Anda di halaman 1dari 14

Analisis lingkungan perusahaan BUMI PUTERA.

Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo –
Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus
Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena
didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia
mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian
terealisasi menjadi badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di
Magelang, 12 Februari 1912. Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak
sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai “tiga
serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional
Indonesia.

Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang kepemilikannya hanya
oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem
kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha
bersama”. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil-
wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.
Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme
pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.

Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij


PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9 dasawarsa. Sepanjang itu, tentu saja, tidak lepas
dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia.
Termasuk, misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 – yang memangkas
asset perusahaan ini; dan bencana paling hangat – multikrisis di penghujung millenium
kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya
perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman – mungkin karena
persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang
menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan.

Memasuki millenium ketiga, Bumiputera yang mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,


melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia; tengah berada di tengah pencapaian baru industri asuransi
Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik.
Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan
industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera, 96 tahun lampau. Bagi Bumiputera, iklim
kompetisi ini meniupkan semangat baru; karena makin menegaskan perlunya komitmen,
kerja keras, dan profesionalisme. Namun, berbekal pengalaman panjang melayani rakyat
Indonesia berasuransi hampir seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi
tuan rumah di negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa Indonesia – sebagaimana visi awal
pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat Indonesia.

2. Analisis lingkungan bisnis

Ø Linkungan eksternal

 Makro

1. Keadaan alam

Kedaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana mendukung pertumbuhan persahaan
asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan alam telah memakan banyak korban dan
di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.

2. Politik dan hankam

Pengaruh politik dan pertahanan & keamana (HANKAM) terhadap perkembangan


perusahaan jasa asuransi ini ini sagat jelas terasa. Di mana multikrisis di penghujung
millenium kedua akibat kekecauan politik saat penghancuran rezim orde lama menyebabkan
aset perusahaan kritis karena kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.

3. Hukum

Perusahaan yang awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L.


Mij. PGHB) ini sudah pasti legal secara hukum dan UU yang berlaku di Indonesia. Namun
dalam profilenya tidak dicantumkan SK dari dinas terkait tentang pelegalannya.

Dengan adanya landasan hukum yang melegalkannya maka perusahaan ini dipercaya oleh
masyarakat sehingga Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia.

4. Perekonomian

Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ini. Keadaan ekonomi
yang bagus mendukung terhadap kelancaran aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang
carut marut misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas
asset perusahaan ini dan multikrisis di penghujung millenium kedua membuat kinerja
perusahaan terhambat.

5. Pendidikan & teknologi

Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM Indosia sangat mempengaruhi terhadap
ketersediaan tenaga profesional di bidang perasuransian ini. Melihat jumlah karyawannya
yang sampai sekitar 18.000 orang, bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa memenuhi
kualifikasi yang diinginkan perusahaan ini.

Selain itu perkembangan teknologi informasi teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman,
sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi
sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini.

Teknologi informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam perusahan ini
misalnya: aplikasi infrastruktur, seperti order entry pembukaan rekening bank, analisis
penjualan dan sistem pembayaran, yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.

6. Sosial budaya

Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi berpengaruh terhadap
perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap asuransi yang bagus telah
membuat kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah memiliki banyak nasabah yang
dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia; dan merupakan pencapaian baru industri asuransi
Indonesia

7. Kependudukan
Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di Indonesia sangat penting dalam hal
ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari produk perusahaan tersebut. Indonesia adalah
negara yang luas dan memiliki jumlah pendudk yang banyak sangat menunjang terhadap
prospek perkembangan perusahaan dan juga perekonomian negaranya. Jumlah penduduk
Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan perusahaan ini
untuk bisa memeilih dan mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen
dari produknya. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000
pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.

8. Hubungan internasional

Sistem perekonomian Indonisia yang terbuka dengan menjalin hubungan internasional


dengan beberapa negara, membuat adanya kebebesan ekspor-impor antar negara serta
kebebasan berinvestasi dan berbisnis. Dengan keadaan seperti itu, efeknya terhadap
perusahaan asuransi ini sangat jelas, di mana sejumlah perusahaan asing menyerbu dan
masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi kompetitor atau jaga menjadi rekan
sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis
oleh pendiri Bumiputera, 96 tahun lampau.

