Anda di halaman 1dari 4

CASE 1

DR. JAY

Dr. Jay : lulusan terbaik FK ternama, baru saja mengikuti iship

Mbak koas : selesai koas lagi menunggu penempatan iship

Dr. Bejo : dokter senior pasien 100 orng/hari, terkenal dgn obatnya yg paten dan mahal

Dr. Jay yang energik

Dr. Jay adalah dokter muda yg energik dan ambisius. Target pribadi yang dia inginkan adalah
sesegera mungkin mengikuti teman sejawat dokter yg lain yg mapan secara ekonomi yaitu punya
mobil pribadi, istri yg cantik dan rumah yang mewah.

1. Autonomi : dr jay ingin memiliki mobil pribadi, istri yg cantik dan rumah yg mewah
merupakan hak otonomi dr. Jay

Untuk memenuhi target tsb dr. Jay belkerja keras siang dan malam tanpa kenal lelah. “Gak duwe
udel” begitu gerutuat teman sejawatnya yg lain saat dr. Jay menolak diajak ikut seminar kedokteran
berkelanjutan di kotanya dengan alasan sedang berjaga di klinik

1. KODEKI pasal 20 : setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kesehatan
2. UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 51 : dokter atau dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengiuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi
3. KODEKI pasal 20 : setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja
dengan baik
4. Beneficience : sebaiknya dokter mengembangkan keilmuan secara terus-menerus. Karena
ilmu kedokteran juga akan terus berkembang
5. Autonomi : menghargai hak menentukan nasib sendiri. Dr. Jay memiliki wewenang untuk
tidak mengikuti seminar
6. UU no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 28 ayat 1 : setiap dokter atau
dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau
kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain
yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi

Dr. Jay membuka klinik 24 jam “Sekarepe dewe”. Hari minggu dan hari besar buka seperti biasa.
Untuk mempromosikan kemampuannya, memasang papan nama praktik dokter dengan papan
nama ukuran 1x2 m di depan klinik “ Saka Repe Dewe” dengan menggunakan BillBoard.

1. Per. KKI no. 4 tahun 2011 : menjalankan praktik kedokteran dgn menerapkan pengetahuan
atau ketrampilan atau teknologi yg belum diterima atau diluar tata cara praktik kedokteran
yg layak
2. Autonomi :
a. tidak berterus terang kepada pasiennya bahwa belum punya STR
b. UU no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 29 ayat 3 : untuk
memperoleh STR dokter dan STR dokter gigi hgarus memenuhi persyaratan : (c)
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental

3. Per. KKI no. 4 tahun 2011 tentang bentuk pelanggaran disiplin kedokteran :
a. berpraktik dengan STR atau SIP dan atau sertifikat kompetensi yg tidak sah
b. mengiklankan kemampuan atau pelayanan atau kelebihan kemampuan/ pelayanan
yg dimiliki baik lisan maupun tulisan yg tidak benar atau menyesatkan
4. UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 29 ayat 1 : setiap dokter dan dokter
gigi yg melakukan praktik kedokteran di indonesia wajib memiliki STR dokter dan STR dokter
gigi
5. UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 36: setiap dokter dan dokter gigi yg
melakukan praktik kedokteran di indonesia wajib memiliki SIP
6. Per. KKI no. 4 tahun 2011 tentang bentuk pelanggaran disiplin kedokteran : menggunakan
gelar akademik atau sebutan profesi yg bukan haknya
7. KODEKi no. 111 pasal 4 : setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yg bersifat
memuji diri
8. Per KKI no. 4 tahun 2011 tentang bentuk pelanggaran disiplin kedokteran : melakukan
praktik kedokteran dengan tidak kompeten

Karena pasien di kliniknya masih belum sesuai dengan harapan dia (pasien masih “ Do Re Mi”) maka
dr. Jay juga magang bekerja di 3 klinik lain yang sudah ramai (Klinik rawat inap “Heboh Rusada”,
Klinik Rawat Jalan “Ramai Selalu” dan Balai Pengobatan “Tebar Pesona”). Pada jam-jam tertentu yg
menurut perkiraannnya tidak mengganggu jadwal praktik klinik pribadinya. Alhasil, sering terjadi
saat magang di klinik lain, dr. Jay ditelpon perawat pribadinya untuk segera pulang karena ada
pasien yg menunggu di rumah.

1. UU no. 29 tahun 2004 pasal 37 : SIP dokter atau dokter gigi sebagaimana disebut pada ayat 1
hanya diberikan untuk paling banyak 3 tempat
2. Beneficence : seharusnya dr. Jay mengusahakan manfaat lebih besar dari keburukan
3. Justice :
a. harusnya bissa melakukan tindakan keadilan dalam membagi jam kerjanya di tiap
kliniknya (maksimal 3 tempat)
b. pasien mempunyai hak sehat. Dengan dr. Jay yg memiliki jam kerja yg banyak 
pasien harus nunggu
4. KODEKI no. 111 pasal 2 : seorang dokter wajib selalu mengambil keputusan profesional
secara independen dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yg tertinggi
5. Beneficence :
a. maksimalisasi pemuasan kebahagiaan pasien
b. rela berkorban untuk kepentingan orang lain. Membantu menangani pasien yg
banyak
6. Non maleficence :
a. tidak merugikan atau mencegah mudharat.
b. mencegah pasien dari bahaya  Dengan dr. Jay memiliki banyak jam kerja maka
akan tidak maksimal dalam menangani pasien.
c. Tidak melakukan kelalaian dalam tugas
7. Per. KKI no. 4/2011 : menjalankan praktik kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik
ataupun mental sedemikian rupa sehingga tidak kompeten dan dapat membahayakan
pasien

