,
2012). Masalah keperawatan yang terjadi pada pasien gagal ginjal salah satunya
adalah kelebihan volume cairan. Kelebihan volume cairan adalah kondisi dimana
edema, kulit tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada asupan cairan lebih
2009).
hemodialisa. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema dan komplikasi
kardiovaskuler. Air yang masuk kedalam tubuh dibuat seimbang dengan air yang
keluar, baik melalui urin dan IWL. IWL dapat dihitung dengan (Insensibel Water
Loss : 500 cc) + total produksi urin (24jam). Kebutuhan cairan terpenuhi
direfleksikan dari produksi urin 1 cc/menit, sehingga produki urin dewasa normal
±1200 cc/2 jam. IWL adalah 25% dari kebutuhan cairan per hari atau 500 ml-
dengan keluaran urin dalam 24 jam dan ditambahkan dengan IWL, ini merupakan
jumlah yang diperbolehkan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik yang
mendapatkan dialisis (Smeltzer & Bare, 2008). Berdasarkan hal tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti tentang “Asuhan Keperawatan pada Pasien CKD dengan
volume cairan?
1.3 Tujuan
volume cairan.
volume cairan.
volume cairan.
volume cairan.
volume cairan.
5
volume cairan.
1.4 Manfaat
Manfaat Praktis
Hasil Proposal ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan rumah sakit
Peneliti Selanjutnya
Hasil Proposal ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya yang
Profesi Perawat
Hasil Proposal ini dapat digunakan bagi pasien dan keluarga untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal ginjal kronis stadium End Stage Renal Disease (ESRD) yaitu
kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali,
ureum atau uremia (Smeltzer, 2017). Gagal ginjal kronis adalah kerusakan
ginjal yang terjadi selama atau lebih tiga bulan dengan LFG kurang dari
Ditandai oleh penurunan laju filtrasi glomerulus secara mendadak dan cepat
(hitungan jam-minggu). Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak bisa untuk
dan gagal ginjal yang parah seperti GGK (Thomas dan Tanya, 2012).
77
8
tubulointersitial.
Pada stadium yang paling dini gagal ginjal kronik, terjadi kehilangan
daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan dimana basal LFG masih
normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan
10
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%
peningkatan kadar urea dan kretainin serum. Sampai pada LFG sebesar 30%
mulai terjadi keluhan seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan
kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG kurang dari 30%,
pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia,
pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena
infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas maupun infeksi
lain natrium dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan
komplikasi yang lebih serius dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti
ginjal.
1. Stadium pertama
stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan penderita
dengan memberi beban kerja yang berat pada ginjal tersebut. Seperti tes
pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan tes GFR yang
diteliti.
2. Stadium kedua
ginjal, dimana lebih dari 75% jaringan berfungsi rusak (GFR besarnya
25% dari normal). Pada tahap ini kadar BUN baru mulai meningkat di
tergantung dari kadar protein dan diet. Pada stadium ini, kadar kreatinin
akibat infeksi, gagal jantung akibat dehidrasi. Pada stadium ini juga
3. Stadium ketiga
stadium akhir timbul apabila sekitar 90% dari massa nefron telah
hancur atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh. Nilai
GFR hanya 10% dari normal. Pada keadaan ini kreatinin serum dan
mencakup:
1. Pemeriksaan laboratorium
dan potassium atau kalium, pH, kadar serum fosfor, kadar Hb,
ginjal, batas kreatinin, urin rata-rata dari urine tampung selama 24 jam.
Analisa urine dapat dilakukan pada stadium gagal ginjal yang mana
dijumpai produksi urine yang tidak normal. Dengan urine analisa juga
yang progesif dapat terjadi output urin yang kurang dan frekuensi urine
menurun, monitor kadar BUN dan kadar kreatinin sangat penting bagi
Normal kadar BUN dan kreatinin 20:1. Bila ada peningkatan BUN
2. Pemeriksaan radiologi
3. Biopsi ginjal
2. Dialisis
a. DP intermiten (DPI)
d. DP Nokturnal (DPN)
16
3. Hemodialisa
keadaan seperti keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata, K serum
2.1.10 Pathway
Vaskular Infeksi
Zat Toksik
Tertimbun ginjal
Arteriosklerosis Penyakit sistemik
Zat
Reaksi Toksik
antigen antibodi
Obat-obatan Hipertensi
Zat Toksik
DM
uremia
Total CES naik Anemia
Iritasi lambung
Mual, muntah
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
18
Suplay O2
jaringan turun Tekanan vena
pulmonalis
Metabolisme
anaerob Kapiler paru naik
Edema paru
Asam laktat
naik
Gangguan
Fatigue, nyeri pertukaran gas
sendi
Nyeri
2.2.1 Pengkajian
data dan menempatkan data ke dalam format yang terorganisir (Rosdahl dan
Kowalski, 2014).
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Keluhan Utama
(Rahman, 2014).