 Mikro

1. Pemasok

Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 ini. Karena
perusahaan ini adalah perusahaan jasa yang tidak memebutuhkan bahan baku produk seperti
perusahaan barang. Mungkin yang dibutuhkan hanyalah informan tentang tempat-tempat atau
keadaan sosial masyarkat yang dibutuhkan ketika mau membuka kantor cabang di daerah
baru. Informan di sini bertindak sebagai pemasok informasi.

2. Perantara

Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 di sini mungkin adalah
konsultan keasuransian.
3. Teknologi

Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu menyesuaikan sumber daya-
sumber daya internal organisasi dengan kesempatan dan risiko lingkungan sehingga
kecepatan dan kepekaan dalam menghadapi perubahan-perubahan dari luar sangat
dibutuhkan dan teknologi informasi sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Teknologi informasi bermanfaat dalam menambah kecepatan dan kepekaan menanggapi


perubahan-perubahan dari luar dimana kecepatan merespon sangat penting bagi inovasi.
Seperti disebutkan dalam sebuah buku ada empat dimensi infrastruktur teknologi aspek
manusia yaitu: (1) pengetahuan dan keahlian manajemen tentang teknologi informasi, (2)
pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis, (3) keahlian interpersonal dan
manajemen, dan (4) pengetahuan dan keahlian teknikal. Pengetahuan dan keahlian
manajemen tentang teknologi berhubungan dengan dimana dan bagaimana menyebarkan
teknologi informasi secara efektif dan menguntungkan untuk mencapai tujuan-tujuan strategi
bisnis. Pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis meliputi tingkat pengetahuan dan
variasi fungsi di dalam bisnis dan kemampuan untuk mengetahui semua lingkungan bisnis.
Keahlian interpersonal dan manajemen meliputi kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan personal dalam area fungsional dan untuk bekerja di dalam suatu lingkungan
kolaborasi, serta kemampuan untuk memimpin tim proyek Pengetahuan dan keahlian teknikal
mengukur dalam dan luasnya keistimewaan teknologi informasi teknik (sistem operasi,
bahasa pemrogaman, sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di
dalam organisasi.

Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, perusahaan asuransi
Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses
dan metode kerja dalam perusahaan tersebut.

4. Pasar

Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan
perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya. Penduduk negara Indonesia
yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar yang sangat menjanjikan terhadap
perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari
9,7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok
Indonesia.

Daftar Pustaka

A. Hitt Michael Dkk, 2001, Manajemen Strategi, Daya Saing dan Globalisasi, Jakarta:
Salemba Empat Hal 83

Kuncoro, M. 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif, Jakarta: erlangga.


Hal 30

Setiawan HP & Zulkieflimansyah, 2005, manajemen strategi; sebuah konsep pengantar,


Jakarta: LPFEUI.hal 39

www.bumiputera.com

1. Scanning Lingkungan dan Analisisnya

Salah satu proses dalam konsep manajemen adalah menyusun factor penentu keberhasilan
yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi kondisi, situasi, keadaan,
peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam maupun dari luar suatu organisasi
atau unit satuan wilayah baik pada level Negara, provinsi, kabupaten, dan kota. Lingkungan
internal dan eksternal mempunyai dampak pada kehidupan dan kinerja seluruh komponen
yang terlibat pada pembangunan, mencakup kekuatan dan kelemahan internal serta peluang
dan tantangan eksternal.

lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi
dan misi organisasi untuk memperoleh factor penentu keberhasilan.

perusahaan, dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan


sutau rencana untuk menanganinya.
Secara khusus, peran atau fungsi analisis llingkungan bagi tiap perusahaan tentu saja
berbeda-beda. Namun secara umum jika kita mengacu kepada pendapat Certo dan Peter,
maka ada tiga peran utaman yang bisa ditemui sehari-hari, yaitu :

a. Policy-Oriented Role

Yaitu peran analisis yang berorientasi pada kepada kebijakan manajemen tingkat atas dan
bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi
manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.

b. Integrated Strategic Planning Role

Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen
tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan
memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.

c. Function Oriented Role

Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan infomasi
lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu

2. Analisis Lingkungan Eksternal.

Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor di luar perusahaan yang mengarah
pada munculnya kesempatan bisnis / bahkan ancaman bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan
eksternal berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam bentuk, fungsi dan
keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategic, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas
pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk
apa hasil analisis itu di pergunakan . Oleh karena itu manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih
lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.
3. Lingkungan eksternal makro adalah faktor-faktor yang berpengaruh tidak langsung
terhadap kegitan suatu organisasi atau perusahaan. Lingkungan eksternal makro dapat
mempengaruhi organisasi dengan dua cara, yaitu :

a. Kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang mempengaruhi kegiatan suatu organisasi


baik secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan
eksternal mikro.

b. Unsur-unsur lingkungan eksternal makro menciptakan iklim di mana organisasi ada dan
harus memberikan tanggapan.

