im-,
DarrAR lsl
Daftar lsi............ """"' 5
Oftalmologi ............... """""""""'7
THT......... ............""" 15
Neurologi """"""""" 69
Psikiatri "" 79
Respirologi............... "'-""""""" 85
Kardiovaskular.......... """"""""' 93
limu Kesehatan Masyarakat - Bioetika.' ""' 105
Riset dan Biostatistik """""""" 115
Forensik dan Medikolegal....... " tzl
m ................ 123
L
PADI
0rrnlMoLoGr
Mnsnrnn Koru;uruettva
Kanjungtivitis Mata merah tanpa penurunan visus, tampak injeksi
konjungtiva
Viral Sekret jernih, dapat ditemukan folikel
pada palpebra, mudah menular. *
Simptomatik, kortikosteroid jika
diperl u ka n
Bakterial Sekret purulen, sering terjadi
perlengketan. * Topikal: antibiotik
http://clinicalgate.com/vernal-
(kloramfenikol) atau antibiotik lain
keratoconj!nctlvltis/
Alergi Dominan mata gatal, sekret cair, dapat
ditemukan papila. * Antihistamin, mast- >> Gambaran cobblestone oppeord nce
pada (kerato)konjungtivitis vernal
cell stabilizer
Vernal Cobblestone-o ppeo ro nce
* Antihist"-in, mast-cell stabilizer
Trakoma lnfeksi akibat Chlamydia trochomatis,
dapat mengakibatkan sikatriks dan
entropion. * nntibiotik (azitromisin oral
salep mata tetrasiklin)
merckrnanualjp
.q.
b
Pi.nt
0fta Lmclog i
http://webeye.ophth.uiowa.edu/
iVlas*L,q!4 Konrorrn
Keratitig Mata merah dengan penurunan visus, tampak injeksi silier,
disertai dengan nyeri dan fotofobia.
Bakterial Lesi dengan efek epitel disertai infiltrat
dan edema. + Antibiotik topikal,
sikloplegia, kortikosteroid
Herpes Lesi dendritik I Antiviral topikal,
simpleks sikloplegia, kortikosteroid
Herpes Didahului lesi herpes zoster di wajah
zoster unilateral (dermatomal) * Antiviral
topikal dan oral, sikloplegia,
kortikosteroid
Fungal Riwayat trquma dengan tumbuhon,
lesi hipopion dan lesi satelit. * murtagh fhost com.au
Antifungal topikal, jangan diberikan
>> Skema perbedaan rnjeksi konjungtiva dan
korti kosteroid
silier
Amuba Disebabkan oleh Aconthamoebo sp.,
riwayat lensa kontak dan berenang di
air. * nmubisida dan kortikosteroid
Ulkr":s X*rnea Tampilan klinis menyerupai keratitis, dengan tes fluorosein
positif {disertai dengan gambaran defek epitel)
4 Pemeriksaan dengan fluorcsein
vanderbilt edu
Tn**un
Traum* l{irnia Asam bersifat koagulatif, penetrasi tidak terlalu dalam
Basa bersifat likuefaktif (mencairkan jaringan), penetrasi dapat
sangat dalam dan berbahaya.
* lrigasi, anestesi topikal mata {misal: tetrakain),
kortikosteroid, sikloplegia, dan antibiotik topikal. Selanjutnya
perlu dilakukan rujukan ke dokter spesialis mata
Fcrd*rah*n Terkumpulnya darah di konjungtiva, umumnya akibat trauma.
$Lrbkunju*gt!va
* Swasirna (self-limiting), kompres dingin dan artificialtears
dapat dipertimbangkan
,?
9fi
"6
PADI
Hifenra Terkumpulnya darah di kamera okuli anterior (bilik mata
depan), umumnya akibat trauma.
* tirah baring, pencegahan glaukoma dengan anti-glaukoma,
dan rujukan ke dokter spesialis mata.
t---'-
i
cit.ub.in. .d br.dd
dsr6 by dit ra6F
1....-_..-.__
i
I
l
,*..-
j*
1
Rennarsr
fuliapi* @ Bayangan jatuh di depan retina, bisa diakibatkan bola mata Ringan sampai -3.0 D
terlalu panjang (miopia aksial), indeks refraksi terlalu kuat, Sedang sampai -6.0 D
atau kornea yang terlalu cekung (miopia kurvatura) Berat sampai -9,0 D
4 Anak sering memicingkan mata, duduk di depan kelas, Sangat berat lika lebih dari -9.0 D
prestasi belajar dapat menurun
* L"nr" negatif terlemah
P.liFer rn{'te{ $pia @ Bayangan jatuh di belakang retina, bisa diakibatkan bola Mengapa koreksi dengan lensa positif
mata terlalu pendek (hipermeteropia aksial), indeks refraksi terkuat? Karena ada hipermeteropia
fakultatif yang dapat diperbaiki
terlalu lemah, atau kornea yang kurang cekung
dengan bantuan kemampuan
(hipermeteropia kurvatura)
akomodasi mata.
4 Mata sering menjadi lelah karena berakomodasi terus-
menerus, gangguan dalarn membaca
* Lenr" positif terkuat
&stigmatissrs @ vata "silindris" akibat pembiasan sinar tidak sama pada Lensa silindris adalah lensa yang
pembiasannya hanya berlangsung di
semua bidang.
salah satu aksis saja, tidak seperti
Jenis astigmatisma: lensa sferis yang mengoreksi
penglihatan di semua aksis
Miopia simpleks Koreksi hanya dengan lensa silindris
negatif saja. Contoh: C -1.50D x180o
.a_ s
FA DI
0ftalmclsqi
Gmuxorua
Kerusakan nervus optikus akibat peningkatan tekanan X€{hy Slauaomi
frlaukorna Sudut @ {kira?t i!r.rs}
ffi
Terbukx intraokular menahun akibat gangguan saluran keluar aqueous
humor (trabekula).
4 Cenderung asimptomatik pada tahap awal, pada tahap
lanjutan terjadi penyempitan lapangan pandang (tunnel
visionl. Tonometri: TIO meningkat atau dapat pula normal inf.ethz.ch
(glaukoma normotensi), dengan rasio cup-disk (CDR) >0,5,
>> Perbandingan CDR pada papil
pemeriksaan dengan kampimetri: lapangan pandang
nervus optikus yang normal dan
menyempit
glaukoma kronik
* timolol topikal. Definitif: trabekuloplasti (tomi)
Keywords : kehilongon penglihaton mendadok, mata hebdt
Siaxk*r*a 5*dL;t @ Peningkatan tekanan intraokular secara mendadak,
r $r:L,Eup {r'4{il{} umumnya akibat sudut bilik mata depan tertutup mendadak
(akibat oklusi trabekula dari iris)
4 Mata merah mendadak, visus turun, nyeri hebat (dan
sering dinyatakan "berdenyut" di mata), sering disertai mual
dan muntah. Tonometri: TIO >21 mmHg, disertai injeksi,
edema kornea, pupil dilatasi non-reaktif (mid-dilatasi)
* Asetazolamid POllV awal, pilokarpin, timolol, dan steroid
tetes mata. Definitif dengan iridotomi perifer.
Itr 0.
PA DI
ENSIKLOPADI
BUKU RANGKUMAN MATERI
Knrnnax
K*tarak {5*nilis} Mata tenang, visus turun perlahan, sering disertai gejala awal
berupa penglihatan yang sering silau. Terkait dengan
pertambahan usia.
Klasifikasi katarak:
Jenis lmatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Sebagia n Seluruh Lensa jatuh
.t"
f* "*
"€
PA DI
0fta lm*tagi
$tnabisnr*s flt{}ll*{r
Ekso: ke luar
lffi.
sK::r]!!w;
,{-q.\. {.t}.5
.Y.-
l.s Eso: ke dalam
Hiper: ke atas
:::;::a:;:*;
d-fr{Y *t' #- €d3'",,.
_:r:itnl
ilNt)!:
,/ e. *..!#1e.
id1 ffiilk<X$
**
-.J-
/......:.::::
flSnuno-0rrsLM0r-0Gr
$tefleks Fupii Peran dari nervus ll sebagai resptor dan nervus lll sebagai efektor Refleks pupil direk mata kanan,
jarasnya adalah n.ll kanan
r Nervus optikus (ll) ) mentransmisikan informasi visual (brightness, (reseptor) )
midbrain ) n.lll
contrast, color) dari retina ke otak. kanan (efektor).
. Nervus oculomotor (lll) ) motorik dan parasimpatis. Fungsi kontriksi Refleks pupil indirek mata
pupil (miosis) oleh m. Constrictor pupil dan fungsi akomodasi lensa kanan, jarasnya adalah n.ll
):.'r'a--
Al1**ri rerrt {
.,r-J
.
.&it,
"' ..9
;it
optikum )
corpus geniculatum lateralis ) radiatio obtika ) korteks pandang kanan dan kiri
t& e
"6
PADI
ENSIKLOPADIS
Retina terdiri dari 2 serabut saraf yaitu temporal dan nasal. Serabut Bila terkena di
saraf dari temporal retina berfungsi melihat bagian lapang pandang Nervus optikus.
nasal, dan sebaliknya. hemianopsia. Artinya buta
total 1 mata ipsilateral
Nervus optikus berisi serabut saraf temporal dan nasal retina dari mata
yang sama. CBT. "Chiasma-Bi-Temporal"
hem ia nopsia
Chiasma optikus ) tempat bersilangnya serabut saraf nasal retina dari
Di belakang kiasma optikum,
kedua mata. Sedangkan serabut saraf temporal retina tidak
gangguan lapang pandang
bersilangan. Fokus lihat gambar B poin 2 terjadi lesi di chiasma selalu homonim dan
optikum. Sisi gelap artinya lapang pandang tersebut terganggu, kontralateral dari lesinya,
kelainan ini disebut bitemporal hemianopsia. Terjadi karena lesi kedua misal: lesi di traktus optikus
serabut saraf dari nasal retina yang bersilangan di chiasma sehingga kanan, menyebabkan
kedua lapang pandang sisi temporal (lateral) terganggu. hemianopia homonim klri.
Traktus optikus. Traktus optikus kanan berisi serabut nasal retina dari
mata kiri dan serabut temporal retina dari mata kanan. Lesi di traktus
optikus kanan menyebabkan hemianopsia hominim kiri (kontralateral).
Gambar B poin 3
Radiatio optika ) terdiri dari 2. Temporal loop dan parietal loop.
Berasal dari serabut saraf dari traktus optikus yang terbagi dua di
corpus geniculatum. Kelainan pada radiatio optika disebut
quadrinopsia homonim kontralateral
Korteks oksipital ) pusat penglihatan. Terjadi bayangan binokular. Lesi
korteksi khas dengan hemianopsia homonim kontralateral dengan
makular sparing
.' , ;:i,::i.,;,..,..i,.i,i
W
€.. e ::,i:.:.:.:,=:,:.:.:i:,:
#r ,I i
fi {, !
.€.,; ?h.-.1
€] &r
q
L3
I
PA D'
'-"i:-?:fPim.,
THT
MasnLAH Trun:en
0titis Media Akilt Tersering disebabkan oleh Streptococus pneumonio dan Tatalaksana bergantung stadium:
@
Hemophilus influenzoe. Penyebab demam pada anak yang Dekongestan (misal: efedrin): untuk
sangat sering. stadium oklusi dan hiperemis
.9.. 15
u
FANI
THT
Fresbi*kusis h satu penyebab tuli sensorineural, di mana terjadi Tuli sensorineural akibat presbiakusis
penurunan pendengaran akibat usia. Gejala: cocktoil porty biasa pada frekuensi tinggi >2.000 Hz
K : tuli, berisiko di
N*i*c-lnduced Tulisensorineuralakibatpajananbisingterus-menerus. Khas: takik (notch) pada frekuensi
lnflamasi mukosa hidung yang diperantarai oleh lgE dan Dapat terbagi menjadi:
histamin. Dipicu oleh alergen inhalasi (paling sering). lntermiten - <4 hari/minggu
4 Bersin berulang, rinorea, hidung gatal (dominan), dapat Persisten - 24 hari/minggu
diikuti dengan konjungtivitis alergi, hiposmia, dan post-nasal
drip. Gejala pagi hari dominan. Allergic shiner {stasis vena
Ringan - tidak ada gangguan
bawah mata), crease (garis hidung), dan salute (gerakan
aktivitas, olahraga, dan saat
menggosck-gosok hidung), mukosa edema, pucat/livide beristira hat
tampak sekret cair.
Sedang-berat - ada gangguan
04 Uli cut<it kulit (skin prick test), lgE RAST, hitung eosinofil dan
lgE total (kurang spesifik)
a.
b
PADI
ENSIKLOPADIS
BUKU RANGKUMAN I/ATERI
5in usitis lnflamasi sinus paranasal akibat infeksi, terutama vlral dan Sinusitis akut jika <4 minggu
bakterial - diperberat jika ada gangguan klirens mukosiliar. Sinusitis kronis.iika >3 bulan
Penyebab tersering: S. pneumonia, H. influenzoe, dan M.
Di antaranya kedua waktu tersebut
cotorrhalis. sinusitis subakut
4 Nyeri wajah, sekret hidung purulen, sering turun ke
tenggorok (post-nasal drip), dapat disertai demam. Cari faktor Sinusitis kronik dapat berkembang
risiko: ISPA, polip, infeksi tonsil/gigi, hipertrofi adenoid, dari sinusitis akut yang tidak
kelainan anatomi. ditatalaksana secara sempurna, atau
t4 g.k, emas: CT-scan; pemeriksaan radiologi awal dapat kemungkinan kelainan anatomis
harus selalu dipikirkan.
berupa foto polos sinus posisi Waters (perselubungan, air-
fluid level, dan penebalan mukosa sinus)
* nkrt, simptomatis (dekongestan, analgesik), antibiotik jika
bakterial (amoksisilin, amoksisilin + klavulanat)
Kronik umumnya tidak responsif terhadap antibiotik, mungkin
diperlukan bedah sinus endoskopi fungsional (FESS)
q
zv
"b
pan'
TI-IT
Tunno* THT
l"s ...1;
-1;
PADI
ENSTKLoPADT {P
BUKU RANGKUMAN MATTR]
0 tft
to
I'ADI
'-''i:-?:f-?im-,
.9" t"!-
FADI
Dermat*lagi da n Venereclogi
$kuama Lapisan stratum koreum yang terlepas dari kulit, dapat bersifat
halus dan kasar
${.}$L!fd&N, SUSUNAN
UiiUfiAN, d*n Lin ea r Tersusun menverupai garis
t-'l\ I HtSlJ\i
Anular Menyerupai cincin (lingkaran)
Arsiner Menyerupai busur
Polisiklik Bentuk asiner yang saling bergabung
Konfluens Beberapa lesi yang nrenyatu
Korimbiformis Satu lesi induk, dikelilingi lesi satelit yang lebih kecil
UKURAN
Milier Seikuran jarr,rm pentul
Lentiku ler Seukuran biji jagung
G utata Seukuran tetesan air
Numular Sekuran uang logam
Plakat Seukuran telapak tangan dewasa
DISTRIBUSI
Regio nal Lesi terbatas, hanya di satu tempat - misalnya pada tinea barbae
Soliter Hanya satu lesi
Diskret Tersebar satu per satu, umumnya luas
U niversa lis Hampir seluruh tubuh (90-100%)
Genera lisata Tersebar pada sebagian besar badan
Serpigi nosa Proses yang menjalar ke satu jurusan, diikuti oleh penyembuhan bagian
yang ditinggalkan, misal pada Creeping Eruption
?7" -9.
:t1
'6
PADI
ENSIKLOPADI {P
lrurrxsrBnxrrRnl Kulr
lmpetigo @ tnfeksi kulit superfisial, umumnya akibal Streptococus lmpetigo bulosa = cacar monyet
(impetigo krustosa) alau Staphylococcus (impetigo bulosa).
!rurrxs:iauun l{ulrr
: gatal, plakot polimorfik tepi lesi lebih oktif
T:,-,.^
@ Jamur dermatofita, seperti Mlcros porum, Epidermophyton
4 Kapitis di kepala, pedis (telapak kaki, jari-jari kaki), unguium
(lempeng kuku), kruris (selangkangan), korporis (lokasi badan
selain yang disebutkan di atas). Lesi berupa plakat bulat,
polimorf, dengan bagian tepi lesi lebih aktif dibandingkan
bagian tengahnya.
d.4
roH, hifa panjang, sekat yang prominen (jelas)
* Tin". kapitis: griseofulvin oral; tinea korporis/kruris:
golongan azol topikal, jika luas/gagal griseofluvin oral; tinea
unguium: itrakonazol oral, terbinafin oral.
eritemotosa dikelilingi lesi satelit
K$*qlisiiasis @ tnfeksi Candidd olbicons.4 Mengakibatkan makula atau Griseoflvuin tidak efektif untuk infeksi
plakat eritematosa (merah terang), di sekitarnya dikelilingi kand ida !
.4" L}
lc
PADI
ilerrnatoL*gi dan Venerc*l*gi
lrur:xsrVrnus Kut-n
Varicella Zoster Varicella (cacar air) -:A Ruam multiform (dalam satu waktu Lesi awal varicella di wajah, lalu
terdapat banyakjenis lesi, seperti vesikel, papul) disertai menyebar ke badan dan ekstremitas.
{vuv}
dengan gejala konstitusi (demam). Tes Tzanck positif
* Acyclovir 5 x 800 mg PO, bedak salisil atau losio kalamin
untuk mengurangi gatal dan kemungkinan vesikel memecah
Herpes zoster - @ reaktivasi dari virus varicella zoster yang
dorman. Sebelumnya pernah terkena varicella.4 tesi
bersifat dermatomal (mengenai dermatom tertentu),
vesikulopapular, reaktivasi disebabkan oleh pemicu seperti
imunitas tubuh yang menurun.
* Acyclovir 5 x 800 mg PO selama 7 hari, dapat mengurangi
insidens neuralgia post-herpetik
l-l*rp*s $intpleks @ tnfeksi HSVtipe 1 (di perioral) dan HSVtipe 2 (genital)
{1{sv} 4 Gejala prodomal (demam), lalu timbul vesikel cepat pecah,
disertai rasa terbakar. Dapat rekuren akibat stresor seperti
trauma.
* Asiklovir oral 5 x 200 mg PO setama 7 hari
\I*n:k* Vttlg*ris @ futil biasa, disebabkan oleh infeksi HPV (tipe 1- 4).
Predileksi di permukaan ekstensor ekstremitas.
* S"d.h kaustik, beku (nitrogen), skalpel, atau zat keratolitik
{salisilat konsentrasi tinggi), tinctura podofilin
@ lnfeksi Poxvirus.
K*11t*gis*utfi
L Papul multipel dengan morfologi terdapat "delle" (lekukan)
di tengah papul, jika dipijat dapat mengeluarkan massa putih
seperti nasi
* Enukleasi isi, alternatif dengan kauter dan bedah beku
'tA 0
'"tL
PA DI
ENSIKLOPADI
BUKU MNGKUMAN MATERI
S*rmatitis Atopi @ Penyakit kulit kronik-residif, terutama onset pada anak. 4 Terdapat tiga fase:
Kulit kering, disertai kerentantan faktor internal dan Bayi/infantil: lesi simetris pipi, kepala,
eksternal, terkait interaksi lgE yang berekasi terhadap alergen ekstensor ekstremitas
Serm*titis Sehar*ik sebum di daerah kulit kepala dan Bentuk ringan: pitiriasis sika {ketombe)
@ Meningkatnya produksi
predileksi kelenjar sebasea (wajah). Dapat terkait faktor Meluasnya dermatitis seboroik dapat
psikologis, imunokompromais. Pada bayi jika skuama melekat menyeba bkan
pada kepala: crodle cop.
Edema batas tegas, kemerahan, bagian tengah dapat lebih kronik (>6 minggu)
pucat, mendadak dan menghilang perlahan-lahan, gatal. lce- Dermatitis kontak alergi: uji tempel
cube test dapat positif.
oJ Uji cukit kulit (skin prick test) dan
Urtikaria: uii cukit
lgE RAST.
.9.
tr
PAOI
ilermato|*g I dan Venereolagi
Liken $irnpl*ks 4 plakat kulit yang likenifikasi dengan relief kulit yang sangat
Kronikus {* jelas, sangat gatal, terdiri dari lingkaran setan (gatal - garuk -
f{eurodermatitis likenifikasi). Lokasi di daerah yang mudah terjangkau (leher,
Sirkumskrist*l genital, permukaan ekstensor kaki)
* Steroid topikal potensi tinggi, penggunaan di malam hari
Morbus f'lafissil Penyakit menular, menahun akibat Mycobocterium leprae. Terdapat pula reaksi kusta yang
terbagi menjadi dua, yakni:
Tanda utama kusta: kelainan kulit yang mati rasa; penebalan
Reaksi tipe 1: disebut sebagai reaksi
saraf tepi disertai Bangguan fungsi; dan adanya basil tahan
reversal, terjadi pada pasien PB dan
asam (BTA) pada pemeriksaan slit skin smear
MB, segera setelah pengobatan
dimulai. Bercak kulit lama menjadi
lebih aktif.
PAUSIBASILAR MULTIBASILAR
(PB)* Reaksi tipe 2: disebut sebagai eritema
{MB)
nodosum leprosum {ENL}. Hanya pada
Bercak Kulit 5 atau kurang >5 kusta tipe MB dan terjadi lama setelah
Penebalan Saraf 1 saraf, baal lebih Lebih dari l- saraf pengobatan dimulai. Klinis berupa
nodus kemerahan, lunak dengan
dominan
nyeri tekan.
Distribu si U nilatera l, Simetris
Reaksi kusta ditatalaksana dengan
bilateral kortikosteroid prednison.
asimetris *MH tipe PB dengan 1 lesi: berikan
Permukaan Kering dan relatif Halus dan dosis tunggal ROM (Rifanrpisin 600 mg
berca k kasar mengkilap / Ofloksasin 400 mg / Minosiklin 100
mc)
Ciri lain Madarosis, hidung
pelana, focies
leonina
BTA Negatif Positil
(umumnya)
Tatalaksana mg/bl
Rif 600 Rif 600 mg/bl
(dosis dewasa) DDS 100 mglhr DDS 100 mglhr
Cfz 300 mg/bl +
50 mgi hr
!L4ela n* rna !'otl a i ign * @ nsco: asimetri, border (batas) yang ireguler, color (variasi
warna dari lesi), dan diameter >6 mm. Lesi awal sering berupa
nevus.
TrRnpt De*n*qn-roLoet
fie*tuk Vehihulurn Kompres: untuk absoprsi eksudat atau pus Prinsip terapi kulit adalah:
-0
!"
PA D]
ENSIKLOPADIS
BUKU RANGKUMAN MATERI
0- tt
"6
PADI
Dermatotogi dan VenereoLogi
t
c
PA DI
Musku[oskeletal
M usKU LoSKELETAL
AnrRlrts
Keywords : nyeri sendi hertamboh saat sendi
Ssteoartr:tis @ Proses degeneratif sendi, dengan klinis nyeri di saat sendi Herborden'i., gouchard's
.:::.-l: I
digunakan (berjalan), onset perlahan, tanpa tanda inflamasi node'_'*.-* , r _--- node
:H-
yang jelas.
jL Sendi yang terkena dapat besar dan kecil, umumnya banyak
?.\ rF;li
(dengan predieksi pinggang lutut, vertebra, CMC 1, DlP, dan r =,l i:i;,.1
"1;1:,t;
PIP). Nodus Bouchard dan Nodus Heberden
lE osteofit, destruksi rawan sendi, penyempitan/hilangnya
celah sendi.
d.4 Laboratorium tidak ada kelainan yang
signfiika n.
.liniaalexams ao uk
* Suplemen sendi (glukosamin, kondroitin sulfat). Step up
untuk atasi nyeri: parasetamol, NSAID, hingga tramadol
untuk atasi nyeri.
disertai tanda inflamasi akut, disertai dengan penumpukkan meskipun kadar asam urat dalam
darah normal.
tofus. Sendi yang terkena: monoartikular, sendi kecil maupun
besar dengan predileksi MTP 1 (podagra) kaki, pergelangan
kaki, hingga lutut. Dapat ditemukan tofus, bursitis olekranon,
dan batu ginjal (batu urat)
E trosi sendi. o.4 Laboratorium: peningkatan asam urat,
temuan kristal urat (pada analisis cairan sendi) - tidak rutin
dikerja kan
* Akrt, NSAID, kolkisin. Preventif dengarr alopurinol (lini
pertama) dan probenesid (lini kedua)
FnaxruR
Fraki{.ir i-e-Fcrt
ll
medscape com
k'
PADI
"''i:-?:f-?*#*
Fraktur piramid, dengan gigi sebagai dasar dan sutura
nasofrontalis sebagai puncak. Garis fraktur dimulai dari sutura
nasofrontalis, berjalan ke prosesus frontalis maksila, lalu ke
tulang lakrimal dan dasar orbita, dinding anterior sinus
maksilaris, ke bawah os zygoma, hingga mencapai lempeng
pterigoid.
Fraktur transversal, craniofacial dysnjunction. Garis fraktur dari
sutura nasofrontalis, memanjang ke belakang melewati
dinding medial orbita (os ethmoidalis). Di bagian posterior
orbita, garis fraktur melewati fisura orbita inferior, lalu
memanjang ke depan mencapai dinding lateral orbita (os
zygoma)
tr*ktur 5r:lith Fraktur radius distal dengan dislokasi pergelangan tangan ke Sering disebabkan jatuh dengan
punggung tangan menahan badan
arah ventral/volar (reverse Colles fracture)
F r*ktris Sail**ri Fraktur radius disertai dengan dislokasi sendi radio-ulnar distal
Fre ktr:r M*nteggia Fraktur ulna proksimal disertai dengan dislokasi kaput radius
&n-s*nrrn*n ATLS
Frint:*ry $urvey Selalu ingat ABCD
A-Airway&C-Spine Tatalaksana jalan napas. Triple airway
manuver, Head tilt chin lift jow trust.
. PROBLEM = Trauma maksilofasial, Trauma Leher, Trauma
Lakukan jaur trust bila pasien curiga
Laring cedera servikal. Pertimbangkan OPA,
. Menilai adanya sumbatan jalan napas. Snoring (sumbatan NPA.
a 33
b
PANI
Muskul*skeLetal"
D - Distability
.Menilai tanda lateralisasi ) Pupil dan motorik
. Menilai GCS atau AVPU
E - exposure
. Buka semua pakaian yang basah ) kering
. LOG ROLL
5e*ondary 5r:rvey Dilakukan setelah pasien sudah stabil ABC untuk mengetahui
mekanisme cedera, dan penanganan lebih lanjut
pnDI
Gastr*hepatnlngi
GnsrRoH EPAToLoGT
Mssnmu GnsrRorrurrsn NAL
: BAB 3x sehori), konsistensi coir
i.ft.1re Akut <7 hari, melanjut (prolonged) 7-L4 hari, persisten >14 hari 5 pilar tatalaksana diare akut anak:
Tanpa Klinis baik * Rencana Terapi A Edukasi orang tua pasien tentang
tanda dehidrasi, pentingnya hlglene
dehidrasi Rehidrasi tiap diare Gizi: lanjutkan pemberian A5l bila
Dehidrasi Rewel, haus, * Rencana Terapi B masih ASI eksklusif, makanan bergizi
rendah serat. Susu bebas laktosa
ringan- mata cekung, oral 75 cc/kg/3 jam hanya diberikan pada kasus
sedang mukosa kering
intoleransi laktosa maupun diare
Alternatif lain: Parenteral
dehidrasi berat
<12 bulan: 7O cc/kg/Sjam Obat lain (antibiotik selektif)
>12 bulan: 7O cc/ke/2,S lam
Dehidrasi Malas minum, * Rencana Terapi C
berat tu rgo r sa ngat Parenteral sesuai usia
lambat,
<12 bulan: 30 cc/ke/l jam
mukosa
sangat kering lanjut 70 cc/ke/Sjam
>l-2 bulan:30 cc/kg/30 menit
lanjut 70 cc/ke/2,S iam
Diare cair, kekuningan Rota vi rus Rehidrasi, zink
Diare lendir darah (disentri) Shigellosis (disentri basiler) Kuinolon, Kotrimoksazol
dengan keram perut, demam
Diare lendir darah, bau busuk Entomoebo hystolytica Metronidazol
(disentri amuba)
Diare berlemak, stetorea Giordia lamblia Metronidazol
Diare seperti cucian beras Vibrio cholero Azitromisin, tetrasiklin,
doksisiklin
Diare akibat pemakaian Bakteri anaerob, seperti Metronidazol
antibioiik kronik Clostridium difficile
: diare berdorah
llis*ntrl Og oiare berdarah, berlendir, disertai nyeri perut dan dapat
disertai demam. Disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp. dan +
Patognomonik pada pemeriksaan
disentri amuba disebabkan oleh Entomoebo hysolytica*. mikroskopik adalah trofozoit dengan
eritrosit multipel di dalamnya
Disentri basiler: akut (3 hari, maksimal 7 hari)
Disentri amuba: onset lebih perlahan-lahan (lebih dari 2 minggu)
oi Pemeriksaan mikroskopik ditemukan trofozoit* = amuba. Jika
tidak, diperkirakan basiler.
* Kuinolon atau kotrimoksasol (basiler), metronidazol (amuba)
frERI] @ neflkus asam lambung karena sfingter esofagus bawah tidak Komplikasijangka panjang GERD
34.
b
PA DI
ENSIKLOPADI
BUKU RANGKUMAN MATERI
* PPI (omperazol, lansoprazol) atau antagonis reseptor H2 #Jika merespons terhadap terapi
(ranitidin)*. PPI adalah pilihan utama. Jika keluhan membaik, GERD awal: diagnosis tepat, teruskan
PPlsampai minimal 4 minggu
dapat ditegakkan diagnosis GERD. Modifikasi faktor risiko
(kurangi BB pada obesitas, pola makan, kurangi konsumsi kopi,
jangan langsung tidur setelah makan, elevasi kepala saat tidur)
K
Sispepsia dan @ Proses inflamasi mukosa gaster (dan duodenum) akibat faktor Dispepsia: temuan klinis, gastritis:
*astr;t:s proteksi tidak adekuat atau faktor agresif terlalu banyak. Cari ditemukan lesi mukosa, ulkus:
ditemukan ulkus
faktor risiko: pola makan, konsumsi NSAID dan alkohol
Endoskopi juga diperlukan pada
4 Nyeri ulu hati atau perut atas, nyeri tekan epigastrium. Dapat
pasien dengan tanda bahaya (lihat
disertai perdarahan saluran cerna (hematemesis - melena). segmen GERD)
Anemia pada kasus kronis.
Ulkus duodenum Nyeri berkurang dengan makanan,
sering terbangun di malam hari
Ulkus gaster Nyeri bertambah dengan makanan
K keluar masuk
l.lernia @ Keluarnya organ intra-abdomen melalui defek pada Hernia reponibilis: dapat masuk
peritoneu m. kembali; operasi elektif
.9_. 35
"t"
p.4 Dl
SastrnhepatnIngi
F*ritonitis [J*'rurn Radang peritoneum luas, dengan gejala khas nyeri seluruh Pada kondisi apendisitis akut,
perut, tanda Blumberg (rebound tenderness, nyeri terutama saat Blumberg sign positif hanya dititik
McBurney. pada kondisi peritonitis
dilepas)
umum, positif di hampir seluruh
Dapat terjadi secara primer: misal peritonitis bakterial spontan lapang perut
pada kasus sirosis hepatis, peritonitis TB (dengan fenomena
papan catur)
Sekunder: peritonitis karena perforasi apendiks, perforasi gaster
* Laparotomi
Keywords : daroh menetes setelah/bersamaan BAB
l-{erncrrh*id Eksterna: pelebaran pleksus vena hemorodialis inferior, umumnya Derajat hemoroid interna:
nyeri - dilapisi epitel skuamosa 1 - berdarah menetes
2 - benjolan keluar, masuk spontan
lnterna: pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior dan media, 3 - benjolan keluar, masuk dengan
umumnya tidak nyeri - dilapisi epitel silindris bantuan tangan
4 - benjolan tidak dapat dimasukkan
* Derajat 1, 2: medikamentosa, Sitz-Bath (merendam bokokng
dengan air hangat); 3-4: operasi
ffVinsslex l'{epnR
Akut e lgM +
Window e e lgM +
Sembuh () lgG + o
tcc---te-- --rO-
Wrs*r ?turErpa$vn
Kronik o hepb.org
:, ut I
flt
-l;
PADI
ENSIKLOPADI S
EUKU RANGKUMAN MATERI
ExlrRus l\lr*ru*r*nunE
Keywords : kopon muncul ikterus, kador bilirubin
h.,{;*i.i i t-,."*- Menurut sumbernya, ikterus dapat terbagi menjadi lkterus dalam 24 jam pertama
kehidupan pasti patologis, seperti
"?- 37
-6
FA NI
Gastrrhcpatn[ngi
',4:
Indikisi I
t
8k lunirrg is lhdt pnddbrgiiir Lrbrdr rnaqrur pilla hd I per lnr[ d.il le lilEl p.xjd ,enBrr, tuNk]i. tvrydr ddi kdki
pala lori ku1Ln, rnd(d {l(plsrgkar sbagoi iklefts wrgat pa,il dan nemg[*in tsopisi]a x"Frtnya. Iiddk FTll
mn$llqu hasilpwrer*w kadd trihrbin wrm mhft mefluhi tsapisirtr .
Hafl
seterusnya
Sre*stfs*r.f @ Peningkatan sirkulasi enterohepatik bilirubin akibat intake Masilr tergolong ikterus yafg
neonatus yang masih minim (biasa akibat produksi ASI ibu yang fisiologis
.9
io
P,ADI
ENSIKLOPADI
EUKU RANGKUMAN MATERI
s" 55
.G
pn Dt
M rrnBolrK- EttD0KRTN DAN NurRrsr
DM, DlsltrtotMtA, DAN StnrRonna Mstasoltx
Siahetes l\tlelitus @ Gangguan metabolisme glukosa akibat kerusakan sel beta pankreas,
Tipe I baik melalui proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi
Konsensus DM tipe 1; uKK insulin berkurang, bahkan berhenti.