Menurut Sitifa Aisara dkk (2018), pada pasien gagal ginjal kronis
prevalensi hipertensi pada pasien baru gagal ginjal kronik adalah lebih
dari 85%. Kulit kering karena penumpukan urea (urea frost). Mual,
a. Diabetes Melitus
b. Hipertensi
Karena penyebab gagal ginjal bisa dari DM atau hipertensi, maka kaji
a. Nutrisi
c. Istirahat
Terjadi gangguan pola tidur pada malam hari karena sering berkemih.
d. Aktivitas
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
2013).
cegukan.
d. Pemeriksaan leher
e. Pemeriksaan paru
Abu, 2013).
f. Pemeriksaan abdomen
g. Sistem perkemihan
(Setyaningsih, 2014).
h. Pemeriksaan integumen
purpura, kuku rapuh dan tipis, rambut kasar (Nasser Abu, 2013),
pitting odema.
detik
l. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan, yaitu :
glomerulus.
gr/dl
6) USG ginjal
7) Pielogram retrograde
8) Arteriogram ginjal
9) Sistouretrogram
10) EKG
13) Urine :
Warna : Keruh
Protein : proteinuria
terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal
Tipe data terbagi dua, yaitu data subjektif dan data objektif. Tujuan
kesehatan klien yang aktual atau potensial yang dapat dikelola melalui
yang ringkas, jelas, berpusat pada klien dan spesifik pada klien (Kowalski,
25
2015). Berikut ini adalah salah satu diagnosa keperawatan gagal ginjal
kronik:
4. Nyeri
metabolik.
6. Intoleransi aktivitas
tekanan arteri
pulmonal
20. Kongesti
pulmonal
21. Gelisah
22. Perubahan berat
jenis urin
23. Bunyi jantung s3
Sumber: NANDA (Herdman dan Kamitsuru, 2015), NOC (Moorhead dkk, 2016),
NIC (Bulecheck dkk, 2016), Amin dan Hardhi (2015).
2.2.5 Implementasi
intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang
2.2.6 Evaluasi
BAB 3
3.1 Metode
penelitian (Alimul Hidayat, 2012). Metode adalah suatu atau serangkaian cara
digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode studi kasus. Studi
kasus adalah suatu rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit
penelitian yang secara intensif misalnya pada satu klien, keluarga, kelompok,
gambaran satu unit subjek secara lebih jelas. Studi kasus yang akan dilakukan
tulis ilmiah ini adalah deskriptif. Teknik penulisan deskriptif adalah suatu
kegiatan penelitian yang dilakukan pada suatu objek tertentu secara jelas dan
28
28
29
menerangkan serta memprediksi terhadap suatu gejala atas dasar data yang
diperoleh dari lapangan. Penelitian studi kasus ini akan memaparkan tentang
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
Lokasi
Partisipan
Metode
Pengambilan Data
Dokumentasi
3.5 Etika
apapun.
full disclosure)
3. Informed consent
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
Sebjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasikan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
(confidential).
33
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, Aziz. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
Eka Aestri Agustina. 2016. Analisis Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Masalah Kelebihan Volume Cairan Di Ruang Mawar Rumah Sakit Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan.
Gombong: Program Studi Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Diakses tanggal 16 Oktober 2018
pukul 10.08 Dari elib.stikesmuhgombong.ac.id
Ika Agustin Putri Haryanti, Khairun Nisa. 2015. Terapi Konservatif dan Terapi
Pengganti Ginjal sebagai Penatalaksanaan pada Gagal Ginjal Kronik.
Majority Volume 4 Nomor 7. Diakses tanggal 20 Oktober 2018 pukul
19.32 Dari elib.stikesmuhgombong.ac.id
34
Rahman Arif. 2014. Optimalisasi Pembatasan Ciaran pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Mendapatkan Hemodialisis di RSUPN dr Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Karya Ilmiah Akhir. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2018 pukul 16.37
Dari lib.ui.ac.id
Rina Wiji Lestari. 2017. Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami Gagal
Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Ruang Cempaka Rsud.
Dr. Soedirman. Kebumen. Karya Tulis Ilmiah diterbitkan. Gombong:
Program Studi Pendidikan Diploma Akademi Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah. Diakses tanggal 16 Oktober 2018
Dari elib.stikesmuhgombong.ac.id
Rosdahl dan Kowalski. 2015. Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Vol 5.
Willliam dan Wilkins Lippicott. Alih Bahasa Oleh Setiawaan S.Kp.,
MNS., PhD. Jakarta: EGC
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
keperawatan yang akan dilakukan oleh Esa Kusuma Kurniawan dalam KTI yang
keperawatan ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama pemberian asuhan
Ponorogo, 2018
persetujuan
( ) ( )
Ponorogo, 2018
Peneliti
Lampiran 2
Pasien CKD Dengan Kelebihan Volume Cairan di Ruang Dahlia RSUD dr.
Harjono Ponorogo.
keperawatan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
Peneliti
Lampiran 3
40
41
42
43
44
45
46