Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo –
Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus
Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena
didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia
mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian
terealisasi menjadi badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di
Magelang, 12 Februari 1912. Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak
sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai “tiga
serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional
Indonesia.
Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang kepemilikannya hanya
oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem
kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha
bersama”. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil-
wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.
Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme
pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.
Ø Linkungan eksternal
Makro
1. Keadaan alam
Kedaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana mendukung pertumbuhan persahaan
asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan alam telah memakan banyak korban dan
di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.
3. Hukum
Dengan adanya landasan hukum yang melegalkannya maka perusahaan ini dipercaya oleh
masyarakat sehingga Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia.
4. Perekonomian
Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ini. Keadaan ekonomi
yang bagus mendukung terhadap kelancaran aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang
carut marut misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas
asset perusahaan ini dan multikrisis di penghujung millenium kedua membuat kinerja
perusahaan terhambat.
Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM Indosia sangat mempengaruhi terhadap
ketersediaan tenaga profesional di bidang perasuransian ini. Melihat jumlah karyawannya
yang sampai sekitar 18.000 orang, bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa memenuhi
kualifikasi yang diinginkan perusahaan ini.
Selain itu perkembangan teknologi informasi teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman,
sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi
sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini.
Teknologi informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam perusahan ini
misalnya: aplikasi infrastruktur, seperti order entry pembukaan rekening bank, analisis
penjualan dan sistem pembayaran, yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.
6. Sosial budaya
Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi berpengaruh terhadap
perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap asuransi yang bagus telah
membuat kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah memiliki banyak nasabah yang
dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia; dan merupakan pencapaian baru industri asuransi
Indonesia
7. Kependudukan
Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di Indonesia sangat penting dalam hal
ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari produk perusahaan tersebut. Indonesia adalah
negara yang luas dan memiliki jumlah pendudk yang banyak sangat menunjang terhadap
prospek perkembangan perusahaan dan juga perekonomian negaranya. Jumlah penduduk
Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan perusahaan ini
untuk bisa memeilih dan mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen
dari produknya. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000
pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.
8. Hubungan internasional
Mikro
1. Pemasok
Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 ini. Karena
perusahaan ini adalah perusahaan jasa yang tidak memebutuhkan bahan baku produk seperti
perusahaan barang. Mungkin yang dibutuhkan hanyalah informan tentang tempat-tempat atau
keadaan sosial masyarkat yang dibutuhkan ketika mau membuka kantor cabang di daerah
baru. Informan di sini bertindak sebagai pemasok informasi.
2. Perantara
Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 di sini mungkin adalah
konsultan keasuransian.
3. Teknologi
Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu menyesuaikan sumber daya-
sumber daya internal organisasi dengan kesempatan dan risiko lingkungan sehingga
kecepatan dan kepekaan dalam menghadapi perubahan-perubahan dari luar sangat
dibutuhkan dan teknologi informasi sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, perusahaan asuransi
Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses
dan metode kerja dalam perusahaan tersebut.
4. Pasar
Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan
perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya. Penduduk negara Indonesia
yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar yang sangat menjanjikan terhadap
perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari
9,7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok
Indonesia.
Daftar Pustaka
A. Hitt Michael Dkk, 2001, Manajemen Strategi, Daya Saing dan Globalisasi, Jakarta:
Salemba Empat Hal 83
www.bumiputera.com
Salah satu proses dalam konsep manajemen adalah menyusun factor penentu keberhasilan
yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi kondisi, situasi, keadaan,
peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam maupun dari luar suatu organisasi
atau unit satuan wilayah baik pada level Negara, provinsi, kabupaten, dan kota. Lingkungan
internal dan eksternal mempunyai dampak pada kehidupan dan kinerja seluruh komponen
yang terlibat pada pembangunan, mencakup kekuatan dan kelemahan internal serta peluang
dan tantangan eksternal.
lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi
dan misi organisasi untuk memperoleh factor penentu keberhasilan.
a. Policy-Oriented Role
Yaitu peran analisis yang berorientasi pada kepada kebijakan manajemen tingkat atas dan
bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi
manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen
tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan
memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan infomasi
lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu
Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor di luar perusahaan yang mengarah
pada munculnya kesempatan bisnis / bahkan ancaman bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan
eksternal berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam bentuk, fungsi dan
keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategic, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas
pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk
apa hasil analisis itu di pergunakan . Oleh karena itu manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih
lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.
