Anda di halaman 1dari 10

TINGKAT NYERI PINGGANG KALA I PERSALINAN MELALUI

TEKNIK BACK-EFFLUERAGE dan COUNTER-PRESSURE


Sri Rejeki 1, Ulfa Nurullita2, Retno Krestanti RN 3

1. Sri Rejeki: Praktisi Keperawatan, Dosen ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah


Semarang, Hp. 08122800206, e_mail: ii_rejeki@yahoo.com
2.
Ulfa Nurullita: Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Retno Krestanti RN: Praktisi Keperawatan

ABSTRAK

Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif sangat penting, karena ini
sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan
suatu tindakan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas teknik Back-Effleurage dan
teknik Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang kala I fase aktif persalinan. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pretest dan posttest
design. Sampel penelitian ini adalah 48 responden yang dipilih secara accidental sampling. Hasil
penelitian menunjukkan ada penurunan nilai nyeri setelah intervensi sebanyak 3,27. Uji Mann-Whitney
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara efektifitas teknik Back-Effleurage dan teknik
Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang kala I fase aktif persalinan dengan nilai p
(0,046<0,05). Dari kedua teknik tersebut yang lebih efektif dalam mengurangi nyeri pinggang persalinan
adalah teknik Counter-Pressure dengan hasil nilai mean 3,63 lebih besar mean teknik Back-Effleurage
2,92. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada perawat/bidan agar dapat membantu memenuhi
kebutuhan ibu akan rasa nyaman dalam pengontrolan nyeri saat memberikan pertolongan persalinan.

Kata kunci : Back-Effleurage, nyeri pinggang, dan kala I persalinan

ABSTRACT

The maternity pain handling and control is very important especially during the first active phase, since it
becomes the point to determine whether a woman in labor can have a normal labor process or has to end
up with medical care action. The purpose of this research is to understand the difference of technique
between Back-Effleurage technique and Counter-Pressure technique in reducing the waist pain during the
first phase of labor process. The methodology used in this research is pre-experiment research which
adopts one group pretest and post test design approach. The sample in this research takes 48 respondents
that are chosen based on accidental sampling. The result of this research shows that the reduction value of
pain occurs after 3.27 intervention attempts. The Mann-Whitney test indicates that there is significant
difference found between Back-Effleurage technique and Counter-Pressure technique towards waist pain
reduction in the first active phase of labor process with the value of p (0.046<0.05). Of those two
techniques, the more effective one in reducing the labor waist pain is the Counter-Pressure technique with
the mean value of 3.63 that is higher than the Back-Effleurage technique with the mean value of 2.92.
This research gives the recommendation for nurses or midwifes to provide the maternal needs of
convenience by delivering their assistance and controlling the pain during the labor process.

Key words: Back-Effleurage, Counter-Pressure, waist pain, and during the first phase of labor process.

124 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-133


PENDAHULUAN kesehatan saat memberikan pertolongan
Sebagian besar (90%) persalinan disertai persalinan. Penolong persalinan dan ibu
rasa nyeri. (oxorn DC, 1986). Rasa nyeri bersalin seringkali melupakan untuk
pada persalinan lazim terjadi dan menerapkan teknik pengontrolan nyeri
merupakan proses yang melibatkan pinggang persalinan pada kala I sehingga
fisiologis dan psikologis ibu. Nyeri ibu mengalami kesakitan hebat. Hal ini
merupakan penyebab frustrasi dan putus akan menyebabkan ibu bersalin memiliki
asa, sehingga beberapa ibu sering merasa pengalaman persalinan yang buruk,
tidak akan mampu melewati proses mengalami trauma persalinan yang
persalinan(Potter P, Ann Griffin Pery, berkepanjangan dan bahkan secara tidak
2006). Murray melaporkan kejadian nyeri langsung dapat menyebabkan post partum
pada 2.700 ibu bersalin, 15% mengalami blues. Maka sangat penting bagi seorang
nyeri ringan, 35% dengan nyeri sedang, penolong persalinan untuk memenuhi
30% dengan nyeri hebat dan 20% kebutuhan ibu akan rasa nyaman saat
persalinan disertai nyeri sangat hebat persalinan. Salah satu dari kebutuhan
(Shaaron Smith Murray, Emily Slone, Mc tersebut adalah pengontrolan nyeri
Kinney, Trula Myers Gorne, 2002) pinggang persalinan yang paling tepat dan
efektif baginya dan membutuhkan
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi dukungan untuk menerapkan teknik
yang fisiologis. Nyeri berasal dari tersebut pada saat proses persalinan
kontraksi uterus dan dilatasi serviks. (Mulati, Handayani, & Arifin, 2007.
Dengan makin bertambahnya baik volume
maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri Dewasa ini banyak metode ditawarkan
yang dirasakan akan bertambah kuat, untuk menurunkan nyeri pada persalinan,
puncak nyeri terjadi pada fase aktif, baik secara farmakologis (menggunakan
dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm obat-obatan) maupun non-farmakologis
dan berlangsung sekitar 4,6 jam untuk (secara tradisional). Beberapa pengelolaan
primipara dan 2,4 jam untuk multipara nyeri persalinan secara farmakologis
(Reeder, Martin & Griffin, 2011). Nyeri sebagian besar merupakan tindakan medis.
yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi Sementara itu pengelolaan nyeri secara
ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir non-farmakologis dapat dilakukan oleh
dan menimbulkan stress. Stress dapat sebagian besar pemberi asuhan kesehatan
menyebabkan melemahnya kontraksi (dokter, perawat maupun bidan) yang
rahim dan berakibat pada persalinan yang mungkin juga dapat melibatkan keluarga
lama (Maryunani, 2010). ibu bersalin. Walaupun metode
farmakologis lebih efektif dalam
Seorang ibu yang sedang dalam proses mengurangi nyeri persalinan, selain lebih
persalinan pasti akan mengalami nyeri mahal juga berpotensi mempunyai efek
pinggang persalinan dan berusaha untuk samping yang kurang baik bagi ibu
beradaptasi dengan nyeri tersebut. maupun janin (Maryunani, 2010, hlm.97).
Kemampuan adaptasi dan reaksi dari ibu
bersalin terhadap nyeri pinggang Efek obat yang diberikan kepada ibu
persalinan akan dipengaruhi oleh terhadap bayi dapat langsung menurunkan
lingkungan dimana ia melahirkan, fetal heart rate (FHR) yang bervariasi, dan
dukungan sosial yang ia terima, dan yang tidak langsung seperti obat yang
khususnya teknik pengontrolan nyeri menyebabkan hipotensi maternal dan
pinggang persalinan yang ia gunakan menurunkan aliran darah ke plasenta,
(Mulati, Handayani, & Arifin, 2007, sehingga menimbulkan hipoksia dan
hlm.1). asidosis pada bayi (Kinney, 2008).
Kelebihan dari penggunaan metode non-
Penanganan nyeri dalam persalinan farmakologis antara lain bersifat murah,
merupakan hal utama yang harus simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan
diperhatikan oleh pemberi asuhan dan dapat meningkatkan kepuasan selama

Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage 125


dan Counter-Pressure
Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, Retno Krestanti RN
persalinan karena ibu dapat mengontrol Alat pengumpulan data yang digunakan
perasaannya dan kekuatannya (Rejeki S, adalah wawancara dan lembar observasi
2011). pre dan pre intervensi (pengukuran nyeri
menggunakan Numeric Rating Scale).
Metode non-farmakologis (secara Analisis data untuk membuktikan hipotesa
tradisional) sangat bervariasi yang dapat yaitu analisis deskriptif dan analisis
diterapkan untuk membantu mengurangi analitik.
rasa nyeri, diantaranya adalah
masase/pijatan. Pada umumnya, ada dua HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
teknik pemijatan yang dilakukan dalam 1. Usia Responden
persalinan, yaitu teknik Back-Effleurage
Usia Frekuensi (N) Persentase (%)
dan Counter-Pressure, yang relatif cukup
< 20 th 3 6,3
efektif dalam membantu mengurangi nyeri
pinggang persalinan dan relatif aman 20-35 th 41 85,4
karena tidak ada efek samping yang > 35 th 4 8,3
ditimbulkan (Danuatmaja & Meiliasari, Total 48 100
2008). Prinsip metode ini adalah Dari data diperoleh usia responden
mengurangi ketegangan ibu sehingga ibu didominasi oleh kategori umur 20 – 35
merasa nyaman dan rileks menghadapi tahun sebanyak 41 responden dengan
persalinan. Metode ini juga dapat persentase sebesar 85,4%. Dalam penelitian
meningkatkan stamina untuk mengatasi ini didapatkan usia responden termuda
rasa nyeri dan tidak menyebabkan depresi (minimum) adalah 18 tahun (4,2%) dan usia
pernapasan pada bayi yang dilahirkan tertua (maximum) adalah 40 tahun (2,1%).
(Rejeki S. 2011). Karena usia tersebut merupakan usia
produktif, wanita produktif memiliki arti
Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui yakni suatu keadaan wanita yang telah
perbedaan efektifitas teknik Back- cukup umur untuk bisa menghasilkan
Effleurage dan teknik Counter-Pressure keturunan atau hamil. Usia normal wanita
terhadap pengurangan nyeri pinggang kala produktif yakni 15-45 tahun, karena pada
I fase aktif persalinan (studi pada ibu usia tersebut organ tubuh wanita yang
bersalin di RSUD Ambarawa Kab. disebut rahim telah mampu untuk
Semarang). menghasilkan indung telur di dalam
rahimnya dan bereproduksi (Salim, 2009).
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian pre Masa reproduksi sehat, dalam arti masa
eksperimen dengan pendekatan one group yang paling aman untuk hamil dan
pretest dan posttest design, untuk melahirkan, adalah 20-35 tahun. Pada usia
memperoleh gambaran perbedaan kurang dari 20 tahun wanita belum siap
efektifitas teknik Back-Effleurage dan secara psikis dan mental, meskipun secara
teknik Counter-Pressure terhadap tingkat biologis sudah mampu mengandung dan
nyeri pinggang kala I fase aktif persalinan. melahirkan (Gilarso, 2000). Menurut
Depkes RI (2003,dalam Wulandari, 2009)
Penelitian ini dilakukan di RSUD usia aman untuk hamil dan melahirkan
Ambarawa Kab. Semarang dan adalah usia 20-35 tahun, dari segi kesehatan
dilaksanankan pada tanggal 14 November ibu yang berumur kurang dari 20 tahun,
2011-14 Januari 2012. Populasi dalam rahim dan panggul belum berkembang
penelitian ini adalah semua ibu yang dengan baik. Begitu sebaliknya yang
melakukan persalinan normal di Ruang berumur lebih dari 35 tahun, kesehatan dan
Bougenville Unit Kandungan dan keadaan rahim ibu tidak sebaik seperti pada
Kebidanan RSUD Ambarawa Kab. saat ibu berusia 20-35 tahun.
Semarang, dengan jumlah sampel 48 Usia merupakan satuan waktu yang
responden menggunakan teknik accidental digunakan untuk mengukur keberadaan
sampling.

126 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-133


makhluk hidup maupun yang telah mati. Berdasarkan tabel 5.2 tersebut diketahui
Wanita dengan usia muda mengalami nyeri bahwa intensitas persalinan (paritas)
lebih berat dari nyeri yang dirasakan wanita responden didominasi oleh kelompok
dengan usia yang lebih tua, karena kesiapan primipara atau kehamilan/kelahiran pertama
psikologis yang dapat mempengaruhi kali sebanyak 25 responden dengan
persepsi nyeri. persentase 52,1%. Multipara ada 23
responden dengan persentase 47,9%.
Walaupun belum ada teori yang
menyebutkan pada usia berapa nyeri Paritas merupakan intensitas persalinan atau
mempunyai ambang yang rendah, namun juga dapat didefinisikan banyaknya
banyak teori yang menyebutkan usia kelahiran hidup yang dimiliki seorang
mempengaruhi persepsi nyeri yang wanita. Dari hasil penelitian juga dapat
dirasakan seseorang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa responden primipara
dijelaskan dengan pendapat Yuliatun (2008) cenderung lebih banyak mengalami nyeri
yang menyebutkan bahwa otak mengalami berat dibanding responden multipara, ini
degenerasi seiring dengan pertambahan didukung dengan nilai rata-rata (mean)
umur seseorang sehingga orang yang lebih pada primipara sebesar 8,80 lebih besar dari
tua mempunyai ambang nyeri lebih randah nilai (mean) multipara yaitu 8,35. Skor
dan lebih banyak mengalami penurunan nyeri terendah (minimum) pada primipara
sensasi nyeri. adalah 7 dan skor nyeri tertinggi
(maximum) adalah 10, sedangkan pada
Faktor usia dapat mempengaruhi respon multipara juga memiliki skor terendah
nyeri seseorang, ini lebih digunakan untuk (minimum) adalah 7 dan skor nyeri tertinggi
menjelaskan respon nyeri anak dengan (maximum) adalah 10. Hal ini sesuai
dewasa. Anak mempunyai respon nyeri dengan teori bahwa serviks pada wanita
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan primipara tidak mengalami perlunakan
usia remaja, dewasa dan orang tua. Ini sebelum onset persalinan sehingga nyeri
dikarenakan anak dapat mengekspresikan yang dirasakan oleh primipara lebih berat
nyeri lebih bebas sedangkan pada remaja daripada multipara (Yuliatun, 2008).
respon nyeri lebih rendah karena dapat
mengontrol perilakunya, sedangkan usia Perbedaan nyeri persalinan primipara dan
dewasa dan tua lebih rendah karena mereka multipara juga dapat disebabkan adanya
mengganggap nyeri merupakan proses perbedaan mekanisme pembukaan serviks
alami (Maslikhanah, 2011). yaitu pada primipara ostium uteri internum
akan membuka lebih dahulu sehingga
Dalam penelitian ini memiliki arti bahwa serviks akan mendatar dan menipis,
faktor usia bukan merupakan pengganggu, sedangkan pada multipara ostium uteri
karena semua responden berada dalam internum dan eksternum sudah sedikit
kategori usia yang sama yaitu usia dewasa membuka serta penipisan dan pendataran
atau usia produktif. Ini ditandai dengan serviks terjadi dalam saat yang sama,
nilai minimum (usia termuda) adalah 18 sehingga nyeri pada multipara cenderung
tahun (4,2%) dan nilai maximum (usia lebih ringan dibanding dengan primipara
tertua) adalah 40 tahun (2,1%). (Winkjosastro, 2002, hlm.45).

