ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
1) Sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 2 orang dengan rincian
sebagai berikut
Anggota Peneliti
Nama Lengkap : Marisha Salsabila
NIS : 14238
Kelas : X
3) Orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi maupun
penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari
ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang
kami lakukan sesusi dengan aturan yang berlaku.
Materai 6000
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah
Remaja (KTIR) yang berjudul “EKSTRAK KEPITING SUNGAI UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS, KUANTITAS, DAN KUALITAS
PERKEMBANGBIAKAN TELUR PADA AYAM PETELUR”
Kami menyadari bahwa proposal ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Rudi Prakanto, S.Pd. M. Eng, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Yogyakarta.
2. Izzuddien Sobri, selaku pembimbing penelitian I.
3. Zainal Abidin A. M, selaku pembimbing penelitian II
4. Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 1 Yogyakarta
5. Orang tua kami tercinta.
6. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Kami selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini. Untuk itu, segala saran dan kritik dari para
pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan penyusunan laporan di masa yang akan
datang.
Akhirnya dalam kesederhanaan bentuk ini, kami berharap semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 18
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kepiting sungai memiliki kandungan protein, dan kalsium cukup tinggi. Kandungan
protein, dan kalsium dengan jumlah di atas mampu dimanfatkan sebagai campuran pakan
ayam maupun itik petelur untuk menghasilkan telur yang berkualitas. Kualitas itu
diantaranya cangkang telur yang terlihat kokoh, dan keras, warna kuning telur yang
semakin kuning, rasa yang nikmat, dan kandungan gizi yang bagus. Selain bertambahnya
kualitas, dan kuantitas, penggunaan kepiting sawah ataupun ekstraksinya mampu
membuat unggas semakin sehat, dan masa bertelurnya menjadi lebih lama. Peningkatan
akan kualitas, dan kuantitas ini bisa diakibatkan adanya protein dan zat kitin pada kepiting
sungai. (Afrianto, Edi dan Evi Liviawaty, 1992)
Gambar 1
Kepiting sungai (Parathelphusa convexa)
“The tribe Caridea is made up of various types of shrimp and prawns, including
the shapping shrimps, which make a loud snapping noise with their chelae when
disturbed. Although most of the species of caridea are marine, some live in brackish
water, and some in fresh water (Parathelphusa convexa). Of the marine species, some
are found in deep water, others at medium depths, and still others in shallow waters.
The caridea are principally distinguished from the Panaeidea because their third pair
of perelopods does not carry any chelae ; the Caridea also have a more pronounced
curvature of the abdominal segment. This curvature is caused by an overlapping of
the pleura of the second abdominal segment over the pleura of the first segment. (The
pleura are lateral extensions of the plates covering the back of the animal).”
(J.A.L.Coooke,1968)
3
2. Kandungan Kepiting Sungai
Kepiting sungai memiliki kandungan 90 kcal energi, 79,02 gram air, 18,06 gram
protein, 1,08 gram lemak, 78 rol (mg) kolesterol, 89 (mg) kalsium, 0,74 (mg) besi per
seratus gramnya dibandingkan dengan komposisi gizi berbagai spesies ikan dan
makanan laut lain. (Sumber: U.S. Department of Agriculture, Composition of Foods,
Agriculture Handbook no. 8-11)
3. Ayam Petelur
Ayam petelur merupakan ayam yang sangat efisien untuk manghasilkan telur, dan
sangat potensial untuk diusahakan karena mudah untuk dipelihara, cepat berproduksi,
dan produksinya berupa telur disukai masyarakat. Menurut Susilorini, Sawitri dan
Muharlien (2009) Ayam petelur adalah ayam yang sangat efisien untuk
menghasilkan telur dan mulai bertelur umur ± 5 bulan dengan jumlah telur sekitar
250 - 300 butir per ekor per tahun. Telur merupakan sumber protein hewani,
bergizi tinggi, disukai masyarakat, mudah didapat, harga terjangkau, dan dapat dibuat
berbagai produk seperti roti, kue, telur asin dan lain-lain. Menurut Komala (2008)
Kandungan komposisi gizi telur terdiri antara lain : air 73,7 % ; Protein 12,9 % ;
Lemak 11,2 % dan Karbohidrat 0,9 %. dan kadar lemak pada putih telur hampir
tidak ada. Ditambahkan Sudaryani (2003) bahwa hampir semua lemak di dalam
telur terdapat pada kuning telur, yaitu mencapai 32 %, sedangkan pada putih telur
kandungan lemaknya sangat sedikit. Maka pengamatan lemak dan kolesterol lebih
efektif dilakukan pada kuning telur.
