1418 2014 1 PB PDF
1418 2014 1 PB PDF
Hubungan Rutinitas Senam Asma terhadap Faal Paru pada Penderita Asma
Abstrak
Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Data WHO menunjukkan
300 juta orang di dunia terdiagnosa asma dan diperkirakan akan meningkat menjadi 400 juta orang di tahun 2025. Pada
asma dijumpai adanya spasme otot bronkiolus yang dapat menimbulkan sesak napas, kesulitan saat ekspirasi, kapasitas
paru menurun serta kondisi fisik melemah. Upaya pengobatan asma telah dilaksanakan secara farmakologi dengan obat
yang bersifat pengontrol maupun pelega. Keberhasilan pengobatan asma harus ditunjang dari faktor fisik berupa olahraga
serta edukasi, salah satu upayanya adalah dengan senam asma, diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernafasan.
Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai obstruksi jalan napas, reversibilitas kelainan faal paru dan variabilitas faal
paru. Asma merupakan penyakit paru obstruktif yang bersifat reversibel. Gejala klinis yang dominan adalah riwayat episode
sesak, terutama pada malam hari yang sering disertai batuk. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi obstruksi ini
adalah dengan olahraga fisik berupa senam asma. Senam asma dianggap mampu mengurangi obstruksi dan meningkatkan
elastisitas dari bronkus dan otot-otot pernapasan. Dari penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa orang yang melakukan
senam asma mampu mengurangi kekambuhan serangan asma. Faal paru dapat lebih baik hasilnya apabila penderita rutin
melakukan senam asma.
Kata kunci: asma, faal paru, pengobatan, senam asma, sesak napas
faktor yaitu genetik dan lingkungan. Uji faal lainnya dipisahkan oleh suatu fisura horisontal
paru dengan spirometer dapat menjadi lobus atas dan lobus tengah. Setiap
menggambarkan beberapa segi keadaan paru. lobus selanjutnya dibagi menjadi segmen -
Volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) segmen yang disebut bronko-pulmoner,
merupakan pemeriksaan yang dapat mereka dipisahkan satu sama lain oleh sebuah
menunjukan kelainan obstruktif pada saluran dinding jaringan konektif, masing-masing satu
nafas, sedangkan pada pengukuran kapasitas arteri dan satu vena. Masing-masing segmen
vital paru(KVP) akan menunjukan kelainan yang juga dibagi menjadi unit-unit yang disebut
bersifat restriktif, yang bisa terjadi karena lobulus.6
pengurangan jaringan paru yang berfungsi, Pernapasan dapat berarti pengangkutan
terbatasnya pengembangan dinding rongga oksigen (O2) ke sel dan pengangkutan
dada dan atau gerakan diafragma.2 karbondioksida(CO2) dari sel kembali ke
Upaya pengobatan asma telah atmosfer. Secara fungsional saluran
dilaksanakan secara farmakologi dengan obat pernapasan dibagi atas bagian yang berfungsi
yang bersifat pengontrol maupun pelega. sebagai konduksi (pengantar gas) dan bagian
Namun keberhasilan pengobatan asma tidak yang berfungsi sebagai respirasi (pertukaran
hanya ditentukan oleh obat-obatan yang gas). Fungsi utama paru adalah sebagai alat
dikonsumsi tapi juga harus ditunjang dari pernapasan yaitu melakukan pertukaran udara
faktor fisik berupa olahraga serta edukasi (ventilasi), yang bertujuan menghirup
pencegahan dalam serangan. Bentuk upaya masuknya udara dari atmosfer kedalam paru-
tersebut adalah dengan senam asma atau paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara dari
olahraga fisik lain seperti jalan santai, lari, dan alveolar ke luar tubuh (ekspirasi). Fungsi
berenang. Bagi pasien asma olahraga pernapasan ini dimulai dari hidung sampai ke
diperlukan untuk memperkuat otot-otot parenkim paru. 7,8
pernafasan.3 Asma didefinisikan menurut ciri-ciri
Yayasan Asma Indonesia (YAI) telah klinis, fisiologis dan patologis. Ciri-ciri klinis
merancang senam bagi peserta klub asma yang yang dominan adalah riwayat episode sesak,
disebut senam asma indonesia. Tujuan Senam terutama pada malam hari yang sering disertai
Asma Indonesia adalah melatih cara bernafas batuk. Pada pemeriksaan fisik, tanda yang
yang benar, melenturkan dan memperkuat sering ditemukan adalah mengi. Ciri-ciri utama
otot pernapasan, melatih eskpektorasi yang fisiologis adalah episode obstruksi saluran
