Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1

ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X

Pengalaman Pasien Post- Stroke Dalam Menjalani Terapi Pijat Alternatif di


Kota Lhokseumawe

Post-Stroke Patients’ Experiences of Using Massage Therapy Alternative in


Lhokseumawe City

Luqman1, Teuku Tahlil1 , Mudatsir2


1
Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Bagian Mikro Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Abstrak

Pijat termasuk ke dalam klasifikasi terapi alternatif yang dikeluarkan oleh National Center For Complementary
and Alternatif Medicine (NCCAM) yaitu dalam area sistem pengobatan metode manipulatif tubuh. Pemilihan
terapi pijat alternatif bagi seorang pasien diyakini memiliki alasan yang unik dan berbeda-beda dalam
pengambilan keputusan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam
pengalaman pasien post stroke dalam menjalani terapi pijat alternatif di Kota Lhokseumawe. Metode yang
digunakan yaitu kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dilakukan dengan wawancara mendalam pada
10 orang partisipan yang didapatkan dengan purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan empat thema
utama yaitu alasan partisipan menjalani terapi pijat alternatif, manfaat terapi pijat alternatif, harapan dalam
menjalani terapi pijat alternatif dan persepsi terhadap pengobatan stroke selain pijat alternatif. Diharapkan
kepada perawat dapat lebih memahami tentang terapi alternatif pijat dan dapat menjalankan sesuai dengan
peran perawat yaitu sebagai care provider, conselor, educator, dan advocator dalam pengembangan cabang ilmu
complementary alternative medicine (CAM)

Kata Kunci: pengalaman, stroke, terapi pijat alternatif.

Abstract

Massage is one of alternative therapies which is classified into a body manipulative method treatment system by
the National Massage Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM). The Selection of alternative
massage therapies for a patient is based on unique as well as various decision making process on medical
treatment. The purpose of this study is to explore in depth some experiences of post stroke patient in undergoing
alternative massage therapies in Lhokseumawe City. This study is a qualitative study with descriptive
phenomenology approach through in-depth interviews toward ten participants from a purposive sampling. The
study finds that there are four major themes of alternative massage therapies, including reasons of undergoing
alternative massage therapies, benefits of alternative massage therapies, expectations in undergoing alternative
massage therapies, and perceptions on other stroke treatment besides alternative massage therapies. This study
may provide nurses deeper understanding on alternative massage therapies and enable them to perform their
roles as care provider, counsellor, educator, and advocator in developing complementary alternative medicine
(CAM).

Key Words : experience, stroke, massage therapy alternative.

Korespondensi:
* Luqman, Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh, Email: luqman_hermansyah@yahoo.com
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

Latar Belakang sekitar 70% dari mereka yang menderita


cacat fungsional (Zhang, Jin & Ma, 2013).
Stroke merupakan penyebab umum kedua
kematian dan menjadi masalah utama Dalam dasa warsa terakhir, stroke tercatat
penyebab kecacatan di seluruh dunia (Song penyebab kematian utama di Indonesia
& Nam, 2015). Stroke adalah suatu tanda (Budiman, Krayana & Muljati, 2014). Dari
klinis yang berkembang secara cepat akibat data South East Asian Medical Information
gangguan otak fokal atau global dengan Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 kematian stroke terbesar terjadi di
jam atau lebih tanpa adanya penyebab lain Indonesia (Dinata, Safrita & Sastri, 2013).
yang jelas selain vaskuler (Li Pei, Zang & Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan
Wang, 2016). Sepertiga dari penderita diagnosis tenaga kesehatan adalah sekitar 7
stroke akan meninggal pada tahun orang per mil dan yang terdiagnosis tenaga
berikutnya, sepertiganya bertahan hidup kesehatan atau gejala sebesar 12,1 orang
dengan kecacatan, dan hanya sepertiga per mil. Prevalensi stroke berdasarkan
lainnya yang dapat sembuh kembali seperti diagnosis Tenaga Kesehatan tertinggi
semula (Ramadhini, 2011). dilaporkan di Sulawesi Utara (10,8‰),
diikuti DI Yogyakarta (10,3‰), Bangka
Diprediksikan sekitar 16 juta kasus stroke
Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7
terjadi setiap tahun di dunia, dengan jumlah
per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan 92
total kematian 5,7 juta (Carlo, Baldereschi &
terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi
Inzitari, 2015). Data statistik dari American
terdapat di Sulawesi Selatan (17,9‰), DI
Heart Association (AHA) menunjukkan
Yogyakarta (16,9‰), Sulawesi Tengah
bahwa lebih dari 600.000 orang menderita
(16,6‰), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per
stroke di Amerika setiap tahun (Zhang, Jin &
mil (Riskesdas, 2013).
Ma, 2013). Sebuah studi epidemiologi di
Cina menunjukkan bahwa morbiditas stroke Bertambahnya jumlah penderita stroke di
adalah 58-142/100.000/tahun, yang Indonesia belakangan ini disebabkan oleh
mengarah ke 8-2.000.000 orang mengalami beberapa faktor diantaranya factor
stroke baru atau berulang setiap tahun ekonomi, pekerjaan, dan pola makan.
(Wang dkk, 2012). Di Cina diperkirakan ada Faktor ekonomi dan pekerjaan dapat
lebih dari tujuh juta penderita stroke dan memicu stres, sedangkan faktor pola makan

