PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur
1
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%
dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena
tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu
yang tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
hipertensi
2. Tujuan khusus
2
b. Memahami asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi
a. Jantung
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
b) Bawah : diafragma
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan
suatu organ).
4
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara:
darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut
pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
5
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh
otomatis).
darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa
pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah.
6
d. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.
f. Sinusoid
tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian
dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak
2. Fisiologi
oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
7
mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang)
(Black, 2010).
B. Definisi
C. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi
8
diklasifikasikan sebagai esensial, tetapi kemungkinan penyebab yang melatar
Hipertensi esensial
dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi
dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
9
memilki riwayat penyakit
jantung ). Wanita <65 th, pria
<55 th
D. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekumder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen , penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia dengan adalah terjadi
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung mmompa darah menurun 1% setiap setahun sesudah
berumur 20tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
10
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena
kurangnyaefektifitas pembuluh darah perifer untuk iksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
11
E. Patofisiologi
Resiko
Gangguan sirkulasi Otak Suplai O² ke otak ↓ ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
13
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hiperensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat menginikasikan faktor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia
BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
Glicosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
14
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2. CTScan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang padahal salah satu tanda dini penyakitjantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
Phoo data : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
15
Penatalaksanaan.
Optimalkan dosis atau penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai.
16
G. Masalah yang Lazim Muncul
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi / rigiditas ventrikuler, iskemiamiokard
2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
3. Kelebihan volume cairan
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
5. Ketidakefektifan koping
6. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
7. Resiko cidera
8. Defisiensi pengetahuan
9. Ansietas
H. Discharge Planning
a) Berhenti merokok
b) Pertahankan gaya hidup sehat
c) Belajr untuk rilek dan mengendalikan stress
d) Batasi konsumsi alcohol
e) Penjelasan mengenai hipertensi
f) Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaannya secara
rutin
g) Diet garam serta pengendalian berat badan
h) Periksa tekanan darah secara teratur
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pengkajian :
1. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan.
2. Riwayat
a. Riwayat kesehatan keluarga
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Manifestasi klinis penyakit jantung seperti dyspnea, angina
e. Kebiasaan sehari-hari: nutrisi, istirahat, olah raga
f. Faktor psikologis dan lingkungan: stes emosional, budaya makan, dan
status ekonomi
g. Faktor resiko
h. Riwayat alergi
i. Riwayat pemakaian obat: pil KB, steroid, NSAID
3. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan dan tinggi badan
b. Mata: pemeriksaan funduskopi untuk penyempitan retinal arteriol,
perdarahan, eksudat dan papill edema.
c. Leher: JVP, bising karotis dan pembesaran thyroid
d. Paru: pernapasan (irama, frekuensi, jenis suara napas)
e. Jantung: denyut jantung, suara jantung, bising jantung. Tekanan darah
diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam posisi
berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit.
Pengukuran menggunakan yang sesuai, dan sebaiknya dilakukan pada
18
kedua sisi lengan, dan jika nilainya berbeda maka nilai yang tertinggi
yang diambil
f. Abdomen: bising, pembesaran ginjal
g. Ekstremitas: lemahnya atau hilangnya nadi parifer, edema
h. Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan
4. Pemeriksaan penunjang
a. EKG: adanya pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri,
adanya penyakit jantung koroner atau aritmia
b. Hemoglobin/hematokrit: bukan diagnostik tetapi mengkaji hubngan
dari sel-sel terhadap terhadap volume cairan(viskositas)dan dapat
mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti hiperkogulabilitas,
anemia.
c. BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
d. Glukosa: hiperglikemia (Diabetes Millitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi)
e. Kalium serum: hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic.
f. Kalsium serum: peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi
g. Kolesterol dan trigliserida serum: peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
h. Asamm urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor
risiko terjadinya hipertensi.
i. Foto rontgen: adanya pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta
yang melebar
j. Echocardiogram: tampak adanya penebalan dinding ventrikel kiri,
mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan
diastolic. (Diklat PJT RSCM, 2008)
19
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan untuk klien hipertensi mencakup:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vaskonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vasculer
serebral.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
C. Intervensi dan Rasional Tindakan
Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah sebagai
berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventrikelar.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah penurunan curah jantung dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat
diterima
2. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau
kerja jantung
3. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien
INTERVENSI RASIONAL
20
dipertimbangkan sebagai peningkatan pertama, kemudian maligna.
Hipertensi sistolit juga merupakan faktor risiko yang ditentukan untuk
penyakit serebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanan
diastolic 90-115 Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan parifer
Denyutan karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin
teramati/terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vasokonstriksi (peningkatan SVR) dan kongesti
vena.
21
menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek tenang,
sehingga akan menurunkan TD. Pantau respon terhadap obat untuk
mengontrol takanan darah Respon terhadap terapi obat “stepped” (yang
terdiri dari atas diuretik, inhibitor simpatis dan vasodilator) tergantung
pada individu dan efek sinergis obat. Karena efek samping tersebut, maka
penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis
paling rendah.
Kolaborasi:
Berikan obat-obat sesuai indikasi, contoh:
22
Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
misal: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan
aktivitas waktu senggang.
Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang,
membungkuk. Aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskularserebral.
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan Pusing dan penglihatan
kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat
mengalami episode hipotensi postural. Berikan cairan, makanan lunak,
perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres
hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan.
Kilaborasi:
Berikan sesuai indikasi: analgesik Menurunkan/mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang sistem saraf simpatis.
Antiansieta, missal lorazepam (ativan), diazepam (valium) dapat
mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan diperberat oleh stress.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah intoleransi aktivitas teratasi dengan kriteria hasil:
1. Peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
2. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.
3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
23
INTERVENSI RASIONAL
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140
mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik, Usia, keadaan emosi seseorang,
konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal, Neurologik ,dll.
Orang yang sudah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak
komplikasi yang diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF,
gagal ginjal, infark miokard, dll.
B. Saran
Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita selaku
petugas medis sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak mengkonsumsi makanan
sembarangan yang belum teruji kesehatannya.
25