efektif, juga meningkatkan sirkulasi. Senam ini napas, yang ditandai oleh keterbatasan arus
dapat dilakukan tiga hingga empat kali udara pada ekspirasi. Sedangkan ciri-ciri
seminggu dengan durasi sekitar 30 menit. patologis yang dominan adalah inflamasi
Senam akan memberi hasil bila dilakukan saluran napas yang kadang disertai dengan
sedikitnya 4 sampai 7 minggu. Sebelum perubahan struktur saluran napas. Asma
melakukan senam perlu diketahui bahwa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan
pasien tidak sedang dalam kondisi serangan lingkungan, asma merupakan penyakit
asma, tidak dalam keadaan gagal jantung inflamasi kronik saluran napas yang
tetapi dalam kondisi kesehatan cukup baik.4,5 menyebabkan hipereaktivitas bronkus
terhadap berbagai rangsangan, dengan gejala
Isi episodik berulang berupa batuk, sesak napas,
Paru-paru adalah dua organ yang mengi dan rasa berat di dada terutama pada
berbentuk seperti bunga karang besar yang malam dan atau dini hari, yang umumnya
terletak di dalam torak pada sisi lain jantung bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
dan pembuluh darah besar. Paru-paru dibagi pengobatan. Karena dasar penyakit asma
menjadi lobus-lobus. Paru-paru sebelah kiri adalah inflamasi, maka obat-obat anti inflamasi
mempunyai dua lobus, yang dipisahkan oleh berguna untuk mengurangi reaksi inflamasi
belahan yang miring. Lobus superior terletak di pada saluran napas.9,10
atas dan di depan lobus inferior yang Pencetus serangan asma dapat
berbentuk kerucut. Paru-paru sebelah kanan disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain
mempunyai tiga lobus. Lobus bagian bawah alergen, virus, dan iritan yang dapat
dipisahkan oleh fisura oblik dengan posisi yang menginduksi respons inflamasi akut. Asma
sama terhadap lobus inferior kiri. Sisa paru dapat terjadi melalui 2 jalur, yaitu jalur
Majority | Volume 4 | Nomor9 |Desember 2015 |104
Azmy Hanima A dan Khairun Nisa B| Hubungan Rutinitas Senam Asma terhadap Faal Paru pada Penderita Asma
imunologis dan saraf otonom. Jalur imunologis Penatalaksanaan asma bertujuan untuk
didominasi oleh antibodi IgE yang terutama menghilangkan dan mengendalikan gejala
melekat pada permukaan sel mast pada asma agar kualitas hidup meningkat, mencegah
interstisial paru, berhubungan erat dengan eksaserbasi akut, meningkatkan dan
bronkiolus dan bronkus kecil. Alergen mempertahankan faal paru seoptimal
kemudian berikatan dengan antibodi IgE yang mungkin, mempertahankan aktivitas normal
melekat pada sel mast dan menyebabkan sel termasuk latihan jasmani dan aktivitas lainnya,
ini berdegranulasi mengeluarkan mediator menghindari efek samping obat, mencegah
seperti histamin, leukotrien, faktor kemotaktik terjadinya keterbatasan aliran udara ireversibel
eosinofil dan bradikinin. Hal itu akan serta meminimalkan kunjungan ke gawat
menimbulkan efek edema lokal pada dinding darurat.13 Pada prinsipnya pengobatan asma
bronkiolus kecil, sekresi mukus yang kental dibagi menjadi 2 golongan yaitu antiinflamasi
dalam lumen bronkiolus, dan spasme otot merupakan pengobatan rutin yang bertujuan
polos bronkiolus, sehingga menyebabkan mengontrol penyakit serta mencegah serangan
inflamasi saluran napas. Pada jalur saraf dikenal dengan pengontrol dan bronkodilator
otonom, inhalasi alergen akan mengaktifkan yang merupakan pengobatan saat serangan
sel mast intralumen, makrofag alveolar, nervus untuk mengatasi eksaserbasi/serangan, dikenal
vagus dan mungkin juga epitel saluran napas. dengan pelega. Keberhasilan pengobatan asma
Peregangan vagal menyebabkan refleks tidak hanya ditentukan oleh terapi farmakologi
bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang tapi juga harus ditunjang dengan terapi non
dilepaskan oleh sel mast dan makrofag akan farmakologi seperti latihan (exercise) dalam
membuat epitel jalan napas lebih permeabel menunjang kebutuhan bernapas. Salah satu
dan memudahkan alergen masuk ke dalam bentuk upaya pengobatan tersebut adalah
submukosa, sehingga meningkatkan reaksi dengan senam asma. Di luar senam asma
yang terjadi. Pelepasan neuropeptida terdapat olahraga dalam bentuk lain seperti;
menyebabkan terjadinya bronkokonstriksi, jogging, berenang, dan senam merpati putih.