EndokrinolosiiDAl' 201s dd
Kriteria diagnosis DM tipe l jika memenuhi salah satu dari:
1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia,
nokturia, enuresis, penurunan berat badan, polifagia, dan
kadar glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl
2. Kadar glukosa plasma puasa >126 mg/dl
3. Kadar glukasa plasma >200 mg/ dL pada jam ke-2
TTGO (Tes Tolerasansi Glukosa Oral)
4. HbAl-c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT)
mmHg atau dalam terapi HT), HDL <35 mg/dl, trigliserdia >25O me/dl,
wanita dengan sindroma ovarium polikistik (PCOS), riwayat pre-DM, Prediabetes meliputi:
obesitas berat, akantosis migrikans, dan riwayat penyakit
GDPT (gula darah puasa
kardiovasku la r.
terganggu): GDP 100-125
mg/dl DAN glukosa plasma 2
jam TTGO <140 me/dl
tr=C
Kriteria diagnosis DM tipe 2 jika memenuhi salalr satri rlari:
TGT (toleransi glukosa
terganggu): glukosa plasma 2
jam TTGO 140-199 mg/dl DAN
Pemeriksaan glukosa plasma puasa* >1.26 mg/dl
glukosa plasma <100
ATAU
Atau kedua-duanya (GDPT
Pemeriskaan glukosa plasma >200 mg/dl 2 jam setelah tes toleransi dan TGT)
glukosa oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram
ATAU
ATAU
HbAlc {%)
Glukosa darah Glukosa plasma 2
puasa jam setelah TTGO
.9- d."t
G
PADI
Metabolik ilndaknin dan Nutrisi
1. Promosi hidup sehat, meliputi pengenalan penyakit DM, cara Komposisi makanan:
pemantauan gula darah, gejala hipoglikemia, dan lain-lain, kepatuhan Xarbohidrat (45-6% total
energi), lemak (20-25% total
untuk intervensi non-farmakologis dan farmakologis, serta target
energi), protein (10-20% rotal
penatalaksanaannya. Cara pemantauan glukosa darah perlu
energi), natrium (<2300
disampaikan pula. mg/hari), serat, pemanis
2. Terapi nutrisi medis, meliputi kendali karbohidrat, lemak, alternatif diperkenankan
dalam jumlah wajar.
protein, serat, natrium, dan kalori
3. Aktivitas jasmani, meliputi aktivitas 30-45 menit selama 3-5
kali per minggu (total 150 menit per minggu)
4. Terapi farmakologis (lihat tabel di bawah)
't
t1 :
"t
PADI
,r$i:-?:3-?*m,
{*t}.&tt t"t
il,1.t .r.l.A;iii I I tit l.it111ilLili:fr,er.+ tit W,..e.i ll
9*s**ilp.ii *@#i $*r'r]**F* ;, b.l't* dew*
a*l*fl #r& di h&eilr irri
,qFflA.;J J
ilsr9F'f:*/.,r1$*ttAtt
L;..)*.8t
i<ii.+*,4iatl i s***r@#*
${ii/4ffi.e*,rt4 dh*rs*i&,l
f-------------- a a$ * *.Lprbg*.*"s f*nNr
1 3lEl4",\.1xr* : lerr"r r ;ra I oa;*n :r" | tte^s:'sn
i oi*nlrg*:r*srr*r,a*ea i
, kr*t,l*.s*,sx*xq!*lJq :
.4. dA
E
PADI
Metahol.ik fnd*krin dan Nutrisi
Pasien dengan risiko tinggi, perlu penurunan LDL < 100 mg/dL (dengan
riwayat infark miokard <70 mg/dL). Selain terapi farmakologi, gaya
hidup dan terapi diet diperlukan.
Golongan Contoh Mekanisme Efek samping
Statin Simvastatin HMG CoA Peningkatan
reduktase inhibitor enzim hepar,
rabdomiolisis.
Risiko makin
tinsgi jika
digabungka n
dengan fibrat
(terutama
gemfibrozil).
Niasin Vitamin 83 Menghambat Flushing,
lipolisis, VLDL hiperglikemi,
sirkulasi << hiperu risem ia
Resinasam Kolestiramin Menghambat flatulens
empedu reabsorbsi asam
empedu
lnhibitor Ezetim i be Menghambat Jarang,
reseptor absorbsi kolesterol meningkatkan
kolesterol di usus halus enzim hepar
Fibrat Gemfibrozil, Meningkatkan Meningkatkan
Fenofibrat lipoprotein lipase enzim hepar
(lebih ) trigliserid <<
terpilih )
$ind r*rn* Lingkar pinggang > 40 inci pada pria, > 35 inci pada wanita >> 3 atau lebih kriteria
terpenuhi diperlukan untuk
Gula darah puasa >1-10 mg/dl menegakkan diagnosis
Tekanan darah >130/85 mmHg sindroma metabolik
GRruecunp* TrRorn
l'lipertir*id @ Peningkatan kadar homon tiroksin (T3, T4) Graves Disease = penyaklt autoimun,
4 xtinis berupa berat badan cenderung menurun, parpitasi, :::jii:::'::-'nita' disertai dengan
tremor, tidak tahan udara panas, dapat disertai*";;;;"' :::ilTjj::;i:::1il:;1,1""""''
irama jantung atrial fibrilasi
uJ ff3 dan fT4 f (kecuali tumor pensekresi TSH)
, TSH .1,
&'4ip*iirsid 4 Berat badan cenderung meningkat, edema (miksedema), Tiroidrtis Hashimoto: autoimun,
tidak tahan dingin, konstipasi disertai dengan peningkatan kadar
antibodi anti-tiroid peroksidase (anti-
@ Etiologi: sebagian besar tiroiditis Hashimoto (setelah fase rPo)
hipertiroid), defisiensi iodin, atau masalah sentral (kegagalan
hipofisis)
u,4 ff3 dan fT4
+ , TsH f (kecuali masalah sentral)
* Levotiroksin
i-{ipstir$id Mengakibatkan retardasi mental dan gangguan pertumbuhan
Kangenit*i (kretinisme). Pemeriksaan penyaring di usia 2 hari.
&4 0
b
PA DI
Grzr Bunux pson ANar
N$anusrnus Anak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel,
kulit keriput, iga gambang, perut cekung, bokong kendur dan
keri put
Kwashiq3vid*r Wajah bulat dan sembab, rambut tipis, kusam, warna seperti
jagung dan tidak sakit ketika dicabut, kedua punggung kaki
edema, bercak kehitaman di tungkai atau bokokng (crazy
povement dermatosis\
Srrrstsnsr Vlr*mrru
Vitamin Alias dan Peran lika defisiensi... Catatan
A Reti nol Buta senja, kulit kering Jika kelebihan:
Visual, diferensiasi epitel Teratogenik
(labiopa latoskisis),
kontraindikasi kehamilan
B1 Tiamin Beri Beri (Berl-) Defisiensi oada
Kofaktor dalam enzim Wernicke-Korsakoff malnutrisi dan
nreta bolisme syndrome,polineuritis alkoholisme
.0-
L
pnDl
il4etabalik* tndckrin dan N utriEi
menurunkan imun
tubuh
Ergokasiferol/koleka lsiferol Rikets (anak), Kelebihan:
(D2lD3l osteomalasia(dewasa), hiperkalsemia,
Meningkatkan penyerapan tetanus hipokalsemia hiperkalsuria
kalsium dan fosfat
Antioksida n Gangguan eritrosit E= eritrosit!
(anernia hemolitik)
Protein pembekuan darah Perdarahan Koagulasi, sintesis faktor
(pemanjangan PT) ll, Vlll, lX, X, protein C,
dan protein S
Arurrn0lula
i**is T*ltsln qiail lntoksikasi / Kondisi Antidotum
&ntid*t*nrny*
Kokain (dan psikostimulan) Benzodiazepin
Opioid Na lokson
Eenzodiazepin Flu mazen il
Atropin Fisostigmin
Jengkol Natrium bikarbonat
Methe m oglob in em ia Metilen blue
4n |-
-0
PADI
ENSIKLOPADI {P
Ditandai dengan tJ vtCv tinggi (>100 ft) Anemia megaloblastik sering ditandai
dengan neutrofil hipersegmentasi
Hal yang harus dipikirkan:
.s- i9.?
.i)i:
b
PA DI
H*matalogi munalcgi "..irnfeksi
""r-arat.r* Bi
|
Tr*mbcsit*pe nia Per definisi, ketika hitung trombosit <150.000 seUFL ITP: murni hanya trombositopenia
saja, diagnosis eksklusi jika tidak
Penyebab:
ditemukan etiologi lain. Memerlukan
Produksi turun Anemia aplastik, leukemia (infiltrasi steroid, hingga splenektomi jika tidak
sumsum tulang) respons terhadap medikamentosa.
Akut Kron ik
: trombos demom
ldiopatic {irnnlu**- Destruksi platelet akibat adanya anti-platelet antibody (lgG)
vnedie te d
4 nkut (<3 bulan), sering disertai dengan infeksi virus sebagai
trcnr **eyt*pe n !* faktor pemicunya; Kronik (>3 bulan) umumnya pada dewasa
purpure] / iTF
dan kurang merespons pengobatan. Muncul gambaran klinis
berupa petekie multipel, dapat disertai perdarahan.
oi Trombositopenia dengan pemanjangan bleeding time; jika
tidak ada kelainrn lain PT dan aPTT normal.
* Kortikosteroid atau lV imunoglobutin. Transfusi platelet
bermanfaat jika sangat rendah (namun dapat dihancurkan
kembali, sehingga kurang efektif)
l"l+rnnf ili;l Defisiensi faktor Vlll (hemofilia A) atau lX (hemofilia B) Ciri khas perdarahan karena faktor
koagulasi adalah delayed-bleeding
iL Perdarahan sulit berhenti, perdarahan spontan di sendi (sempat berhenti, kemudian berdarah
(hemartrosis). Dialami oleh anak laki-laki. kembali)
oi PT normal, aPTT memanjang (aPTT saja tidak dapat
membedakan hemofilia A atau B)
Prevalensi hemofilia A lebih banyak
dibandingkan hemofilia B
s{h 0
:ti
rl.
PADI
""i:-?:f-?iff^,
@.{
Hemofilia A dengan konsentrat faktor Vlll, jika tidak ada
gunakan krioprespitat
Hemofilia B dengan konsentrat faktor lX, jika tidak ada
gunakan fresh frozen plasma (FFP)
ikterik,
T*l*sser$ia @ Gangguan sintesis protein rantai (alfa/beta) Hb normal manusia adalah HbA
("adult"), menyusun sebagian besar
Talasemia alfa: defek sintesis rantai alfa Hb manusia saat usia 5 bulan. Susunan
Talasemia beta: defek sintesis rantai beta normal: alfa 2 + beta 2
Ser:.tan: Beretarah Kriteria diagnosis (kriteria klinis + tanda kebocoran plasma Pada kasus demam dengue, klinis
$eng** dan trombositopenia) demam + nyeri kepala, nyeri retro-
orbita, nyeri otot/sendi/tulang,
4 xlinis: manifestasi perdarahan TANPA tanda
Demam mendadok tinggi, 2-7 hori perembesan plasma. Dapat terladi
trombositopenia dan sedikit
M o nifestosi pe rdo roha n peningkatan Ht {10-20%)
Hepotomegoli
Syok Derajat DBDi
fij Laboratorium: l: demam disertai gejala tidak hkas,
manifestasi perdara"ran hanya uji
Trombositopenia (<100.000/gt)
torniquet positif
Kebocoran plasma yang ditandai oleh minimal salah satu ll: I + disertai perdarahan spontan di
dari: Ht meningkat >20% nilai standar, Ht menurun 220% kulit atau di tempat lain
setelah resusitasi cairan, atau terdapat klinis efusi pleura, efusi
lll: kegagalan sirkulasi (nadi cepat,
perikardial, ascites, atau hipoproteinemia lemah, tekanan nadi menurun <20
* OeO Derajat I dan ll: kristaloid 3-7 mllkgB8.ljam, periksa mmHg), hipotensi, sianosis sekitar
laboratorium tiap 6 jam. Bila hematokrit turun dan klinis mulut, kulit dingiri dan lembab,
gangguan kesadaran (gelisah)
membaik, kecepatan cairan boleh diturunkan.
lV: syok berat (nadi tidak teraba, TD
DBD derajat lll dan lV: resusitasi cairan kristaloid 20 mllkgBB
tidak terukur)
secepatnya, lalu evaluasi. Jika perbaikan turunkan jadi 10
ml/kgBB/jam selama 2-4 jam, turunkan bertahap sesuai klinis
dan laboratorium. Bila tidak ada perbaikan, ulangi bolus
kristaloid, atau pertimbangkan transfusi jika Ht semakin turun
tanpa perbaikan klinis.
tt.t'#t.&i.
n,
o
lgM
or)
Eay
Keywords : demam, lidah kotor, konstiposi
llern*m Tif*iql @ lnfeksi s. thypi lnfeksi 5. porothypi dapat
menghasilkan gejala serupa demam
4 fUinggu 1 demam perlahan bertambah tinggi, da pat
tifoid, namun lebih ringan
menggigil disertai gejala Gl dominan (anoreksia, lidah kotor,
..9" &&3
I
PN,DI
konstipasl, perut kembung, nyeri abdominal ringan yang difus,
hepatosplenomegali), mialgia dan sakit kepala.
Minggu 2 ditandai dengan demam mencapai puncak dan stabil,
dapat disertai bradikardia relatif, diare. Pada kasus berat
dapat terjadi gangguan kesadaran.
Minggu 3 tampilan klinis semakin berat, dengan penurunan
kesadaran dan/atau psikosis. Perforasi dapat terjadi di minggu
ini.
o=4
Leukopenia, trombositopenia, anemia. Kultur darah
(dalam media empedu) minggu 1-2. Kulturfeses minggu 2-3,
kultur urin minggu 3-4. Kultur adalah baku emas.
Widal: dapat positif mulai minggu 2, tegak apabila ada
peningkatan titer 4x lipat pada pemeriksaan dengan interval 5-
7 hari atau peningkatan titer O 1:200.
s# 0
1t9
;lX
L
pnDl
ENSIKLOPADIS
*ACT: ortemisinin combinotion theropy (kombinasi artesunat + amodiakuin atau menggunakan doksisiklin 1x1 kapsul,
diminum 2 hari sebelum masuk daerah
kombinasi dihidroartemisinin + piperakuin)
endemis hingga 4 minggu setelah
Malaria berat: artesunat lV (atau artemeter lM sebagai dosis keluar.
awal di Puskesmas, sebelum dirujuk) dan terapi suportif.
lbu hamil: primakuin tidak boleh diberikan. Trimester 1: kina +
kf indamisin (P. falciparum) dan kina saja (P. vivox, ovole,
FangstroLoe; t
halus (dewasa)
. .
o
li:srqr *.:9
:ia' ,!,ri:,s\ iri
0 i ___*
0 r{
JT
t:lg
'q,
PADI
dindingpembuluhdarah-jantung_paru_trakea_faring-batuk_ I ";*r**-_,"...1
-,
tertelan ke esofagus - dewasa di usus harus [i$ffi, i
4 Larva menyebabkan gejala eosinofilia (sindroma Loeffler). lnfeksi i ,-Wd"
cacing dewasa ringan: mual, nafsu makan berkurang, diare atau "'**t";$We-
konstipasi. lnfeksi berat: malnutrisi, gangguan kognisi anak, ileus ffiMl.*r9,
obstruktif. Telur: dinding tiga lapis
(albuminoid, hialin, dan vitelina)
* Arbendazol, mebendazol, atau pirantel pamoat 10 mg/kg dosis
tunggal
i,"-'i
li'.,...
't*
tiil .j
.M \.
"*..- jiffii
\-rffi
/ ',:try.
t*gsJlinn
*,t]n tt6d
rl.,),. runu".o
,.li].-, , *g!
:l:.
'. :! i:,
\-:n:''."-
i__:,:
,9"
b
PADI
ENS]KLOPADIS
Trernatoda Cacing daun, dapat hidup di hepar, usus, palu, dan darah.
'i\ "*..
.9-
I
PADI
.dl*qswlxsde'sup
ft *uruft t d# bt ;r8s&!g
..*h@hsh
pa@he!trlsl
o*fl ser:izm #
Jtr "-*ffi: er*d!&/jM&dhd
aH*wffi}"
g f
g
L^f]ru
F
w
a t*:-"**-*--:::^**-:
gs B
€dh iI {.{giav.s!
l€ds@ iaf6,vd tt ;t
s '\'iu:-l."ii-.€.,: t
i ':i.!..1...t,,:
<.#t*i$$rj by S$ .:,- l
rl
't
iHl**jji***19*J
.Jh.-- lnkcs!$
2[.
5$is
n*;imsr* ttntr
tftffi
Wffi
lX* :!:r.i, ::ii $.- Jarrir.nr
Prsts:$a
: abdominol disentri. tenesmus
Entomoebo histolyticd
@ Kista tertelan - ekskistasi di ileum bawah - trofozoit -
memperbanrTak diri (membelah diri) - enkistasi (berubah jadi kisat) -
kista dikeluarkan bersama tinja (trofozit dapat ditemukan apabila
kista sangat cair). Dapat bersifat invasif : trofozoit menembus dinding
usus dan dapat beredar di sirkulasi darah.
L eeiala muncul berupa rasa tidak nyaman pada abdomen, diare, Satu nukleus dan beberapa
eritrosit leritrofagositosis)
disentri dan tenesmus. Komplikasi: abses hepar amuba
Trofozit di tinja cair atau kista di
* Metronidazol
tinja padat, deteksi antigen
spesifik, PCR.
Giordio lamblio
Gejala muncul berupa rasa tidak nyaman pada abdomen, diare
berlemak (bukan berdarah), berbau busuk.
Tx: Metronidozole
: koki
fder"nafr:da D;+rah Brugio maloyi, Brugia timori, Wucheris bancrofti Vektor: nyamuk Culex
q u in q u ef o sci atu s, An o p h e Ie s,
Mikrofilaria dalam darah tepi (malam) dihisap oleh nyamuk - alau Aedes.
berkembang menjadi makrofilaria - larva stadium lll - nyamuk
menggigit manusia - cacing dewasa di saluran limfe
Cacing dewasa mengakibatkan limfadenitis dan limfangitis retrograd.
Mikrofilariasis umumnya tidak menimbulkan gejala glinis. Limfangitis
dan limfedema di genital khas unt-,i: infeksi W boncrofti.
* oietilkarbamasin sitrat (DEC), ivermektin
lmur*clce r
qs^ 0
.L
PADI
menit - jam. t! skin test, lgE total
dan spesifik
il Sitotosik (dependen antibodi).
Contoh: anemia hemolitik
autoimun, PJ reumatik, miastenia
gravis, penyakit Gravesx. lgM dan
lgG berikatan dengan sel
targetnya. fi4 Tes Coombs direk
dan indirek
ilt Kompleks imun. Contoh: reumatoid
artritis, GNAPS. lgG berikatan
dengan antigen, terjadi kompleks
imun yang terdeposit di pembuluh
darah
IV Delayed type - contoh:
tuberkulosis, tes Mantoux,
dermatitis kontak alergi.
Melibatkan sel T
Lupus f riternet*:us Sistenrik Kriteria diagnostik: MD-SOAP-BRAlN. 4 dari L1 fsteroid, sitostatika lmetrotreksat,
gejala dan tanda berikut mengakkan si klofosfa m id )
diagnosis SLE.
0 q(
t{<
P.{DI
.setidaknya satu dari I diare kronik >1 bulan
ATAUdemam>lbulan
PCP, dan TB ekstraparu
3:TGi
fddi
it;f.,,.:7
Fec{r:y*an lglrunisasi
(Rekomendasi IDAI 2017)
ss .4.
"!:..
PADI
18 bulan Campak 6 bulan dari campak
dosis pertama
lmunisasi pilihan: seperti penyakit yang terdapat di rekomendasi vaksinasi lDAl yang tidak tergolong
ke dalam imunisasi program (misal: Rotavirus)
gfl 0
-ii
PADI
ENSIKLOPADIS
N eFRo- U RoLoGr
KeLarrunru Grrulal
{!*g*l €injal Akut @ Perburukan fungsi ginjal secara cepat dan tiba-tiba, ditandai Klirens kreatinin dapat diprediksi
dengan oliguria/anuria peningkaran kreatinin. Paling sering dengan mengukur kadar kreatinin
serum menggunakan rumus Cockroft
disebabkan oleh hipovolemik
Gault:
oJ Kriteria RIFLE untuk klasifikasi gagal ginjal akut
fgti*;r:rlrl ;Painir; ;'Jrr ;*r'; :
S*gr! Si*jai Penurunan fungsi ginjal menahun serta tanda kerusakan ginjal *terapi pengganii ginjal: dapat
@
i{r**ik dalam pemeriksaan penunjang, yang bertahan lebih dari tiga berupa hemodialisis, CRRT
.9 59
-1"
PADI
Nefra:Urc[ogi
Comrgnrc{i$') ml :i fOr
Mtrtsbsljc scido st9 Itelsb{rlic {lkel0f,is
E\pscted l.5X[nCO3l*8 {*r-:) 0.? x lHc03l+ 20 {+/- 5}
Ilco3
R*piratlry rcid*rlr Rffpirrtor]" &llialosig
Acute Chranie ,A.cute Chronic
fxptrtrd ri
ltcflll P-to3:lQXr ?4 + P!-'O-2--.df :r-41!:-B!1!.la
l0
.s- h3
h
PA DI
'-"t-?:3-?,1#.
l-lisnrnsm(;c
@ 4 Muntah-muntah yang terjadi, puncak pada trimester 1 Hormon hCG berpengaruh terhadap
---.-i-t^"-.,- kehamilan, dan timbul gangguan fisiologi dan manifestatl kejadian hiperemesis gravidarum
.s" 63
b
P.A. D I
0bstetri dan Ginekolcgi
Xel:amilan tktcpik Kehamilan yang terjadi di lnar uterus, sebagian besar terjadi
terga*ggu di ampula tuba Falopii yang kemudian ruptur dan
menimbulkan perdarahan masif
4 Perdarahan pervaginam, gangguan hemodinamik, nyeri
abdomen, nyeri goyang porsio, serviks tertutup
E use
* Resusitai cairan, persiapkan laparotomi
i{*lsinan Gen*tik Sindrom down Trisomi 21 Retardasi mental, mongoloid face, simian
palmar crease
Sindrom Turner 45 XO Fenotip perempuan, pendek, steril, webbed
neck
Sindrom Cri du chat Delesi kromosom 5 "Tangisan kucing"
Sindrom marfan Kelainan jaringan ikat Ekstremitas panjang, aneurisma aorta
Sindrom Klinefelter 47 XXY Fenotip laki-laki, atrofi testis, ginekomastia
Sindrom Jacobs 4] XYY Sering dihubungkan dengan perilaku agresil
Fenilketonuria Ketiadaan enzim yang Retardasi mental, kencing dan keringat
mengubah fenilalanin berbau menyengat, dapat menunjukkan
menjaditirosin gejala albino
(fen ila la n in
hid roksilase )
Fnntocner
Partograf harus digunakan: Partograf tidak boleh dipergunakan pada l<asus:
1. Untuk semua ibu dalam kala lfase aktif 1. Wanita pendek (<145 cm)
(fase laten tidak dicatat di partograf tetapi di 2. Perdarahan antepartum
tempat terpisah seperti di KMS ibu hamil atau 3. Preeklampsia - eklampsia
rekam medik)
4. Persalinan prematur
2. Selama persalinan dan kelahiran di
5. Bekas sectio sesarea
semua tempat (spesialis obgyn, bidan, dokter
umum, residen swasta, rumah sakit, dll) 6. Kehamilan ganda
3. Secara rutin oleh semua penolong 7. Kelainan letak janin
persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu 8. Fetal distress
selama persalinan dan kelahiran. 9. Dugaan distosia karena CPD
.9"
t€
PA DI
ENSIKLOPADIS
EUKU RANGKUMAN MATERi
ItntocRAf
l:w -...,
s. n"g<b ....--.-.-.*-.... w :.......--_ g.-..--..F....
b$d ..,......--..^.., tu (--...-.....,. &at ::*@-..-..... ...
&$k* @ F@*d#ti8d {;is
:I.lbr l4ry. lrrlb 9q ,hi!r,,
ilerh i:r@
{?t* rlrq.r!8 t:{r{ii{
.{knd ., ,,. ..
:#ritri
ksbt$fl,4'?Li;
]a*we.......
J;4kt tYrdrsdr
*:@eB$*if& Itroa*va' q**g*:
is i:rr.ar rw* '
iu**: .
er..i r.air {t.
Pv$!. . ..,tri
fqi,1r,' t{i ar" i$,7 r4r. rd rnli
Ite ,Dwk ,.
.4..- id rffiarj
Sri* tt j: i i.! .:
i: s*df .,+tF lil:r{ r
JPlii|*g 1
,i;,ij.,", '.$!*F,4:
,Y 2r.i*;r:trk?F.:,rr
i1
L kr,r.
ill +&?'43:aj{.p":*i ! rtr tr?al
Ir
DJJ Penyusupan (molase) tulang kepala
Menilai dan mencatat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 Penyusupan tulang kepala merupakan indikasi
menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Tiap penting seberapa lauh janin dapat menyesuaikan
kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di dengan tulang panggul ibu.
sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ Semakin besar penyusupan semakin besar
dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai kemungkinan disporposi kepal panggul. Lambang
dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian yang digunakan:
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan 0: tulang -tulang kepala janin terpisah, sutura
garis tidak terputus. mudah dipalpasi
Kisaran normal DJi 110-160 x/menit. l^: tulang-tulang kepa janin sudah saling
Warna dan adanya air ketuban bersentu ha n
Menilai aii'ketuban dilakukan bersamaan dengan periksa 2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
dalam. Warna air ketuban hanya bisa dinilai jika selaput tapi masih bisa
ketuban telah pecah. Lambang untuk menggambarkan d ipisa hka n
ketuban atau airnya: 3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
U : selaput ketuban utuh (belum pecah) dan tidak dapat
J: selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih d ipisa h ka n
M: selaput ketuban telah pecah dan air ketuban Kontraksi Uterus
bercampur mekonium
Terdapat lima kotak mendatar untuk kontraksi.
D : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur
Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit, raba dan
darah catat jumlah dan durasi kontaksi dalam l-0 menit.
K : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban kering Misal jika dalam 10 menit ada 3 kontraksi yang
(tidak mengalir lagi) lamanya 20 setik maka arsirlah angka tiga
Pembukaan serviks kebawah dengan warna arsiran yang sesuai untuk
Angka pada kolom kiri 0-10 menggambarkan pembukaan menggambarkan kontraksi 20 detik (arsiran paling
serviks.Menggunakan tanda X pada titik silang antara muda warnanya).
angka yang sesuai dengan temuan pertama pembukaan Obat-obatan dan cairan yang diberikan
serviks pada fase aktif dengan garis waspada. Hubungan
tanda X dengan garis lurus tidak terputus.
n 65
Pan'
ilbstetri dan Ginekclogi
Penurunan bagian terbawah Janin Catat obat dan cairan yang diberikan di kolom yang
Tulisan "turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5 sesuai. Untuk oksitosin dicantumkan jumlah
pada sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. tetesan dan unit yang diberikan.
Berikan tanda "o"pada waktu yang sesuai dan hubungkan Kondisi lbu
dengan garis lurus. Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik
Contoh: pada kolom yang sesuai. Ukur tekanan darah ibu
Jam 17.00 penurunan kepala 3/5 tiap 10 menit dan beri tanda { pada kolom yang
Janr 21.00 penurunan kepala 1/5 sesuai. Temperatur dinilai setiap dua jam dan
catat di tempat yang sesuai.
Kemudian hubungkan kedua tanda "r" dengan garis tidak
te rputu s
Volume urine, protein dan aseton
Garis waspada Lakukan tiap 2 jam jika memungkinkan.
Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis Data lain yang darus dilengkapi dari partograf
waspada, maka waspadai kemungkinan adanya penyulit adalah:
persalianan. Jika persalinan telah berada di sebelah kanan - Data atau informasi umum
garis bertindak yang sejajar dengan garis waspada maka - Kala I
Flaeerita pr*via @ lmplantasi plasenta dekat dengan ostium serviks Hindari pemeriksaan vaginal touche
jika dicurigai plasenta previal
4 Perdarahan tanpa riwayat nyeri, keluar darah segar hingga
dapat menjadi syok
tfl usc untuk konfirmasi, pantau kesejahteraan janin
* stabilisasi tanda vital, sectio cesarea segera bila
perdarahan masif; terapi ekspektatifjika kondisi stabil dan
perdarahan tidak masif
$t] -c,
.t"
L
PA DI
""Ti-?:f-?.lm,
K >5OO ml
Perdarahan Post- Perdarahan pasca-persalinan primer dalam 24 jam persalinan,
p* rtu $l dengan kehilangan darah >500 ml.
Oksigen, stabilisasi tanda vital, sambil tentukan penyebab 4T:
Segera, uterus Atonia uteri Oksitosin,
lembek (Ton us) ergometrin,
aSam
traneksa mat
Plasenta tidak Retensio plasenta Oksitosin, tali
lahir (Tissue) pusat terkendali,
plasenta manual
Plasenta lahir Sisa plasenta Oksitosin,
tidak lengkap (Tissue) eksplorasi digital
Robekan jalan Tea r Eksplorasi, jahit
lahir (seviks,
perineum)
Darah tidak Ga nggua n Whole blood,
berhenti, koagulasi faktor
'encer', ada (Trombin) pembekuan
faktor (FFP,
pred isposisi krioprsepitiat,
trombosit sesuai
indikasi)
---------)
Hipertensi gestasional: f D 4.4O/9O mmHg >20 minggu usia
batas 20 minggu usia kehamilan
Berat jika TD >160/110, proteinuria >+2 (>5 gl2a jaml Tatalaksana def initif spektrum inl
adalah terminasi kehamilan.
ATAU
MgSOa sebelum diberikan pastikan
disertai keterlibatan organ lain (Trombosit <100.000 sel/uL; refleks patella +, output urin <0,5
peningkatan SGOT/SGPT, sakit kepala hebat, gangguan visual, cclkgBBljam, dan tidak ada depresi
edema paru / gagaljantung kongestif, oliguria, dan napas. Siapkan Ca glukonas sebagai
peningkatan kreatinin) antidotum MgS04
Gtr'irrclce r
.4. 67
FADI
0bstetri dan Sinekal*gi
|).
$&
PA DI
ENS]KLOPADIS
EUKU RANGKUMAN [,IATERI
N ruRoLoGr
Frsroloe r
Perineum S2-54
_olg9!_q9l9rn ;i{a
XI Aksesorius Rotasi kepala dan angkat
ba hu CN lll, lV keluar dari mesensefalon
CN V, Vl, VIl, dan Vlll keluar dari pons
xlt Hipoglossus Gerakan otot lidah
CN lX, X, Xl, dan Xll keluar dari medula
oblongata
\la:kularis;ls! #tak Arteri serebri anterior:
memperdarahan serebrum frontal Can
medial; oklusi: kelemahan anggota
gerak kontralateral, ekstremitas
bawah lebih terpengaruh
Sirkulasi vertebrobasiler:
mengakibatkan buta kortikal, diplopia,
vertigo, n istagmus.
"?" ss
pA, Dt
Neurologi
Nrunnloe rArusx
Keywords : onak demam, kemudian kejonq
Kejang Dernam @ Bangkitan kejang yang tejadi pada peningkatan suhu tubuh Kejang demam. bukan oleh infeksi SSP,
(Konsensus Ke1ang Demam, (rektal >38oC), disebabkan oleh proses ekstrakranial. Sangguan metabolik, dan tidak pernah
UKK Neurotoqi IDAI) ada riwayat kejang tanpa demam
Kl a sifi kas i:
[rurrxslSlslrrs Sannr
: demam, defisit neurologis, tidok oda kaku kuduk
In se{a itis
I
@ Demam, kejang, dan penurunan kesadaran Dalam menghadapi soal seperti ini,
perhatikan penurunan kesadaran
L lika tidak mengenai lapisan meningens, tanda rangsang
ataupun kete13ngan perubahan
meningeal umumnya {-) kecualijika disertai dengan tingkah laku yang mengarahkan ke
meningitis pula. ensefa litis
t t"3 t.
t-..
PA DI
'-"T:-?:3-?"1m,
Etiologi: Meningococcus, pneumococcus, H. lnfluenae, CMV, Bakteri - keruh, Ieukosit tinggi,
atau imunokompromais (kriptokokus, TB) dominan neutrofil, protein tinggi,
glukosa rendah
4 Xaku kuduk dan tanda rangsang meningeal (+). Dapat
Virus - jernih, leukosit rendah,
disertai lesi petekial.
dominan iimfosit, protein normal,
R eungsi lumbal (lihat kotak samping) glukosa normal
Gambaran
perbandinga n Typical Lumha:r CSF Findings in Meningitis
cairan
serebrosspinal T€ct Baeterial Viral Fun6al Tubercdeur
pada beberapa Opening pressr-ire Eleusted Usualty narnral Variable Varisb[e
kondisi meningitis Leukocl,fe count : 1t{t0/pL < 1&01p1 Variable \1aria bf*
Mainly
tell differe*tiai &4ainty n*utrophils lyrnphocr,t*s !\,ila;nly fvrrrpho.lt€s Mainhl hynrphmyte:
Fr0iein tu1ild*marked Narnral-*:ild lncreised lnrreased
iffreais increase
>> Tentukan apakah luka bersih atau kotor, serta tentukan status imunisasi TT penderita. Luka yang bersih tidak
memerlukan ATS/HT|g. Lrrka yang kotor mungkin memerlukan ATS/HTIg atau vaksin TT.
Nvsnr Kepal-g
Migraine Tension Cluster Sakit kepala prinrer: tidak drsebabkan
0ren pr05e5 rrtraKraniar \/anB 5pe5ilK.
Lokasi U nilate ra I Bilatera I U nilatera I
J f1
'l:
PADI
Neurclagi
Durasi 4 -72 jam Bervariasi 1/2 - 3 jam, 5ingkirkan dulu sakit kepala sekunder
(misal, akibat infeksi SSP). Soal
banyak
umumnya menyingkirkan tanda infeksi
seranga n
(demam disangkal), dan tanda tumor
Tampilan Tempat Tetap aktif Tetap aktif;
disangkal (tidak ada progresi makin
pasien gelap, atau istirahat laki-laki dan pa ra h)
istira haU perokok
perempuan
diikdt
f{yeri K*pala Tlpe @ Nyeri bilateral, rasa seperti tertekan dan diikat, lokasi
Tegnng {Tension} frontal dan oksipital.
* ruSntO (ibuprofen, aspirin) atau parasetamol; antidepresan
trisiklik (amitriptilin) sebagai preventif
* Tript"n atau ergot (abortif); NSAID bisa digunakan pula #AURA: episode vasokonstriksi yang
untuk abortif. terjadi sebelum vasodilatasi pada
m igraine
Profilaksis: propanolol (Lst line), antidepresan trisiklik
(amitriptilin). 2nd line: asam valproat, gabapentin, pregabalin.
Keywords : nyeri seperti ditusuk, sekitqr mato
l{yeri Kep;:la Kiusier @ Nyeri unilateral, terasa sangat berat seperti ditusuk, mata "Keep calm.. Carry oxygen"
seperti didorong keluar, lokasi di orbital dan temporal. CCB yang digunakan untuk profllaksis:
vera pa mil.
3! Lakrimasi, mata merah, rinorea, dan perspirasi di dahi
*02 umumnya >10 LPM (beberapa
ipsilateral.
literatur menyebutkan 12 LPM)
* oktig"n tOO%*,triptan, atau ergot (abortif); calcium
channel blocker sebagai preventlf
(daerah wajah). Etiologi tidak diketahui, pemicu: sikat gigi, Karbamazepin dosis start 2 x 100 mg
berbicara, makan.
* Karbamazepin, gabapentin, lamotrigin
NgunovrsnulnR
K : tiba-tiba sotu sisi
$troke lskemik Defisit neurologis akut (contoh: hemiparesis), biasanya Terdapat dua tipe stroke iskemik,
kesadaran tidak menurun kecuali daerah iskemik sangat luas yakni emboli dan trombus.
:L Lesi khas UMN (hiper-refleksia, refleks patologis). Emboli: terdapat riwayat gangguan
irama jantung (terutama atrial
E CT-r.un - daerah hipodens di serebrum. Dipakai terutama fibrilasi), muncul mendadak (sudden)
untuk menyingkirkan perdarahan intraserebral.
Trombus: berkembang tidak secepat
* Trombolitik (dengan rt-PA) untuk pasien yang datang dalam emboli
3-4,5 jam setelah onset dan tidak ada kontraindikasi. Alternatif:
aspirin atau klopidogrel untuk pasien iain. Antihipertensi tidak
selalu dibutuhkan, kecuali pada TD>220 mmHg. (bandingkan
pada keadaan stroke hemoragik).
lK"v*"
7N ..t"
"t
PA DI
ENSIKLOPADI
SUKU MNGKUMAN MATERI
Stroke Perdarahan Defisit neurologis akut, ada penurunan kesadaran, nyeri kepala, ;n;
mual, muntah.
4 Lesi khas UMN, biasanya disertai hipertensi.
Ft*Aid RadioloBy,2009
rotatoir
in g her puta r di pen ga ru hi peruboho n
n**1t Degeneratif, idiopatik, etiologi tersering kanalolitiatis dan Betahistin merupakan senyawa analog
kupulolitiasis histamin, dapat meningkatkan
sirkulasi di telinga dalam
@ Pusing berputar, biasanya hebat, disertai mual dan muntah
-terjadi karena perubahan posisi kepala (misal: dari tidur
.*. r*.
menjadi bangun), terjadi sangat singkat
jL Oix ttallpike positif (rnanuver lain: side lying, rolll,
perhatikan arah nistagmus
* Manru"r Epley (kelanjutan dari Dix Hallpike), latihan
Brandt-Daroff, farmakologi: betahistin, antihistamin dan
antikolinergik pada saat serangan akut
'# r*
to
PA DI
Neur*l*gi
(? Trias: pusing berputar, tuli sensorineural (terutama nada
rendah), tinitus; disertai perasaan penuh di telinga
jL Audiometri: tuli sensorineural yang reversibel
* Edukasi diet restriksi garam, diuretik (HCT), sedatif
(diazepam), betahistin
NruRoe gRlgrRt
Semensia Penurunan kemampuan kognitif di berbagai bidang secara Pemeriksaan radiologi dapat
kronik dan progresif. Fungsi kognitif yang terganggu meliputi menunjang diagnosis'
amnesia, berbahasa, akalkulia, hingga apraksia.
lli.rii!:rr Perjalanan gradual (perlahan-lahan). Faktor risiko terutama Temuan patologis: neu rofibrilory
usia dan riwayat keluarga. tonqles dan deposisi amiloid
seperti step)odder
4 Dapat disertai dengan defisit neurologi
* Penanganan penyakit dasar (stroke, hipertensi, diabetes
melitus)
Demensia frontotemporal, ditandai dengan atrofi lobus frontal
dan lobus temporal.
@ Awal berupa gangguan tingkah laku, emosi, dan
kepribadian.
Demensia dengan perubahan postur dan cara berjalan Terkait dengan penyakit Parkinson
(lihat di bawah)
Eprr-spsr
I Keywords : kejong kambuhan/berulsng, tonpa demom
Ipilepsi Kecenderungan untuk timbulnya bangkitan epileptik terus Etiologi epilepsi dapat terbagi menjadi
menerus. Definisi operrsional: Minimal terdapat 2 bangkitan ldiopatik, tidak ada le: ' :truktural di
tanpa provokasi (atau 2 bangkitan refleks) dengan jarak antar- otak
bangkitan pertama dan kedua adalah lebih dari 24 jam. Kriptogenik, simptomatis tapi
penyebab belum diketahui
@ Bangkitan refleks dapat berupa stimulasi visual dan
auditorik. Simptomatis, misalnya kelainan
struktur SSP
E El"ktro-"nsefalografi (EEG)
Ipilepsi F arsial Fokal, berasal dari bagian tertentu di korteks serebri. Terbagi Automatisme merupakan gerakan
menjadi: stereotipik berulang, biasanya
menyertai ke.jang parsial kompleks
Sederhana Tidak ada penurunan kesadaran,
dapat berupa gejala sensoris,
motoris, otonom, atau psikis
i{+ -0,
9t1
'6
PADI
ENSIKLOPADIS
BUKU RANGKUMAN MATFRI
Absans I lena (petit Bengong mendadak, berlangsung lobus oksipital dominan fenomena
visual (garis, kilatan cahaya)
mall sebentar (<15 detik), dapat disertai
automatisme atau tidak lobus parietal dominan gangguan
Mioklonik Kedutan motorik aritmik, sporadis sensorik {kesemutan, baal); dan motor
(akibat penyebaran)
dan sebentar
Klonik Kedutan motorik ritmik, lebih teratur [obus frontal dominan gerakan
(motorik)
dan lebih lama
Tonik Kaku dan rigid, dapal fleksi maupun lobus temporal disertai automatisme
ekste ns i {lip-smacking, mengunyah, menelan),
gerakan tangan stereotipik; d6ji vu
Tonik klonik (grond Berawal dari peningkatan tonus,
dan jamais vu, gangguan emosional.
moll diikuti dengan gerakan kelojotan
ritmik (klonik)
Atonik Hilangnya postur tubuh secara Pemilihan OAE sepenuhnya dipilih
mendadak (tiba-tiba "jatuh") berdasarkan sindroma epilepsi dan
bangkitan epilepsi, dan dapat berbeda
dari satu literatur atau panduan ke
* Karbamazepin (terpilih), untuk bangkitan absans yang lain.
menggunakan etosuksimid (lini kedua : asam valproat).
Aiternatif: asam valproat.
Tsnunnn
{*drra ltcpala Klasifikasi bergantung pada GCS, pingsan, dan gambaran CT
sca n
.4, 7q
"i"
PADI
Neurol.ogi
Vi
/'*'-*_
researchgate.net
-9.
:!t:,
"t't
PADI
ENSIKLOPADI
BUKU MNGKUMAN MATERI
.9-
i1! vv
;E
1;
PA DI
PsrKIATRt
Gnrueeuaru Msrural ORenrurx = F0
Eeliriurn Kondisi kesadaran berkabut (sensorium terganggu), Siklus bangun-tidur pasien demensia
gangguan pemusatan dan pengalihan perhatian, umumnya terganggu
disertai dengan kondisi yang mendasari (misal: operasi besar, Penjelasan mengenai demensia dapat
penyakit berat, rawat, inap). Dapat disertai gangguan dilihat di halaman 74
psikomotor dan emosional.
* Haloperidol pada kondisi gaduh gelisah, orientasi waktu
dan tempat kepada pasien
*elirium vs Demensia perjalanan penyakitnya lebih panjang (bulan - Pasien demensia memiliki kesadaran
*emensia tahun), ditandai dengan lupa (jalan pulang, apakah sudah dan orientasi yang baik, walaupun
pada fase lanjut, orientasi pasien
makan/belum, meletakkan barang).
demensia dapat terganggu.
Delirium perjalanan penyakitnya lebih cepat (jam - hari),
umumnya disertai dengan kesadaran yang berkabut dan
gaduh gelisah (mencabut NGT, marah-marah)
,9" 7A
\o
PA DI
Psikiatri
SxrzornrrurR = F2
halusinasi
Skizcfrenia Psikotik merupakan ciri khas gangguan di keluarga ini. Skizofrenia jika gejala lebih dari satu
atau setidaknya tidak ada gejala mania tanpa gejala psikotik I dengan ciri psikotikl
yang mendasarinya.
$anggr:an Fsik{rli* Waham menetap Hanya waham yang menonjol,
Lain tidak ada halusinasi
Waham terinduksi Terinduksi dari orang lain,
biasanya ada hubungan yang
dekat
* Antip*ik*tik Generasi I (tipiral) terutama baik untuk gejala positif Efek samping penggunaan antipsikotik
PNDI
GnruesuRrrt Mooo {AFrK} = F3
jenis Sangguan Gangguan mood (suasana perasaan) dapat berupa meningkat
Mood (elasi) atau menurun (depresi)
F*l:in Sersinl Ketakutan di situasi yang mana menjadi perhatian orang Ketakutan pasien akan dipermalukan
(misal: presentasi di depan umum) di depan publik. Beda dengan
agorafobia, ketakuan karena akan
* Cognitive bevaioral therapy, biasanya memerlukan serangan panik di tempat ramai.
farmakoterapi SSRI.
Fobia Spesifik @ Ketakutan terhadap hal yang spesifik (misal: takut kucing, Farmakoterapi tidak terlalu
serangga, warna merah, air, dan lain-lain) bermanfaat pada kondisi fobia
spesifik, bandingkan dengan fobia
* terapi paparan (exposure therapy), CBT (cognitive sosia I.
behavioral therapy)
otonom tiba-tiba,
G*r:gg*a:: Fanik @ Adanya episode serangan singkat, namun berat ditandai
dengan gejala otonom (keringat dingin, gemetar), napas
cepat, tanpa suatu pemicu yang dapat menjelaskan gejala
pada pasien.
Menyelurul'l beberapa peristiwa hidup, berlangsung minimal 6 bulan. berdebar-debar, ketegangan fisik, dan
keterjagaan fisik
* Cognitive behavioral therapy, antidepresan SSRI,
benzodiazepin untuk fase akut
muncul, mernbaik dolam 3 hori
$tal":ksi $trps Akut Gejala agitasi, menarik diri. kebingungan, terpaku ("doze"'1yang Medikamentosa yang sering dipiiih:
terjadi akibat reaksi terhadap suatu stresor (yang biasanya propanolol, risperidon dosis rendah
sedang
bersifat berat - sangat berat). Biasanya tercapai perbaikan
dalam 3 hari. Maksimal sudah perbaikan dalam 4 minggu.
* Trauma-focused cognitive behavioral therapy.
Medikamentosa hanya jika gagal dengan psikoterapi.
Keywords: distress seteloh situosi kehidupan yong baru
.a- &3.
!
PA DI
Fsikiatri
Gangguan Keadaan stres yang subjektif, mengganggu kinerja dan fungsi Ciri predominan dapat berupa reaksi
Fenyesuian sosial pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam depresif, ansietas, gangguan emosi,
hingga gangguan tingkah laku
hidup yang bermakna. Onset biasanya satu bulan, lamanya
gejala tidak melebihi 6 bulan.
* Psikoter"pi. Medikamentosa tergantung ciri predominan,
depresif dengan SSRI; ansietas dengan SSRI + benzodiazepin.
Group therapy juga bermanfaat.
Ke : muncul setelah l bulan traumatik, distress
Ga.:gguan Stres PTSD (Post-fro u m ati c stre ss d iso rd e r), setela h mengalam i suatu Peristiwa katastropik adalah peristiwa
yang sangat sangat berat
Fascatraurna kejadian yang katastropik.
Ditandai dengan flashback (membayangkan kembali), seperti
orang yang hampir tenggelam dapat berdebar-debar dan
gelisah bila melihat film tentang laut, disertai dengan ingatan
kembali saat ia akan tenggelam. Nightmare (mimpi buruk),
mudah terbangun dari tidur.
* Ptikot"rapi: relaksasi, medikamentosa: 5SRl, klonidin,
S*nggua* $bsesi{ Adanya pikiran dan perilaku kompulsif (tidak berhasil dilawan) Bedakan dengan gangguan
li*mpulsi9 yang menjadi penderitaan dan mengganggu aktivitas pasien kepribadian obsesif kompulsif
(anankastik)
sehari-hari. Sifatnya ego-distonik (pasien merasa "terganggu")
dan ingin bebas.
5crtlatisasi Banyak keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan atau Pasien "mengoleksi banyak gejala",
dibuktikan dari pemeriksaan oleh dokter. seperti 'Dok, saya sakit kepala, perut,
mual, kesemutan'
f'l ip*i<*nd ria s is Yakin menderita satu penyakit tertentu, walaupun sudah Pasien "bawa satu diagnosis", seperti
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan tidak terbukti benar. 'Dok, sava sakit kanker;
K**wevsi Gangguan psikiatri dalam bentuk gangguan neurologi, misalnya Pasien tidak berpura-pura, dan benar
pasien yang buta setelah mendapatkan stresor berat. bahwa dia buta tanpa penyebab
kelainan organik
GaNceugN Mnxqr,r
An*rekri;r Nervcs* Tidak mau makan, tubuh kurus (sangat kurus).
Sr.:lirlria Nervcca Tidak dapat menahan nafsu makan, setelah makan akan
merasa bersalah dan memuntahkan serta minum pencahar.
Tubuh dapat nor,.nal atau justru gemuk.
Pica Memakan sesuatu yang bukan makanan, seperti misalnya Berkaitan dengan anemia defisiensi
tanah besi
${ipersamn!a Jumlah tidur yang berlebih, namun masih disertai dengan rasa
kantuk
Scrsrna rn [:q;lisrne Berjalan sambil tidur, biasa dapat kembali ke tempat tidur lagi
dan tidak memiliki ingatan apa pun tentang kejadian tersebut
Gsrueeunru KsrRlss*tnFt
!{luster S. *'An*h' Skizoid, menyendiri dan sama sekali tidak tertarik untuk
berinteraksi secara sosial
s2 t:
PADI
'^'"Ti-?:3-?im,
Paranoid, tidak percaya dan selalu menaruh kecurigaan
Skizotipal, memiliki pikiran, persepsi, dan kepercayaan yang
'aneh'seperti percaya dengan UFO yang akan menculik
manusia bumi dan hal-hal supranatural lainnya
{[uster B .'Serisik' Antisosial, melanggar peraturan, berperilaku seperti preman Antisosial BUKAN dalam artian tidak
ingin berinteraksi, yang mana
Ambang, impulsif, hubungan tidak stabil, mudah menilai merupakan gangguan kepribadian
seseorang baik atau jahat skizoid
Histrionik, "drama queen/king", suka menjadi pusat perhatian,
heboh, dan berlebihan dalam pakaian, ucapan, dan tindakan
Narsistik, melebihkan diri sendiri, suka dipuji, dan sering
merendahkan orang lain. Pernyataannya dan dirinya harus
selalu yang paling benar, tidak menerima kritik
Klust*r { *'{en:as' Cemas menghindar, pemalu, merasa tidak layak dan tidak Gangguan kepribadian obsesif
kompeten untuk bergabung dengan kelompok lain. lngin kompulsif berbeda dengan gangguan
obsesif kompulsif!
bergabung namun takut dilolak (bandingkon dengon skizoidl
Dependen, merasa perlu orang lain terus menerus, tidak dapat
bergantung pada diri sendiri, tidak dapat mengambil
keputusan untuk diri sendiri
Obsesif kompulsif = anankastik, keteraturan dan sikap
perfeksionis yang berlebihan
GnniccunN Srrsunl
fut"rcu n1- M acan: Trans-seksual: merasa dirinya memiliki identitas lawan jenis,
*anggu.rn $eksual contoh: laki-laki merasa bahwa dirinya lebih cocok sebagai
wanita sehingga berpakaian seperti iawan jenis
Transvestisme: kepuasan seksual dengan menggunakan
pakaian lawan jenis. Contoh: laki-laki sering menggunakan
pakaian dalam istrinya, tetapi sehari-hari tetap menganggap
dirinya laki-laki dan berpakaian secara laki-laki.
Ekshibisonis: perilaku menunjukkan alat kelamin kepada orang
lain, kepuasan diperoleh saat melihat orang lain ketakutan
atau berteriak
Voyeurisme: kepuasan didapatkan dari perilaku mengintip
(bukan melihat secara langstrng)
Sadisme: kepuasan didapatkan dengan cara menyakiti orang
lain
Masokisme: kepuasan didapatkan dengan cara disakiti (atau
menyakiti diri sendiri)
Rrra*nasi lVierurnl
!{!"rsilikasi Penurunan kemampuan kognitif secara umum, dapat
diklasifikasikan berdasarkan poin lQ:
Ringa n Seda ng Berat Sangat berat
tidak spesifik di satu bidang saja) psikologis, kegagalan orang tua, atau
phyicol abuse.
Onset sebelum usia 7 tahun, bahkan hampir selalu <3 tahun
Social interaction, socia I
"?" *3
"1:
PADI
Fsikiatri
&4 0
t.
\t
PADI
ENSIKLOPADIS
BUKU RANGKUMAN MATERl
RrsPrRoLoGt
PrrtyqKtt lruprxst Psnu
T$ Faru Batuk berdahak >2 minggu (disertai dahak atau darah), Jika pasien mengalami TB paru dan
sesak napas, nyeri dada, demam meriang >1. bulan, malaise, ekstraparu, diklasifikasikan sebagai TB
paru.
nafsu makan turun, berat badan turun, keringat malam tanpa
{Sumber: Pedoman
kegiatan fisik. TB milier adalah TB paru
Pengendalian TB Nasional,
201,4)
4 Demam (umumnya sub-febris, demam tidak terlalu tinggi, TB ekstraparu: termasuk di antaranya
limfadenitis T8, pleuritis TB, dan efusi
maupun keringat malam), frekuensi napas meningkat, berat
pleura TB
badan turun, suara napas bronkial/amforik/ronki basah/suara
napas melemah (umumnya di apeks paru).
[ihat alur diagnosis TB di akhir bab ini
fiJ sputum BTA 3x SPS R foto toraks berupa
infiltrat/kavitas di apeks paru.
Kasus baru Belum pernah berobat ATAU pernah Jika pasien minum obat, misalnya 3
menelan obat <4 minggu (1 bulan) minggu, lalu berhenti, pasien ini masih
termasuk kasus baru - tidak
Jika pasien pernah menelan obat >4 minggu, maka dapat
mempertimbangkan hasil pemeriksaan
digolongkan menjadi:
Riwayat pengobatan sebeiumnya tidak
Kambuh Pernah dinyatakan sembuh, lalu BTA
jelas, maka tergolong pasien dengan
kembali positif / klinis positif kembali
riwayat pengobatan tidak diketahui
Diobati kembali Pernah diobati, dinyatakan gagal
setelah gagal pada pengobatan terakhir
Diobati kembali Lost to follow up: pernah diobati, lalu
setelah putus obat tidak minum obat lagi (dulu disebut
defaultl
La in-la in Riwayat sebelumnya tidak jelas
Kategori 1 : 2(RHZE)/a(RH)3. Diberikan untuk pasien TB paru Jika menggunakan KDT (kombinasi
kasus baru, yang terkonfirmasi secara bakteriologis, klinis, dosis tetap):
sesuai
12 - 18 t1s) 750 mg 1-.000 mg
BB
.4. s:3
PA DI
Respir*lagi
Pemantauan terapi dilakukan dengan pemeriksaan ulang BTA. Minimal dilakukan pemeriksaan
sebanyak dua kali (S - P), dan dinyatakan positifjika setidaknya salah satu di antaranya positif.
Jika pasien sedang dalam pengobatan OAT kategori 1, lalu...
pemeriksaan BTA akhir BTA negatif segera mulai tahap lanjutan, ulang BTA bulan
fase intensif (2 bulan) ke-5 dan akhir pengobatan
BTA positif mulai tahap lanjutan, TANPA SISIPAN, periksa
ulang satu bulan kemudian - pertimbangkan uji
resistens i
bulan ke-5 atau lebih BTA negatif lanjutkan pengobatan sampai selesai, periksa
(selesai pada bulan ke-5) BTA di akhir pengobatan (bulan ke-6)
BTA positif GAGAL - jika ada fasilitas, lakukan uji resistensi,
jika tidak ada lanjut ke pengobatan kategori 2
(terduga MDR)
Bila klinis (-) dan SGOT/SGPT >5x. stop OAT hepatotoksik. Jika R penyebabnya, maka regimen
akhir menjadi 2HES/10HE
Kondisi lainnya: OAT lanjutkan dengan pengawasan ketat.
Jika H penyebabnya, maka regimen
Sambil menunggu normalisasi klinis dan lab, berikan akhir menjadi 6-9 RZE
streptornisin DAIJ etambutol.
Gangguan fungsi hati berat dan tidak
dapat menerima salah satu dari R atau
H, regimen akhir menjadi 18-24 5E +
eetelah klinis normal dan lab mendekati normal: mulai obat
satu obat fluorokuinolon selain
yang paling tidak hepatotoksik, yakni R, lalu 3-7 hari kemudian siprofloksasin.
berikan H. Hindari pemberian Z karena paling hepatotoksik.
Selalu evaluasi klinis dan lab.
MDR-TB: multi-drug resistant TB; resisten setidaknya pada
rifamisin DAN INH
XDR-TB: extensive drug resistant TB: MDR-TB + resistensi
setidaknya pada 3 dari 6 obat TB lini kedua
Tidak ada perbedaan regimen terapi TB pada kehamilan dan
menyusui. Semua OAT dapat dikatakan aman untuk
kehamilan, kecuali golongan aminoglikosida (streptomisin)
|.).
-b
PADI
ENSIKLOPADIS
BUKU RANGKUMAN MATERI
(segera setelah toleransi) berikan ARV. ARV yang terpilih mempertimbangkan hitung CD4'
l$* :rliirr*ik
tr . -.:rir? ::,-.-
.
: l'*m*ex:** i*1**1al 1
llimt*i.titj';kili, :
i |$dri!.8$1..-,. _..: :
:
l-
i t*lan*'ri*erli :rar!.{ai, :
ir"r,,r r.,".. I
t::::: t1141 $
iS*[6t*ia*x :"': 1
0.
&?
pn Dt
Respirnlagi
' -- l:"
i
a
| $kry-e I
f-r€l
I Doetqari ir--_*n
i f**;;;l
! L----ryJ
i
I pa'*"d* ur ll rrapatlsr' | ; i :
I rumr(uot.i il ia'rnalervJ, I r
./lJr*-*-ll
J['":"Jil" ll
r["''[ii
'liri#i"'
ll I"rpueqsta
I| | ao+et''; I F,E**l F#;l
I 'n I
.1."*r,", i
T'b^*r. I
)
I t,*rt.*". ll
ul
t:watt*ti 2
r a*
ii:i:J
*"
,}afr lgt?i
I
ryry I
l,
t'lJ :lR I
I ut.uos 1lrri,wl_
*"*J#ai, r$rir
$18 tttu r d;--l r;;T il
TerapiTB anak menggunakan regimen TB anak. Minimal 3 'etambutol dapat diberikan pada
macam obat digunakan untuk mencegah resistensi kasus TB anak yang berat, atau TB
anak BTA positif pada anak
.Jika diagnosis TB tegak (lihat kriteria diagnosis di atas), maka
terapi dapat menggunakan regimen ZRHZ/4RHt
Apabila kriteria diagnosis TB anak tidak terpenuhi, dikatakan
bahwa anak tidak sakit TB (walaupun dapat sudah terinfeksi).
Anak dapat diberikan dua macam profilaksis menggunakan
INH (PP INH), yakni:
. Profilaksis primer: untuk mereka yang memiliki kontak TB, tes
tuberkulin negatif, INH 5-10 mg/kgBB selama 6 bulan
o Profilaksis sekunder: jika anak terinfeksi TB (tapi tidak sakit
TB), tes tuberkulin positif namun tidak memenuhi kriteria
diagnosis TB anak, INH 5-10 mg/kgBB selama 9 bulan
: demam,
Fneuvyl*ni;r Peradangan/inflamasi parenkim paru, terutama terkait # pada kasus rawat jalan, perlu .iuga
kasus infeksi (bakteri dan virus). Keluhan klinis berupa mempertimbangkan komorbiditas
pada pasien, seperti penyakit jantung,
demam, sesak napas, batuk berdahak mukoid/purulen (dapat
penyakit hepar. Pada pasien dengan
batuk kering), nyeri dada. Pada orang dewasa dan
komorbiditas, dapat menggunakan
imunokompeten, pneumonia sebagaian besar bersifat
fluorokuinolon respirasi
pneumonia lobaris (bandingkan bronkopneumonia) (moksif loksasin, levof loksasin) sebagai
.0.
"6
PADI
ENSIKLOPADI
BUKU MNGKUMAN IVATERI
Bukan pneumonia Tidak ada napas cepat dan sesak antibiotik oral: amoksisilin atau
kotrimoksazol. Antabiotik parenteral:
(hanya batuk, demam).
beta-laktam (ampisilini atau
Simptomatis saja. kloramfenikol.
Pneumonia Am
Antibiotik oral.
Pneumonia berat Ada napas cepat" dan sesak (sesak
ditandai dengan retraksi dan napas
cuping hidung). Rawat inap dan
antibiotik parenteral
Er*nkierlitis @ tnfeksi respiratory synctivio! virus (RSV) mengakibatkan Bedakan dengan kasus croup
episode mengi pada anak (umumnya <2 tahun, didahului ISPA {laringotrakeobronkitis), di mana klinis
atas seperti batuk, pilek), demam sub-febris, dan sesak napas. berupa batuk seperti menggongong
dengan riwayat infeksi sebelumnya.
4 Demam, sesak, ekspirasi memanjang, retraksi, wheezing Tatalaksana dengan kortikosteroid.
sering disertai ronki basah halus, perkusi hipersonor
R foto toraks: dapat normal hingga kesan hiperinflasi paru
* Oksigen, suportif (antipiretik jika demam, cairan dan kalori
cukup), antibiotik (ampisilin, kloramfenikol, sefctaksim) jika
dicurioa infeksi sekunder, bronkodilator (salbutamol inhalasi)
namun bukan pilihan utama
0
a1<
e&
b
PADI
Respirol*gi
atau pasien. Ekspirasi memanjang, mengi ekspirasi, retraksi Asma persisten sedang: tambahian
dan penggunaan otot bantu napas pada serangan berat pengontrol glukokortikoid inhalasi
R npf (arus puncak ekspirasi), terutama saat sesak napas. dosis sedang
5t"$
0
:t;
b
PA DI
'-''T:-?:f.?im,
Spriometri menunjukkan prediksi, foto polos
VEP1 < 80%
gambaran emfisematosa (lusen, batas paru turun mendatar,
jantung pendulum)
* Sa"t fase akut: oksigen, bronkodilator (ipratropium,
salbutamol), steroid inhalasi, oksigen, dan antibiotik (sebagian
kasus eksaserbasi akibat infeksi). Jangka panjang: edukasi
untuk stop merokok.
radiopaedia.org
Ke tatro*l'l FleuR*
4 Nyeri dada saat bernapas, khas pleuritik (saat menarik dengan istilah efusi pleura hemoragik
.4.
-i"
PADI
Respirnlngi
Membrane Sisease,
R poto polos: gambaran retikulogranuler
H1\,ID}
* Dicegah dengan pemberian kortikosteroid sebelum lahir.
Jika sudah mengalami kondisi ini memerlukan surfaktan
eksternal yang diberikan secara intra-trakeal.
Resusitasi ruscnatus I
I
I
SOi monnoting
l
v
HR blow r 00?
''"' t
"--T *
-,'./"'^n-u
r".:l*"::l.;"
,.."
'" tI
cbateryrsbG I
Sepsis l**s*atarxm Faktor risiko: umumnya terkait maternal (ketuban pecah Sepsis neonatorum memiliki
&7. ,!..
,:li.
PA DI
ENSIKLOPADI9
EUKU RANGKUMAN MATERI
KnnDTovASKULAR
DRsnn-DRsnR KARDTovASKULAR
Auskultasi Di mana auskultasi dilakukan?
Katup aorta Katup Katup mitral Katup
pulmonal trikuspid
Sela iga Sela iga kedua Sela iga ke-4/5 di Lower left
kedua kanan kiri linea sternal border
midklavikularis (LLSB) sela iga
kiri {apex cordis) ke-4
Sunyi 51- suara jantung yang terjadi di fase sistol, akibat penutupan
Jsnti",{nS katup mitral dan trikuspid lngat, bunyi jantung normal terjadi karena
i{ormai penutupan katup bukan karena
52 - suara jantung yang terjadi di fase diastol, akibat penutupan pemgu*aar+a+up
katup aorta dan pulmonal (pada keadaan fisiologis, terdapat
sedikit jeda antara penutupan katup aorta dan pulmonal, yang
dikenal dengan istilah physiological splitting of 32).
ft!-i^4 Selama 51 dan 52 Setelah 51 (ejection Selama 52 dan 51 Setelah 52 (late
!iE|!!ns
{pansistolik) systolic murmur) (diastolicmurmur) diastolicmurmur)
Ahnr:rn:*i Jika terdengar di Jika terdengar di Jika terdengar di Jika terdengar di
katup mitral: katup aorta: stenosis katup aorta: katup mitral: stenosis
regurgitasi mitral aorta regurgitasi aorta mitra I
An:€I or di" ! sl J
l
Dengan demikian: detik = 25 mm = 25 kotak kecil = 5 kotak besar. 1
kotak besar = 0,2 detik. 1 kotak kecil = 0,04 detik.
.{ 93
"i-
PADI
Kardiovaskul.ar
il.,
't
t1
Normalnya : laju QRS 60-1-00x/menit. >100x/menit: takikardia; 300 dibagi jumlah kotak sedang di antara R
<60x,/menit: bradikardia -R
300 150 f00 75 s0
:: 5g atau
ir:
1500 dibagi jumlah kotak kecil di antara R -
!"li
..!.. .i.
R
i ".i.*.. .;
i.."i.r., i.i !:
i
.I I 1
. ]:: /' : j: ]
Jika irama jantung iregular, tentukan
jumlah QRS di dalam 6 detik (30 kotak
Heart rate betrrYeen '75 & 60 or - 70 /-min besar), lalu kalikan 10.
d
rriiii:
.
i
L,-.-. -... ,- l**"
*
4..
,tl ;<U
d:: ;--
ilV{ 1
j
,l'
$ ,E,
96 i +S'^oo'
1.'j !
f +'4
1
,"J;\.
: '--a.t. .._ f ---1,t-4 ."t ':,\
al l ri!'1.
Cara menentukar, aksis:
e8 -0.
PA DI
'^'ii-?:3-?Jm-,
Li'rr{ii}il4: Gelombang atrium, sehingga baik
P menggambarkan depolarisasi
I'l:r': menggambarkan kelainan atrium. Perhatikan apakah terdapat P
mitral atau P pulmonal. r,*hrA!$*l
i{yps$*SW
Apabila terjadi:
Right atrial hyperthropy: maka tampak bentuk P pulmonal
Left atrial hyperthropy: maka tampak bentuk P mitral
l*{t Alrifi
gp*tr*pfu I'L
Pemanjangan interval PR dapat ditemukan
i
pada kondisi seperti AV blok tipe l.
Sementara pemendekan interval PR terjadi
pada kondisi sindroma pra-eksitasi, seperti
1
sindroma Wolff-Parkinson-White (WPW)
:, i .
il
itl
: l1
oxs ..i l
a:1 ii
1:1
I :) ,i:
, tll
'
' ri ,
:i ,
,1 -- ^\
<l rs
Contoh gelombang QRS yang lebar (sekitar 5 kotak: 0,20 detik) ' tur n6r$50i1c l
0.J2 sean4s
melebarnya QRS dapat menggambarkan konduksi ke ventrikeltidak
normal. Pada gambar ini, pasien mengalami RBBB (right bundle
branch block).
Segmen ST normalnya isoelektrik. Elevasi atau depresi segmen ST Terdapat kondisi lain yang mengakibatkan
dapat menggambarkan infark miokardium. gangguan segmen ST, misalnya pada
perikarditis iST elevasi persisten Ci hampir
seluruh lead), dan [V-strain (akibat terjadi
pembesaran ventrikel kiri secara abnormal)
l
I i. l
i.ii
ti':':'tt\ -.: -,!::-,- '11I l
: , .::::
rh+.,,,....-,,>,:,,.a.
i' :,',
.
q.
"I
r1"l
PADI
Kardiovaskular
Farmakologi Anti-hipertensi
1.. ACE inhibitor (cth: captopril) : menurunkan aktivitas
sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS). Pilihan utama pada
HT Vang disertai dengan DM untuk mencegah terjadinya
mikroalbuminuria dan komplikasi gagal ginjal kronik.
Efek samping : batuk kering akibat peningkatan bradikinin ) bisa
diganti dengan ARB (cth: valsartan). Kontraindikasi : ibu hamil,
stenosis arteri renal bilateral.
2. Tiazid (contoh: hidroklorotiazid/HcT) ) Efek samping:
hipokalemia, hiperurisemia. Kontraindikasi relatif pada gout,
dislipidemia, dan DM.
3. Beta bloker (propanolol): hambatan reseptor beta-1
jantung ) Efek samping : bronkospasme. Kontraindikasi pada
l€
PADI
asma dan AV Blok. Beta bloker selektif jantung : bisoprolol,
karvedilol, atenolol.
4. Metildopa - bekerja secara sentral ) obat hipertensi
terpilih pada ibu hamil. Alternatif pada kondisi ibu hamil:
nifedipin.
5. Calcium channel bloker ) golongan dihidropiridin
(nifedipin) : Efek samping; edema, flushing karena bersifat
vaskuloselektif. Golongan non-dihidropiridin (verapamil,
diltiazem). Efek samping: bradikardi karena dapat bekerja
langsung di jantung.