61
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

dapat memicu penyakit lain seperti pengobatan norfarmakologi stroke yaitu


diabetes dan hipertensi. Hipertensi pijat alternatif untuk pasien post stroke.
merupakan penyebab yang paling sering
Pijat termasuk dalam klasifikasi terapi
dilaporkan sebagai penyebab stroke
alternatif yang dikeluarkan oleh National
(Yayasan Stroke Indonesia, 2011).
Center For Complementary and Alternatif
Di Aceh, meningkatnya angka kejadian Medicine (NCCAM) yaitu dalam area sistem
stroke dilaporkan berkaitan dengan pengobatan metode manipulatif tubuh.
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang Terapi alternatif adalah sebuah kelompok
berlemak tinggi, mengkonsumsi minuman dari bermacam-macam sistem pengobatan
yang mengandung pemanis gula dan jarang dan perawatan kesehatan, praktek dan
berolahraga (Bakri, 2012). Hasil wawancara produk yang secara umum tidak menjadi
dengan seorang ahli terapis pijat alternatif bagian dari pengobatan konvensional.
stroke di kota Lhokseumawe dikatakan National healt interview survey pada tahun
bahwa pola makan yang banyak 2007 di United States of America (USA)
mengandung santan, banyak mengandung menunjukkan bahwa penggunaan terapi
garam, dan masakan yang tinggi kolestrol pijat di Amerika diperkirakan sekitar 18 juta
seperti kuah kambing banyak ditemukan orang pada usia dewasa dan 700.000 ribu
pada pasien stroke yang ditanganinya. orang pada usia anak-anak untuk berbagai
tujuan seperti mengurangi rasa sakit,
Sampai saat ini belum ada cara yang efektif
rehabilitasi pada kecelakaan olah raga,
untuk mengobati stroke karena
menurunkan stres, depresi, kecemasan,
penyebabnya multi faktor. Upaya
meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan
pencegahan dapat dilakukan dengan cara
kesehatan (Nurgiawati, 2015). Blackmer
mengidentifikasi faktor penyebab stroke.
(2002) menyebutkan penggunaan
Secara umum, penanganan yang dapat
perawatan pijat untuk penyembuhan stroke
dilakukan untuk mengobati stroke yaitu
tidak menimbulkan efek yang buruk bagi
dengan farmakologi dan nonfarmakologi
pasien.
(Nurgiawati, 2015). Salah satu trend yang
beredar di masyarakat selama ini, Berbagai penelitian terkait pijat alternatif
khususnya di kota Lhokseumawe, tentang untuk stroke telah dilakukan diberbagai
belahan dunia. Di Malaysia misalnya,

