Anda di halaman 1dari 10

1. 1.

SEJARAH PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari empowerment , sedang memberdayakan


merupakan terjemahan dari empower. Beberapa literatur mnyebutkan bahwa konsep
pemberdayaan sudah lahir sejak revolusi industri atau pada abad 16 (renaisance). Konsep
pemberdayaan mulai menjadi diskursus pembangunan, ketika orang mulai mempertanyakan
makna pembangunan.

1. 2. KONSEP PEMBERDAYAAN

Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap model pembangunan dan model
industrialisasi yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari kerangka
logik sebagai berikut :

1. Bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor


produksi,
2. Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan
masyarakat yang pengusaha pinggiran,
3. Kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik,
sistem hukum, dan ideologi manupulatif untuk memperkuat dan legitimasi,
4. Koopotasi sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik, dan ideologi, secara
sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat berdaya dan
masyarakat tunadaya.

Kondisi seperti diatas pada akhirnya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu
masyarakat yang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi tersebut
maka harus dengan proses pemberdayaan bagi yang dikuasai (empowerment of the powerless).
Berbagai pandangan mengenai pemberdayaan diantaranya yaitu :

1) Pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan (power to nobod)y.

2) Pemberdayaan adalah pembagian kekuasaan kepada setiap orang (power to everybody).

3) Pemberdayaan adalah penguatan kepada yang lemah tanpa menghancurkan yang kuat.

Dari ketiga konsep tersebut dapat disimpulkan tiga konsep pemberdayaan yanng paling
berpengaruh dilapangan yaitu : pemberdayaan konformis, pemberdayaan reformis,
pemberdayaan struktural (critical paradigm).
Masyarakat pedesaan
Masyarakat perkotaan
Gambar
1.1. ketidak
berdayaan masyarakat dalam pasar uang.

Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat lemah adalah dalam akses mencari modal. Dalam
pasar uang masyarakat pedesaan, terus didorong untuk menigkatkan tabungan. Tetapi ketika
mereka membutuhkan modal mereka diperlakukan diskriminatif oleh lembaga keuangan.
Sehingga yang terjadi adalah aliran modal yang ke masyarakat lemah menjadi ke masyarakat
yang kuat. Lembaga keuangan atas posisinya sebagai perantara, maka didalamnya berbagi resiko
dengan borrowers, memberikan informasi kepada borrowers, dan menyediakan liquiditas. Dan
atas masalah tersebut maka masyarakat kecil tidak bisa lagi melakukan tawar menawar dengan
pihak lembaga keuangan. Tentunya dalam hal ini sudah terjadi adanya keterlibatan masalah
politik maka cara penyelesaiannya pun tidak bisa hanya dengan menlakukan pendekatan
ekonomi saja tetapi juga dalam bidang politik dan kebijakannya, demikian yang diungkapkan
Syahrul Effendi Dosen Sosiologi Politik.

Kesimpulan konsep pemberdayaan masyarakat ini bahwa : 1. Pemberdayaan masyarakat tidak


dapat dilakukan hanya melalui salah satu pendekatan karena masalah terjadi memang pada
masing-masing aspek. 2. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi tidak cukup hanya
dengan pemberian modal bergulir, tetapi juga perlu ada penguatan kelembagaan ekonomi
masyarakat, dan penguatan posisi tawarnya. 3. Pemberdayaan dalam bidang ekonomi atau
penguatan ekonomi rakyat, perlu dilakukan secara elegan tanpa menghambat dan
mendiskriminasikan ekonomi kuat, untuk itu kemitraan antar usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah, dan usaha besar adalah jalan yang harus ditempuh. 4. Pemberdayaan masyarakat
dalam bidang ekonomi adalah proses penguatan ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang
kokoh, modern, efisien. 5. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak dapat
dilakukan melalui pendekatan individu, melainkan dibutuhkan melalui pendekatan kelompok.
1. 3. PRAKTIK PEMBERDAYAAN BIDANG EKONOMI SAAT INI

Berbagai upaya pemberdayaan ekonomi maka sudah banyak kebijakan yang mengupayakan
masalah tersebut seperti IDT, P3DT, PPK, PEML/LED, PDMDKE, dan PARUL. Memiliki
kemiripan dengan pendekatan seperti :

1. Bantuan Modal

Sistem atau kebijakan yang kondusif untuk memperluas akses usaha mikro, usaha kecil dan
menengah ke lembaga keuangan sudah cukup banyak seperti KUT, KKOP, KMK-BPR, KKPA
PIR, KPKM, KMK-UKM,dll. Alternatifaction untuk masyarakat ini jauh lebih baik dari pada
pemberian dana bergulir. Hal ini relevan dengan tujuan pemberdayaan ekonomi rakyat yang
akan menjadikan, ekonomi rakyat sebagai ekonomi yang tangguh, mandiri, berdaya saing dan
modern.