Krisis l*iiBerte*Ei Krisis hipertensi : saat TD > 18O/12O, terbagi menjadi: Cara menghitung MAP (mean arterial
pressu re)
H ipertensi Ada kerusakan organ (otak, retina, jantung,
MAP: (sistolik + 2 x diastolik)
emergensi ginjal) secara objektif ) turunkan tekanan / 3
dodo
5indrcma Kebutuhan oksigen miokardium > suplai oksigen oleh pembuluh Enzim yang terkait dengan sindroma
Kcr*ner Ak*t koroner akibat adanya sumbatan di pembuluh darah koroner. koroner akut:
Terjadi secara akut akibat terjadinya ruptur plak. Mioglobin : paling pertama
meningkat setelah onset {dalam 1
jam), kembali normal dalam 6 l2 jam,
Klasifikasi Gejalatipikal EKG Enzim tidak spesifik untuk infark miokard
Jantung (jarang dipiiih dalam pemeriksaan)
Angina stabil tidak termasuk dalam ACS. Angina stabil muncul saat
beraktivitas, frekuensi dan berat nyeri relatif tetap sama,
membaik dengan istirahat / pemberian nitrat sublingual.
Umumnya EKG tidak menunjukkan kelainan yang bermakna. Perlu
pemeriksaan lebih lanjut seperli treodmlil (stress test), bahkan
pemeriksaan invasif (seperti angiografi) untuk menentukan
penatalaksa naan selanjutnya.
.0. s7
PADI
Kardiovaskular
MONACO (morfin, oksigen, nitrat, aspirin, clopidogrel, dan obat Pemberian nitrat: harus pastikan TD
Medikamentosa:
ACE lnhibitor Memperbaiki gejala dan Biasa diberikan pada
Hr{enla Faru Akut (? Keadaan dekompensasi fungsi ventrikel kiri secara akut
kra n ia I isa si
0
:rdl
P,ADI
ENSIKLOPADI
EUKU RANGKUMAN MATERI
* Pertolongan pertama : panggil bantuan, jika tidak ada nadi, Ventrikel Takikardi, Ventrikel
PEA merupakan gambaran EKG selain asistol, VT, dan VF yang jika
dilakukan perabaan nadi karotis, tidak terdapat nadi. Gambaran EKG yang tidak dapat di-
shcok (tidak perlu defibrilasi), yakni:
Fenyakit J*.ltr!*g Pasien tidak biru saat presentasi awal, namun seiring PDA lpaten duktus arteriosus)
$nnra.tn berjalannya usia dapat menjai biru (pembalikan pintas menjadi merupakan kelainan kongenial
Asiunmsis {Fintas kanan ke kiri, disebut sebagai sindroma Eisenmenger) ter'ranyak pada bayi yang lahir
prematur maupun rubella kongenital
i{rfi - Ni*nsnl Gambaran khas:
VSD ASD PDA
0
,:J:;
gg
'q'
PADI
KardiovaskuLar
Penyakit Jantung Pasien langsung sianosis sejak lahir. Disebabkan oleh pintas
Eawaan Siancsis dari kanan ke kiri.
{P;ntas Kanan -
Tetralogy of Stenosis pulmonal, VSD, overriding aorta,
i{iri! Fallot (TOF) serta hipertrofi ventrikel kanan
Tet spell ("pasien jongkok")
Boot-shaped heart
Boot-shaped heart
Transposition of Arteri pulmonalis yang keluar dari
Great Artery ventrikel kiri, sedangkan aorta keluar
(TGA) dari ventrikel kanan.
Oval-shaped heart (seperti telur)
Oval-shaped heart
Syok !-lem*ragik @ Bentuk khusus pada syok hipovolemik, yakni karena kehilangan
darah
* Resusitasi cairan (kristaloid, jika darah sangat banyak
memerlukan transfusi darah berupa whole blood)
$y*k l{ardicgenik @ Kegagalan pompa jantung akibat kelainan kontraktilitas Dopamin jika gejala syok lebih
maupun irama jantung dominan, jika sudah mulai perbaikan
dapai diganti dengan dobutamin
* Pastikan cairan adekuat, baru gunakan inotropik (dobutamin,
TD sangat rendah (sistol <70 mmHg)
dopamin)
mungkin memerlukan bantuan
vasokonstriktor seperti norepinefrin
.?.
;ti.
b
PADI
ENSIKLOPADI
BUKU RANGKUMAN MATERI
6PR 2 min
r lV/lO access . Bipha:ic: llanrlactuter
&,_omnl.nrldlrLn tr{r. rnili.tl
dose of '2n.lolr J, i' unkrroKn.
u$- marlmulrl 1vi'ilhlP
Socunr l alcl )ill\mJer)t cl.ses
+./ slrc'rl.l h. ,alrjr!1|!jr11. Jn(l hrr!x I
dDl' " mti o? co:,< LJ*'cd
. Manoph€sic: l.6c .J
'!. .,i
7i,f.f tUv.!16$$l..11/,ilt:l;.:;i!j:8I.i:,;1::9i1$S]
WMillt\i/:x:{;ti:;11+T;.:tii'! N:;t$ft
. Epinephrine lV/lO dose:
Irl!Fi:nt3;ln"'le! :
"w
.t {r I
"r..
:t:.
[,
pAnt
Kardiovaskular
z.L I
V
'o Narrow regular:50-100 J
Narrow irregular: 12A-20O J
biphasic or 200 J monophasic
i :=.., l@ntlfy and treat undlt'lyirg caus€:-. r i, I r
.
Wde regular: 100 J
, . Mainlain.patent airway: assist breathing ffi necessary Wide irregular: defibrillation
, . uxygen (ll nypoxemlc) dose {not synchronized)
; . Cardiai monl'tor to ldentify rhythm; monitor blood Adenosine lV dose:
lrriof,*:f:,?.,91*'"i1,,
i rrri. ll j First dose: 6 rng rapid lV push;
i follow with NS flush.
g/ f"--*
Fersietsnl 4
L::::tl.*::, 1L.Tn r*::.r-d:.
Antiarrhythmic lnfusians for
Stable Mde-QRS Tachycardia
"
q.
A{JA
\,
P,A D!
ENSIKLOPADIS
BUKU RANGKUMAN MATERI
3- tI
- /'t pergistgnt
t"...
,/ bradyarrhythrnia:causing:
Sin /' .HYPolensicn?r,'.
Monitor and observe <---
,'., .. Signs of shock?
lschemic cliest disConrfort?
u: r dr:,,r-
L Scp-te feart iai!r=r.e.:?.-; ,;u
Atr6Fin6
Atropine lV dose:
if atropine ineffective: First dose: 0.5 mg bolus.
. Ttanscutaneous pacing Repcat pvery 3-5 minules.
ol lr,4arimunr: 3 mg.
. Oopamine infusipn
:': :.:r. :::,r' : i'.::.:Of Dopamine lV infusion: :
Usual infusion rate is
:.:FF f,. ,liie, ifilu$i"P;
.
. --l
2-2O mcgtkg Per nrinule.
Titrate to pJtient respOnse;
taper slor,vly.
Gonsiden Epinephrine lV infusion: I
I
2-10 nrcA per minute i
:i? FXS*d son*Ltlta'tiron : ;
0
a.j1.:
t"s3
Pa nl
Ka rd iovasku la r
symptqm..s.=3rts_q,-!|.,r,Esii"3ltnmif;,f
--t-- l,ll,",i,fl'if,ijf.'n
t
, : Elll$ as$€€iirritt end i:ar€,:and hospilat prsFAratiol: -
M6hitof, suppc.rJ AtsCs, 8e,p,lqpared to:p{ovide,CPfl ar,id qe.f!qai!e.t!94; ,:ri
l
I
f
EG€ intarprchtian
a
Repertusion goals:
Therapy defined by patielrt and
center crit6ria
? Ooor'tQ-balloon inflation
.-IPC|) goal ol gP mlnute$
r -?aotiointedl€ f ibrinolysisl
.;;:qpal pl 30 mtnul€s
=
O 201 5 Alnerican Heart /\-sscciation
1*4 .l:\l.l
"ADI
lluu KTSEHATAN MaSynRAKAT -
BToETTKA
Five Star D*ctcr Care Provider Penanganan menyeluruh meliputi masalah fisik, mental, dan sosial;
preventif, kuratif, dan rehabiltatif. Membeikan pelayanan dengan
standar terbaik lhighest qualityl
Decision Maker Mempertimba ngkan cost-effectiveness dan benefit vs risk;
memutuskan penggunaan teknologi penunjang secara efektif
Communicator Promosi individu, keluarga, komunitas menuju gaya hidup yang
sehat. Memberdayakan masyarakat menjai partner dalam promosi
kesehatan
Community Leader Mampu menempatkan diri sehingga mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat, mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama
masyarakat dan individu, serta mampu menjalankan program sesuai
kebutuhan masyarakat
Manager Bekerjasama secara harmonis dengan individu, organisasi, dan bidang
non-medis untuk kebutuhan pasien dan komunitas, melakukan
perencaan dan manajemen pelayanan kesehatan, serta
memanfaatkan data kesehatan secara tepat
l*v*l of Pr€ve!it;sn Primer Reduksi faktor risiko sebelum muncul Primer: edukasi dan promosi gaya
NO DISESASE penyakit. Meliputi health promotion dan hidup sehat, program kesehatan
lingkungan, imunisasi
PRESENT specific protection
Sekunder Gejala muncul dan penyakit sudah terjadi, Sekunder: mamografi untuk deteksi
DISEASE HAS tetapi pasien belum mengetahui. Meliputi dini Ca, pengobatan hipertensi pada
pasien tanpa komplikasi, tatalaksana
OCCURED early diagnosis and prompt treatmeni
demam berdarah Cengue
Tersier Penanganan untuk menurunkan
D!SEASE !1AS progresivitas penyakit, nrencegah Tersier: rehabilitasi pada penyakit
jantung simptomatik kronik,
ADVANCED komplikasidanmeningkatkankualitas
rehabilitasi pernapasan pada pasien
hid u p.
PPOK
Meliputi ciisability limitation dan
rehabilitation
5as*rar: Frnrnnsi Sasaran Primer: sasaran langsung dari promosi kesehatan Primer: ibu hamil
Kesql'ratan Sekunder: kepala desa / tokoh agama
Sasaran Sekunder: tokoh yang dihormati/disegani oleh sasaran
Tersier: Dinas Kesehatan
primer
Sasaran Teriser: pembuat keputusan, penentu kebijakan
,0- 1iJ3
b
PADI
lrnu Kes*hatan Masyarakat ,- Bioetika
Pengadaan bakti sosial di iawa Barat dilakukan oleh tenaga Perbedaan jenis bahasa, tata bahasa,
medis dan paramedis yang tidak memahami bahasa Sunda dialek, serta jargon/istilah medis
Pasien hendak bertanya kepada dokter dengan berkata, Dugaan/persepsi pasien yang belum
"Dokter, saya ingin bertanya.", lalu Dokter memalingkan tentu sama dan benar
perhatian dan menatap pasien, yang dipersepsikan pasien
bahwa Dokter "galak" dan pasien tidak jadi bertanya.
Pasien yang enggan menceritakan keluhannya kepada dokter Ketidakmampuan secara pribadi untuk
dengan lengkap mengetahui dan menangkap informasi
secara jelas
Ketiadaan/kurangnya rasa ingin tahu dokter dalam menggali
riwayat penyakit pasien
Pasien perempuan yang memiliki keluhan benjolan pada Perbedaan jenis kelamin dapat
payudara menolak diperiksa oleh dokter laki-laki memengaruhi interkasi dokter-pasien
Pasien dengan karsinoma kolon stadium akhir, berada dalam Keterlibatan emosi pemberi maupun
fase deniol dan sulit menerima apa yang disampaikan oleh penerima informasi
dokter.
Dokter yang baru pertama kali berhadapan dengan pasien
secara langsung "gugup" dan "cemas" sehingga tidak dapat
melakukan berkomunikasi dan melakukan pemeriksaan
dengan baik
t/^^,.*;t,^^i r{^!"&it
Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan terbuka
atau pertanyaan tertutup
Dokter mendenga secara aktif, dengan memberikan umpan
balik, refleksi isi, refleksi perasaan, dan merangkum
Dalam memberikan informasi, dokter menggunakan bahasa
sederhana, jujur, benar, serta lengkap
Dokter tidak memotong pembicaraan, tidak mencela, tidak
melakukan asumsi, tidak melakukan evaluasi, tidak
melecehkan (baik secara verbal maupun non-verbal)
$ik{us [.f idup 1. Pasangan baru menikah, tanpa anak
K*truarg"r 2. Keluarga dengan bayi (anak tertua berusia 0-30 bulan)
3. Keluarga dengan anak prasekolah (anak tertua
berusia 30 bulan - 5 tahun)
4. Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua
berusia6-12tahun)
5. Keluarga dengan remaja (anak tertua berusia l-3-20
ta hu n)
6. Keluarga dengan dewasa muda (anak pertama mulai
meninggalkan rumah hingga anak terakhir)
7. Keluarga paruh-baya (tidak ada anak tinggal serumah,
hingga masa penisun)
8. Aging fomily members (masa pensiun hingga
kematian)
5. lmplementasi solusi
6. Follow-up
keluar tersebut.
Sahay* F*i*nsiaI FISIK Radiasi, temperatur, bunyi (bising), listrik
KIMIA Zat kimia, baik padat, cair, dan gas yang dapat menimbulkan efek
BIOLOGI Agen biologis, seperti hewan, darah, iamur, gigitan serangga
PSIKOSOSIAL Lingkungan kerja dengan "bully-ing", beban kerja yang terlalu tinggi,
tidak ada rekan kerja
ERGONOMI Posisi tubuh yang menimbulkan stresor, seperti tinggi bangku, gerakan
beru lang
l{edskter*n Nilai yang dianut dalam kedokteran keluarga (Jamily medicine)
Kcluarga adalah:
Pendekatan holistik, yang artinya tidak hanya fisik melainkan
psikologis dan sosial
c,
J**is &ujuk*n lnterval: wewenang kepada satu dokter konsultan dalam Perhatikan keterangan "dalam jangka
llfit*r-tlskter jangka waktu tertentu, tanpa campur tangan dokter primer waktu tertentu" yang menandakan
bahwa pasien akan dikembalikan ke
dalam jangka waktu tersebut
dokter primer setelah masalah yang
Split: wewenang kepada beberapa dokter konsultan dalam dikonsultasikan telah selesai-
jangka waktu tertentu, tanpa campur tangan dokter primer
dalam jangka waktu tersebut
Collateral: wewenang dan tanggung jawab diserahkan ke pada
dokter lain khusus untuk masalah tertentu (dokter primer
tetap campur tangan)
Cross: wewenang dialihkan sepenuhnya ke dokter lain (alih
rawat)
jenis &ujuk*n Rujukan horizontal antar-instansi yang setara Horizontal: ke sesama puskesmas
Antar-lnst**si Vertikal: puskesmas ke RS
Rujukan vertikal antar-instansi yang tidak setara
F*sy*nd* Program wajib: KB/KIA, gizi, imunisasi, penanggulangan diare
Kader Posyandu, Cakupan Program Program Tambahan
Jenis
Penyelenggaraan Wajib dan Dana Sehat
Pratama (Merah) .q
<50% Tidak ada
Madya (Kuning)
"?. 3*7
"b
PADI
irlmu Kesehatan Masyarakat .. Bioetika
Srarrsrrr VnRl
lnsidens jumlah kasus baru dalam suatu kurun waktu Populasi yang berisiko terkena kasus
penyakit tersebut.
jumlah populasi berisiko (pertengahan kurun waktu)
Frevalens jumlah kasus (baru dan lama) dalam suatu kurun waktu Contoh: jika kasus adalah kanker
payudara, populasi yang berisiko
jumlah populasi berisiko
adalah wanita, usia >40 tahun
misalnya
3G* -$"
iih
"b
PA DI
W*bah Kejadian luar biasa dengan jumlah kasus yang lebih besar,
daerah terdampak yang lebih luas, waktu yang lebih lama,
serta dampak yang ditimbulkan lebih berat
_0"
itt i"*9
.L
PADI
llmu K*sehatan Masyarakat : Bioetika
dalam bentuk tertulis (written consent - tanda tangan surat disinonimkan dengan written consent
saja
persetujuan ) maupun dalam bentuk lisan (oral consent - "Ya
dok, saya setuju")
in':griied t*nse*t lnformed consent yang diberikan secara implisit (tersirat) oleh Umumnya untuk tindakan rutin dan
pasien dengan menarik kesimpulan dari sikap pasien yang risiko tidak besar, seperti pasien yang
mengangguk ketika akan dilakukan
menyatakan persetujuan (lihat catatan di presumed consent)
pungsi vena
Fresurncr.{ Ct:nssn* lnformed consent yang diberikan secara implisit (tersirat) oleh Pasien yang tidak menyampaikan
pasien dengan menarik kesimpulan dari sikap pasien yang penolakan dianggap setuju dengan
prosedur, karena prosedur tersebut
tidak melakukan penolakan.
merupakan suatu "general
Contoh: pasien yang datang ke IGD karena luka di kaki, lalu knowledge".
lukanya dibersihkan. Dianggap bahwa pasien yang datang ke
IGD pasti ingin dibersihkan lukanya. Hal ini karena sudah
Catatan: beberapa literatur
dianggap suatu "general knowledge" bahwa pasien yang
menyampaikan bahwa presumed
datang ke IGD karena luka, pasien ingin dibersihkan lukanya. consent adalah bagian dari implied
Dalam hal ini, pasien tidak memberian persetujuan secara consent, bahkan merupakan sinonim
eksplisit, maupun tidak ada sikap setuju seperti mengangguk. dari implied consent
Pasien juga tidak memberikan penolakan. Dengan demikian,
dianggap pembersihan luka tadi sudah disetujui oleh pasien
melalui presumed consent.
lnf*rm*rj RrfusaN Penolakan tindakan medis, karena hakikatnya adalah hak asasi Termasuk untuk tindakan minor,
seorang untuk menentukan apa yang hendak dilakukan semua penolakan harus tertulis.
terhadap dirinya. Pasien yang tidak ingin diukur TD
harus ditulis daiam rekam medis,
Penolakan dinyatakan oleh pasien (refusal) setelah pasien
karena jika (suatu hari) pasien
diinformasikan tentang risiko tindakan dan konsekuensi
mengalami komplikasi, seperti stroke
(informed). perdarahan dan tidak ada catatan TD
Penolakan tindakan medis HARUS BERSIFAT EKSPLISIT di rekam medik, dokter dapat
dipersalahkan karena dianggap lalai
TERTULIS (\IJRITTEN) karena dalam hal terjadi efek
tidak melakukan pengukuran TD.
samping/komplikasi akibat tindakan medik tersebut (yang
dinilai dokter tersebut perlu dilakukan) tidak dilakukan atas
kehendak pasien, dokter yang wajib melakukan pembuktian
secara hukum.
lL ItJ "q.
u
PADI
Trpe Ruunu Sarrr
Konsep
ffiE{$Tt$HAffi EEr*f,E* ffi}S$,E*fiAL ilt} BS sfrEG*SeeKAfiI FEK}#EF{XE5 56/X9 .4
&$es{.5
l{s ffiuslitss! Temagg
id E C D
f'glrsssB X$sdi& kesE
I fuHigUm;rlri ls L} s {
? &oHs Sisi .* I 't
J1g4jr"wl
I.;grs.ess S's*ai*IiB Elasss ttuiS*g
1" Fenlrekit dslram 5 3 I
g-
q
F{sgehetws sqsk 6 l ! 1
EBdHlt tr 1 1
+" {},hstefiri & ejneamEu,fri 6 J l
I '1r*stesiulccf 3 I
ts*rliir*lrtei ] ! t I
Ja Fatslcrd l{Er*flr J I
Fg*esX*,si 3 3
3..
