KELOMPOK 8
Anggota Kelompok :
1. Rossa Ivana Sari (H0915072)
2. Santi Srirahma Medinah (H0915076)
3. Santy Maharani (H0915077)
4. Theresia Nadia A (H0915081)
5. Zahratul Jannah (H0915089)
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Teknologi Daging dan Ikan Acara II Furikake
adalah :
a. Mahasiswa dapat memahami nilai gizi yang terdapat dalam furikake.
b. Memformulasikan furikake berbasis abon ikan yang disukai anak - anak.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan merupakan salah satu komoditas terbesar yang dihasilkan Indonesia
mengingat negara ini merupakan negara maritim. Ikan dan produk perikanan
dapat memenuhi kebutuhan protein hewani di berbagai negara. Lebih jauh lagi,
konsumsi ikan dipercaya dapat memberikan berbagai efek yang menunjang
kesehatan. Ikan laut merupakan salah satu sumber makan yang kaya akan asam
lemak tak jenuh. Senyawa ini telah banyak dibuktikan memberikan efek positif
bagi kesehatan, seperti menurunkan resiko penyakit jantung, kanker, arhitis dan
lain-lain. Minyak ikan memiliki asam lemak bebas yang beragam, mulai dari 12-
26 atom karbon dan 0 - 6 ikatan rangkap. Asam lemak yang terkandung
dalam ikan terdiri atas lemak asam lemak jenuh (15 - 25%), asam lemak tak
jenuh tunggal (35-60%) dan asam lemak tak jenuh majemuk (25 - 40%)
(Pratama dkk., 2011).
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan ikan
sehingga disimpulkan lebih lama dan awet. Ikan tenggiri memiliki kandungan air
76,5%, protein 21,4%, lemak 0,56%, karbohidrat 0,61% dan kadar abu 0,93%
(Ramasari dkk., 2012).
Abon ikan merupakan ikan olahan yang dibuat dari daging ikan dan
diproses secara tradisional melalu perebusan, pemberian bumbu dan
penggorengan. Abon merupakan produk kering, dimana penggorengan
merupakan salah satu tahap yang umumnya dilakukan dalam pengolahannya.
Pengolahan abon, baik abon daging maupun abon ikan, dilakukan dengan
menggoreng daging dan bumbu menggunakan pan frying. Pan frying merupakan
proses penggorengan bahan dengan menggunakan sedikit minyak dengan suhu
permukaan dapat mencapai lebih dari 100°C. Lama penggorengan dilakukan
antara 30-60 menit atau tergantung bahan yang digoreng. Proses pengolahan
dengan metode pan frying bertujuan untuk memperoleh bahan pangan agar
mempunyai aroma dan rasa yang menarik. Banyaknya minyak yang digunakan
lebih kurang 10 ml atau cukup untuk mengalasi alat penggorengan sehingga
bahan yang digoreng tidak melekat pada alatnya (Dewi dkk., 2011).
Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989), secara garis besar pembuatan
abon ikan dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
1. Tahap penyiangan ikan
Ikan yang akan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
abon dikelompokkan berdasarkan jenis, ukuran dan tingkat kesegarannya.
Selanjutnya, ikan disiangi dengan cara membersihkan sisik (bila ada),
membuang bagian kepala, isi perut maupun sirip ikan agar tidak
mempengaruhi kualitas abon. Ikan kemudian dipotong menjadi bagian
yang lebih kecil dengan ukuran 4x3x3 cm dan dicuci dengan air bersih
yang mengalir, untuk menghilangkan darah, lendir maupun kotoran yang
masih menempel.
2. Tahap perebusan ikan
Ikan yang telah dipotong dan dicuci bersih direbus agar daging ikan
menjadi lunak dan mudah dihancurkan. Setelah 20-40 menit, daging ikan
ditiriskan dalam wadah khusus agar air rebusannya cepat hilang.
3. Tahap penghancuran
Pada tahap ini tulang, kulit dan sisik ikan dibuang. Agar lebih
mudah, sebaiknya pembuangan tulang, kulit dan sisik dilakukan pada saat
daging ikan masih dalam keadaan panas. Daging ikan kemudian dicabik-
cabik dan diremas dengan tangan hingga terbentuk serat daging yang halus
dan berukuran seragam.
4. Tahap pembuatan bumbu
Sebenarnya bumbu abon dapat disesuaikan dengan selera masing-
masing, apakah abon yang dibuat akan mengandung rasa pedas, manis atau
asin. Akan tetapi sebagai patokan dapat digunakan komposisi bumbu yaitu
untuk abon dengan bahan baku 100 kg ikan; campurkan dan lumatkan 2 kg
bawang merah; 1,6 kg bawang putih; 300 g ketumbar; 1,5 kg garam; 900 g
asam dan 15 kg gula. Setelah lumat tambahkan 100 g laos serta salam dan
sereh secukupnya. Tambahkan pula 750 cc santan yang diperoleh dari 400
g kelapa parut.
5. Tahap penggorengan
Masukkan bumbu ke dalam kuali dan panaskan di atas api yang
tidak terlalu besar sampai mendidih. Selanjutnya masukkan pula daging
ikan yang telah dihancurkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk
hingga rata. Setelah agak kering, tambahkan sedikit minyak goreng sambil
terus diaduk. Tahap penggorengan dianggap selesai bila abon benar-benar
telah kering.
6. Tahap pengepakan
Setelah penggorrengan selesai, abon dibiarkan beberapa saat di
tempat terbuka dan berangin hingga dingin. Abon kemudian dimasukkan
ke dalam kantong plastik dengan takaran sesuai dengan kebutuhan. Abon
siap untuk dipasarkan atau dikonsumsi sendiri
Bumbu campuran atau campuran bumbu adalah jenis bumbu yang terdiri
dari rempah-rempah dan herbal, tapi mempertahankan sifat fisik dan kimia
setelah melalui pengolahan. Secara umum, bumbu larut seperti bubuk kering,
cairan kental dan produk instan telah dikembangkan untuk industri makanan.
Bahan-bahan bumbu dan kondisi pengolahan seperti waktu, suhu, kelembaban,
dan proses produksi dapat mempengaruhi produk bumbu. Komposisi kimia yang
tepat, bebas kadar air, dan masa simpan adalah kriteria penting bumbu yang baik.
Dengan mempertahankan rasa khas bumbu, mikroba kontaminan dari bahan baku
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dan jumlah mikroba yang dapat diterima
yaitu lebih rendah dari 5 x 104 cfu / g (Phornphisutthimas, 2010).
C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Baskom
b. Cobek
c. Kompor
d. Panci pengukus
e. Piring kertas
f. Pisau
g. Sendok
h. Sotel
i. Talenan
j. Wajan
2. Bahan
a. Bawang merah secukupnya
b. Bawang putih secukupnya
c. Daging ikan tongkol 200 gram
d. Garam secukupnya
e. Gula merah
f. Teri 20 gram
g. Kedelai 30 gram
h. Ketumbar
i. Lengkuas
j. Santan
k. Wijen 20 gram
3. Cara Kerja
Bumbu Ikan
Penambahan Penyuiran
Santan Penambahan
Wijen/
Penambahan
Kedelai/
Teri
Pendinginan
Pengemasan
Formula Nilai
Kesukaan
F1 2,76a
F2 3,12a
F3 3,16a
Sumber : Laporan Sementara
Keterangan :
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf superscript berbeda (a,b)
menunjukkan berbeda nyata (p<0,05)
Formula:
F1 = 333= ikan tongkol 200 gr + 20 gr wijen
F2 = 556= ikan tongkol 200 gr + 30 gr kacang kedelai
F3 = 228= ikan tongkol 200 gr + 20 gr ikan teri
Tingkat Kesukaan
1 = Tidak Suka
2 = Biasa
3 = Suka
4 = Sangat Suka
16
14
12
10
1 = Tidak Suka
8 2 = Biasa
3 = Suka
6
4 = Sangat Suka
4
0
F1 (333) F2 (556) F3 (228)
Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.
Kanisius. Yogyakarta.
Dewi, Eko Nurcahya., Ratna Ibrahim., dan Nuzulia Yuaniva. 2011. Daya Simpan
Abon Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus Trewavas) yang Diproses
dengan Metode Penggorengan Berbeda. Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 6, No.
1, Hal : 6-12
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Daftar Komposisi
Bahan Makanan. Bharata, Jakarta.
DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). 2007. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Hardoko, Putri Yurida Sari dan Yunita Eka Puspitasari. 2015. Substitusi Jantung
Pisang dalam Pembuatan Abon dari Pindang Ikan Tongkol. Jurnal Perikanan
dan Kelautan Vol. 20 (1) Juni 2015. ISSN 0853-7607.
Isnanto, T. 2012. Pembuatan Opak Dengan Penambahan Ikan Teri (Stolephorus spp)
Kaya Protein. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Jannah, Ulfa Qurrota A’yuni Nur., Darimiyya Hidayati., dan Abdul Aziz Jakfar.
2016. Karakteristik Sensoris dan Kimia pada Abon Nangka Muda (Artocarpus
heterophyllus LMK) dengan Penambahan Tempe. Agrointek Volume 10, No. 1
Maret 2016.