1. Bantuan Pembangunan Prasarana

Komponen terpenting dalam usaha pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi adalah


pembangunan prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasaran pemasaran dan atau
transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya
meningkatkan penerimaan petani dan pengusaha mikro, pengusaha kecil dan menengah.

1. Bantuan Pendampingan

Pendampingan masyarakat tunadaya memang sangat penting. Tugas utama pendampingan ini
adalah memfasilitasi proses belajar dan menjadi mediator untuk penguatan kemmitraan baik
antara usaha mikro, kecil maupun menengah dengan usaha besar.

1. Penguatan Kelembagaan

Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan pada kemudahan untuk memperoleh


akses modal kelembaga keuangan yang telah ada dan untuk membangun skala usaha yang
ekonomis.\

1. Penguatan Kemitraan Usaha

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi adalah penguatan bersama, dimana yang besar hanya akan
berkembang kalau ada yang kecil dan menengah dan yang kecil akan berkembang kalau ada
yang besar dan menengah.

1. 4. EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM PEMBERDAYAAN

Pada saat sekarang ini sudah banyak sekali program pemberdayaan yangdilakukan oleh banyak
pihak ini indikasi bahwa pemberdayaan sebagai paradigma baru pembangunan, telah menjadi
komitmen komponen bangsa. Namun untuk efektivitas dan efisiensi perlu adanya kesamaan
paham mengenai konsep pemberdayaan dan juga perlu adanya kordinasi antarlembaga.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan efektifitas dan efisiensi program
pemberdayaan yaitu :

Penguasaan faktor produksi

Banyak sekali program pemberdayaan namun hampir tidak ada yang mencoba aspek
penguasaan faktor-faktor produksi oleh rakyat,kalaupun ada hanya pada faktor modal tidak pada
faktor lahan. Hal ini sangat penting karena pada dasarnya penguatan ekonomi rakyat adalah
penguatan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.

Distorsi konsep

Distorsi konsep dalam implementasi dan kebijakan adalah hal yang umum terjadi.
Demikian juga dalam pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan masyarakat tanpa didukung
dengan perubahan administrasi pembangunan, akan mengalami kesulitan untuk dilaksanakan.

Penguatan SDM

Pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pengembangan ekonomi rakyat harus
mendapat penanganan yang serius. Sebab sumberdaya manusia adalah unsur paling fundamental
dalam penguatan ekonomi rakyat.

Spesifik lokasi dan permasalahan

Karena permasalahan yang dihadapi masyarakat tunadaya bersifat spesifik, baik dari
aspek lokasi maupun dari aspek permasalahan maka tidak mungkin didesain program
pemberdayaan yang bersifat generik.

Ekonomi nasional, harapan dan kenyataan

Bagaimana ekonomi bekerja untuk mencapai kemakmuran? ada tiga pandangan yang
berlaku sejak peradaban manusia sebelum masehi hingga sekarag yaitu :

Ekonomi pasar bebas

Aplikasi konsep ekonomi pasar bebas berjalan hingga mengambil banyak manfaat berupa
kemajuan pertumbuhan ekonomi, namun tetap saja menghadapi masalah utama berupa
ketimpangan kesejahteraan, pengangguran dan yang paling mengganggu setiap negara adalah
menimbulkan saling ketergantungan.

Ekonomi komunis
Konsepsi kepemilikan disandarkan pada basis pemikiran kepemilikan bersama.

Ekonomi pasal 33

Semua arah kebijakan dan peraturan perundangan dalam praktiknya ini tergantung
kepada perijinan yang diberikan pemerintah dengan berbagai persyaratan yang tidak mudah bagi
rakyat kebanyakan memperolehnya.