Kualitas telur konsumsi dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya adalah
warna kuning telur dan kandungan gizi didalam telur (seperti kadar lemak dan kadar
kolesterol kuning telur). Kadar lemak dan kadar kolesterol kuning telur perlu
diperhatikan, karena secara umum kadar lemak dan kadar kolesterol kuning telur
dianggap cukup tinggi. Sehingga ada larangan bagi penderita kolesterol tinggi
untuk mengkonsumsi telur, karena makanan dengan kadar lemak dan kolesterol tinggi
dapat menimbulkan penyakit. Menurut uraian dari Oetoyo dari Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia, lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan
kalori paling tinggi (Anonimous, 2007). Menurut Kim Woo Jae (2007) Kolesterol
merupakan salah satu komponen lemak, kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh, secara
normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat, tetapi jumlah
4
kolesterol tersebut dapat meningkat jumlahnya karena makanan eksterm
yang berasal dari lemak hewani, telur dan junkfood. Kolesterol yang berlebih
dalam tubuh akan tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan
penyempitan pembuluh darah dan bisa menyebabkan penyakit jantung.
5. Filtrasi
6. Fermentasi
B. Kerangka Pikir
Gambar 2
Kerangka pikir penelitian
5
Populasi kepiting sungai (Parathelphusa Convexa) menjadi masalah nyata bagi
masyarakat di Daerah, Dusun Gandekan, Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Kepiting
sungai dianggap sebagai hama tanaman persawahan, membuat rusak tekstur tanah penanaman
tanaman dan membuat lubang-lubang sarang di tanah area sawah, tepi saluran irigasi, dan
membocorkan air yang dibutuhkan untuk mengairi sawah karena lubang yang telah dibentuk
kepiting sungai. Sekarang ini, kepiting sungai (Parathelphusa Convexa) masih belum
dimanfaatkan secara maksimal. Ditinjau dari kandungannya, ekstrak kepiting sungai
mengandung kalori, kalium dan protein yang tinggi. Ekstrak kepiting sungai dapat dihasilkan
melalui proses fermentasi dan filtrasi secara bertahap. Ekstrak yang telah dihasilkan
dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, kuantitas, dan kualitas perkembangbiakan
telur.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Hipotesis Penelitian
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi-eksperimental (penemuan atau
discovering) yang dilakukan dengan serangkaian percobaan terhadap produk yang di teliti
dan perhitungan sekaligus observasi di lapangan secara langsung.
1. Populasi
Populasi kepiting sungai atau kepiting sawah (Parathelphusa convexa).
2. Sampel
Sampel penelitian yang digunakan adalah kepiting sungai atau kepiting sawah
(Parathelphusa convexa), keong sawah, ayam petelur.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas :
a. Jumlah dan komposisi ekstrak kepiting sungai yang diberikan pada beberapa
ayam petelur pengujian.
b. Komposisi pemberian ekstrak kepiting sungai untuk ayam petelur yang
ditinjau dari jumlah telur yang dihasilkan (kuantitas), kualitas, dan
perbandingannya.
Penelitian ini dimulai pada tanggal 20 Desember 2013 dan direncanakan selama
8 bulan (selesai pada bulan Agustus 2014) yang meliputi pencarian bahan, pembuatan
produk, percobaan, dan pengujian produk.
Kegiatan yang telah dilakukan dan rencana penelitian yang akan dilakukan, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Timeline kegiatan penelitian (Yang Telah Dilakukan)
No. Waktu Tempat Kegiatan
1 Jum’at, 20 Desember 2013 Rumah Peneliti Penemuan masalah
8
3 Sabtu, 28 Desember 2013 Laboratorium Perancangan
Geospasial Pesisir konsep desain
Parangtritis penelitian
4 Sabtu, 28 Desember 2013 Laboratorium Penulisan desain
Geospasial Pesisir penelitian
Parangtritis
5 Sabtu, 28 Desember 2013 Rumah Peneliti Perincian alat,
bahan, dan biaya
pembuatan alat
6 Sabtu, 11 Januari 2014 SMA Negeri 1 Pencarian referensi
Yogyakarta pada data primer
(buku, ensiklopedia)
7 5 Maret – 13 April 2014 Hotel Cailendra Pembinaan dan
Extension konsultasi desain
penelitian
Tabel 2
Timeline rencana kegiatan penelitian (Yang Akan Dilakukan)
9
12 3 hari Rumah Peneliti Pengujian
(Eksperimen) 4 langsung
terhadap kepiting sungai
13 3 hari Rumah Peneliti Proses fermentasi
kepiting sungai
14 3 hari Rumah Peneliti Proses filtrasi
kepiting sungai
15 3 hari Rumah Peneliti Pengujian
(Eksperimen) 5 langsung
terhadap kepiting sungai
16 3 hari Rumah Peneliti Proses fermentasi
kepiting sungai
17 3 hari Rumah Peneliti Proses filtrasi
kepiting sungai
18 1 minggu Laboratorium Uji laboratorium
Pangan UGM kandungan ekstrak
kepiting sungai
19 3 hari SMA Negeri 1 Pengeditan dan
Yogyakarta koreksi penelitian
10
F. Prosedur Kerja
Pada penelitian ini, terdapat 4 tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian tahap I : Pengolahan dan pembuatan ekstrak kepiting sungai
(Parathelphusa convexa)
Proses fermentasi
Baskom atau kepiting sungai
wajan ditutup (pncampuran
rapat dengan kulit ari
kelapa
Gambar 3
Pengolahan ekstrak kepiting sungai (Parathelphusa convexa)
a. Pengambilan sampel kepiting sungai
Peneliti mengambil bahan kepiting sungai dari area persawahan dan sungai
dengan jumlah 100 gram per area yang menjadi tempat pengambilan sampel.
b. Proses fermentasi kepiting sungai
Kepiting sungai diolah dan dipipihkan semua bagian tubuhnya. Proses ini
dilakukan dengan menampung kepiting sungai pada wajan. Hasil perasan kepiting
sungai diberikan beberapa kulit ari kelapa. Kulit ari kelapa kelapa merupakan
bahan yang menjadi stater untuk berlangsungnya proses fermentasi. Setelah itu,
wajan atau baskom ditutup rapat dan didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar
selama proses fermentasi berlangsung.
c. Proses filtrasi kepiting sungai
Setelah proses fermentasi selesai, dilanjutkan proses filtrasi, yaitu dengan
menyaring campuran kepiting sungai (Parathelphusa convexa) dan kulit ari
kelapa yang sudah terfermentasikan. Kemudian campuran tersebut ditampung
dengan alat penyaring dan diperas.
11
d. Penyuntikkan pada unggas ayam telur
Pada perasan yang dihasilkan akan terdapat gumpalan-gumapan. Gumpalan
tersebut disaring dan hasil dari proses filtrasi atau penyaringan tersebut adalah
ekstrak kepiting sungai (Parathelphusa convexa). Ekstrak tersebut disuntikkan
pada unggas ayam petelur.
2. Penelitian tahap II : Proses analisis fisik dan komposisi ekstrak kepiting sungai
Analisis fisik
dan komposisi
ekstrak
kepiting sungai
Ekstrak pertama Ekstrak kedua Ekstrak ketiga Ekstrak keempat Ekstrak kelima
(perbandingan (perbandingan (perbandingan (perbandingan (perbandingan
kepiting kepiting kepiting sungai kepiting sungai : kepiting
sungai:kulit ari sungai:kulit ari : kulit ari kelapa kulit ari kelapa sungai:kulit ari
kelapa = 1 : 1) kelapa 2 : 1), = 1 : 2) = 3 : 1) kelapa = 4 : 1)
Gambar 4
Analisis fisik dan komposisi ekstrak kepiting sungai
Pada penelitian tahap II dilakukan analisis fisik dan komposisi ekstrak kepiting
sungai (Parathelphusa convexa) terhadap kelima sampel ekstrak, ekstrak pertama
(perbandingan kepiting sungai : kulit ari kelapa = 1 : 1), ekstrak kedua (perbandingan
kepiting sungai : kulit ari kelapa = 2 : 1), ekstrak ketiga (perbandingan kepiting sungai
: kulit ari kelapa = 1 : 2), ekstrak keempat (perbandingan kepiting sungai : kulit ari
kelapa = 3 : 1), ekstrak kelima (perbandingan kepiting sungai : kulit ari kelapa = 4 :
1), Tujuan dari analisis fisik dan komposisi ini adalah untuk mengetahui
komposisi sampel ekstrak kepiting sungai dan karakter fisik terbaik, meliputi
warna, aroma, tekstur.
12
3. Penelitian tahap III : Analisis kimiawi ekstrak kepiting sungai
Gambar 5
Analisis kimiawi ekstrak kepiting sungai
13
G. Teknik Analisis Data
Keterangan :
: Perbedaan rata-rata kandungan ekstrak kepiting sungai dan spesies ikan,
keong sawah, dan makanan dari laut lain.