Untuk mengatasi komplain dari pasien dalam (karena terlalu lama menunggu di rumah), dr. Jay
kadang mengutus perawat jaga untuk melakukan anamnesis beserta PF dulu dan dr. Jay tinggal
memberi terapi sesampainya di rumah

1. UU no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 40


a. pasal 40 ayat 1 : dokter atau dokter gigi yg berha;langan menyelenggarakan praktik
kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi
pengganti
b. pasal 40 ayat 2 : dokter atau dokter gigi pengganti sebagaimana pada ayat 1 harus
dokter atau dokter gigi yg mempunyai izin praktik
c. pasal 44 ayat 1 : dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik
kedokteran wajib mengikuti standart pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi
d. pasal 44 ayat 2 : standart pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibedakan
menurut jenis dan strata pelayanan kesehatan
e. pasal 51 : dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai kewajiban : (a) memberikan pelayanan medis sesuai dengan standart
profesi dan standart prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
2. non maleficence :
a. mencegah pasien dari bahaya. Dokternya menolong pasien kalau ada yg emergency
3. per. Kki no 4 tahun 2011 tentang bentuk pelanggaran disipli kedokyteran : dalam
penatalaksanaan pasien melakukan yg seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yg
seharusnya dilakukan sesuai dgn tanggung jawab profesionalnya tanpa alasan pembenar
atau pemaaf yg sah sehingga dapt membahayakan pasien
4. KODEKi no. 111
a. pasal 1 : setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalnkan
sumpah dan janji dokter
b. pasal 7 : seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yg telah
diperiksa sendiri kebenarannya
c. pasal 12 : dalam melakukan pekerjaan seorang dokter wajib memperhatikan
keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat
5. per. Kki no 4 tahun 2011 tentang bentuk pelanggaran disipli kedokteran : tidak melakukan
pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yg bertugas dan mampu melakukannya
6. justice :
a. menghargai hak orang lain. Setiap pasien memiliki hak di anamnesis dan di PF oleh
dokternya
b. menghargai hak sehat pasien. Pasien berhak mendapatkan perawatan dan
penanganan langsung oleh dokter
7. beneficence : dokter seharusnya berbuat baik terhadap pasien. Pasien berhak mendapatkan
perawatan dan penanganan langsung oleh dokter dan untuk mengurangi risiko terjadinya
kelalaian pemeriksaan yg dilakukan oleh perawat yg ditunjuk

suatu siang, dr. Jay praktik di klinik “Heboh Husada” terdengar dering telpon dari klinik pribadi yang
mengabarkan ada pasien yg sudah menunggu. Dengan tergopoh-gopoh dr. Jay segera
menyelesaikan pasien yg masih tersisa di klinik “Heboh Husada” setelah memberi resep obat dan
instruksi periksa laboratorium “pasti akurat” kata pasien, dr. Jay menyusuh perawat untuk
melakukan injeksi roborantia kepada pasien terakhir. Tanpa menunggu pasien yg akan disuntik, dr.
Jay segera meluncur ke rumahnya yg berjarak 5 km dari klinik “Heboh Husada”

1. Per KKI no 4. Tahun 2011 tentang bentuk pelanggaran disiplin kedokteran : tidak
memberikan penjelasan yg jujur, etis dan memadai kepada pasien atau keluarganya
dalam melakukan praktik kedokteran
2. Autonomi : melaksanakan inform consent. Setiap tindakan yg dilakukan kepada pasien
harus mendapatkan penjelasan dan persetujuan terlebih dahulu dri pasien yg
bersangkutan
3. UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 52 : pasien dalam menerima
pelayanan pada praktik kedokteran mempunyai hak
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d. Menolak tindakan medis
e. Mendapatkan isi rekam medis
4. Justice :
a. setiappasien berhak mendapatkan perlakuan yang sama
b. menghargai hak hukum pasien. Setiap pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pengobatan yg sesuai
5. Beneficence : bertanggung jawab. Dokter harus bertanggung jawab atas pasiennya,
bukan melimpahkan tuganya kepada perawatnya

Pasien di klinik “Saka Repe DW” adalah nona Cabi dengan keluhan nyeri dada kanan atas disertai
jantung berdebar-debar. Keluhan timbul saat akan menghadapi ujian semester. Melihat nona Cabi yg
chubby, timbul niat iseng dr. Jay dengan kewenangannya sebagai dokter, dr. Jay menyusuh nona
Cabi untuk membuka baju untuk diperiksa. Selajutnya ...................................

1. KODEKI pasal 8 : seorasng dokter wajib dalam setiap praktik medisnya memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya dosertai rasa
kasih sayang (compasiion) da penghormatan atas martabat manusia
2. Autonomi : menghargai martabat pasien dan privasi pasien
3. Per KKI no. 4/ 2011 tentang bentuk pelanggaran disiplin kedokteran :
a. melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap
pasien di tempat praktik
b. ketidakjujuran dalam menentukan jasa medis  harusnya gaperlu buka baju
4.

Anda mungkin juga menyukai