Tabel 5.2 Tabel 5.3


Distribusi frekuensi responden berdasarkan Distribusi frekuensi responden berdasarkan
paritas di RSUD Ambarawa Kab. Semarang, kecemasan sebelum dilakukan intervensi di
tahun 2012 (n=48) RSUD Ambarawa Kab. Semarang, tahun
Paritas Frekuensi (N) Persentase (%) 2012 (n=48)
Primipara 25 52,1 Kecemasan Frekuensi (N) Persentase (%)
Multipara 23 47,9
Ya 27 56,2
Total 48 100
Tidak 21 43,8
Total 48 100

Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage 127


dan Counter-Pressure
Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, Retno Krestanti RN
Dari data tabel 5.3 dapat dianalisis bahwa terhadap nyeri, yakni memperburuk atau
responden yang mengalami kecemasan menghilangkan nyeri.
sebelum dilakukan intervensi sebanyak 27
responden dengan persentase sebesar 56,2% Tabel 5.4
dan 21 responden tidak mengalami Distribusi frekuensi responden berdasarkan
kecemasan sebelum dilakukan intervensi nilai nyeri sebelum dan sesudah intervensi
dengan teknik Back-Effleurage di RSUD
dengan persentase sebesar 43,8%.
Ambarawa Kab. Semarang, tahun 2012
(n=24)
Kecemasan seringkali menyertai nyeri.
Hubungan antara kecemasan dan nyeri Rentang Pre_test Post_test
merupakan hubungan yang kompleks, nyeri
kecemasan seringkali meningkatkan respon Frekuen Perse Frek Perse
nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan si (N) ntase uensi ntase
kecemasan. Sangat sulit untuk memisahkan (%) (N) (%)
dua sensasi tersebut, kesehatan emosional 0 - - - -
seseorang biasanya dapat mentoleransi 1-2 - - - -
lebih terhadap nyeri sedang bahkan nyeri 3-6 - - 18 75
7-8 11 45,8 6 25
berat dibandingkan dengan seseorang yang
9-10 13 54,2 - -
emosinya tidak stabil. Total 24 100 24 100
Sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa cemas dan takut menyebabkan Berdasarkan data tabel 5.4 dapat dianalisis
peningkatan otot dan gangguan aliran darah bahwa rentang nyeri yang dirasakan
menuju otak dan otot. Hal tersebut sebelum dilakukan intervensi adalah pada
menyebabkan tegangan pada otot pelvis, skala 9-10 sebanyak 13 responden dengan
kontraksi uterus terganggu, dan hilangnya persentase sebesar 54,2% dan pada skala 7-
tenaga pendorong ibu selama kala II 8 sebanyak 11 responden dengan persentase
persalinan. Ketegangan yang lama akan sebesar 45,8%; hal ini dapat diartikan
menyebabkan kelelahan pada ibu dan bahwa nyeri yang paling banyak dialami
meningkatkan persepsi nyeri serta ibu bersalin sebelum/pre intervensi
menurunkan kemampuan ibu untuk merupakan nyeri berat hingga nyeri yang
mengontrol rasa nyerinya (Yuliatun, 2008). tak tertahankan.

Dalam penelitian ini tidak menilai tingkat Setelah/post intervensi nyeri menurun
kecemasan lebih mendalam, tetapi hanya dalam rentang skala 7-8 sebanyak 6
mengetahui kondisi kecemasan responden responden dengan persentase sebesar 25%
secara subjektif. Karena dan menurun dalam rentang 3-6 sebanyak
mempertimbangkan secara teknis bahwa 18 responden dengan persentase sebesar
tidak memungkinkan bila ibu bersalin harus 75%; hal ini dapat diartikan bahwa nyeri
menjalani prosedur panjang dalam yang dialami ibu bersalin setelah intervensi
pengukuran kecemasan. Untuk mengukur dengan teknik Back-Effleurage menurun
tingkat kecemasan seseorang dan menjadi nyeri berat hingga nyeri sedang.
menggolongkannya dalam kategori cemas Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
ringan, sedang dan berat dapat sebelum dilakukan intervensi teknik Back-
menggunakan skala yang baku yaitu Effleurage skor nyeri terendah (minimum)
Hamilton Anxiety Rating Scale. adalah 7 dan skor nyeri tertinggi
(maximum) adalah 10, dengan standar
Menurut Paice (1991, dikutip dari Potter deviasi sebesar 0,884 dan nilai rata-rata
dan Perry, 2005) melaporkan bahwa (mean) sebesar 8,54. Setelah dilakukan
stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem intervensi didapatkan skor nyeri terendah
limbik yang diyakini mengendalikan emosi (minimum) adalah 3 dan skor nyeri
seseorang, khususnya ansietas. Sistem tertinggi (maximum) adalah 8, dengan
limbik dapat memproses reaksi emosi

128 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-133


standar deviasi sebesar 1,345 dan nilai 17 responden (70,8%) pada skala 3-6. Hal
rata-rata (mean) adalah 5,63 ini menunjukkan ada penurunan rasa nyeri
setelah intervensi, dimana pada rentang
Menurut Potter dan Perry (2005), nyeri skala nyeri 9-10 sebelum intervensi ada 14
tidak dapat diukur secara objektif, seperti responden (58,3%) setelah intervensi
menggunakan X-Ray atau pemeriksaan teknik Counter-Pressure menjadi 0%. Pada
darah. Namun tipe nyeri yang muncul skala 7-8 sebelum intervensi ada 10
diramalkan berdasarkan tanda dan responden (41,7%) setelah intervensi
gejalanya. Sedangkan tipe nyeri tersebut Counter-Pressure menjadi 6 responden
berbeda pada setiap waktu. Gambaran (25%). Dan setelah intervensi juga terjadi
skala nyeri merupakan makna yang lebih penurunan yang berarti yaitu 1 responden
objektif yang dapat diukur dan dapat yang menyatakan nyerinya berada pada
mengkaji beratnya nyeri. skala 1-2 atau nyeri ringan (4,2%).

Tabel 5.5 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa


Distribusi frekuensi responden sebelum dilakukan intervensi teknik
berdasarkan nilai nyeri sebelum dan Counter-Pressure skor nyeri terendah
sesudah intervensi dengan teknik (minimum) adalah 7 dan skor nyeri
Counter-Pressure di RSUD Ambarawa tertinggi (maximum) adalah 10, dengan
Kab. Semarang, tahun 2012 (n=24) standar deviasi sebesar 0,824 dan nilai
rata-rata (mean) sebesar 8,63. Setelah
Rentang Pre_test Post_test dilakukan intervensi didapatkan skor nyeri
nyeri terendah (minimum) adalah 2 dan skor
Frekue Persen Frekue Persen nyeri tertinggi (maximum) adalah 7,
nsi (N) tase nsi (N) tase dengan standar deviasi sebesar 1,560 dan
(%) (%) nilai rata-rata (mean) adalah 5,00.
0 - - - -
1-2 - - 1 4,2 2. Analisis Bivariat (Perbedaan efektifitas
3-6 - - 17 70,8 teknik Back-Effleurage dan teknik
7-8 10 41,7 6 25 Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri
9-10 14 58,3 - - pinggang kala I fase aktif persalinan)
Total 24 100 24 100
Pada analisis bivariat ini dilakukan uji
Dari tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa pada normalitas data sebelum melakukan uji
keadaan sebelum tindakan Counter- yang lainnya. Hasil uji normalitas data
Pressure ada 10 responden (41,7%) dengan uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai p
menyatakan nyeri pada rentang skala 7-8 sebesar 0,022 sehingga dapat disimpulkan
dan 14 responden (58,3%) menyatakan bahwa data berdistribusi tidak normal.
berada pada rentang skala 9-10. Ini berarti
nyeri persalinan kala I fase aktif periode Hasil uji statistik perbedaan efektifitas
dilatasi maksimal, memiliki rentang skala teknik Back-Effleurage dan teknik
nyeri berat hingga sangat berat atau tak Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri
tertahankan. pinggang kala I fase aktif persalinan
menggunakan uji beda non parametrik
Setelah dilakukan tindakan masase dengan (Mann-Whitney Test) didapatkan nilai
teknik Counter-Pressure didapatkan hasil probabilitas (p) sebesar 0,046 yang artinya
yang cukup baik yaitu adanya penurunan lebih kecil dibandingkan dengan taraf
rentang nyeri dari skala nyeri tak signifikansi 5% atau 0,05; sehingga dapat
tertahankan ke skala berat, dari nyeri berat disimpulkan bahwa terdapat (ada)
ke skala sedang hingga ringan. Pada tabel perbedaan yang signifikan antara teknik
5.7 tampak ada 6 responden (25%) yang Back-Effleurage dan teknik Counter-
menyatakan nyerinya pada skala 7-8 dan Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang
kala I fase aktif persalinan.

Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage 129


dan Counter-Pressure
Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, Retno Krestanti RN
pernapasan. Tetapi dalam penelitian ini
Pada penelitian ini memberikan hasil hanya menggunakan waktu 5 menit untuk
bahwa setelah dilakukan tindakan pijatan, sehingga kurang memaksimalkan
masase/pijat ibu bersalin mengalami pengurangan nyeri yang diharapkan.
penurunan nyeri sebanyak 3,27. Sebelum Penjelasan tersebut sesuai dengan pustaka
dilakukan tindakan masase, rata-rata ibu yang ada (Yuliatun, 2008; Monsdragon,
bersalin mengalami nyeri sebesar 8,58. 2011; Maryunani, 2010) yaitu pada kala I
Dan setelah dilakukan tindakan masase, persalinan, impuls nyeri berasal dari
rata-rata nyeri yang dirasakan ibu bersalin serviks dan korpus uteri, ditranmisikan
menjadi 5,31. Sehingga dapat diartikan oleh serabut aferen melalui pleksus uterus,
bahwa pijatan/masase dapat menurunkan pleksus pelviks, pleksus hipogastrik
nyeri persalinan. inferior, middle, posterior dan masuk ke
lumbal yang kemudian masuk ke spinal
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil melalui Lumbal 1, Torakal 12, 11, dan 10.
kesimpulan bahwa teknik Counter- Dengan intervensi teknik Back-Effleurage
Pressure memberikan hasil selisih mean berupa usapan lembut menyusuri segmen
3,63 yang artinya lebih besar dibandingkan Torakal 10 hingga Sacrum memberikan
dengan nilai mean teknik Back-Effleurage rangsangan pada saraf berdiameter besar
yaitu 2,92. Hasil tersebut menunjukkan yang banyak terdapat dikulit akan menutup
bahwa teknik Counter-Pressure pintu jalur nyeri menuju ke korteks
merupakan teknik masase yang memiliki serebral (otak).
kontribusi yang lebih besar dalam
mengurangi nyeri pinggang kala I Pada prinsipnya rangsangan tersebut harus
persalinan dibanding dengan teknik Back- dilakukan awal rasa sakit atau sebelum
Effleurage. Hal ini dapat terjadi dengan impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf
beberapa kemungkinan diantaranya adalah yang berdiameter kecil mencapai otak.
kebenaran teori get-control yang dapat Pijatan dengan teknik Back-Effleurage
memblokir sinaps pembawa pesan nyeri yang teratur dengan latihan pernapasan
agar tidak berlanjut ke thalamus (otak). selama kontraksi digunakan untuk
mengalihkan ibu selama kontraksi. Pijatan
Teknik Counter-Pressure melakukan tersebut membuat relaksasi otot sehingga
pemblokiran impuls nyeri yang akan memberikan perasaan nyaman pada ibu
ditramisikan ke otak lebih cepat (Maslikhanah, 2011).
dibandingkan dengan cara kerja teknik
Back-Effleurage yang harus melalui tahap- Hasil penelitian ini juga didukung dengan
tahap dalam melakukan pemblokiran penelitian yang pernah dilakukan oleh
impuls nyeri saat kontraksi terjadi. Untuk Alifa (2008) tentang “efek teknik masase
membahas lebih dalam bagaimana nyeri Effleurage pada abdomen terhadap
menjadi berkurang, menggunakan dasar penurunan intensitas nyeri pada disminore
teori masase yaitu teori get-control. primer mahasiswa PSIK FKUB Malang”.
Dengan hasil bahwa teknik Effleurage
Penurunan nyeri yang terjadi karena terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri
pemberian masase dengan teknik Back- disminore primer.
Effleurage pada area punggung
menstimulasi serabut taktil kulit sehingga Dengan pemberian masase dengan teknik
sinyal nyeri dapat dihambat dan korteks Counter-Pressure dapat menutup gerbang
serebri tidak menerima sinyal nyeri pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju
tersebut, nyeri yang dirasakan pun dapat medulla spinalis dan otak, selain itu
berkurang/menurun. Menurut Danuatmaja tekanan kuat pada teknik ini dapat
dan Meiliasari (2008) Effleurage punggung mengaktifkan senyawa endhorpine yang
selama 10-20 menit setiap jam dapat berada di sinaps sel-sel saraf tulang
menurunkan tekanan darah, memperlambat belakang dan otak, sehingga tranmisi dari
denyut jantung, dan meningkatkan pesan nyeri dapat dihambat dan

