Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

PIPA VENTURI

Disusun Oleh:

1. RAHMIANA NPM 4115014


2. TOHIDIN MALIK NPM 4115016
3. EKA HASTUTI NPM 4114029

DOSEN PEMBIMBING: AHMAD AMIN,M.Si

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2018/2019
Lembar Kerja Praktikum
Pipa Venturi

A. Tujuan:
1. Menghitung luas penampang pada pipa yang berdiameter berbeda
2. Menghitung kecepatan aliran air pada pipa yang berdiameter berbeda
3. Menentukan debit air yang mengalir dalam pipa venturi dengan penurunan
tekanan yang terjadi
4. Mengukur penurunan tekanan aliran air dalam pipa tertutup dengan menggunakan
sistem venturimeter
5. Menganalisa kesalahan dan penyimpangan yang terjadi selama
Percobaan
6. Menyusun laporan hasil percobaan dengan benar
B. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah Ukuran


1. Triplek 2 33 cm x 21cm x 36 cm
2. Papan kerangka 1 110 cm x 21 cm x 2 cm
bawah
3. Papan penyangga 2 33 cm x 21 cm x 9 cm
4. Gergaji besi 1
5. Gergaji pipa 1
6. Penggaris 2 30 cm
7. Paku ─ ─
8. Skrup ─ ─
9. Engsel 4 Kecil
10 Selang transparan 2 50 cm
11. Obeng 1
12. Cat 1 Sedang
13 Spidol 1
14. kuas 1 Kecil
15. Lem pvc - ─
16. Cutter 1 ─
17. Jerigen 1 10 liter
18 Ember 1 Sedang
19. Palu 1 ─
20. Pipa paralon - 1 inci
21. Pipa paralon - ¾ inci
22. Stop kran 1 1 inci
23. Stop kran 1 ¾ inci

1
2

24. Pipa sambung T 1 1 inci


25. Pipa sambung T 1 ¾ inci
26. Over sok 1 ¾ ke 1 inci
27. Over sok 1 ¾ ke ½
28. Pipa L 1 ½ inci
29. Pipa L 1 ¾ inci

C. Dasar Teori
Gambar praktikum :

h
h1

h2

Dalam keseharian kita menemui beberapa kejadian aliran yang melalui sebuah
pipa. Tekanan air yang mengalir akan berkurang dengan melalui sebuah pipa yang
berhubungan dengan rumus Bernouli di bawah ini :
(V1 ) 2 P1 (V ) 2 P
  Z1  2  2  Z 2 Pipa datar Z1 = Z2 = 0
2g  2g 

(V2 ) 2 (V1 ) 2
Penurunan tekanan : h= 
2g 2g

Cd . A2
Debit air : Q = 2 gh Cd = Koefisien Discharge Venturi meter
4
D 
1  2 
 D1 
Pipa lebar Cd = 0,98
Pipa sempit Cd = 0,97 - 0,98
3

Prinsip atau hukum Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida
yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel
Bernoulli. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat
dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).

Fluida mengalir pada pipa dari ujung 1 ke ujung 2,Kecepatan pada ujung 1 =
v1 ,ujung 2 = v2 Ujung 1 berada pada ketinggian h1 , ujung 2 = h2 Tekanan pada
ujung 1 = P1 , ujung 2 = P2.

Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah
usaha, energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut
mempunyai nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi
kinetik persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai
yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

Pada pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju
aliran fluida juga dapat berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir.
Berdasarkan prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas, tekanan fluida juga bisa
berubah-ubah tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan
mengenai Tekanan Pada Fluida (Fluida Statis), kita juga belajar bahwa tekanan
fluida juga bisa berubah-ubah tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Nah,
4

hubungan penting antara tekanan, laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita
peroleh dalam persamaan Bernoulli. Persamaan bernoulli ini sangat penting
karena bisa digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat, pembangkit
listrik tenaga air, sistem perpipaan, dan lainnya.
Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum,
maka kita anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang
yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di bawah). Untuk
menurunkan persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada
fluida dalam daerah tabung alir (ingat kembali pembahasan mengenai usaha dan
energi). Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha
yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut.

Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida
sedangkan warna putih menunjukkan tidak ada fluida. Fluida pada luas
penampang 1 (bagian kiri) mengalir sejauh L1 dan memaksa fluida pada
penampang 2 (bagian kanan) untuk berpindah sejauh L2. Karena luas penampang
2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju aliran fluida pada bagian kanan tabung
alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal ini menyebabkan perbedaan
tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir) dan penampang 1 (bagian
kiri tabung alir) – Ingat prinsip Bernoulli. Fluida yang berada di sebelah kiri
penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida di sebelah kanannya dan
melakukan usaha sebesar :
5

W = Fs s=L
𝑊1= 𝐹1 𝐿1
𝐹
karena 𝜌 = 𝐴 F = 𝜌𝐴 maka persamaan :
𝑊1 bisa ditulis menjadi :
𝑊1= 𝜌1 𝐴1 𝐿1
Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada
fluida adalah:
W1 = – p2 A2 L2
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah
gerak. Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus
di atas, sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke
penampang 2 sejauh L2, di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) =
volume fluida pada penampang 2 (A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi
adalah :
W3 = – mg (h2 – h1)
W3 = – mgh2 + mgh1
W3 = mgh1 – mgh2
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah
gaya gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai
dengan gambar di atas adalah :
W = W1 + W2 + W3
W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada
suatu sistem sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita
bisa menggantikan Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 – EK1).
Persamaan di atas bisa kita tulis lagi menjadi :
W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2
EK2 - EK1 = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2
½ mv22 – ½ mv12 = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa
fluida yang mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut
saja m, mempunyai volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 =
A2L2 (L2 lebih panjang dari L1).
𝑚
Karena 𝜌 = m = 𝜌𝑉 maka massa fluida bisa ditulis menjadi :
𝑉
m = 𝜌𝑉
6

m = 𝜌𝐴1 𝐿1 = 𝜌 𝐴2 𝐿2
m = 𝜌𝐴𝐿
Sekarang kita subtitusikan alias kita gantikan m pada persamaan di atas :
1 1
𝑚𝑉22 - 2 m𝑉12 = 𝜌𝐴1 𝐿1 - 𝜌 𝐴2 𝐿2 + mgℎ1 - mgℎ2
2
1 1
(2 𝑉2 2 − 2 𝑉12) m =( 𝜌1− 𝜌2 )AL + (gℎ1 - gℎ2 )m
1 1
(2 𝜌𝑉2 2 − 2 𝜌 𝑉12) AL =( 𝜌1− 𝜌2 )AL + (𝜌gℎ1 - 𝜌gℎ2 )AL
1 1
(2 𝜌𝑉2 2 − 2 𝜌 𝑉12) AL = AL (( 𝜌1− 𝜌2 ) + (𝜌gℎ1 - 𝜌gℎ2 ) )
AL dihilangkan….
1 1
(2 𝜌𝑉2 2 − 2 𝜌 𝑉12) = ( 𝜌1− 𝜌2 ) + (𝜌gℎ1 - 𝜌gℎ2 )
1 1
𝜌𝑉2 2 − 𝜌 𝑉12 = 𝜌1− 𝜌2 + 𝜌gℎ1 - 𝜌gℎ2
2 2
1 1
𝜌2 + 2 𝜌𝑉2 2 + 𝜌gℎ2 = 𝜌1+ 2 𝜌 𝑉12 + 𝜌gℎ1
Persamaan ini bisa juga ditulis dalam bentuk seperti ini :
1 1
𝜌1+ 2 𝜌 𝑉12 + 𝜌g= 𝜌2 + 2 𝜌𝑉2 2 + 𝜌g ℎ2 persamaan om Bernoulli
Ini adalah persamaan Bernoulli. Persamaan om Bernoulli ini kita turunkan
berdasarkan prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum
Kekekalan Energi
Keterangan :
P = tekanan
𝜌 = massa jenis fluida
V = kecepatan aliran fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi tabung alir/pipa dari permukaan tanah
Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada
dua titik di mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali
persamaan di atas menjadi :
1
𝜌 + 2 𝜌𝑉 2 + 𝜌𝑔ℎ = konstan
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam
persamaan mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.
1. Venturimeter
Penerapan menarik dari efek venturi adalah Venturi Meter. Alat ini dipakai
untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran air atau
minyak yang mengalir melalui pipa. Terdapat 2 jenis venturi meter, yakni venturi
meter tanpa manometer dan venturi meter yang menggunakan manometer yang
berisi cairan lain, seperti air raksa. Prinsip kerjanya sama saja.
Gambar di bawah menunjukkan sebuah venturi meter yang digunakan untuk
mengukur laju aliran zat cair dalam pipa.
7