Pengelolaan SDA

Pemerintah mengatur segala ketentuan yang berhubungan dengan lapangan pekerjaan


sebagaimana diatur dalam pasal 27 akan direalisasikan. Namun dalam keadaan demikian sipa
yang dapat mengeksploitasi SDA adalah terbatas pada orang atau kelompok orang tertentu yang
dapat memenuhi syarat dan modal. Sedangkan rakyat jelata akan susah mendapatperijinankarena
ketiadaanya lembaga hukum yang membantu. Dan dalam hal ini yangdikhawatirkan yaitu
outcome setelah sekian lama dikelola keadaan rakyat akan tetap miskin dan menimbulkan
kecemburuan sosial yang dapat memicu kerusuhan-kerusuhan sosial.

Pengelolaan cabang produksi

Cabang produksi sangat penting bagi negara dan mempengaruhi orang banyak dikuasai
BUMN/BUMD swasta dalam negri bermodal dan asing. Merekalah yang mendapat berbagai
bentuk perijinan dll.

Mencari kerangka dasar konsepsi ekonomi pasal 33

Membangun konsepsi ekonomi tidaklah mungkin dibuat sesaat,sedangkan teori dan


konsep ekonomi yang berlaku sekarang ini merupakan terbentuk sepanjang peradaban manusia
itu sendiri. Tetapi setidaknya kita perlu memperbaiki praktik-praktik yang berlaku secara terus
menerus yang akan membawa harapan menuju pada tatanan ekonomi baru.

Ekonomi berkeseimbangan dan berkeadilan

Yaitu kegiatan pemakaian sumber daya secara efisien dalam menyediakan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkeseimbangan untuk mengurangi seoptimum
mungkin kelemahan-kelemahan yang selama ini selalu berlaku dalam kehidupan ekonomi.

Keseimbangan equilibrium

Keseimbangan adalah tindakan terencana dan taat asas unutk mengatur pasar pada setiap
jenis dan level industri dimana terjadi keseimbangan antara permintaan agregat dan penawaran
agregat setiap waktu sehingga fluktuasi yang terjadi sangat minimum, agar terjadi stabilitas
ekonomi yang terkelola.
Berkeseimbangan-balanced

Berkeseimbangan adalah tindakan kebijakan ekonomi untuk mewujudkan pemerataan


kesempatan kerja penuh pada segmen / lapisan dan distribusi pendapatan pada setiap kelompok
masyarakat dalam suatu negara berdasarkan keseimbangan pasar.

Pemakaian sumberdaya secara sadar dan terencana

Yaitu eksploitasi sumberdaya menurut rencana hingga jumlah yang diperkenankan


menurut kaidah-kaidah yang diperlukan untuk mengurangi potensi konsekuensi negatifyang
dapat diduga sehingga menghindari situasi boom-and-bush.

Boom and bush

Yaitu situasi ekonomi pada saat kuat mengakibatkan pembelanjaan berlebihan


melampaui kebutuhan dan kemampuan ekonomisnya, dan pada saat ekonomi lemah tak mampu
bangkit dengan segera karena tidak memiliki built in stabilizer.

Built in stabilizer

Yaitu tindakan pelaku ekonomi rumah tangga perusahaan pemerintah, pada saat ekonomi
mengalami booming, mereka berhemat untuk membentuk cadangan masa datang yang kemudian
akan membentuk kemampuan pelaku ekonomi untuk tetap survive pada saat ekonomi melemah.

Nilai keekonomian berkeseimbangan,

Yaitu penyesuaian nilai keekonomian yang berlaku akibat terjadinya undervalued dan
overvalued dalam kehidupan ekonomi.

Rencana pertumbuhan ekonomi

Tantangan yang dihadapi setiap negara adalah bagaiman pertumbuhan ekonomi bisa dilakukan
dengan lebih stabil, pengangguran dan inflasi berkurang sambil memperkuat ekonomi pada pasar
terbuka dan menghindari sikap boom-and-bush. Kebijakan pemerintah umumnya mencakup
bidang fiskal, moneter dan segi penawaran.

1. 5. PERAN USAHA KECIL DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI


MASYARAKAT.

Usaha kecil selain sebagai usaha memberdayakan ekonomi masyarakat juga mempunyai potensi
yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian nasional.keuangan mikro dapat menjadi
faktor kritikal dalam usaha sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang efisien dapat
membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan
melalui : tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak befkluktuasi, mengelola resiko dengan
lebih baik, secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun aset, mengembangkan usaha
mikronya, menguatkan kapasitas perolehan pendapatanya dan dapat merasakan tingkat hidup
yang lebih baik.

1. 6. EKONOMI MASYARAKAT

Merajut kebersaman dan kemandirian bangsa melalui keuangan mikro, untuk menaggulangi
kemiskinan dan menggerakkan ekonomi rakyat. Bagi pengusaha mikro persoalan permodalan
ternyata merupakan masalah yang utama. Usaha mikro pada saat sekarag ini 98% nya dari total
unit usaha. Mengembangka usaha ini secara riil strategis yitu mereka telah memiliki ekonomi
produktif, dan secara efektif mengurangi kemiskinan yang diderita oleh mereka sendiri maupun
masyarakat lain.

1. 7. KRISIS EKONOMI GLOBAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP


PEREKONOMIAN INDONESIA

Transmisi dampak krisis global ke perekonomian indonesia pada dasarnya melewati dua jalur
yaitu jalur finansial dan alur perdagangan atau jalur makroekonomi.

1. 8. POTRET EKONOMI NASIONAL INDONESIA DAN KEMISKINAN

Kemiskinan sebagai fonemena sosial tidak hanya dialami oleh negara negara yang sedang
berkembang tetapi juga terjadi dinegara yang sudah mempunyai kemapanan dibidang ekonomi.
Dalam mengatasi masalah kemiskinan diperlukan kajian menyeluruh , sehingga dapat dijadikan
acuan dalam rancangan program pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada
konsep pertolongan. Penduduk miskin masih merupakan masalah pembangunan yang perlu
diupayakan pemecahanya melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang
dapat meningkatkan kemampuan ekonominya. Dalam upaya mengatasi kemiskinan pemerintah
telah meluncurkan program-program pemberdayaan melalui Usaha Ekonomis Produktif (UEP)
seperti Program Pemberdayaan Keluarga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan(P2KP), dan pemberdayaan Ekonomi Keluarga
melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).

https://elitasuratmi.wordpress.com/2012/05/02/pemberdayaan-masyarakat-dalam-ekonomi/
Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment, sedang memberdayakan adalah terjemahan
dari empower. Menurut Merriam Webster dan Oxford English Dictionary dalam Mardi Yatmo
Hutomo (2000: 1), kata empower mengandung dua pengertian, yaitu:

1. to give power atau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
mendelegasikan otoritas ke pihak lain;
2. to give ability to atau enable atau usaha untuk memberi kemampuan atau keperdayaan.

Terdapat 4 konsep pemberdayaan ekonomi menurut Sumodiningrat (1999) seperti yang dikutip
oleh Mardi Yatmo Hutomo (2000:6), secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat.


Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat adalah perekonomian nasional yang
berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri.
2. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar,
modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala
pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi
rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.
3. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke
ekonomi pasar, dari ketergantungan ke kemandirian. Langkah-langkah proses perubahan
struktur, meliputi: a) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya; b) penguatan
kelembagaan; c) penguasaan teknologi; dan d) pemberdayaan sumberdaya manusia.
4. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan produktivitas,
memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan hanya memberikan suntikan modal
sebagai stumulan, tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara
yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum berkembang.
5. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah: a) pemberian peluang atau
akses yang lebih besar kepada aset produksi (khususnya modal); b) memperkuat posisi
transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukan
sekadar price taker; c) pelayanan pendidikan dan kesehatan; d) penguatan industri kecil;
e) mendorong munculnya wirausaha baru; dan f) pemerataan spasial.
6. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: a) peningkatan akses bantuan modal
usaha; b) peningkatan akses pengembangan SDM; dan c) peningkatan akses ke sarana
dan prasarana yang mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.

Menurut Ginandjar Kartasasmita (1996), pemberdayaan ekonomi rakyat adalah “Upaya yang
merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk
meningkatkan produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya”. Dari berbagai
pandangan mengenai konsep pemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan
ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan
distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai,
dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang
harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek
kebijakannya.

Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak terlepas dari perluasan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam
memperluas kesempatan kerja, maka dipengaruhi salah satunya oleh kebijakan pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pengembangan UMKM terutama Usaha Kecil
Menengah (UKM), memiliki potensi yang strategis dalam rangka pemberdayaan masyarakat,
mengingat pertumbuhan dan aktifnya sektor riil yang dijalankan oleh UKM mampu memberikan
nilai tambah bagi masyarakat, yaitu tersedianya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan.
Hal ini menunjukkan bahwa kelompok UKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan
penyerapan tenaga kerja. Berkaitan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, maka
beberapa kegiatan pokok yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM terhadap UKM antara
lain:

1. Program pengembangan sistem pendukung usaha UKM - Kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan melalui program ini, yaitu: a) sumber pembiayaan, khususnya skim kredit
investasi dan penyediaan skim pembiayaan ekspor melalui lembaga modal ventura dan
lembaga non bank lainnya, terutama yang mendukung UKM; b) Penguatan jaringan
pasar domestik produk-produk UKM melalui pengembangan lembaga pemasaran,
jaringan/kemitraan usaha, dan sistem transaksi usaha yang bersifat on-line, terutama bagi
komoditas unggulan berdaya saing tinggi; c) Penguatan infrastruktur pembiayaan bagi
petani dan nelayan di perdesaan dan pengembangan skim-skim pembiayaan alternatif
seperti sistem bagi hasil dana bergulir, sistem tanggung renteng atau jaminan tokoh
masyarakat setempat sebagai pengganti agunan, penyuluhan perkoperasian kepada
masyarakat luas; d) Fasilitasi pengembangan skim penjaminan kredit melalui kerjasama
bank dan lembaga asuransi, dan fasilitasi bantuan teknis kepada BPR dan Konsultan
Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk meningkatkan penyaluran kredit bagi sektor
pertanian; e) Penyediaan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional dan pengrajin,
melalui pendekatan pembinaan sentra-sentra produksi/klaster disertai dengan dukungan
penyediaan infrastruktur perdesaan; f) Bantuan perkuatan untuk KSP/USP yang masih
dapat melakukan kegiatan; g) Memfasilitasi UKM untuk dapat berdagang di pasar darurat
yang disediakan Departemen Perdagangan.
2. Pemberdayaan usaha skala mikro - Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan melalui
program ini, yaitu: a) Peningkatan kesempatan dalam berusaha dengan penyediaan
kemudahan dan pembinaan teknis manajemen dalam memulai usaha, perlindungan usaha,
tempat berusaha wirausaha baru, dan penyediaan skim-skim pembiayaan alternatif untuk
usaha; b) Penyelenggaraan pelatihan budaya usaha dan perkoperasian serta fasilitasi
pembentukan wadah koperasi di daerah kantong-kantong kemiskinan; c) Peningkatan
kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan LKM dan KSP di sektor pertanian dan
perdesaaan antara lain melalui pembentukan sistem jaringan antar LKM dan antara LKM
dan bank; d) Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pendekatan klaster
di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan
usaha, termasuk dengan cara meningkatkan kualitas koperasi sebagai wadah organisasi
untuk meningkatkan skala ekonomi usaha dan efisiensi kolektif; e) Memfasilitasi sarana
usaha bagi usaha skala mikro, yang berlokasi di sekitar tenda-tenda penampungan, dan
pasar darurat yang pelaksanaan dikoordinasikan oleh Departemen Perdagangan; f)
Peningkatan kredit skala mikro dan kecil serta peningkatan kapasitas dan jangkauan
pelayanan KSP/USP; g) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan kewirausahaan
pengusaha mikro dan kecil. (Wayan Suarja, 2007).

Salah satu hal yang dapat mendukung berkembangnya suatu UKM agar tercipta perekonomian
yang kokoh adalah faktor modal. Hingga saat ini faktor modal berupa kredit usaha masih
diusahakan pemerintah dan tercantum dalam kebijakannya. Seperti yang telah disebutkan dalam
kebijakan pemerintah di atas, pemerintah melakukan kegiatan pokok di bidang permodalan di
antaranya adalah memperluas, memperkuat, dan memfasilitasi sumber-sumber pembiayaan serta
meningkatkan kredit skala mikro dan kecil. Dengan demikian, permodalan menjadi faktor yang
penting bagi kemajuan UKM dalam rangka menguatkan ekonomi nasional meskipun dalam
kenyataannya, beberapa pelaku UKM masih mengalami kesulitan dalam memperoleh kredit
tersebut.
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi-masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai