Anda di halaman 1dari 13

Modul UD Tk.

I dan UPKP BPOM RI

MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN


UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP)
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

PANCASILA

2014

Pancasila 1
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat
Dalam Modul ini dibahas 5 hal utama, yaitu (1) pengertian, fungsi dan kedudukan
hukum Pancasila, (2) sejarah perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara, (3)
hakekat pengertian nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, (4) Peranan Pancasila
dalam kehidupan bangsa, serta pengamalan Pancasila.

B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu mengamalkan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam tata kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


Setelah mempelajari modul ini, para peserta Diklat diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian, fungsi, dan kedudukan hukum Pancasila
2. Menarik kesimpulan tentang sejarah perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam hubungannya dengan sejarah perjuangan bangsa.
3. Membedakan hakekat pengertian sila-sila Pancasila
4. Menjelaskan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
5. Membedakan tentang peranan Pancasila dalam tata kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
6. Membedakan tentang pengamalan Pancasila sebagai pandangan hidup dan
Dasar Negara
7. Menguraikan tentang pengamanan Pancasila.

D. Materi Bahasan
Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar:
1. Sejarah perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara;
2. Fungsi dan kedudukan hukum Pancasila;
3. Hakekat pengertian nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan peranan
Pancasila dalam kehidupan bangsa;

Pancasila 2
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

BAB II
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

A. Lahirnya Pancasila
Kekalahan tentara Belanda 1942 kepada tentara Jepang di Kalijati merupakan
awal berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Kemenangan Jepang tersebut
semula disambut gembira oleh rakyat Indonesia yang sejak awal tidak mempunyai
harapan merdeka di bahwa penjajahan Belanda. Harapan mereka, Jepang sebagai
sesama bangsa Asia akan memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dalam
waktu dekat.
Strategi Jepang untuk menjajah Indonesia memang cukup bagus, yaitu dengan
membolehkan rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih, menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Tentara Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua bangsa
Indonesia. Dengan sangat strategis, pada 8 November 1942 dilakukan pembahasan
mengenai nilai-nilai budaya bangsa Indonesia baik untuk kepentingan Jepang maupun
untuk kepentingan Indonesia merdeka yang dicita-citakan. Bahkan setelah kegagalan
Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia)
maka didirikanlah Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang diketuai oleh empat serangkai,
Sukarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara dan Mas Mansur, yang mendapat sambutan
hangat dari rakyat. Setelah itu dibentuklah berbagai organisasi massa seperti
Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Heiho (PETA)
merupakan strategi Jepang untuk ‘melunakkan’ hati rakyat Indonesia agar mau
membantu Jepang melawan Sekutu.
Kekalahan Jepang secara beruntun dalam perang (PD II) melawan sekutu
memaksa Pemerintah Jepang memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia,
sebab berdasarkan pengamatannya kesengsaraan bangsa Indonesia di bawah
pemerintah Tentara Pendudukan sudah tidak tertahankan lagi. Apabila pemimpin-
pemimpin Indonesia berbalik melawan Jepang, maka keadaan Jepang tentu tidak
dapat diselamatkan lagi. Sehingga pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri
Koiso mengumumkan ke seluruh dunia di muka sidang ke-85 Parlemen Jepang bahwa
Indonesia akan diberi kemerdekaan dalam waktu dekat.
Pemberian kemerdekaan dan bayangan kekalahan Jepang tersebut akhirnya
memaksa mereka untuk mengumumkan pembentukan Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai
yang disebut kemudian sebagai Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI diketuai oleh dr. KRT.
Rajiman Wedyodiningrat.
Sidang pleno BPUPKI pertama diadakan dari tanggal 28 Mei sampai dengan
tanggal 1 Juni 1945. Tanggal 28 Mei 1945 sidang dibuka dengan sambutan Saiko
Syikikan, Gunseikan, meminta BPUPKI agar mengadakan penelitian yang cermat
terhadap dasar-dasar yang akan digunakan sebagai landasan negara Indonesia
merdeka sebagai suatu mata rantai dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia
Timur Raya.
Dalam pidato pembukaannya, dr. Rajiman antara lain mengajukan pertanyaan
kepada anggota sidang: “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?”.

Pancasila 3
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Pertanyaan ini menjadi persoalan yang paling dominan sepanjang 29 Mei s.d 1 Juni
1945. Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan pidatonya yang
memberikan jawaban yang berisikan uraian tentang lima sila. Pidato kemudian
diterbitkan dengan nama “Lahirnya Pancasila”. Menurut Mohamad Hatta, pidato
Soekarno itu dikatakan sebagai yang bersifat kompromois, dapat meneduhkan
pertentangan yang mulai tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam
dan mereka yang menghendaki dasar negara sekuler, bebas dari corak agama.
Pada masa sidang itu ada beberapa usulan mengenai konsep dasar negara, di
antaranya:
a. Usulan Muh.Yamin secara lisan tanggal 29 Mei 1945 :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan social ( Keadilan sosial )
b. Usulan Muh Yamin secara tertulis tanggal 29 Mei 1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Rasa persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Usulan Bung Karno ( 1 Juni 1945 ) :
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI menyetujui naskah rancangan pembukaan
UUD 1945 yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Didalam rancangan
pembukaan ini memuat rancangan dasar negara Pancasila yang isinya :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaran
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah BPUPKI selesai menyelesaikan tugasnya, maka dibentuk panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebelum sidang PPKI pertama tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengadakan rapat kecil yang mengubah rumusan Pancasila
dalam Piagam Jakarta. Rumusan Pancasila yang disetujui adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia

Pancasila 4
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan


5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai unggul
yang digali dari bangsa Indonesia. Disebut sebagai kristalisasi nilai-nilai yang baik.
Adapun kelima sila dalam Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak boleh
terputus satu dengan yang lainnya. Namun demikian terkadang ada pengaruh dari luar
yang menyebabkan diskontinuitas antara hasil keputusan tindakan konkret dengan
nilai budaya.

Latihan Soal

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut Anda benar.
1. BPUPKI dibentuk oleh Jepang sebagai bentuk janjinya untuk memberikan
kemerdekaan pada Indonesia. BPUPKI kepanjangan dari...
a. Badan Persiapan Usaha Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia
b. Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
d. Badan Persiapan Usaha Panitia Kemerdekaan Indonesia
2. Pancasila sebagai dasar negara secara resmi disahkan dalam sidang...
a. BPUPKI tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945
b. BPUPKI tanggal 1 Juni 1945
c. PPKI tanggal 16 Agustus 1945
d. PPKI tanggal 18 Agustus 1945
3. Penyebutan istilah Pancasila diusulkan oleh...
a. Mohamad Hatta
b. Moh. Yamin
c. dr. KRT. Rajiman Wedyodiningrat
d. Ir. Soekarno

Pancasila 5
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

BAB III
FUNGSI DAN KEDUDUKAN HUKUM PANCASILA

A. Fungsi dan Kedudukan Pancasila


1. Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara
Ideologi berasal dari kata idea yang artinya : konsep, pemikiran, gagasan
dan logos yang artinya : pengetahuan. Ideologi adalah seperangkat prinsip-prinsip
yang dijadikan dasar untuk memberi arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
melangsungkan dan mengembangkan kehidupan nasional suatu bangsa dan
negara.
Arti penting ideologi bagi suatu bangsa yaitu memberi dasar arah dan tujuan
bagi bangsa dan negara dalam menjalankan kehidupannya. Dasar negara
merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan
kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur
negara Republik Indonesia, termasuk didalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni
pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang
merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai
dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan
Pancasila sebagai dasar negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila
dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah
seharusnya semua peraturan perundang-undangan di negara Republik Indonesia
bersumber pada Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi
bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur
kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum
yang menguasai dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita hukum atau suasana
kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila.
Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih lanjut
terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah dari pasal-
pasal Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan
perundang-undangan lainnya, seperti misalnya undang-undang, peraturan
pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya.

2. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Pancasila sebagai ideologi terbuka berarti ideologi yang tidak dipaksakan dari
luar tetapi terbentuk justru atas kesepakatan masyarakat, sehingga merupakan milik
masyarakat.

Pancasila 6
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Pancasila sebagai ideologi terbuka maksudnya adalah Pancasila bersifat


aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Sebagai suatu ideologi terbuka, Pancasila memiliki dimensi:
a. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam lima
sila Pancasila.
b. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD
1945.
c. Dimensi realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga bersifat realistis artinya mampu dijabarkan
dalam kehidupan nyata dalam berbagai bidang.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Secara etimologis filsafat adalah istilah satu kata yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos, philein
yang mempunyai arti cinta/pecinta/mencintai dan sophia yang berarti kebijakan,
kearifan, hakikat kebenaran. jadi secara harfiah filsafat adalah cinta pada
kebijaksanaan atau kebenaran hakiki.
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup
adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk
mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang
secara dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan
hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun
manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad
untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari.
Bagi bangsa Indonesia, pedoman sikap hidup yang diyakini kebenarannya
bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut
berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Pancasila sebagai inti
dari nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita
moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan
pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila di samping merupakan
cita-cita moral bagi bangsa Indonesia, juga sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia. Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah hasil kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang pada waktu
itu diwakili oleh PPKI. Oleh karena Pancasila merupakan kesepakatan bersama
seluruh masyarakat Indonesia maka Pancasila sudah seharusnya dihormati dan
dijunjung tinggi.