62
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

penggunaan terapi pijat alternatif atau yang tersebut, peneliti akan melakukan
lebih dikenal dengan urut melayu pada penelitian kualitatif deskriptif untuk
pasien post stroke sudah diterapkan sejak menggali secara mendalam pengalaman
tahun 2007 di enam rumah sakit (Anuar, pasien stroke yang menjalani terapi pijat
Fadzil & Ahmad, 2012). Menurut Anuar dkk alternatif.
(2012) pasien stroke melaporkan
Metode
peningkatan yang signifikan penggunaan
urut melayu; semua pasien menyatakan Penelitian ini menggunakan metode
keinginan mereka untuk dapat penelitian kualitatif dengan pendekatan
menggunakan urut melayu lebih sering fenomenologi. Penelitian kualitatif
sebagai terapi karena dapat membuat
merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mereka merasa nyaman. Sebuah penelitian
memperoleh jawaban atau informasi yang
lainnya yang dilaporkan oleh Blackmer mendalam tentang pendapat dan perasaan,
(2002) pada 117 pasien yang mengikuti sikap, kepercayaan, motivasi serta perilaku
rehabilitasi stroke di Saskatchewan
seorang individu (Pollit & Beck, 2012).
menunjukkan bahwa 16,1 persen pasien Dalam hal ini fenomena yang ingin peneliti
mengaku bahwa terapi alternatif, termasuk dapatkan adalah pengalaman pasien post
pijat, membuat perasaan dan kesehatan stroke yang menjalani pijat alternative.
mereka membaik.
Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian
Pemilihan terapi pijat alternatif bagi ini adalah 10 orang pasien Post-Stroke yang
seorang pasien diyakini memiliki alasan sedang menjalani terapi pijat alternatif di
yang unik dan berbeda-beda dalam Kota Lhokseumawe. Pemilihan partisipan
pengambilan keputusan pengobatan serta dilakukan dengan menggunakan tehnik
pengalaman pasien itu sendiri dalam purposive sampling.
menjalani proses terapi pijat alternatif
tersebut karena masing-masing pribadi Pengumpulan data dilakukan melalui

adalah unik. Namun, pada kenyataannya wawancara mendalam, menggunakan

belum banyak penelitian yang menjelaskan pedoman wawancara, kuesioner tentang


tentang bagaimana pengalaman pasien data demografi, dan field note. Pedoman
stroke yang menjalani pijat alternatif untuk wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan
mengobati penyakitnya. Berdasarkan uraian tentang pengalaman pasien post stroke

63
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

dalam menjalani terapi pijat alternatif di berpendidikan terakhir tingkat Sarjana


Kota Lhokseumawe. Rekomendasi etik (40%). Para partisipan mempunyai latar
penelitian didapatkan dari Komisi Etik pekerjaan yang bervariasi, yaitu sebagai ibu
penelitian Fakultas Keperawatan Unsyiah. rumah tangga (IRT) (20%), pensiunan (20%),
wiraswasta (30%) dan pegawai swasta
Hasil
(20%).)

Karakteristik Demografi Partisipan


Alasan partisipan menjalani pijat alternatif

Partisipan Partisipan dalam penelitian ini


Alasan partisipan menjalani terapi pijat
berjumlah 10 orang dengan karakteristik
alternative dapat diklasifikasikan dalam
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
beberapa katagori yaitu karena pengaruh

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik informasi, keyakinan, efek alat-alat medis


partisipan (n=10) dan pengobatan alternative. Informasi
Kategori Frekuensi Persentasi
(%) tentang pijat alternative didapatkan
Usia partisipan
partisipan dari masyarakat, teman-teman
a. 26 - 35 tahun 3 30
b. 36 – 45 tahun 1 10 yang telah lebih dulu menjalani terapi pijat.
c. 46 – 55 tahun 3 30
d. 56 – 65 tahun 3 30 Berikut contoh pernyataan partisipan:
Pendidikan Terakhir
a. SD 2 20
Partispan.4 (laki-laki, enam bulan terapi,
b. SMP 3 30
c. Diploma 1 10 55 tahun) “ Karena semua orang suruh
d. Sarjana 4 40 urut, rata-rata siapapun kalo sudah
Pekerjaan kenak stroke pergi ke temapt urut”
a. IRT 2 20
b. Pensiun 2 20 Partispan. 8 (perempuan, tiga bulan
c. Wiraswasta 3 30
terapi, 63 tahun) “ jadi rame kawan-
d. Pegawai swasta 2 20
e. Guru 1 10 kawan yang kemari pergi urut ke tempat
Jenis Kelamin ...... ini”
a. Laki-laki 7 70
b. Perempuan 3 30 Partispan. 9 (laki-laki, dua bulan terapi,
Kunjungan Terapi 30 tahun) “ Kalo Pijat alternatif itu kan
a. 1-5 kali 4 40 saya dengar dari kawan-kawan juga”
b. 5-10 kali 6 60

Partisipan termotivasi untuk menjalani


Tabel 1 menunjukkan bahwa kebanyakan
terapi pijat alternatif setelah melihat orang
partisipan berusia antara 46-65 tahun
dengan stroke bisa beraktifitas seperti biasa
(60%), berjenis kelamin laki-laki (70%) dan

64
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

setelah menjalankan terapi pijat alternatif. itu ada yang mengatakan dapat
Berikut contoh pernyataan partisipan : mengurangkan darah putih”

Selain itu, dua partisipan mengatakan


Partispan.5 (laki-laki, satu bulan terapi,
62 tahun) “ banyak orang yang sudah alasan mereka menjalankan terapi pijat
sembuh berobat kemari salah satunya si karena tidak berhasil dalam pengobatan
..... tukang becak, dia sakit stroke jadi konvensional (medis). Berikut peryataan
sudah beberapa kali berobat ke sini
partisipan :
Alhamdulillah dia sudah bisa bawa becak
lagi”
Partispan.1 (laki-laki, tujuh bulan terapi,
Partispan.2 (perempuan, lima bulan 58 tahun)”ya,sebelumnya selama
terapi, 35 tahun)”karena bapak juga sebulan ada saya berobat ke rumah sakit
pernah terkena stroke suaranya gak tapi tidak berhasil bagi tubuh saya,
keluar, di sinilah keluar suaranya”alasan mungkin ada juga yang lain yang
lain, ya sama juga sama beliau (beliau ini berobat di rumah sakit yang berhasil,
temennya) udah kenak saraf terjepit jadi karena udah gak berhasil di rumah
harus segera operasi ke …. udah keluar sakit barulah saya pergi ke tempat pijat
surat dokter baru keterapi pijat ini, udah ini karena tadi banyak di bilang sama
gak usah lagi operasi, harusnya inilah orang-orang. saya Berobat tiap bulan
yang harus diwawancarai ..hehehehe” kemari secara rutin ternyata saya sudah
normal kembali dan sembuh
Partisipan juga menyatakan alasan lainnya
Partispan. 10 (laki-laki, lima bulan terapi,
karena merasa yakin dengan manfaat
54 tahun) “Karena disini ada ahli
pengobatan pijat alternatif, dan merasa kelumpuhan dan saraf”
takut terhadap efek dari penggunaan alat-
Manfaat Terapi Pijat
alat medis, seperti takut akan kontak listrik
(terapi sinar) yang terjadi pada tubuh. Perubahan yang dirasakan partisipan akibat

Berikut peryataan partisipan : menjalani terapi pijat alternatif berupa: (1)


Perubahan fisik dan (2) perubahan
Partispan.2 (perempuan, lima bulan psikologi. Perubahan fisik yang di rasakan
terapi, 35 tahun) “Alah, saya kalo bukan
oleh partisipan setelah menjalani terapi
dengan tengku ..... percaya saya, gak tau
mungkin dimana kita percaya kali ya pijat diantaranya adalah perasaaan lebih
keyakinan kita” bertenaga, pergerakan tubuh menjadi lebih
Partispan.3 (laki-laki, dua tahun terapi, enak dan badan terasa normal. Setelah
52 tahun) “karena rame yang menjalani terapi pijat, dua partisipan
mengatakan kalo di rumah sakit itu
menyatakan sudah bisa lebih mandiri dalam
kontak listrik, dari pada kita kontak listrik
65
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

melakukan aktifitas sehari-hari. Berikut Partispan.3 (laki-laki, dua tahun terapi,


pernyataan partisipan: 52 tahun) “Dulu jalan kayak robot,
sekarang alahmdulillah”

Partispan.3 (laki-laki, dua tahun terapi,


Selain perubahan fisik, partisipan juga
52 tahun) “pertama saya berobat dari
naik becak harus dinaikkan dan ketika merasakan adanya manfaat psikologis yaitu
turun becak harus di turunkan, sekarang perasan menjadi lebih lega/nyaman.
alhamduliilah sudah bisa saya pergi Perubahan psikologi ini meningkatkan
sendiri, itulah prubahan, dulu kalo pakek
motivasi dan kepercayaan diri partisipan
baju dan celana harus dipakein istri,
sekarang udah bisa sendiri, shalat sudah sehingga ingin terus menjalani terapi pijat
bisa berdiri kalo dulu shalat sambil duduk alternatif. Lima partisipan menyatakan
itu lah perubahan, sekarang
perubahan yang dirasakan pada tubunhya
Alhamdulillah tangan sudah bisa di
angkat” berupa perasaan menjadi lebih ringan, tidak
ada beban, badan dan pikiran menjadi lebih
Partispan.4 (laki-laki, enam bulan terapi,
55 tahun) “Cuma ne udah ada tenaga enak, dan rasa bahagia. Berikut contoh
dikit lagi, dulu kaki susah gerak sekarang pernyataan partisipan:
sudah agak enak dan kuat....”
Partispan.1 (laki-laki, tujuh bulan terapi,
Partisipan merasakan adanya perubahan
58 tahun) “badan terasa enak jalan pun
atau perbaikan pada bagian-bagian bisa”
tubuhnya yang dulu cacat setelah menjalani
Partispan.2 (perempuan, lima bulan
pijat alternatif. Berikut pernyataan terapi, 35 tahun) “rasanya ringan tidak
partispan: ada beban”

Partispan. 10 (laki-laki, lima bulan terapi,


Partispan.1 (laki-laki, tujuh bulan terapi, 54 tahun) “badan saya agak terasa
58 tahun) “ternyata sakit saya sembuh enak”
misalnya wajah saya miring sekali
sekarang sudah normal kembali dan Harapan Dalam Menjalani Terapi Pijat
badan terasa enak jalan pun bisa” Alternatif
Partispan.2 (perempuan, lima bulan
terapi, 35 tahun) “kaki masih jalan kayak Kesembuhan yang di alami oleh partisipan
kipas-kipas lah, tangat berat, pas jalan berbeda-beda. Menurut praktisi pijat,
juga bergantung-gantung harus di tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh
pegang. Pokoknya Pertama kali di urut
kondisi partisipan, jarak kejadian stroke
Jalanya lancar terus kayak gak pernah
sakit” dengan terapi dan diet. Harapan yang

66
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

diinginkan partisipan dalam menjalani


terapi pijat adalah untuk memperoleh Pembahasan
kesembuhan. Berikut contoh pernyataan
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan
partispan:
pengalaman pasien post-stroke
Partispan.1 (laki-laki, tujuh bulan terapi, menggunakan terapi pijat alternative. Hasil
58 tahun) “Maunya sembuh 100%” penelitian ini menunjukkan bahwa
Partispan.4 (laki-laki, enam bulan terapi, partisipan menjalankan terapi alternatif
55 tahun) “Hai keinginan cepat sembuh pijat urut dapat karena adanya pengaruh
lah”
informasi dari orang ataupun kawan yang
Partispan.5 (laki-laki, satu bulan terapi, telah berhasil dalam menjalani terapi
62 tahun) “Keinginana saya semoga
alternatif pijat. Telah dilaporkan (Anuar,
cepat di berikan kesembuhan”
2014) bahwa dari penelitian urut melayu,
Partispan. 9 (laki-laki, dua bulan terapi,
30 tahun) “Sembuh lah, sembuh mereka yang telah merasakan efek dari urut
sempurna” melayu akan merekomendasikan ke pada

Persepsi Terhadap Pengobatan Stroke orang lain yang sakit stroke seperti mereka.

Selain Terapi Pijat Alternatif Blackmer (2002) melaporkan 16,1%


responden dalam penelitiannya merima
Kombinasi terapi alternatif dan terapi medis saran untuk melakukakan terapi alternatif
sudah banyak di gunakan untuk proses dari dokter mereka dan sebagian besar
penyembuhan penyakit. Tiga partisipan responden mulai memakai terapi alternatif
telah menggunakan fisioterapi dan terapi setelah disarankan oleh anggota keluarga.
pijat. Kombinasi fisioterapi dan pijat
dinyatakan tidak memberi manfaat berarti Kecocokan dan kenyamanan menjadi salah

untuk proses penyembuhan. Berikut satu alasan partisipan menjalankan terapi

pernyataan partisipan: alternatif. Beberapa partisipan mengatakan


sudah pernah berobat ke rumah sakit akan
Partispan.1 (laki-laki, tujuh bulan terapi, tetapi tidak ada perubahan yang dirasakan,
58 tahun) “Ada saya coba tapi tidak
namun merasakan adanya perbaikan
berhasil”
setelah menjalani terapi pijat alternatif.
Partispan.7 (perempuan, setahun terapi, 48
Sirois (2008, dikutip Kamaluddin, 2010)
tahun) “Itu pun cukup lama juga gak ada
menyatakan bahwa motivasi atau alasan
perubahan”

67
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

masyarakat mengunakan terapi alternatif merasakan efeknya setelah di pijat dan ada
adalah karena ketidakefektifan pengobatan juga yang baru merasakannya setelah
medis terhadap penyakit yang di alami. melakukakan terapi secara rutin. Anuar
Alasan lainnya adalah bahwa terapi (2014) melaporkan pada penelitian urut
alternatif dapat memberikan peran aktif melayu, partisipan percaya bahwa fisik
kepada masyarakat dalam memelihara mereka mengalami peningkatan selama
kesehatan dan adanya efek samping yang menjalani urut Melayu. Lebih lanjut Anuar
tidak diinginkan dari pengobatan medis. (2014) menjelaskan bahwa efek ini tidak
Pengobatan medis akan menjadi hanya dirasakan oleh pasien tetapi dapat
menakutkan bagi masyarakat apabila juga dilihat oleh teman, pengasuh, anggota
tenaga kesehatan tidak cukup memberikan keluarga. Menurut praktisi urut melayu,
informasi yang diperlukan pada saat proses hasil positif lebih mungkin didapatkan jika
pengobatan berlangsung. pasien tidak menunggu terlalu lama untuk
mendapatkan urut Melayu setelah
Partisipan penelitian ini juga menyatakan
timbulnya stroke. Mereka mengklaim
bahwa alasan menjalankan terapi alternatif
bahwa semakin lama pasien menunggu,
pijat dan tidak melanjutkan pengobatan
semakin sulit untuk sembuh. Hal terbaik
konvensional (medis) karena ingin terbebas
adalah mereka datang lebih awal setelah
dari efek-efek pengobatan medis. Telah
serangan stroke. Jika mereka datang
dilaporkan bahwa 59% pasien memilih
terlambat, sangat sulit untuk mendapatkan
pengobatan alternative (CAM) karena efek
hasil yang lebih baik. semua urat akan
samping terapi obat medis; 28%
menjadi terlalu kaku (Anuar, 2014)
melaporkan bahwa CAM terbukti
bermanfaat untuk penyembuhan (Grant, Harapan partisipan dalam menjalani terapi
2012). Pengguna CAM merasa terapi ini alternatif pijat adalah ingin sembuh dan
aman atau memiliki lebih sedikit Efek bisa beraktifitas kembali seperti biasa.
samping dibandingkan pengobatan medis Dengan motivasi yang tinggi partisipan
(Grant, 2012). terus melakukan pengobatan untuk
mendapatkan kesembuhan. Harapan
Perubahan yang dirasakan partisipan
merupakan aspek penting dari Pemulihan
selama menjalani terapi pijat alternatif
dan beberapa akan mengatakan bahwa
berbeda beda, ada yang langsung
pemulihan tidak mungkin tanpa harapan.