Kusumayanti, Heny Widi Astuti dan RTD. Wisnu Broto. 2011. Inovasi Pembuatan
Abon Ikan Sebagai Salah Satu Teknologi Pengawetan Ikan. Gema Teknologi
Vol. 16 No. 3 Periode April-Oktober 2011.
Perana, A. 2003. Penambahan Ikan Teri (Stolephorus sp) Sebagai Sumber Protein
Dalam Pembuatan Tortilla Chips. IPB, Bogor.
Phornphisutthimas, Somkiat. 2010. Pilot-scale Development of Dried Seasoning with
Tom Yam Flavour Using Mushroom as Adsorbent. Asian Journal of Food and
Agro-Industry, Vol. 3, No. 3, hal : 335 – 342,
Pratama, Rusky I., M. Yusuf Awaluddin., dan Safri Ishmayana. 2011. Komposisi
Asam Lemak Ikan Tongkol, Layur, dan Tenggiri dari Pameuungpeuk, Garut.
Jurnal Akuatika, Vol.2, No. 2.
Ramasari, Egi Lukiasa., Widodo Farid Ma’ruf., dan Putut Har Riyadi. 2012. Aplikasi
Karagenan sebagai Emulsifier di Dalam Pembuatan Sosis Ikan Tenggiri
(Scomberomorus guttatus) pada Penyimpanan Suhu Ruang. Jurnal Perikanan,
Vol. 1, No. 2.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 1995. Abon. Nomor 01-3707-1995. Dewan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
= 90,909 kkal
20
Wijen = 220 𝑥 568 𝑘𝑘𝑎𝑙
= 51,636 kkal
Energi Total = 90,909 + 51,636
= 142,545 kkal
Karbohidrat
200
Abon (Ikan) = 220 𝑥 8%
= 7,273%
20
Wijen = 220 𝑥 18,1%
= 1,645%
Karbohidrat Total = (7,273 + 1,645)%
= 8,918%
Lemak
200
Abon (Ikan) = 220 𝑥 1,5%
= 1,364%
20
Wijen = 220 𝑥 51,1%
= 4,645%
Lemak Total = (1,364 + 4,645)%
= 6,009%
Protein
200
Abon (Ikan) = 220 𝑥 13,7%
= 12,455%
20
Wijen = 220 𝑥 19,3%
= 1,755%
Lemak Total = (12,455 + 1,755)%
= 14,210%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Jumlah Zat Gizi Furikake = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑢𝑟𝑖𝑘𝑎𝑘𝑒 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑍𝑎𝑡 𝐺𝑖𝑧𝑖 𝐷𝐾𝐵𝑀
= 86,957 kkal
30
Kedelai = 230 𝑥 381 𝑘𝑘𝑎𝑙
= 49,696 kkal
Energi Total = 86,957 + 49,696
= 136,653 kkal
Karbohidrat
200
Abon (Ikan) = 230 𝑥 8%
= 6,957%
30
Kedelai = 230 𝑥 24,9%
= 3,395%
Karbohidrat Total = (6,957 + 3,395)%
= 10,352%
Lemak
200
Abon (Ikan) = 230 𝑥 1,5%
= 1,304%
30
Kedelai = 230 𝑥 16,7%
= 2,178%
Lemak Total = (1,304 + 2,178)%
= 3,482%
Protein
200
Abon (Ikan) = 230 𝑥 13,7%
= 11,913%
30
Kedelai = 230 𝑥 40,4%
= 3,513%
Lemak Total = (11,913 + 3,513)%
= 15,426%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Jumlah Zat Gizi Furikake = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑢𝑟𝑖𝑘𝑎𝑘𝑒 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑍𝑎𝑡 𝐺𝑖𝑧𝑖 𝐷𝐾𝐵𝑀
= 90,909 kkal
20
Teri = 220 𝑥 170 𝑘𝑘𝑎𝑙
= 15,455 kkal
Energi Total = 93,75 + 10,625
= 106,364 kkal
Karbohidrat
200
Abon (Ikan) = 220 𝑥 8%
= 7,273%
20
Teri = 220 𝑥 0%
= 0%
Karbohidrat Total = (7,5 + 0)%
= 7,273%
Lemak
200
Abon (Ikan) = 220 𝑥 1,5%
= 1,364%
20
Teri = 220 𝑥 3%
= 0,273%
Lemak Total = (1,364 + 0,273)%
= 1,637%
Protein
200
Abon (Ikan) = 220 𝑥 13,7%
= 12,455%
20
Teri = 220 𝑥 33,4%
= 3,036%
Lemak Total = (12,455 + 3,036)%
= 15,491%
LAMPIRAN DOKUMENTASI