3. Lingkungan eksternal makro adalah faktor-faktor yang berpengaruh tidak langsung
terhadap kegitan suatu organisasi atau perusahaan. Lingkungan eksternal makro dapat
mempengaruhi organisasi dengan dua cara, yaitu :
b. Unsur-unsur lingkungan eksternal makro menciptakan iklim di mana organisasi ada dan
harus memberikan tanggapan.
Yang termasuk unsur lingkungan eksternal makro dari suatu organisasi adalah :
1. Perkembangan Teknologi.
2. Variabel-Variabel Ekonomi.
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi, juga bisa menjadi masalah dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Hal tersebut menjadi tugas dari para manager untuk
memikirkan jalan pemecahannya, tanpa mengurangi kualitas dari hasil produksi. Biaya-biaya
yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi, setiap saat dapat berubah sebagai akibat dari
pengaruh faktor-faktor ekonomi tersebut. Seorang manager harus dapat menganalisa dan
mendiagnosa perubahan-perubahan dari faktor-faktor ekonomi untuk kemudian dijadikan
suatu kekuatan dalam proses kegiatan suatu organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor
ekonomi yang bisa berpengaruh terhadap kegiatan suatu organisasi atau perusahaan adalah
kecenderungan inflasi atau deflasi harga barang-barang dan jasa-jasa, kebijakan-kebijakan
moneter, devaluasi atau revaluasi, dan yang menyangkut tingkat suku bunga, kebijakan-
kebijakan fiskal, keseimbangan neraca pembayaran, serta harga-harga yang ditetapkan oleh
para pesaing dan penyedia.
Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo –
Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus
Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena
didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia
mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian
terealisasi menjadi badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di
Magelang, 12 Februari 1912. Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak
sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai “tiga
serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional
Indonesia.
Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang kepemilikannya hanya
oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem
kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha
bersama”. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil-
wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.
Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme
pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.
Ø Linkungan eksternal
Makro
1. Keadaan alam
Kedaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana mendukung pertumbuhan persahaan
asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan alam telah memakan banyak korban dan
di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.
Dengan adanya landasan hukum yang melegalkannya maka perusahaan ini dipercaya oleh
masyarakat sehingga Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia.
4. Perekonomian
Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ini. Keadaan ekonomi
yang bagus mendukung terhadap kelancaran aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang
carut marut misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas
asset perusahaan ini dan multikrisis di penghujung millenium kedua membuat kinerja
perusahaan terhambat.
Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM Indosia sangat mempengaruhi terhadap
ketersediaan tenaga profesional di bidang perasuransian ini. Melihat jumlah karyawannya
yang sampai sekitar 18.000 orang, bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa memenuhi
kualifikasi yang diinginkan perusahaan ini.
Selain itu perkembangan teknologi informasi teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman,
sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi
sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini.
Teknologi informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam perusahan ini
misalnya: aplikasi infrastruktur, seperti order entry pembukaan rekening bank, analisis
penjualan dan sistem pembayaran, yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.
6. Sosial budaya
Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi berpengaruh terhadap
perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap asuransi yang bagus telah
membuat kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah memiliki banyak nasabah yang
dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia; dan merupakan pencapaian baru industri asuransi
Indonesia
7. Kependudukan
Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di Indonesia sangat penting dalam hal
ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari produk perusahaan tersebut. Indonesia adalah
negara yang luas dan memiliki jumlah pendudk yang banyak sangat menunjang terhadap
prospek perkembangan perusahaan dan juga perekonomian negaranya. Jumlah penduduk
Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan perusahaan ini
untuk bisa memeilih dan mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen
dari produknya. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000
pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.
8. Hubungan internasional
Mikro
1. Pemasok
Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 ini. Karena
perusahaan ini adalah perusahaan jasa yang tidak memebutuhkan bahan baku produk seperti
perusahaan barang. Mungkin yang dibutuhkan hanyalah informan tentang tempat-tempat atau
keadaan sosial masyarkat yang dibutuhkan ketika mau membuka kantor cabang di daerah
baru. Informan di sini bertindak sebagai pemasok informasi.
2. Perantara
Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 di sini mungkin adalah
konsultan keasuransian.
3. Teknologi
Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu menyesuaikan sumber daya-
sumber daya internal organisasi dengan kesempatan dan risiko lingkungan sehingga
kecepatan dan kepekaan dalam menghadapi perubahan-perubahan dari luar sangat
dibutuhkan dan teknologi informasi sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, perusahaan asuransi
Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses
dan metode kerja dalam perusahaan tersebut.
4. Pasar
Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan
perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya. Penduduk negara Indonesia
yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar yang sangat menjanjikan terhadap
perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari
9,7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok
Indonesia.
terimakasi