Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
berkenan menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah
sebuah pandangan menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Dalam hal ini penyusun mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi
sebuah makalah, sehingga tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan
faktor penting dalam penyusun makalah ini.
Wassalam
Kelompok
DAFTAR ISI
A. Definisi...............................................................................................
B. Etiologi ..............................................................................................
C. Patofisiologi ......................................................................................
E. Komplikasi ........................................................................................
A. Pengkajian .........................................................................................
A. DEFINISI
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang pada daerah tersebut. ( Imu Penyakit Dalam Jilid II)
B. ETIOLOGI
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada
peminum alkohol, dan merokok.
C. PATOFISIOLOGI
Gastritis Akut
Gas iritasi yang masuk kedalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi, ada 2 hal yang akan terjadi :
1. Karena tejadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung
akan meningkatkan sekresi mukosa berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCL dan NaCO3. hasil dari
pernyataan tersebut akan meningkat asam lambung. Jika asam lambung
meningkat maka akan meningkatkan mual,muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi, cairan dan elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa lambung, jika mukus yang
di hasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan, tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi ada mukosa lambung.
Jika erosi ini terjadi dan sampai pada pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang
tidak sempurna akibatnya akan terjadi athropi kelenjar epitel dan hilangnya sel
pariental. Karena sel pariental hilang maka prduksi HCL, pepsi dan fungsi
instrinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata.
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN KDM GASTRITIS
STRES FISIK, MAKAN TDK TERATUR, KONSUMSI OBAT-OBATAN ASPIRIN DAN ALKOHOL
NYERI
Kurang informasi
Keterbatasan
kognitif
Kurang
Pengetahuan
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Gastritis Akut
2. Gastritis Kronik
E. KOMPLIKASI
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor
pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung
yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis
H2 atau inhibitor pompa proton
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
b. Klasifikasi Data
Perangsangan kolinergik
2. DS : Nyeri
- Klien mengeluh Perubahan satus kesehatan
nyeri ulu hati
setelah makan
- Klien mengeluh nyeri
rasa
ketidaknyamanan
pada perut cortex cerebri
DO :
medulla spinalis
- Nyeri tekan
rangsangan nociceptor
DS : Perubahan nutrisi
3. - Klien mengeluh Intake menurun kurang dari
nafsu makan kebutuhan tubuh
menurun
- Klien mengatakan Perubahan nutrisi kurang
mual muntah dari kebutuhan
DO :
- Berat badan
menurun Mual dan muntah
- Anoreksia
- Nausea
- Mual Menstimulun vagus pada
- Muntah hypotalamus
Perangsangan kolinergik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
Tujan :
Keseimbangan cairan dapat dipertahankan
Intervensi :
1. Pemasangan infus
Rasional :
Pemasangan infus untuk mencegah ketidakseimbangan cairan dalam tubuh
akibat muntah dan diare
Diagnosa II
Tujuan :
Nyeri berkurang
Intervensi :
Diagnosa III
Tujuan :
Status nutrisi terpenuhi dan berat badan stabil sesuai tingkat usia.
Intervensi :
3. Beri makanan dengan porsi sedikit tapi sering setelah gejala akut berkurang
Rasional :
Pemberian makanan dengan porsi sedikit tapi sering dapat meningkatkan
keefektifan pemberian makanan.