Gambar Venturimeter Tanpa Manometer


Amati gambar di atas. Ketika zat cair melewati bagian pipa yang penampangnya
kecil (A2), laju cairan meningkat. Menurutprinsipnya om Bernoulli, jika laju
cairan meningkat, maka tekanan cairan menjadi kecil. Jadi tekanan zat cair pada
penampang besar lebih besar dari tekanan zat cair pada penampang kecil (P1 >
P2). Sebaliknya v2 > v1.
1 1
𝑝1 + 2 𝜌 𝑣1 2 = 𝑝2+ 2 𝜌𝑣2 2
karena 𝑝1 > 𝑝2 dan 𝑣2 > 𝑣1 , maka persamaan ini bisa kita oprek menjadi
seperti di bawah :
1 1
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌𝑣2 2 − 2 𝜌 𝑣1 2
1
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌 (𝑣2 2 − 𝑣1 2) persamaan 1
masih ingat persamaan kontinuitas-kah ?
neh persamaannya...
𝐴1 𝑣1= 𝐴2 𝑣2
𝐴 𝑣
𝑣2= 𝐴1 1 Persamaan 2
2
Sekarang kita oprek persamaan yang digunakan untuk menentukan laju aliran zat
cair pada pipa di atas. Kita gunakan persamaan efek venturi yang telah diturunkan
sebelumnya. Ingat ya, kita hendak mencari laju aliran zat cair di penampang besar
(v1). Kita gantikan v2 pada persamaan 1 dengan v2 pada persamaan 2.
1
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌 (𝑣2 2 - 𝑣1 2)
1 𝐴1 𝑣1
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌 (( ) 2 − 𝑣1 2)
𝐴2

1 𝐴1 2 𝑣1 2
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌 (( ) − 𝑣1 2)
𝐴2 2

1 𝐴 2
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌 𝑣1 2 ((𝐴 1 2) − 1) Persamaan 3
2

Dalam pokok bahasan Tekanan Pada Fluida, gurumuda sudah menjelaskan bahwa
untuk menghitung tekanan fluida pada suatu kedalaman tertentu, kita bisa
menggunakan persamaan :
p = 𝜌𝑔ℎ Persamaan a
Jika perbedaan massa jenis fluida sangat kecil, maka kita bisa menggunakan
persamaan ini untuk menentukan perbedaan tekanan pada ketinggian yang
8

berbeda (kalau bingung, baca kembali pembahasan mengenai Tekanan Dalam


Fluida — Fluida Statis). Dengan demikian, persamaan a bisa kita oprek menjadi :
∆𝑝 = 𝜌𝑔∆ℎ
untuk kasus diatas, persamaan ini bisa dimodif menjadi :
𝑝1− 𝑝2= 𝜌𝑔ℎ persamaan b
sekarang, kita gantikan 𝑝1− 𝑝2
pada persamaan 3, dengan 𝑝1− 𝑝2
pada persamaan b
1 𝐴 2
𝑝1− 𝑝2= 2 𝜌 𝑣1 2 ((𝐴 1 2) − 1)
2

1 𝐴 2
𝜌𝑔ℎ = 2 𝜌 𝑣1 2 ((𝐴 1 2) − 1)
2

Karena zat cair-nya sama maka massa jenisnya juga pasti sama. kita
lenyapkan rho dari persamaan…
1 𝐴 2
gh = 2 𝑣1 2 ((𝐴 1 2) − 1)
2

𝐴 2
2gh = 𝑣1 2 ((𝐴 1 2) − 1)
2
2 𝑔ℎ
𝑣1 2 = 𝐴 2
(( 1 )− 1)
𝐴2 2

𝑣1 2 𝑔ℎ
=
√ 𝐴1 2
(( 𝐴 2 )− 1)
2

Persamaan ini kita gunakan untuk menentukan laju zat cair yang mengalir dalam
pipa.

D. Prosedur Percobaan
1) Menyusun alat seperti gambar dibawah ini.

2) Memasukan fluida (air) pada jerigen


3) Meletakkan pipa venturi yang telah dibuat tadi pada rangkaian triplek dan
papan yang sudah disediakan
4) Membuka kran air pertama pada rangkaian
5) Melihat Perbedaan ketinggian fluida (air) pada selang transparan
6) Membuka kran air kedua pada rangkaian
9

7) Menghitung debit air yang mengalir dalam pipa venturi dengan penurunan
tekanan yang terjadi
8) Mengukur tekanan aliran air dalam pipa tertutup dengan menggunakan
sistem venturimeter
9) Menganalisa kesalahan dan penyimpangan yang terjadi selama Percobaan
10) Menyusun laporan hasil percobaan dengan benar

E. Tabulasi Data

Percobaan Pengamatan
Ke h ( cm ) v( cc ) t(s) Q ( cc/s )
1
2
3
Rata – rata
1
2
3
Rata – rata
1
2
3
Rata – rata

F. Tugas
1) Hitunglah luas penampang pada pipa yang berdiameter berbeda?
2) Hitunglah kecepatan aliran air pada pipa yang berdiameter berbeda?
3) Menentukan debit air yang mengalir dalam pipa venturi dengan penurunan
tekanan yang terjadi?
4) Hitunglah penurunan tekanan aliran air dalam pipa tertutup dengan menggunakan
sistem venturimeter?
5) Menganalisa kesalahan dan penyimpangan yang terjadi selama
Percobaan?
6) Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai