Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DBD

1. KONSEP DASAR MEDIS


A. Pengertian
Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan
oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti dan ditandai dengan demam yang disertai menifestasi perdarahan dan
bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
B. Etiologi
Demam berdarah DBD disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh gigitan
nyamuk. Terdapat 4 virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Nyamuk yang berasal dari famili tertentu yaitu Aedes aegypti atau Aedes albopictus
dapat membawa virus untuk menginfeksi darah manusia dengan gigitan dan
mentransfer darah yang terinfeksi ke orang lain. Begitu Anda pulih dari demam
berdarah, imunitas Anda akan terbentuk namun hanya sampai strain tertentu.
C. Klasifikasi
Menurut Suriadi, (2006 : 60) klasifikasi demam berdarah dengue adalah :
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdahan spontan, uji
turniket positif, Trombositopenia dan hemokonsentrasi
2. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan
lain
3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lembab, gelisah
4. Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi (2006 : 59) :
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia)
3. Epistaksis, melena, hematuri, dan hematemesis

Page | 1
4. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
5. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah)
E. Patofisiologi

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali). Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen.
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra seluler. Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia
serta efusi dan renjatan (syok).Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %)
menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Terjadinya
trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti
pembuluh darah dibawah kulit. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat
kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis
metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan
umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi
trombosit.

Page | 2
Pathway

Nyamuk membawa virus dengue

Virus masuk ketubuh manusia

Terbentuk kompleks antigen-antibodi

Aktivasi system komplemen C3 dan C5 dan akan melepaskan C3a dan C5a

Melepaskan histamine melepaskan prostaglandin agregasi trombosit

Peningkatan permeabilitas merangsang hipotalamus trombositopenia

PD kapiler HIPERTERMIA RESIKO PERDARAHAN

Peningkatan plasma merembes keluar vaskuler Cairan merembes ke pleura

RESIKO HIPOVOLEMIA Kerja paru-paru terganggu

Penumpukan sputum

Masuk ke hati
PERFUSI PERIFER
Virus berkembang biak TIDAK EFEKTIF

Hepatomegaly

Perut terasa penuh

Tidak ada nafsu makan

DEFISIT NUTRISI

Page | 3
F. Komplikasi
Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009 : 7) yaitu :
1. Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan
pembuluh darah terjadi pada sebagian besar tubuh.
2. Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock
Syndrome).
3. Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas vaskuler
yang meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler.
4. Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga sel
darah berkurang dan tidak mampu membawa oksigen secara adekuat ke dalam
otak.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi
(2006 :59) adalah sebagai berikut :
1. Darah lengkap
a. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
b. Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)
2. Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test)
3. Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura
H. Penatalaksanaan Medis Dan Farmakologi
Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi,
(2006:60) adalah sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan medik
a. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam
b. Berikan antikoavulsan jika kejang
c. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan
hematokrit cenderung meningkat
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini
karena pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan volume
cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.

Page | 4
b. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda
vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
c. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai suplemen
nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
d. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga
untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang
paling mencemaskan keluarga.
e. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital :
suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal
360C sampai 370C
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Primer
Lakukan pemeriksaan ABCDE pada pasien
A : airway ( Lihat apakah ada sumbatan/obstruksi pada jalan nafas karena adanya
penumpukan sekret)
B : Breathing (Lihat dan dengarkan apakah ada suara nafas tambahan atau tidak)
C : Circulation ( Terdapat peningkatan tekanan darah)
D : Disability ( menilai kesadaran pasien)
E : Eksposure ( lepaskan baju pasien dan lihat apakah terdapat cedera pada tubuh
pasien
b) Sekunder
1. Mengkaji Riwayat Keperawatan
Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DBD adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Kaji tanda-tanda perdarahan
3. Mual-muntah
4. Anoreksia

Page | 5
5. Nyeri ulu hati
6. Nyeri otot dan sendi
7. Tanda-tanda rejatan seperti denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia b.d proses penyakit ( infeksi )
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
3. Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
4. Deficit nutisi b.d factor psikologis ( keengganan untuk makan )
5. Resiko perdarahan d.d trauma

C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi


Hasil
1 Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan NOC: NIC:
volume cairan  Respiratory status : 1. Observasi adanya tanda-
ventilation tanda hipoventilasi
 Respiratory status : 2. Monitor respirasi dan
Airway patency status 02
 Vital sign status 3. Pertahankan pasien untuk
Kriteria hasil; memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan 4. Pertahankan jalan nafas
batuk efektif dan yang paten
suara nafas yang 5. Lakukan terapi dada jika
bersih, tidak ada perlu
sianosis dan dispneu
 Menunjukkan jalan
nafas yang paten
 Tanda-tanda vital
dalam rentang normal

Page | 6
2 Hipertermia b.d proses penyakit ( infeksi ) NOC: NIC:
 Thermoregulation 1. Monitor TTV
Kriteria hasil : 2. Monitor suhu sesering
 Suhu tubuh dalam mungkin
rentang normal. 3. Tingkatkan sirkulasi udara
 Nadi dan RR dalam 4. Kolaborasi pemberian obat
rentang normal anti piretik
 Tidak ada perubahan 5. Anjurkan keluarga untuk
warna kulit dan tidak memberikan kompres air
adapusing hangat

3 Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan NOC: NIC:


 Fluid balance 1. Monitor status hidrasi
 Hydration (kelembaban membrane
 Nutritional sttus : mukosa, nadi adekuat,
food and fluid tekanan darah ortostatik) jika
 Intake diperlukan
Kriteria Hasil: 2. Monitor vital sign
 Mempertahankan 3. Pertahankan cacatan intake
urine output sesuai dan outputyang akurat
dengan usia dan BB, 4. Kolaborasi pemberian cairan
BJ urine normal, HT IV
normal 5. Arahkan keluarga untuk
 TTV dalam batas membantu pasien makan
normal
 Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
4 Defisit nutisi b.d factor psikologis NOC: K NIC:
( keengganan untuk makan )  Nutritional status
 Nutritional status : 1. Monitor jumlah nutrisi dan
food and fluid kandungan kalori

Page | 7
 Intake 2. kaji adanya alergi makanan
Kriteria hasil : 3. berikan makanan yang
 Adanya peningkatan terpilih
berat badan sesuai 4. Kolaborasi dengan ahli gizi
dengan tujuan untuk menetukan jumlah
 Berat badan ideal kalori dan nutisi yang
sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien
badan 5. Berikan informasi tentang
 Mampu kebutuhan nutrisi
mengidentifikasi 11.
kebutuhan nutrisi
4.
5 Resiko perdarahan d.d trauma NOC: NIC:
 Blood lose severity 1. Monitor ketat tanda-tanda
 Blood koagulation perdarahan
Kriteria Hasil: 2. Monitor TTV ortostatik
 Tidak ada hematuria 3. Pertahankan bed rest selama
dan hematemesis perdarahan aktif
 Kehilangan darah 4. Kolaborasi dalam pemberian
yang terlihat produk darah
 Tekanan darah dalam 5. Anjurkan pasien untuk
batas normal meningkatkan intake
makanan yang banyak
mengandung vitamin K

Page | 8
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul.(2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba


Medika
Hadinegoro, Sri Rezeki H. Soegianto, Soegeng. Suroso, Thomas. Waryadi,
Suharyono. TATA LAKSANA DEMAM BERDARAH DENGUE DI
INDONESIA. Depkes & Kesejahteraan Sosial Dirjen Pemberantasan
Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Hidup 2001. Hal 1 – 33.
Nelson. (2000).ilmu kesehatan anak.edisi 15 vol 2 Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda, 2015. ASKEP berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta : Mediaction Publising
Rasyid. (2012). Demam Berdarah. diakses pada tanggal 3 Juli 2013 dalam web
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/01/20/demam-berdarah
haruskah-kita kembali-menjadi-nomor-satu-di-asean/
Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar diagnosa keperawatan Indonesia.
Jakarta selatan : dewan pengurus pusat PPNI
Wong, D.L. (2004). Keperawatan Pediatric, (Edisi 4) Jakarta, EGC

Page | 9
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.UI : Media

Nurarif, Amin Huda, 2015. ASKEP berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC,

Jogjakarta : Mediaction Publising

Nanda. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika: Jakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar diagnosa keperawatan Indonesia. Jakarta selatan:

dewan pengurus pusat PPNI

Tucker.S.M. 1998. Standar Keperawatan Pasien Proses Keperawatan Diagnosa dan Evaluasi

(Terjemahan). Volume 2. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Willson.J.M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7. EGC: Jakarta.

Page | 10
Page | 11

Anda mungkin juga menyukai