edema bronkus, eksudasi plasma, hipersekresi Senam asma dapat lebih efektif apabila
lendir, dan aktivasi sel-sel inflamasi.11,12 penderita asma tersebut patuh terhadap waktu
Diagnosis asma didasarkan anamnesis, dalam mengikuti terapi senam asma.
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Keseriusan dan kebenaran dalam mengikuti
Diagnosis klinis asma sering ditegakkan oleh beberapa gerakan senam asma yang sistematis
gejala berupa sesak episodik, mengi, batuk dan dapat membantu elastisitas otot-otot
14,15
dada terasa sakit.Pada pemeriksaan fisik pernapasan.
pasien asma sering ditemukan perubahan cara Spirometri paling sering digunakan untuk
bernapas dan terjadi perubahan bentuk menilai fungsi paru. Sebagian besar pasien
anatomi toraks. Pada inspeksi dapat ditemukan dapat dengan mudah melakukan spirometri
napas cepat, kesulitan bernapas, menggunakan setelah dilatih oleh pelatih atau tenaga
otot napas tambahan di leher, perut dan dada. kesehatan lain yang tepat. Spirometri dapat
Pada auskultasi dapat ditemukan mengi dan digunakan untuk diagnosis dan memantau
ekspirasi memanjang. Pemeriksaan penunjang gejala pernapasan dan penyakit, persiapan
yang dapat dilakukan antara lain spirometri operasi, penelitian epidemiologi serta
untuk mengukur faal paru, X-ray dada/thorax penelitian lain. Pengukuran faal paru
dilakukan untuk menyingkirkan penyakit yang digunakan untuk menilai obstruksi jalan napas,
tidak disebabkan asma, pemeriksaan IgE untuk reversibilitas kelainan faal paru dan variabilitas
menyokong anamnesis dan mencari faktor faal paru sebagai penilaian tidak langsung
pencetus serta uji hipereaktivitas bronkus/HRB. hiperesponsif jalan napas.16
Pengukuran fungsi paru digunakan untuk Pemeriksaan faal paru yang sering
menilai berat keterbatasan arus udara dan dilakukan adalah: Vital capasity (VC) adalah
reversibilitas yang dapat membantu diagnosis. volume udara maksimal yang dapat
Mengukur status alergi dapat membantu dihembuskan setelah inspirasi maksimal. Pada
identifikasi faktor risiko. Pada penderita vital capasity (VC), subjek tidak perlu
dengan gejala konsisten tetapi fungsi paru melakukan aktifitas pernapasan dengan
normal, pengukuran respon dapat membantu kekuatan penuh, sedangkan pada forced vital
diagnosis.2 capasity (FVC), subjek melakukan aktifitas
Majority | Volume 4 | Nomor9 |Desember 2015 |105
Azmy Hanima A dan Khairun Nisa B| Hubungan Rutinitas Senam Asma terhadap Faal Paru pada Penderita Asma
pernapasan dengan kekuatan maksimal. Pada dengan menarik dan mengeluarkan nafas
orang normal tidak ada perbedaan antara FVC dalam. Gerakan menaik nafas dimulai
dan VC, sedangkan pada kelainan obstruksi melalui hidung, lalu nafas dikeluarkan
terdapat perbedaan antara VC dan FVC. Forced lewat mulut seperti orang meniup lilin.
expiratory volume in 1 second (FEV1) yaitu Waktu yang diperlukan untuk menarik
besarnya volume udara yang dikeluarkan nafas lebih pendek dari pada
dalam satu detik pertama. Lama ekspirasi mengeluarkan nafas,
pertama pada orang normal berkisar antara 45 5. Gerakan inti B dilakukan selama 10 menit,
detik dan pada detik pertama orang normal pada dasarnya fungsi gerakan sama
dapat mengeluarkan udara pernapasan dengan gerakan inti A, namun dengan
sebesar 80% dari nilai VC. Bila FEV1/FCV kurang intensitas lebih tinggi,
dari 75 % berarti abnormal. Pada penyakit 6. Gerakan aerobik. Pada gerakan aerobik ini
obstruktif seperti bronkitis kronik atau dapat diklasifikasikan menjadi aerobik I
emfisema terjadi pengurangan FEV1 yang lebih yang ditujukan bagi pemula atau
besar dibandingkan kapasitas vital sehingga penyandang asma yang cukup berat,
rasio FEV1/FEV kurang dari 75%.16,17 aerobik 2 yang ditujukan bagi penyandang
Senam asma merupakan suatu jenis asma yang mulai terkontrol serta aerobik
terapi latihan yang dilakukan secara kelompok 3 yang gerakannya didesain untuk orang
yang melibatkan aktivitas gerakan tubuh atau normal dan penyandang asma yang
merupakan suatu kegiatan yang membantu karena sudah sering latihan berkali-kali
proses rehabilitasi pernapasan pada penderita maka dapat melakukannya seperti orang
asma.18 Senam asma juga merupakan salah normal,
satu penunjang pengobatan asma karena 7. Gerakanpendingin (cooling down).20
keberhasilan pengobatan asma tidak hanya Asma merupakan penyakit paru
ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, obstruktif yang bersifat reversibel. Gejala klinis
namun juga faktor gizi dan olahraga. Bagi yang dominan adalah riwayat episode sesak,
penderita asma, olahraga diperlukan untuk terutama pada malam hari yang sering disertai
memperkuat otot-otot pernapasan. Senam batuk. Salah satu cara yang dilakukan untuk
asma bertujuan untuk melatih cara bernafas mengurangi obstruksi ini adalah dengan
yang benar, melenturkan dan memperkuat olahraga fisik berupa senam asma. Senam
otot pernafasan, melatih ekspektorasi yang asma dianggap mampu mengurangi obstruksi
efektif, meningkatkan sirkulasi, mempercepat dan meningkatkan elastisitas dari bronkus dan
asma yang terkontrol, mempertahankan asma otot-otot pernapasan. Didapatkan juga hasil
yang terkontrol serta kualitas hidup lebih baik. orang yang melakukan senam asma mampu
Penderita asma harus selalu membawa obat mengurangi kekambuhan serangan asma. Faal
bronkodilator (dalam bentuk inhaler) dan paru dapat lebih baik hasilnya apabila
penderita asma tipe exercise induced asthma penderita rutin melakukan senam asma.10,17,18
harus memperhatikan intensitas latihan tidak
terlalu melelahkan serta menggunakan inhaler Ringkasan
sebelum senam.18,19 Senam asma merupakan suatu jenis
Tahapan gerakan senam asma adalah terapi latihan yang dilakukan secara kelompok
sebagai berikut: yang melibatkan aktivitas gerakan tubuh atau
1. Posisidoa, merupakan suatu kegiatan yang membantu
2. Gerakanpernafasan, gerakan in idilakukan proses rehabilitasi pernapasan pada penderita
selama 5 menit, asma. Serangkaian gerakan pada senam asma
3. Gerakan peregangan, dilakukan selama 7 sangat terkoordinasi. Senam asma dianggap
menit, bertujuan agar otot-otot tidak mampu mengurangi obstruksi dan
langsung digunakan secara berlebihan meningkatkan elastisitas dari bronkus dan
karena ini dapat menyebabkan kerusakan otot-otot pernapasan. Kerutinan dalam
otot, melakukan senam asma sangat berpengaruh
4. Gerakan inti A dilakukan selama 10 menit, terhadap aktivitas bronkus dan otot-otot
gerakan ini berguna untuk melatih otot- pernapasan. Sekurang-kurangnya senam asma
otot pernapasan. Pada prinsipnya setiap dilakukan2-3 kali dalam seminggu.
gerakan pada gerakan inti A selalu diikuti
Majority | Volume 4 | Nomor9 |Desember 2015 |106
Azmy Hanima A dan Khairun Nisa B| Hubungan Rutinitas Senam Asma terhadap Faal Paru pada Penderita Asma