Anda di halaman 1dari 9

STUDI

KORELASI EMPIRIS ANTARA SHEAR WAVE VELOCITY


DAN N‐SPT TANAH
WILAYAH JAKARTA SELATAN

Agung Pramono

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Penentuan kecepatan gelombang geser dapat dilakukan dengan pengukuran langsung maupun dengan
pendekatan korelasi.Pengembangan korelasi dalam memprediksi nilai kecepatan gelombang geser telah
banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Persamaan korelasi hasil penelitian tersebut memiliki
tingkat keandalan yang bervariasi di suatu lokasi dengan lokasi lain. Dalam studi ini dilakukan analisis
untuk mendapatkan persamaan korelasi dengan menggunakan data properti tanah (NSPT) dan nilai
kecepatan gelombang geser yang diperoleh dari pengujian langsung Seismic Down‐Hole test (SDH) dan
Spectral Analysis of Surface Wave (SASW). Berbagai data pengujian di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk
mencari suatu hubungan korelasi antara nilai N dan Vs di wilayah tersebut. Pengembangan korelasi ini
dibedakan berdasarkan kriteria jenis tanah yakni: semua jenis tanah, tanah lempung, dan tanah pasir. Untuk
mendapatkan persamaan korelasi dilakukan analisis regresi non‐linier.Hasil dari analisis regresi ini
menunjukkan bahwa persamaan korelasi yang didapat mempresentasikan hubungan antara N dan Vs.
Metode pengukuran di lapangan dan jumlah data pengukuran lapangan sangat mempengaruhi hasil
persamaan korelasi yang dihasilkan.Hasil persamaan korelasi yang didapat kemudian dibandingkan dengan
persamaan korelasi yang telah ada sebelumnya sebagai bentuk verifikasi untuk menilai tingkat keandalan
persamaan korelasi yang telah didapat.Persamaan korelasi yang dihasilkan dalam studi ini cukup andal,
dimana persamaan yang diperoleh berada dalam rentang prediksi korelasi dari penelitian sebelumnya.

Kata kunci: kecepatan gelombang geser, persamaan korelasi, SDH, SASW, NSPT, regresi non‐linier

ABSTRACT

Determination of shear wave velocity can be done through direct measurement or by using the correlation
approach. The development of correlation in predicting shear wave velocity value has been developed by
previous researchers. Each correlation of these studies have varying levels of reliability between one location
to another. In this study conducted an analysis to obtain correlation equation using the data property of soil
(NSPT) and shear wave velocity (Vs) which obtained from direct testing Seismic Down‐Hole test (SDH) and
Spectral Analysis of Surface Wave (SASW). Various test data in South of Jakarta gathered to seek a
correlation beterrn the value of N and Vs in that region. The development of this correlation based on several
soil categories: all soils, cohessive soilss (clay), and non‐cohessive soils (sand). Non‐liniar regression analysis
has been performed to obtain the correlation equations. The result of regression analysis showed that there
was a relationship between N with Vs which is expressed in a form of correlation equation. Methods of field
measurement and the amount of data have influence on the resulting correlation equations. The correlation
equations developed in this study compared with the previous equations and exhibit good prediction. The
correlation equations are quite reliable in the prediction range correlation of earlier studies.

Keywords : shear wave velocity, correlation equation, SDH, SASW, NSPT, non‐linear regression


1.1 PENDAHULUAN biasa dilakukan adalah seismic reflection, seismic
refraction, suspension logging, seismic cross‐hole,
Dalam dunia teknik sipil saat ini telah banyak seismic down hole, micrometerdan seismic cone.
metode survei geophysic yang digunakan untuk Cara kerja pada tiap metode dilakukan dengan
mengukur langsung kecepatan gelombang tingkatan regangan yang kecil, sehingga profil
geser.Beberapa metode pengukuran langsung yang kecetapan gelombang geser dapat ditentukan


Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan 

dengan mudah.Akan tetapi pengukuran langsung Amerika dan di negara‐negara lain yang memiliki
ini tidak selalu dapat dilakukan khususnya pada potensi resiko gempa yang tinggi.
daerah yang memiliki ruang terbatas dan tingkat
gangguan suara yang tinggi.Salah satu Hingga saat ini penggunaan korelasi empiris
gangguannya yang sering ditemui ialah gangguan tersebut memberikan prediksi yang cukup
suara.Suara sangat mempengaruhi pengukuran bervariasi antara satu lokasi dan lokasi yang
kecetapan gelombang geser dalam pengukuran lainnya. Hasil korelasi ini tidak serta‐merta dapat
langsung. Sehingga diperlukan ruang yang cukup diterapkan langsung pada lokasi lain yang berbeda
untuk pengukuran dan gangguan dari lingkungan dengan lokasi dimana korelasi itu dikembangkan.
seminimal mungkin selama proses pengukuran Maka dari itu perlu pengembangan korelasi
langsung dilakukan. empiris untuk menentukan kecepatan gelombang
geser untuk masing‐masing wilayah yang berbeda.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk
memprediksi nilai dari kecepatan gelombang geser
secara tidak langsung. Berbagai macam korelasi
empiris yang menghubungkan hasil pengukuran
langsung di lapangan dengan parameter tanah lain
telah banyak diajukan berdasarkan kondisi
lapangan pengujian. Pada awalnya, studi mengenai

Gambar 1Peta Wilayah Kota Jakarta (Perda No 1 Tahun 2009)


korelasi empiris ini banyak dilakukan di Jepang
pada tahun 1970 dan kemudian berkembang di


