Anda di halaman 1dari 2

PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)

Senam Prolanis adalah upaya untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan dan


meningkatkan aktivitas fisik melalui kegiatan olahraga/senam yang dilaksanakan
untuk peserta Prolanis.

1. Kegiatan ini dibentuk oleh FKTP (Puskesmas, Dokter Keluarga dan Klinik)
dengan cara mengumpulkan peserta terdaftar yang terindikasi penyakit kronis
(Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung, Asthma, PPOK, Epilepsi, Skizofrenia,
Stroke dan Sindroma Lupus Eritromatosus). Peserta yang masuk dalam Klub
ini adalah peserta JKN (BPJS Kesehatan, Askes, KIS, Jamkesmas dan
Jamkesda). Peserta dikumpulkan minimal 20 orang untuk membentuk 1 Klub.
2. Jenis Kegiatan Prolanis :
a. Senam Prolanis
Dilakukan 4x dalam sebulan (harinya ditentukan sendiri oleh FKTP dan
peserta klub). Anggaran maksimal kegiatan senam prolanis sebesar
Rp.250.000,- dengan rincian :
 Honor Instruktur Senam Prolanis
 Jika ada NPWP : Pajak Pph (Biaya x 50%) x 5%
 Jika tidak ada NPWP : Pajak Pph (Biaya x 50%) x 6%
 Konsumsi
b. Implementasi/Edukasi Peserta Prolanis
Dilakukan 1x dalam sebulan (harinya ditentukan sendiri oleh FKTP dan
peserta Klub). Anggaran maksimal kegiatan edukasi prolanis sebesar
Rp.700.000,- dengan rincian :
 Honor Narasumber Edukasi prolanis :
 Jika ada NPWP : Pajak Pph (Biaya x 50%) x 5%
 Jika tidak ada NPWP : Pajak Pph (Biaya x 50%) x 6%
 Jika Narasumber yang diundang adalah Dokter Spesialis
maka Biaya honor yang diberikan sebesar Rp.400.000,-
dengan perhitungan pemotongan pajak tetap menggunakan
ada dan tidak adanya NPWP
 Untuk pemberian Konsumsi, pemeriksaan kesehatan dasar (Tes
gula darah, tes asam urat dan kolesterol ), serta ATK (fotokopi
materi, buku dan bolpoint) dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta, digunakan maksimal Rp.450.000,-
 Narasumber kegiatan Edukasi Prolanis (Dokter, Perawat,Bidan dan
Nakes lainnya)
 Materi yang diberikan berupa Penjelasan mengenai Penyakit
Kronis maupun informasi kesehatan lainnya yang berkaitan erat
dengan peserta prolanis
3. Laporan kegiatan dimasukkan ke kantor BPJS Kesehatan terdekat (KLOK
TTS, KLOK TTU, KLOK MALAKA dan Kantor Cabang Atambua) maksimal 1
Minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
4. Bentuk Laporan :
 Notulen kegiatan
 Absensi Peserta Prolanis (Nama Peserta, Nomor Kartu JKN, Alamat,
Nomor Telepon/HP dan Tandatangan peserta)
 Hasil pemeriksaan peserta (Tekanan Darah, berat badan, GDP/GDS,
Kolesterol dan Asam Urat)
 Foto/Dokumentasi kegiatan (Pembukaan, senam, pemeriksaan
kesehatan dan saat break makan minum)
 Kwitansi pembayaran honor instruktur dan Narasumber (wajib tempel
materai 3000 karena biaya diatas Rp.250.000,-)
 Nota pembelian snack/konsumsi. Jika pembelian diatas Rp.250.000,-
maka wajib melampirkan kwitansi pembelian snack dengan ditempel
materai secukupnya dan dibubuhkan tandatangan dan cap pemilik
warung/katering.
 Nota pembelian stik gula darah/kolesterol/asam urat
 Nota fotokopi materi atau pembelian ATK
 Fotokopi NPWP Instruktur senam dan Narasumber
 Lampiran materi edukasi yang diberikan kepada peserta
5. Segala pembelian dalam bentuk apapun yang dikeluarkan biayanya untuk
berlangsungnya kegiatan prolanis (sesuai persyaratan) diatas Rp.250.000,-
wajib melampirkan Kwitansi pembelian dengan ditempel materai secukupnya
dan dibubuhkan tandatangan serta cap pemilik toko/warung.
6. Pengeluaran biaya selain persyaratan (doorprize, sewa kursi, sewa tenda,
print, pembelian materai, pembelian Map) dan lainnya yang tidak sesuai
dengan pengeluaran yang seharusnya, tidak ditanggung oleh BPJS
Kesehatan.
7. Setiap Nota dan Kwitansi yang dimasukkan harus sesuai dengan biaya
normal. Jika ditemukan nota dan kwitansi yang dimodifikasi besaran angka
dan biaya maupun yang dicoret, ditutup dengan Tipe-x dan ditulis ulang
angka serta biayanya dianggap telah memanipulasi data sehingga akan
ditolak oleh BPJS Kesehatan.
8. Nama penerima honor Narasumber dan honor Instrukstur senam harus jelas,
tidak boleh menggunakan nama singkat atau nama panggilan. Mengingat
setiap potongan pajak yang diterima akan dilaporkan ke Kantor Pajak.
9. Jika dalam 1 FKTP terdapat lebih dari 40-50 orang peserta prolanis dengan
perbandingan diagnosa Hipertensi dan Diabetes (Penyakit Kronis terbanyak
di wilayah NTT) maka dapat dibagi dalam 2 Klub. Sehingga frekuensi
kegiatanpun dilakukan 8x dalam sebulan untuk senam prolanis, 2x dalam
sebulan untuk kegiatan Implementasi/edukasi pesertan prolanis.
10. Penanggungjawab setiap klub prolanis, wajib melaporkan kepada BPJS
Kesehatan jika terjadi kendala atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
prolanis.

Info Kontak pegawai BPJS Kesehatan Kantor cabang Atambua :


Ibu Tina (08113812144)

Anda mungkin juga menyukai