: Rata - rata kandungan spesies ikan, keong sawah, dan makanan dari laut
lain.
2. Perbandingan hasil akhir pada pengaruh produktivitas dan kualitas perkembangbiakan
telur pada ayam petelur
Produk ekstrak kepiting sungai yang telah dihasilkan diujikan pada ayam petelur
dengan pembanding spesies ikan, keong sawah, dan makanan dari laut lain.
a. Pengaruh pada berat, lama masa bertelur dan kesehatan ayam petelur
Untuk mengetahui efek atau pengaruh pada berat dan ayam petelur dengan
pemberian produk ekstrak kepiting sungai, dilakukan dengan membandingkan berat
dan tingkat kesehatan ayam petelur dengan pmberian ekstrak spesies ikan, keong
sawah, dan makanan dari laut lain maupun ekstrak kepiting sungai menggunakan
rumus :
Keterangan :
: Berat rata-rata ayam petelur dengan pemberian ekstrak kepiting sungai.
: Berat rata - rata ayam petelur dengan pemberian ekstrak spesies ikan, keong
sawah, dan makanan dari laut lain.
14
Keterangan :
: Lama masa bertelur rata-rata pada ayam petelur dengan pemberian ekstrak
kepiting sungai.
: Lama masa bertelur rata - rata ayam petelur dengan pemberian ekstrak spesies
ikan, keong sawah, dan makanan dari laut lain.
Keterangan :
: Tingkat kesehatan rata-rata ayam petelur dengan pemberian ekstrak kepiting
sungai.
: Tingkat kesehatan rata - rata ayam petelur dengan pemberian ekstrak spesies
ikan, keong sawah, dan makanan dari laut lain.
b. Pengaruh pada kualitas dan karakter fisik telur yang dihasilkan
Untuk mengetahui pengaruh kualitas telur pada ayam petelur yang meliputi
tingkat kekokohan (keras) cangkang, warna kuning telur, dan kenikmatan rasa,
dengan pemberian produk ekstrak kepiting sungai, dilakukan dengan
membandingkan berat dan tingkat kesehatan ayam petelur dengan pemberian
ekstrak spesies ikan, keong sawah, dan makanan dari laut lain maupun ekstrak
kepiting sungai menggunakan rumus :
Keterangan :
: Tingkat kekokohan cangkang telur rata-rata ayam petelur dengan pemberian
ekstrak kepiting sungai.
: Tingkat kekokohan cangkang telur rata-rata ayam petelur dengan pemberian
ekstrak spesies ikan, keong sawah, dan makanan dari laut lain.
Kegiatan analisis karakter fisik dilakukan dengan langkah berikut, pertama,
melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data uji
organoleptik yang telah terkumpul dengan metode skoring. Selanjutnya, dilakukan
interpretasi, yakni menafsirkan data-data yang telah terkumpul dengan menghitung
rata-rata dari hasil skoring dan membandingkan hasil tersebut dengan hasil telur
dari pemberian ekstrak spesies ikan, keong sawah, dan makanan dari laut lain.
15
Maka dari itu, didapatkan karakter fisik hasil telur dari pemberian ekstrak kepiting
sungai dibandingkan dengan hasil telur dari pemberian ekstrak spesies ikan, keong
sawah, dan makanan dari laut lain dengan rumus :
Keterangan :
: Perbedaan rata-rata hasil telur dengan pemberian ekstrak kepiting sungai pada
ayam petelur dan hasil telur dengan pemberian ekstrak spesies ikan, keong
sawah, dan makanan dari laut lain pada ayam petelur
: Rata-rata hasil telur dengan pemberian ekstrak spesies ikan, keong sawah, dan
makanan dari laut lain pada ayam petelur
Skala skor yang digunakan untuk uji organoleptik adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Skala uji organoleptik
16
DAFTAR PUSTAKA
Raudati, e.,Mahakka dan E. Sahara, 2001. Peningkatan mutu daging biji buah pinang
(pendium eduk) sebagai pakan ternak melalui proses fermentasi dengan penambahan
dedak halus. Jurnal peternakan dan lingkungan. Vol. 70. Universitas Andalas, Padang
17
LAMPIRAN
Adapun estimasi dana yang diperlukan dalam penelitian ini adalah seperti pada tabel di
bawah ini,
Rp 50.000,00 per
1. Ayam percobaan 6 Rp 300.000,00
ekor
Rp 10.000,00 per
4. Alat penyaring 2 Rp 20.000,00
jumlah barang
Jumlah Rp 1.355.000,00
LOGBOOK PENELITIAN