Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

VISKOSITAS

Dosen Pembimbing : Jumingin, S.Si

Asisten : Weni Lestari

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)

Aria Lismi (12 222 012)

Asia Astuti (12 222 013)

Asri Arum Sari (12 222 014)

Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)

Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016)

Ayu Puji Astuti (12 222 017)

Bunga Pertiwi (12 222 018)

Dea Asih Suprianti (12 222 019)

Deby Novianti (12 222 020)

PRODI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN RADEN FATAH PALEMBANG

2012
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-
molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang
menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding
lurus dengan viskositas.

Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap
yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air
yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos
merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida
viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.

Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang
berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah
diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang
berbeda-beda.

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya
mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut
dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan
hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu
kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan
mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan
maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut
kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai
kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya
perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah
keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan
kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol.
Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk benda
homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang,
dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur
viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat
kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

2. Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas

3. Dapat memahami penerapan hukum Stokes

4. Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang
lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak
kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau
viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain
dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida
terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair
mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita
menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas
hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental
dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair
adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental
bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang
menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan
bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan
kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga
disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin
susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan
adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan
material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir.
Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah
molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).

Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada
gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas
nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat
padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo,
2008).

Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil
untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu
pula sebaliknya (Lutfy, 2007).

Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena
adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain
haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan
kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien
kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).

Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada
hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu
aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara
tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap
dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak
seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan
fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F
dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan
kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang
seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida
paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat
pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).

Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya gesek
yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011).

Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian.

1. Cairan Newtonian

Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan,
ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain.
Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara
proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear
rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut
“Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006).

2. Cairan Non-Newtonian
yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi
kecepatan tidak linear.

Metode Penentuan Kekentalan

Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara :

1. Cara Ostwalt / Kapiler

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald.
Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat
yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).

Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.

ŋ = Π P r4t

8 VL

Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus
laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006)

2. Cara Hopper

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang
terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya
bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat
kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat
archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan
yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju
perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan ( D. Young , 2009).

Laju perubahan regangan geser = laju regangan

Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio
tegangan geser dengan laju regangan :

η = Tegangan geser

Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk
mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu
berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol
mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam,
gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu.
Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama
dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah
aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum fisika tentang viskositas dilaksanakan pada

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Desember 2012

Pukul : 13.00 s.d 15.00 WIB

Tempat : Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat:

1. Gelas ukur.

2. Neraca empat lengan

3. Beaker glass.

4. Mikrometer sekrup

5. Stopwatch

6. Penggaris

7. Sendok
8. Kelereng

Bahan:

1. Minyak goreng.

2. Kapas

3.3 Cara Kerja

1. Bacalah Bismillah sebelum memulai eksperimen.

2. Ukur jarak minyak yang ada didalam gelas ukur dengan menggunakan mistar .

3. Ukur diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup pada sisi yang berlainan.

4. Timbang berat kelereng dengan menggunakan neraca empat lengan

5. Lepaskan kelereng dari atas permukaan minyak (tanpa kecepatan awal) dan catat waktu
yang diperlukan untuk mencapai pada titik 100 ml.

6. Ulangi langkah seperti diatas selama 10 kali dan catat hasilnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NO

JARAK (S)

DIAMETER KELERENG

WAKTU (t)

V=

1.
36cm=0,36 m

11,43mm

0,8s

0,45

0,2025

2.

36cm=0,36m

11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

3.

36cm=0,36m

11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

4.

36cm=0,36m

11,43mm

0,5s

0,72

0,5184

5.

36cm=0,36m
11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

6.

36cm=0,36m

11,43mm

0,8s

0,45

0,2025

7.

36cm=0,36m

11,43mm

0,8s

0,45

0,2025

8.

36cm=0,36m

11,43mm

0,6s

0,6

0,36

9.

36cm=0,36m

11,43mm
0,7s

0,51

0,2601

10.

36cm=0,36m

11,43mm

0,5s

0,72

0,5184

= 0,543

= 0,032695 m/s

Dari hasil percobaan diketahui

Diameter kelereng ( d ) = 11.43 mm

Massa gelas ( m1 ) = 72.58 gr


Massa minyak ( m2 ) = 37.09 gr

= 0.543

Ditanyakan :

Penyelesaian :

· d = 11.43 mm, maka r = 5.71 mm = 5.71 x 10-3 m

· mminyak = 37.09 gr, maka mminyak = 0.03709 kg

· mkelereng = 2.15 gr, maka mkelereng = 2.15 x 10-3 kg

· vminyak = 50 ml = 5 x 10-5m3

· vkelereng =

Sehingga
poise

4.2 Pembahasan

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-
lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak
goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin
tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata).
Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok
bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).

Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal
sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 =
poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.

1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak
antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul
itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab
jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (While, 1988).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan bahwa
viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida, semakin kental
fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.

5.2 Saran

Pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya berupa minyak kelapa
tanpa ada bahan perbandingan lainnya ( seperti air, oli, dll) sehingga kami tidak bias melihat
contoh dari perbedaan viskositas pada zat cair secara lansung, maka dari itu diharapkan untuk
praktium selanjutnya hal tersebut diatas bisa diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang

D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI. Indralaya.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.
Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.

Anda mungkin juga menyukai