68
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

Tentunya setiap orang yang melakukan Alasan partisipan menjalani terapi pijat
pengobatan tertentu mempunyai harapan adalah karena pengaruh informasi,
untuk kembali ke kondisi sehat seperti kecocokan, keyakinan, efek alat-alat medis
semula. Teori harapan menurut Vroom dan pengobatan alternatif. Manfaat terapi
dalam Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pijat alternative yang dirasakan adalah
kekuatan yang memotivasi seseorang untuk perubahan pada tubuh berupa perubahan
bekerja giat dalam mengerjakan fisik dan perubahan psikologi. Tingkat
pekerjaannya tergantung dari hubungan kesembuhan yang di alami partisipan
timbal balik antara apa yang diinginkan dan berbeda-beda, tergantung dari kondisi
dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. pasien, jarak kejadian stroke dengan terapi
dan diet.
Persepsi partisipan yang sedang menjalani
terapi alternatif pijat berbeda-beda. Referensi
Penggunaan terapi selain pijat diantaranya Afiyanti. Y,. Rachmawati. I.N,. (2014).
fisioterapi, terapi sinar dan bekam. Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Riset Keperawatan. Rajawali Pers.
Fisioterapi, terapi sinar dan bekam yang Jakarta.
pernah dilakukan oleh beberapa partispan Anuar, H.M., Fadzil, F., Ahmad, N., Ghani, N.
tidak membawa perubahan, sehingga A. (2012). Urut Melayu for
Poststroke Patients: A Qualitative
membuat pasien tidak puas dan mencari Study. Journal of alternative and
terapi alternatif lainnya. Sebaliknya ada complementary medicine, 18(1), 61–
64.
diantara partispan yang mengkombinasi
Bakri. (2012). Pria Lebih Rentan Stroke.
antara terapi alternatif ini dengan terapi Dikutip dari
pijat akan membawa perubahan pada http://aceh.tribunnews.com/2012/1
2/30/pria-lebih-rentan-stroke, pada
penyakitnya. Kombinasi akupuntur dan pijat tanggal 13 Januari 2016
telah dibuktikan efektif pada pasien Blackmer, J,. Jefromova, L,. ( 2002). The use
of alternative therapies in the
hemiplegia (Li dkk., 2012). Menggabungkan
Saskatchewan stroke rehabilitation
akupunktur dan pijat untuk rehabilitasi population. Journal of BMC
Complementary and Alternative
stroke iskemik secara signifikan dapat
Medicine, 2:7, 1472-6882.
meningkatkan gejala klinis pasien dengan
Brunner & Suddarth. (2002), Buku Ajar
stroke iskemik (Zhang, 2013). Keperawatam Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Kesimpulan Budiman, B., Karyana, M., & Muljati, S.
(2014). History of food consumption

69
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

of hospitalized stroke patient. Liu, L., D. Wang, K.S. Wong and Y. Wang. (
Journal of penel gizi makan. 37(2): 2011). Stroke and stroke care in
101-108 China: huge burden, significant
workload, and a national priority.
Carlo, A. D., Baldereschi, A., Inzitari, D.
Stroke 42: 3651–3654,
(2015). Eating the mediterranean
style: a tasty way for stroke Lumbantobing, S. M. (2007). Stroke
prevention. Journal of Agriculture Bencana Peredaran Darah Di otak.
and Agricultural Science Procedia, 8, Cetakan Ulang. Balai Penerbit FKUI.
762-768. Jakarta.
Department of health (2010). Equity an Mulyatsih, E., Ahmad, A. (2010). Petunjuk
excellence. Liberating the NHS. The pasien pasca strok di rumah.
stationary office. Norwich Cetakan ke 2. Jakarta. Balai penerbit
FKUI.
Dinata, C. A., Safrita, Y., Sastri, S. (2013).
Gambaran faktor risiko dan tipe Muriarty, J. (2011). Qualitative methode
stroke pada pasien rawat inap di overview. Journal of NIHR School for
bagian penyakit dalam rsud Social Care Research. ISBN 978-0-
kabupaten solok selatan periode 1 85328-455-0.
januari 2010 - 31 juni 2012. Jurnal Nurgiwiati, E,. (2015). Terapi Alternatif &
Kesehatan Andalas, 2(2). Komplementer Dalam Bidang
Faralli.A. (2013). Noninvasive Strategies to Keperawatan. Bandung. In Media.
Promote Functional Recovery after Pei,L., Zang, X. Y., Wang, Y., Chai, Q. W,.
Stroke. Hindawi Publishing Wang, J. W., Sun, C. Y., Zhang, Q.
Corporation. Neural Plasticity. (2016). Factors associated with
Volume 2013, Article ID 854597, 16 activities of daily living among the
pages disabled elders with stroke. Journal
Grant. J. S. (2012). The use of of International Journal of Nursing
complementary and alternative Sciences, S2352-0132(16)00015-6.
medicine by people with Polit, D. S., & Beck, C. T. (2012). Nursing
cardiovascular disease: a systematic research: principles and methods
review. BMC Public Health, 12:299 (seventh edition). Lippincontt
Gordon, N. F. (2002). Panduan latihan Williams.
lengkap stroke. Cetakan kedua. Roger, V.L., A.S. Go, D.M. Lloyd-Jones, E.J.
Jakarta. PT Raja Grafindo. Benjamin,. Turner. (2012). Executive
Harsono.(2011). Pencegahan Stroke Primer summary: heart disease and stroke
dan Sekunder. Handout statistics — 2012 update: a report
from the American Heart
Kamaluddin. R. (2010). Pengalaman Pasien
Association. Circulation 125: 188–
Hipertensi Yang Menjalani Terapi
197.
Alternatif Komplementer Bekam Di
Kabupaten Banyumas. FIK UI. Ramadhini, A. Z,. Angliadi, L.S,. Angliadi, E,.
Depok. (2011). Gambaran angka kejadian
stroke akibat hipertensi diInstalasi
Kasmui. (2008). Bekam Pengobatan
rehabilitasi medik BLU RSUP Prof.
Menurut Sunnah Nabi. Semarang:
Dr. R. D.Kandou manado. Bagian
thibbun Nabawi Isyfi
Ilmu Kedokteran Rehabilitasi Medik

70
Luqman, Tahlil, Mudatsir / Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
.

Fakultas Kedokteran Universitas Sam Zhang, Y., Jin, H., Ma, D., Fu, Y., Xie, Y., Li, Z.,
Ratulangi Manado, Vol 1, No 2. Zou, Y. (2013). Efficacy of
Integrated Rehabilitation
Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan
Techniques of Traditional Chinese
Pengembangan Kesehatan
Medicine for Ischemic Stroke: A
Kementrian RI. Jakarta: Badan
Randomized Controlled Trial. The
Litbangkes. Depkes RI
American Journal of Chinese
Setyopranoto, I. (2011). Stroke: Gejala dan Medicine, 41(5), 971–981
Penatalaksanaan. Continuing
Medical Education, vol 38 no 4.
Sherwood, L. (2001). Human Physiology:
From Cells to systems. (Terj. Brahm
U. Pendit.). Jakarta. EGC.
Song, H. Y., Nam, K. A. (2015). Effectiveness
of a stroke risk self-management
intervention foradults with
prehypertension. Journal Asian
Nursing Research, 9, 328-335.
Thanakiatpinyo, T., Suwannatrai, S.,
Suwannatrai, U., Khumkaew, P.,
Wiwattamongkol, D., Vannabhum,
M., ... Kuptniratsaikul, V. (2014). The
Efficacy Of Tradisional Thai Massage
In Decreasing Spasticity in Elderly
Stroke Patients. Journal of clinical
interventions in aging, 9 1311–1319.
Wang, Y. J., Zhang, S. M., Zhang, L., Wang,
C. X. (2012). Chinese guidelines for
the secondary prevention of
ischemic stroke and transient
ischemic attack 2010. Journal of CNS
Neuroscience & Therapeutics, 18,
93–101.
WHO. (2005) Step Stroke Manual : The Who
Stepwise Approach To Stroke
Surveillance. Geneva, Worl Health
Organization.
Wojnar, D. M., & Swanson, K. M. (2007).
Phenomenology: An Exploration.
Journal of holistic nursing, 25(3),
172-180.
Yayasan Stroke Indonesia. (2011).Yastroki
Ciptakan Gairah Jauh Dari Stroke.
Indonesia. YASTROKI.

71

Anda mungkin juga menyukai