'lxs**elai
${*bsh{lftsst ftrrissj&
lr4bix:r* ?ie**.
L.es*ll*x &,4*si,n1** l*lp & bidsss k*** *d*
It
t &dgta 3
Telivrr.* FlldalxeT*:* ffdr ltl & !
d_ $,.qarsf I 4
'kslwrc*d: 3 !
.1
g, !"ir*l*sri
K€deh mnffisf 3 t
11 &s*eb ruegfilr 4 2
ln A*dst#*ras S'*rqmsik : {
!.*nirrx*i
il,Je& s*g
L*v*n*t* S.sS &re*,ei*li* ? bi$rs*
!. Esdstu t I
Fernekit IlEl*sF
IqsEaksi&}r ,{%*}q ']
+. tlb,stebi ders #illdmlnsj
*in** I c
?elix*.n t{i$uanr'Ts*"ca:re>k a, :
5y.*&{ :
J*st**tr€ *erl Fek*&vil*h n3*tr**t 3
€u$i **-n Xx*"*u* 3
a
11
'Ilsa
Fnn* !
f+ fJrth.:-r*lprrii T ?
tq l-Irqrtoai i !
li
Giei nr*3ut I T
0
3i4 ^!" -L r
b
PADI
Konr ErN KroomrRnru lruuorursta KODEKI
*angkurnan . Pasal 1: menjunjung tinggi dan menghayati sumpah
x0nfrKt,7$l"p dokter.
.Pasal 2: pengambilan keputusan secara profesional.
.Pasal 3: tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang menghilangkan
kebebasan dan kemandirian profesi.
.Pasal 4: perbuatan yang memuji diri sebaiknya dihindarkan'
.Pasal 5: persetujuan pasien/keluarga untuk informasi yang
berpotensi melemahkan daya tahan fisik dan psikis.
.Pasal 6: Berhati-hati dalam menerapkan
penemuan/pengobatan baru.
.Pasal 7: Surat keterangan hanya jika memeriksa pasien
tersebut.
.Pasal 8: pelaynaan kompeten, dengan kasih sayang'
.Pasa! 9: bersikap jujur.
.Pasal 10: menghormati hak pasien, sejawat, tenaga
kesehatan lain.
.Pasal 11: melindungi hidup makhluk insani.
.Pasal 12: aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan
fisi k-psiko-sosiio-ku ltu ral.
.Pasal 13: kerjasama lintas-sektoral.
.Pasal L4: tulus ikhlas untuk kepentingan pasien, merujukjika
tidak mampu.
.Pasal 15: memberikan kesempatan pasien berinteraksi dengan
keluarga/penasihat, beribdah.
.Pasal 16: merahasiakan segala sesuatu tentang pasiennya.
.Pasal 17: pertolongan darurat wajib dilakukan.
.Pasal L8: memperlakukan teman sejawat sebagairnana ingin
di perla kukan.
.Pasal 19: tidak boleh mengambil alih pasien, kecuali secara
etis.
.Pasal 20: wajib memelihara kesehatan diri sendiri'
.Pasal 21: mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
0 1"3.3
b
PADI
RrsET DAN BlosrnlslK
Drsnrn Prrurlrranr
*bser,rasi*n*[ Ciri khas: tidak ada perlakuan / intervensi, hanya diamati. Penelitian potong lintang TIDAX
menghasilkan kesimpulan sebab
Laporan Kasus (case report): laporan lengkap profil suatu
akibat (kausalitas), melainkan hanya
penderita, untuk kasus langka atau kasus baru asosiasi.
Seri Kasus (case series\: gambaran beberapa penderita yang Contoh kesimpulan:
sama Merokok berhubunqon denqqn kanker
poru
Potong lintang (cross sectionall: penilaian sewaktu terhadap
( B U K A N ne+ekek-rnenyebabka+
individu, menilai asosiasi bukan kausalitas. Keunggulan: relatif l<aakeqs+u)
cepat dan murah. Menghitung risiko relatif / relative risk
(RR).
Kasus kontrol dan kohort dapat
Kasus kontrol (case controll: penilaian retrospektif, umum
meneliti hubungan sebab akibat.
digunakan pada kasus jarang/langka. Terdiri dari kasus
Merokok menyebobkan konker pdru
(dengan penyakit) dan kontrol (tanpa penyakit), lalu ditelusuri
ke belakang. Menghitung rasio odds (OR).
Kohort (cohort): penilaian prospektif, diikuti follow-up. Terdiri
dari dua kelompok, yakni terpajan vs tidak terpajan. Ditelusuri
ke depan apakah timbul penyakit atau tidak timbul penyakit.
Menghitung relative risk (RR).
l*terve*si Ada intervensi dari peneliti, misal peneliti membagi dua
{$;ksperinren} kelompok dan terhadap masing-masing kelompok diberikan
perlakuan yang berbeda.
Dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat yang lebih kuat
(karena variabel lebih dikontrol secara ketat)
I
b
PADI
Riset dan tsisstatistik
A
Risiko sakit di kelompok dengan FR T+E
Risiko sakit di kelompok tanpa FR C
ETD
{Qnsio Sdds {* *dds Odds sakit di kelompok dengan faktor risiko adalah
ratioI
;
odds sakit di kelompok tanpa faktor risiko adalah
f,
Rasio odds adalah:
A
Odds sakit di kelompok dengan FR tt AxD
Odds sakit di kelompok tanpa FR C BxC
D
U;l Dr*eruosnx
S*$i*isi Pengujian satu alat ukur baru terhadap alat ukur lainnya yang
dinyatakan sebagai baku emas lgold standard)
Untuk menyamakan persepsi:
Keywords: Hasil Uji/Lah O, berapo % benar-benar tidok sdkit? - dolam praktik sehori-hori
1\Nfr utH<r J\fgdtir D Dari yang negatif (C+D), berapa yang
NPV:- tidak sakit (D)
C+D
.jrrurs V**rasrl
&efuas, Terikat, d*n Variabel bebas/independen adalah variabel yang Conroh variabel perancu:
F*rancu menyebabkan/memengaruhi (merupakan varibael yang "Jenis kelamin" adalah,rariabel
dimanipulasi / menjadi penentu) perancu pada penelitian hubungan
antara merokok dan penyakit jantung
Variabel terikat/dependen adalah variabel yang
koroner, karena ienis kelamin
dipengaruhi/diteliti sebagai pengaruh dari perbedaan variabel
berkaitan dengan merokok {la ki-laki
bebas. lebih sering merokok), dan jenis
Variabel perancu adalah variabel yang memengaruhi baik kelamin berkaitan dengan penyakit
jantung koroner (laki'laki lebih rentan
variabel bebas dan variabel tergantung.
mengalami penyakit jantung koroner)
$kaln F*n6Nkuran Numerik Rasio: tidak bisa nilai minus, misalnya NU-Rl, KA-NO (numerik - rasio,
lirrirhn! berat badan, tinggi badan interval; kategorik - nominal, ordinal)
13S c.
3t{
it:
"q
PADI
ENSIKLOPADI
EUKU RANGKUMAN MATERI
Ae*k Sistematik Systematic random sampling. Terdapat sistematika dalam Populasi diberi nomor 1-10.000, lalu
pengambilan sampel. Syarat: populasi homogen. sampel adalah populasi bernomor 3,
103, 203, 303. dst.
Acak 5tr*tifikasi Stratified random sampling. Populasi dibagi menjadi Populasi "di-stratakan" dulu men.jadi
strata/tingkatan. Dari setiap strata, dilakukan randomisasi laki-laki dan perempuan. Dari setiap
strata, diambil sampel secara acak.
Kluster Sederlrana Simple cluster sampling. Populasi terbagi menjadi cluster. Provinsi X terbagl meniadi 33
Dipilih cluster secara acak. Cluster dianalisis secara utuh. kecamatan ("cluster"). Dipilih 10
kecamatan ("cluster") yang akan
dipakai dalam penelitian.
C*nv*nient I Memilih siapa saja yang kebetulan ada, nyaman dan mudah
Aerident 5ampling terjangkau oleh peneliti. Tujuan utama peneliti bukan
membuat sampel yang terpilih menggambarkan populasi yang
sebenarnya.
a^*.o.ri*irie Setiap yang memenuhi kriteria inklusi langsung diikutkan
Sampling dalam penelitian, hingga jumlah sanrpel terpenuhl.
Furposive I Pemilihan sampel berdasarkan keputusan peneliti semata, Misal: dapat meneliti kasus ekstrem, di
Judgmenta! umumnya digunakan untuk uji kualitatif mana peneliti memilih satu subjek
dengan karakteristik yang sangat
Sarnpling
bertenta ngan
$*owb*ll $ctxpling Subjek dipilih secara berantai, dengan subjek satu memilih Penelitian untuk kasus jarang atau
subjek yang lain. kasus yang dinilai "tabu" di masyarakat
U:: xrporrsrs
K(:nsep Uji hipotesis digunakan jika kita akan menganalisis hubungan Kapan menggunakan korelatif dan
dua variabel, yakni variabtel bebas dan variabel tergantung kapan menggunakan komparatif?
(analisis Blvariat). Misal: ingin dicari hubungan antara Pertimbangan ditentukan oleh
hubungan antarvariabel. Jika ingin
konsumsi ekstrak kulit manggis dengan penurunan risiko
mengaitkan variabel numerik dengan
kanker prostat. Dari informasi ini: ada 2 variabel yang ingin numerik, maka PASTI menggunakan
dikaitkan, yakni variabel bebas (konsumsi ekstrak kulit korelatif. Jika yang lain, masih dapat
manggis) dan variabel tergantung (risiko kanker prostat). menggunakan komparatif maupun
korelatif.
.9- 1"3"7
b
PADI
Riset dan Biostatistik
Variabel tergantung
tida k
jenis variabel ,
beroasansan
Berpasangan
Jumlah variabel bebas . ' " (.ontoh: pre vs po\t-
:
numerik T tidak
,'"Jj;l;:i;;" o"'Tfi:9"i",' -li;;i;i"
kategorik
ordinal
(contoh: staius DM
2 kelompok dalam tidak Min-n{hitnef Wila6toh
(contoh: kota vs desa) terkontrol -
terkontrol sebagian
- terkontrol baik)
kateogrik
nominal ,: chi sq'n@ McNeftat
{contoh: status DM ,,:,:, .::F!sher..:;:: LOCn ran
Variabel bebas: dalam DM dan
x k|,ir ,,,tP,x,,K),
berje n is IIDAK DM) ;;;,;!u
t! ::a a :a:!.4.4,:
kategorik numerik :.4. I
An*l!s!s fiiv*riat Analisis bivariat KORELATIF juga digunakan untuk mencari Contoh: penelitian ingin mengetahui
l{orslatif ASOSIASI {hubungan). Kontras dengan uji KOMPARATIF, uji hubungan antara kadar hemoglobin
(dalam mgi dL) = yang berarti variabel
KORELATIF akan menghasilkan suatu KOEFISIEN KORELASI (r).
numerik I dengan kadar CRP (protein
CLUE PENTING: jika di soal ingin mengaitkan numerik dengan
reaktif C), dalam satuan unit/L = yang
nurnerik, hampir pasti menggunakan uji hipotesis dengan
berarti varibel numerik HAMPIR )
analisis bivariat korelatif. PASTI digunakan uji analisis bivariat
11fi .f.
I
E
PADI
'-''i:-?:f-?:p*
Regresi Pernah mendengar istilah persamaan garis saat SMA? y = 6x 1 Bagaimana membedakan regresi
t _L.t"v
-\"
PADI
PADI
{ar;r, Fer:y*b".tb, Cara kematian: bagaimana penyebab kematian itu datang pada Satu mekanisme kematian dapat
korban. Misal: wajar, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, disebabkan oleh banyak penyebab
dnn futr*k*r:i:me
kematian, demikian pula satu
i{ernstian tidak dapat dijelaskan.
penyebab kematian dapat
Penyebab kematian: perlukaan atau penyakit yang menimbulkan banyak mekanisme
menimbulkan kekacauan fisik sehingga mengakibatkan kematia n.
kematian. Contoh: luka tembak, luka tusuk, tenggelam,
kanker, aterosklerosis.
Cara: bunuh diri, penyebab: jeratan
Mekanisme kematian: kekacauaan fisiologis/fisik yang pada leher, mekanisme: asfiksia
Vtsutr* ET REpEnrLlM
VeR Definitif jika dibuat seketika, korban tidak memerlukan
perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga umumnya
tidak menghalangi korban (luka ringan)
VeR sementara jika dibuat untuk sementara waktu karena
korban memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan.
Kualifikasi luka belum ditulis.
Visum sementara dilanjutkan dengan VeR lanjutan yang dibuat
oleh dokter saat luka korban telah sembuh/pindah rumah
sakit/pulang paksa. Kualifikasi luka disimpulkan dan ditulis.
Dibuat tehadap korban yang sudah meninggal. Dapat meliputi
pemeriksaan luar (PL) jenazah saja atau jika terdapat
permintaan dapat dilakukan pemeriksaan dalam (PD).
-?- 333
-t
:lt
PA DI
Farensik dan Medikolegal
I RAUMATOLOGI I.ORENSIK
Serajat tuka Luka ringan sesuai dengan Pasal 352 KUHP
Luka sedang sesuai dengan Pasal 351(1) dan 353(1)
Luka berat sesuai dengan Pasal 90 KUHP
Luka yang tidak menimbulkan penyakit/halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian
Luka yang tidak memenuhi kriteria luka ringan dan luka berat
termasuk luka sedang
Luka yang memenuhi setidaknya salah satu dari kriteria di
bawah ini:
.Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali
. Menimbulkan bahaya maut
.Tidak mampu secara terus-menerus untuk menjalankan tugas
jabatan/pekerjaa n/pencarian
oKehilangan salah satu pancaindera
oMendapat cacat berat
.Menderita sakit lumpuh
.Terganggunya daya pikir selama lebih dari 4 minggu
.Gugur/matinya kandungan seorang perempuan
l-*k* Temh*k Temuan luka bergantung pada jarak penembakan dilakukan. Kelim api: daerah hiperemis di tepi
bang
lu
Luka tembak tempel: jejas laras
Kelim jelaga: jelaga pada permukaan
Luka tembak sangat dekat (<15 cm): kelim api sekitar lubang
Kelim tato: butir mesiu yang tidak
Luka tembak dekat (15-3o cm): keiim jelaga
habis terbakar
Luka tembak dekat (30-50 cm): kelim tato Kelim kesat: pelumas,.jelaga, elemen
mesiu
Luka tembak jauh >60 cm: kelim kesat dan kelim lecet
Kelinr lecet: kulit ari yang terkelupas di
sekitar tepi lubang
F*rr*unu*** A*alr lbu kandung yang membunuh anak sendiri tidak lama/pada Jika tanpa tanda lahir hidup,
* ln{*niisida
Se*dir? saat dilahirkan. Motif adalah "takut ketahuan bahwa ia digolongkan sebagai mati dalam
kandungan
melahirkan seorang anak"
Jika sudah ada tanda perawatan, maka
Perhatikan bahwa untuk memenuhi kriteria infantisida, bayi
digolongkan sebagai pembunuhan
harus:
biasa (hukuman lebih berat)
.Viabel, artinya usia gestasi >28 minggu, BB >1000 gram,
lingkar kepala >32 cm, panjang tumit-kepala >35 cm, tidak ada
cacat bawaan berat
.Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru seperti
spons, permukaan paru seperti marmer, uji apung paru positif)
.Tanpa adanya tanda perawatan, yakni plasenta masih ada,
tali pusat belum dipotong, verniks kaseosa masih ada, tanpa
adanya makanan/susu, tidak ada pakaian yang dikenakan
0
zz3"
\3
PA DI