Laporan Pendahuluan DBD: Page - 1
Laporan Pendahuluan DBD: Page - 1
Page | 1
4. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
5. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah)
E. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali). Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen.
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra seluler. Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia
serta efusi dan renjatan (syok).Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %)
menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Terjadinya
trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti
pembuluh darah dibawah kulit. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat
kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis
metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan
umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi
trombosit.
Page | 2
Pathway
Aktivasi system komplemen C3 dan C5 dan akan melepaskan C3a dan C5a
Penumpukan sputum
Masuk ke hati
PERFUSI PERIFER
Virus berkembang biak TIDAK EFEKTIF
Hepatomegaly
DEFISIT NUTRISI
Page | 3
F. Komplikasi
Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009 : 7) yaitu :
1. Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan
pembuluh darah terjadi pada sebagian besar tubuh.
2. Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock
Syndrome).
3. Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas vaskuler
yang meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler.
4. Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga sel
darah berkurang dan tidak mampu membawa oksigen secara adekuat ke dalam
otak.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi
(2006 :59) adalah sebagai berikut :
1. Darah lengkap
a. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
b. Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)
2. Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test)
3. Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura
H. Penatalaksanaan Medis Dan Farmakologi
Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi,
(2006:60) adalah sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan medik
a. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam
b. Berikan antikoavulsan jika kejang
c. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan
hematokrit cenderung meningkat
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini
karena pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan volume
cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.
Page | 4
b. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda
vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
c. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai suplemen
nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
d. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga
untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang
paling mencemaskan keluarga.
e. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital :
suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal
360C sampai 370C
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Primer
Lakukan pemeriksaan ABCDE pada pasien
A : airway ( Lihat apakah ada sumbatan/obstruksi pada jalan nafas karena adanya
penumpukan sekret)
B : Breathing (Lihat dan dengarkan apakah ada suara nafas tambahan atau tidak)
C : Circulation ( Terdapat peningkatan tekanan darah)
D : Disability ( menilai kesadaran pasien)
E : Eksposure ( lepaskan baju pasien dan lihat apakah terdapat cedera pada tubuh
pasien
b) Sekunder
1. Mengkaji Riwayat Keperawatan
Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DBD adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Kaji tanda-tanda perdarahan
3. Mual-muntah
4. Anoreksia
Page | 5
5. Nyeri ulu hati
6. Nyeri otot dan sendi
7. Tanda-tanda rejatan seperti denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia b.d proses penyakit ( infeksi )
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
3. Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
4. Deficit nutisi b.d factor psikologis ( keengganan untuk makan )
5. Resiko perdarahan d.d trauma
C. Intervensi Keperawatan
Page | 6
2 Hipertermia b.d proses penyakit ( infeksi ) NOC: NIC:
Thermoregulation 1. Monitor TTV
Kriteria hasil : 2. Monitor suhu sesering
Suhu tubuh dalam mungkin
rentang normal. 3. Tingkatkan sirkulasi udara
Nadi dan RR dalam 4. Kolaborasi pemberian obat
rentang normal anti piretik
Tidak ada perubahan 5. Anjurkan keluarga untuk
warna kulit dan tidak memberikan kompres air
adapusing hangat
Page | 7
Intake 2. kaji adanya alergi makanan
Kriteria hasil : 3. berikan makanan yang
Adanya peningkatan terpilih
berat badan sesuai 4. Kolaborasi dengan ahli gizi
dengan tujuan untuk menetukan jumlah
Berat badan ideal kalori dan nutisi yang
sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien
badan 5. Berikan informasi tentang
Mampu kebutuhan nutrisi
mengidentifikasi 11.
kebutuhan nutrisi
4.
5 Resiko perdarahan d.d trauma NOC: NIC:
Blood lose severity 1. Monitor ketat tanda-tanda
Blood koagulation perdarahan
Kriteria Hasil: 2. Monitor TTV ortostatik
Tidak ada hematuria 3. Pertahankan bed rest selama
dan hematemesis perdarahan aktif
Kehilangan darah 4. Kolaborasi dalam pemberian
yang terlihat produk darah
Tekanan darah dalam 5. Anjurkan pasien untuk
batas normal meningkatkan intake
makanan yang banyak
mengandung vitamin K
Page | 8
DAFTAR PUSTAKA
Page | 9
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, 2015. ASKEP berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC,
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar diagnosa keperawatan Indonesia. Jakarta selatan:
Tucker.S.M. 1998. Standar Keperawatan Pasien Proses Keperawatan Diagnosa dan Evaluasi
Page | 10
Page | 11