Yang termasuk unsur lingkungan eksternal makro dari suatu organisasi adalah :

1. Perkembangan Teknologi.

Tingkat kemajuan dan perkembangan teknologi mempunyai peranan penting dalam


penentuan produk dan jasa yang akan diproduksi, peralatan yang akan digunakan, dan
bagaimana mengelola berbagai macam operasi dalam suatu organisasi. Perubahan-perubahan
yang terjadi di bidang teknologi, yang bersifat inovatif, dapat terjadi kapanpun dan dengan
seketika dapat mempengaruhi organisasi atau perusahaan, yang pada akhirnya juga akan
berpengaruh pada situasi persaingan usaha.

2. Variabel-Variabel Ekonomi.

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi, juga bisa menjadi masalah dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Hal tersebut menjadi tugas dari para manager untuk
memikirkan jalan pemecahannya, tanpa mengurangi kualitas dari hasil produksi. Biaya-biaya
yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi, setiap saat dapat berubah sebagai akibat dari
pengaruh faktor-faktor ekonomi tersebut. Seorang manager harus dapat menganalisa dan
mendiagnosa perubahan-perubahan dari faktor-faktor ekonomi untuk kemudian dijadikan
suatu kekuatan dalam proses kegiatan suatu organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor
ekonomi yang bisa berpengaruh terhadap kegiatan suatu organisasi atau perusahaan adalah
kecenderungan inflasi atau deflasi harga barang-barang dan jasa-jasa, kebijakan-kebijakan
moneter, devaluasi atau revaluasi, dan yang menyangkut tingkat suku bunga, kebijakan-
kebijakan fiskal, keseimbangan neraca pembayaran, serta harga-harga yang ditetapkan oleh
para pesaing dan penyedia.

Contoh analisis lingkungan eksternal perusahaan

1. Profil Perusahaan Asuransi Bumi Putera 1912

Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo –
Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus
Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena
didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia
mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian
terealisasi menjadi badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di
Magelang, 12 Februari 1912. Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak
sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai “tiga
serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional
Indonesia.

Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang kepemilikannya hanya
oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem
kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha
bersama”. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil-
wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.
Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme
pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.

Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij


PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9 dasawarsa. Sepanjang itu, tentu saja, tidak lepas
dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia.
Termasuk, misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 – yang memangkas
asset perusahaan ini; dan bencana paling hangat – multikrisis di penghujung millenium
kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya
perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman – mungkin karena
persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang
menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan.

Memasuki millenium ketiga, Bumiputera yang mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,


melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia; tengah berada di tengah pencapaian baru industri asuransi
Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik.
Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan
industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera, 96 tahun lampau. Bagi Bumiputera, iklim
kompetisi ini meniupkan semangat baru; karena makin menegaskan perlunya komitmen,
kerja keras, dan profesionalisme. Namun, berbekal pengalaman panjang melayani rakyat
Indonesia berasuransi hampir seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi
tuan rumah di negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa Indonesia – sebagaimana visi awal
pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat Indonesia.

2. Analisis lingkungan bisnis

Ø Linkungan eksternal

 Makro

1. Keadaan alam

Kedaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana mendukung pertumbuhan persahaan
asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan alam telah memakan banyak korban dan
di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.

2. Politik dan hankam

Pengaruh politik dan pertahanan & keamana (HANKAM) terhadap perkembangan


perusahaan jasa asuransi ini ini sagat jelas terasa. Di mana multikrisis di penghujung
millenium kedua akibat kekecauan politik saat penghancuran rezim orde lama menyebabkan
aset perusahaan kritis karena kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.
3. Hukum

Perusahaan yang awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L.


Mij. PGHB) ini sudah pasti legal secara hukum dan UU yang berlaku di Indonesia. Namun
dalam profilenya tidak dicantumkan SK dari dinas terkait tentang pelegalannya.

Dengan adanya landasan hukum yang melegalkannya maka perusahaan ini dipercaya oleh
masyarakat sehingga Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia.

4. Perekonomian

Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ini. Keadaan ekonomi
yang bagus mendukung terhadap kelancaran aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang
carut marut misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas
asset perusahaan ini dan multikrisis di penghujung millenium kedua membuat kinerja
perusahaan terhambat.

5. Pendidikan & teknologi

Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM Indosia sangat mempengaruhi terhadap
ketersediaan tenaga profesional di bidang perasuransian ini. Melihat jumlah karyawannya
yang sampai sekitar 18.000 orang, bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa memenuhi
kualifikasi yang diinginkan perusahaan ini.

Selain itu perkembangan teknologi informasi teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman,
sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi
sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini.

Teknologi informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam perusahan ini
misalnya: aplikasi infrastruktur, seperti order entry pembukaan rekening bank, analisis
penjualan dan sistem pembayaran, yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.

6. Sosial budaya
Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi berpengaruh terhadap
perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap asuransi yang bagus telah
membuat kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah memiliki banyak nasabah yang
dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia; dan merupakan pencapaian baru industri asuransi
Indonesia

7. Kependudukan

Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di Indonesia sangat penting dalam hal
ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari produk perusahaan tersebut. Indonesia adalah
negara yang luas dan memiliki jumlah pendudk yang banyak sangat menunjang terhadap
prospek perkembangan perusahaan dan juga perekonomian negaranya. Jumlah penduduk
Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan perusahaan ini
untuk bisa memeilih dan mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen
dari produknya. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000
pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.

8. Hubungan internasional

Sistem perekonomian Indonisia yang terbuka dengan menjalin hubungan internasional


dengan beberapa negara, membuat adanya kebebesan ekspor-impor antar negara serta
kebebasan berinvestasi dan berbisnis. Dengan keadaan seperti itu, efeknya terhadap
perusahaan asuransi ini sangat jelas, di mana sejumlah perusahaan asing menyerbu dan
masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi kompetitor atau jaga menjadi rekan
sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis
oleh pendiri Bumiputera, 96 tahun lampau.

 Mikro

1. Pemasok

Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 ini. Karena
perusahaan ini adalah perusahaan jasa yang tidak memebutuhkan bahan baku produk seperti
perusahaan barang. Mungkin yang dibutuhkan hanyalah informan tentang tempat-tempat atau
keadaan sosial masyarkat yang dibutuhkan ketika mau membuka kantor cabang di daerah
baru. Informan di sini bertindak sebagai pemasok informasi.

2. Perantara

Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 di sini mungkin adalah
konsultan keasuransian.

3. Teknologi

Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu menyesuaikan sumber daya-
sumber daya internal organisasi dengan kesempatan dan risiko lingkungan sehingga
kecepatan dan kepekaan dalam menghadapi perubahan-perubahan dari luar sangat
dibutuhkan dan teknologi informasi sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Teknologi informasi bermanfaat dalam menambah kecepatan dan kepekaan menanggapi


perubahan-perubahan dari luar dimana kecepatan merespon sangat penting bagi inovasi.
Seperti disebutkan dalam sebuah buku ada empat dimensi infrastruktur teknologi aspek
manusia yaitu: (1) pengetahuan dan keahlian manajemen tentang teknologi informasi, (2)
pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis, (3) keahlian interpersonal dan
manajemen, dan (4) pengetahuan dan keahlian teknikal. Pengetahuan dan keahlian
manajemen tentang teknologi berhubungan dengan dimana dan bagaimana menyebarkan
teknologi informasi secara efektif dan menguntungkan untuk mencapai tujuan-tujuan strategi
bisnis. Pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis meliputi tingkat pengetahuan dan
variasi fungsi di dalam bisnis dan kemampuan untuk mengetahui semua lingkungan bisnis.
Keahlian interpersonal dan manajemen meliputi kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan personal dalam area fungsional dan untuk bekerja di dalam suatu lingkungan
kolaborasi, serta kemampuan untuk memimpin tim proyek Pengetahuan dan keahlian teknikal
mengukur dalam dan luasnya keistimewaan teknologi informasi teknik (sistem operasi,
bahasa pemrogaman, sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di
dalam organisasi.

Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, perusahaan asuransi
Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses
dan metode kerja dalam perusahaan tersebut.
4. Pasar

Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan
perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya. Penduduk negara Indonesia
yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar yang sangat menjanjikan terhadap
perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari
9,7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok
Indonesia.

terimakasi

Anda mungkin juga menyukai