Pancasila 7
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Latihan Soal
(berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut Anda benar!
1. Pokok persoalan yang dibahas dalam masa sidang I BPUPKI adalah…
a. Rancangan hukum dasar.
b. Wilayah negara
c. Bentuk negara.
d. Dasar Negara

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai arti...


a. Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia.
b. Pancasila digunakan sebagai sumber segala sumber hukum.
c. Pancasila dijadikan dasar negara Indonesia
d. Pancasila memiliki kebenaran mutlak

3. BPUPKI dalam menyiapkan kemerdekaan Republik Indonesia mengadakan


siding pleno pertama kali pada tanggal...
a. 1 Maret s.d 5 Maret 1945.
b. 15 Agustus s.d 18 Agustus 1945
c. 1 Juni s.d 5 Juni 1945.
d. 28 Mei s.d 1 Juni 1945

Pancasila 8
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

BAB IV
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA DAN
PERANAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA

A. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pancasila


Nilai berhubungan erat dengan budaya dan masyarakat. Menurut Prof. Dr.
Notonegoro, nilai dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibagi atas 4 macam yaitu :
 Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber dari unsur akal manusia
 Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia
 Nilai moral/kebaikan yang berunsur dari kehendak/kemauan
 Nilai religius, yaitu merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan
mutlak yang bersumber dari keyakinan/ kepercayaan manusia
Manusia menjadikan nilai sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam
segala tingkah laku dan perbuatannya. Dalam bidang pelaksanaannya, nilai-nilai
dijabarkan dan diwujudkan dalam bentuk kaidah atau norma.
Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh
tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai
dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat
dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan
demikian, tinjauan Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, rakyat, dan adil
sehingga nilai-nilai Pancasila memiliki sifat objektif.
Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara yang memuat nilai-nilai luhur
untuk menjadi dasar negara. Sebagai gambaran, didalam tata nilai kehidupan
bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis.
1. Nilai dasar
Asas-asas yang diterima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai dasar
berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu
sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang
mencerminkan hakikat nilai kultural.
2. Nilai instrumental
Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud nilai social atau norma
hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai
dengan kebutuhan tempat dan waktu.

Pancasila 9
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

3. Nilai praktis
Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan
bahan ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup
dalam masyarakat atau tidak.

B. Peranan Pancasila dalam Kehidupan Bangsa


Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai
tersebut adalah nilai ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial
dan nilai religius atau kegamaan.
Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai
tersebut adalah nilai ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial
dan nilai religius atau kegamaan. Ada lagi nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam
merebut kemerdekaan RI. Nilai dalam pengamalan Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
(2) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
(3) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(6) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

Pancasila 10
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

c. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.

Pancasila 11
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

C. Hubungan Pancasila dan UUD 1945


Hubungan secara formal antara Pancasila dan Pembukaan UUD 1945: bahwa
rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah seperti yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945; bahwa Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan
berfungsi selain sebagai Mukadimah UUD1945 juga sebagai suatu yang bereksistensi
sendiri karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya Pancasila tidak tergantung pada
batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya; bahwa Pancasila sebagai inti
Pembukaan UUD 1945 dengan demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap,
tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara RI.
Hubungan secara material antara Pancasila dan Pembukaan UUD 1945:
Proses Perumusan Pancasila: sidang BPUPKI membahas dasar filsafat Pancasila,
baru kemudian membahas Pembukaan UUD’45; sidang berikutnya tersusun Piagam
Jakarta sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD’45.

Pancasila 12
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Latihan Soal
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut Anda benar!
1. Pancasila sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, artinya...
a. seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan
Pancasila sebagai dasar moral atau norma
b. setiap warga negara Indonesia harus hafal nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila
c. Pancasila diajdikan sumber satu-satunya dalam berkehidupan berbangsa
dan bernegara
d. Pancasila digunakan sebagai panduan dalam menilai baik buruk dan benar
salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku masyarakat

2. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah…
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME
b. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
c. Menghormati hak orang lain
d. Suka bekerja keras

3. Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, artinya...


a. Pancasila terpisah dari batang tubuh UUD 1945
b. Merubah Pembukaan UUD 1945 berarti merubah dasar negara
c. Pancasila mempunyai kedudukan yang kuat, tetap, tidak dapat diubah dan
terlekat pada kelangsungan hidup Negara RI
d. Pancasila sebagai Mukadimah UUD 1945

Pancasila 13

Anda mungkin juga menyukai