130 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-133


menyebabkan status penurunan sensasi daerah pinggang yang merupakan daerah
nyeri (Monsdragon, 2004,¶4). Hal inilah nyeri yang paling dirasakan oleh
yang membuktikan bahwa teknik ini lebih kebanyakan ibu bersalin. Namun dengan
efektif dibanding teknik Back-Effleurage. adanya hasil penelitian ini dan penjelasan
bagaimana nyeri tersebut dapat dikurangi,
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian ini membuktikan bahwa teknik
hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Counter-Pressure lebih efektif
Mulati, Handayani dan Arifin (2007) dibandingkan dengan teknik Back-
tentang “perbedaan antara pengontrolan Effleurage.
nyeri pinggang persalinan dengan teknik
Superficial Heat-Cold dan teknik Counter- Penelitian ini juga mendukung penerapan
Pressure terhadap efektifitas pengurangan teori dalam penelitian yang dilakukan oleh
nyeri pinggang pada kala I persalinan”. Maslikhanah (2011) yaitu “penerapan
Memberikan hasil bahwa teknik Counter- teknik pijat Effleurage sebagai upaya
Pressure lebih efektif terhadap penurunan penurunan nyeri persalinan pada ibu
nyeri pada persalinan normal. inpartu kala I fase aktif di Polindes
Kembangringgit Kec. Pungging kab.
Teori get-control juga dapat digunakan Mojokerto”, dengan hasil bahwa teknik
untuk menjelaskan bagaimana teknik pijat Effleurage belum mampu
Counter-Pressure bekerja menurunkan menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh
rasa nyeri. Menurut (Rejeki, S. 2011) ibu yang akan melahirkan dan tidak bisa
sumber nyeri kala I yang berasal dari merubah karakteristik nyeri, tetapi efektif
saluran genital bawah, antara lain dalam menurunkan nyeri persalinan.
perineum, anus vulva dan klitoris
ditranmisikan melalui saraf pupendal SIMPULAN
menuju spinal melalui Sacral ke 4, 3, dan Penelitian ini memberikan hasil bahwa
2. Dengan diberikan masase teknik setelah dilakukan tindakan masase/pijat ibu
Counter-Pressure impuls nyeri tersebut bersalin mengalami penurunan nyeri
dapat dihambat dan sensasi nyeri di daerah sebanyak 3,27. Teknik Counter-Pressure
pinggang pun dapat berkurang. merupakan teknik masase yang lebih
efektif menggurangi nyeri pinggang kala I
Selain teori tersebut teknik Counter- fase aktif persalinan dibuktikan dengan
Pressure dapat juga dijelaskan nilai mean delta nyeri 3,63 > nilai mean
menggunakan dasar teori Opiate teknik Back-Effleurage 2,92. Ada
endogenous, dimana reseptor opiate yang perbedaan efektifitas teknik Back-
berada pada otak dan spinal cord Effleurage dan teknik Counter-Pressure
menentukan sistem saraf pusat untuk terhadap tingkat nyeri pinggang kala I fase
mengaktifkan substansi morfin yang aktif persalinan dibuktikan dengan hasil uji
dinamakan endhorpine dan enkephaline Mann-Whitney memberikan hasil nilai
bila nyeri diterima. Opiate endogen ini probabilitas (p) sebesar 0,046.
dapat dirangsang pengeluarannya oleh
stimulasi kulit melalui pijatan. Opiate Rekomendasi hasil penelitian ini adalah
reseptor ini berada pada ujung saraf sensori agar perawat/bidan dapat membantu
perifer. Dengan pijatan dan tekanan yang memenuhi kebutuhan ibu akan rasa
kuat selain memberikan block pada nyaman dalam pengontrolan nyeri secara
tranmisi nyeri, juga dapat mengaktifkan non farmakologis saat memberikan
endhorpine atau senyawa penawar alamiah pertolongan persalinan dengan menerapkan
dalam sistem kontrol desenden dan teknik Counter_Pressure.
membuat relaksasi otot sehingga nyeri pun
berkurang (Maryunani, 2010). DAFTAR PUSTAKA
Alifa, Anna., Ekowati., Sri Wahjuni, E.
Walaupun kedua teknik tersebut dapat (2008). Efek Teknik Masase
mengurangi nyeri persalinan khususnya di Effleurage Pada Abdomen

Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage 131


dan Counter-Pressure
Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, Retno Krestanti RN
Terhadap Penurunan Intensitas ncy/effleurage.html diperoleh
Nyeri Pada Disminore Primer tanggal 20 januari 2012
Mahasiswi PSIK FKUB Malang. Mulati, T.S., Handayani, S.R., & Arifin, Z.
http://elib.ub.ac.id/bitstream/12345 (2007). Perbedaan antara
6789/18020/1/pdf. diperoleh pengontrolan nyeri pinggang
tanggal 20 Juni 2011 persalinan dengan teknik
A Study of labor Pain Using. Niven C, superficial heat-cold dan teknik
Gijsbers K. Pain questionnaire, counter pressure terhadap
Soc Sci Med : The McGill , 1994, efektifitas pengurangan nyeri
Vol. 19. 1347-51. pinggang pada kala I persalinan
Asrinah., Putri, S.S., Sulistyorini, D., studi di RB wilayah Klaten.
Muflihah, I.S., & Sari, D.N. (2010). http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/ju
Asuhan kebidanan masa rnal/34076976. pdf diperoleh
persalinan. Yogyakarta: Graha tanggal 4 Mei 2011
Ilmu Oxorn, D.C. Obstetric Analgesia and
Danuatmaja, Benny., & Meiliasari, Mila. Anesthesia, in Oxorn Foote Human
(2008). Persalinan normal tanpa Labor and Birth. 8thedCrofts :
rasa sakit. Jakarta: Puspa Swaka Appleton Century Croft, 1986. 437-
Kinney, Mc., & Sloane, Emily. (2000). 467
Maternal child nursing 1st. Potter P, Ann Griffin Pery. Fundamental
Phyladelphia: WB. Saunders Of nursing. St Louis : Missoury:
Maryunani, Anik. (2010). Nyeri dalam Mosby Year Book, 2006. 1504-
persalinan “teknik dan cara 1508.
penanganannya”. Jakarta: Trans Potter, Patricia A. & Perry, Griffin Anne.
Info Media (2005). Buku Ajar fundamental
Maslikhanah. (2011). Penerapan teknik keperawatan: konsep, proses dan
pijat effleurage sebagai upaya praktik edisi 4. Alih bahasa:
penurunan nyeri persalinan pada Komalasari, Renata. Jakarta: EGC
ibu inpartu kala I fase aktif. Reeder, S.J., Martin, L.l., & Griffin, D.K.
Perpustakaan.uns. (2011). Maternity nursing: family,
http://digilib.uns.ac.id/upload/doku newborn, and women’s health care.
men/194051208201112252.pdf Alih bahasa, Afiyanti, Y., et al.
diperoleh tanggal 16 Agustus 2011 Jakarta: EGC
Masruroh, Imas. (2009). Efektifitas teknik Shaaron Smith Murray, Emily Slone, Mc
masase (Counter-Pressure) Kinney, Trula Myers Gorne.
terhadap penurunan intensitas Foundation of maternal newborn
nyeri pada fase aktif persalinan nursing. Company : W.B. Sauders
normal di ruang bersalin RSUD Company, 2002. 125-135.
Majalengka dan RSUD Sri Rejeki (2011) Tingkat nyeri persalinan
Cideres.http://repository.unpad.ac.i melalui therapi alat mekanik
d/bitsteam/handle/123456789/770/e manual penekan regiosakralis pada
fektifitas_teknik_masase.pdf. persalinan kala I, Preseding.
diperoleh tanggal 10 Februari 2012. Unimus.
Moderate Universal Pain Assassment Tool. Tamsuri, Anas. (2006). Konsep dan
(2010). Methodisth healthcare penatalaksanaan nyeri. Jakarta:
system of San Antonio, Ltd. EGC
http://www.mhshealth.com/CPM/2 Winknjosastro, Hanifa. (2002). Ilmu
010PainManagementScale.pdf kebidanan edisi ketiga. Jakarta:
diperoleh tanggal 20 Juni 2011 Yayasan Pustaka Sarwono
Monsdragon. (2004). Pregnancy Prawiroharjo
Information (Effleurage dan Wulandari, I.A.A.S., (2009). Faktor-faktor
massage). yang berhubungan dengan motivasi
http://www.monsdragon.org/pregna ibu hamil untuk melakukan ANC

132 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-133


secara rutin selama kehamilan di Yuliatun, Laily. (2008). Penanganan nyeri
Poli Kebidanan Rumkit Polpus RS. persalinan dengan metode
Soekanto. nonfarmakologi. Malang:
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s Bayumedia
1keperawatan09/205312024/bab6.p
df tanggal 7 Mei 2012

Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage 133


dan Counter-Pressure
Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, Retno Krestanti RN

Anda mungkin juga menyukai