1.2 LOKASI STUDI dengan memberikan sumber impulsif yang berupa
pukulan atau beban jatuh (weight drop).
Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian
yakni wilayah Kota Jakarta, namun setelah melihat Setelah kurva dispersif ditentukan, proses
dan menimbang, objek studi ini spesifik untuk selanjutnya adalah proses perhitungan inversi
wilayah Jakarta Selatan. Data‐data tersebut terdiri untuk menentukan profil kecepatan gelombang
dari 1 lokasi di Jakarta Utara, 3 lokasi di Jakarta geser Vs. Didalam algoritma inverse terdapat
Pusat dan Jakarta Barat, 1 lokasi di Kota Karawang perhitungan pemodelan kedepan yaitu suatu
dan Banten, dan 14 lainnya berada di Jakarta proses penentuan profil kecepatan gelombang
Selatan. Hal inilah yang menjadi bahan geser Vs jika sifat‐sifat lapisan tanah diketahui
pertimbangan pemilihan Mikrozonai Kota Jakarta yaitu: ketebalan lapisan, densitas lapisan dan besar
Selatan.Untuk data dari luar Kota Jakarta yakni kecepatan gelombang geser Vs dari lapisan yang
Karawang dan Banten tidak digunakan karena bersangkutan. Dengan demikian proses inverse
sudah terlalu jauh dari lokasi dominan data ini dimulai dari menentukan harga awal dari model
didapatkan. tanah dan dilanjutkan dengan membandingkan
kurva dispersif dari model dan kurva dispersif dari
Sumber data ini didapatkan dari hasil eksplorasi pengukuran lapangan.
yang dilakukan oleh beberapa kontraktor
penyelidikan tanah dan konsultan geoteknik dalam
kaitan untuk keperluan desain site response
analysis.

1.3 PENGUMPULAN DATA

1.3.1 Survey Seismic SASW (Spectral


Analysis of Surface Wave)
Metoda SASW adalah suatu metoda untuk
menentukan kurva dispersif gelombang Rayleigh
dengan menjalarkan gelombang permukaan
dengan banyak panjang gelombang.Panjang Gambar 2Prinsip kerja metoda SASW dalam
gelombang yang banyak ini dapat dihasilkan menentukan kurva dispersif gelombang Rayleigh
VR()

1.3.2 Survey Seismic Down Hole (SDH)

Survey Seismic Downhole Test (SDH) terdiri dari


pengukuran dispersi gelombang permukaan pada
lokasi yang ditinjau dan interpretasinya untuk
mendapatkan profil kecepatan gelombang geser
(Vs). SDH dilakukan pada suatu lubang bor, dimana
pada down hole test sebuah sumber impulse di
letakkan pada permukaan tanah dan dekat dengan
lubang bor. Sebuah sensor penerima yang dapat
digerakkan dan diletakkan pada berbagai variasi
kedalaman dimasukkan kedalam lubang bor.
Sebuah sumber getaran digunakan untuk
menimbulkan gelombang permukaan dengan
panjang gelombang (atau frekuensi) yang berbeda‐
beda, yang dimonitor dengan menggunakan lebih
dari satu sensor penerima. Semua sensor penerima
dihubungkan sebuah sistem high‐speed recording,
sehingga semua output dapat diukur sebagai fungsi
waktu.

Gambar 3Prosedur pengukuran lapangan Seismic
Downhole Test


Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan 

1.3.3 Standard Penetration Test yang dinyatakan dalam parameter NSPT. Pengujian
dilakukan pada kedalaman tertentu biasanya
Uji SPT merupakan salah satu tes lapangan yang interval 1.5‐2 m. Nilai NSPT ini menunjukan
biasa dilakukan dalam kegiatan penyelidikan gambaran dari kekuatan dan sifat fisik tanah.
tanah. Parameter yang didapatkan dari uji SPT
berupa jumlah pukulan yang diperlukan untuk
memasukan tabung split barrel sedalam 30 cm,

1.4 METODOLOGI PENELITIAN


Gambar 4Diagram alir penelitian

1.5 HASIL & PEMBAHASAN

Gambar 6Profil N dan Vs hasil SASW terhadap  Gambar 5Profil N dan Vs hasil SDH terhadap 


kedalaman lokasi SCBD kedalaman lokasi Senopati


Profil N terhadap Vs hasil SDH dari berbagai lokasi dimasukkan dalam kategori tanah lempung
menunjukkan tingkat konsistensi yang lebih baik (cohessive).Pasangan data ini merupakan gabungan
dibanding dengan profil hasil SASW. Berdasarkan dari 2 metode pengukuran kecepatan gelombang
pengamatan tersebut kemudian profil N terhadap geser secara langsung yakni SASW dan SDH.
Vs hasil SDH dijadikan sebagai acuan dalam
analisis selanjutnya dalam hal mensortir Data berdasarkan kriteria jenis tanah diplot ke
konsistensi data pada lokasi lain yang akan diolah dalam grafik Vs terhadap NSPT.Hal ini bertujuan
dalam kumpulan data untuk menentukan korelasi untuk melihat perilaku pola sebaran pasangan data
empiris. Akan tetapi profil pasangan N dan Vs NSPT dengan Vs, sebelum dilakukan analisis regresi
terhadap kedalaman hasil SASW yang konsisten untuk mendapatkan persamaan korelasi.Pasangan
dan mengikuti trendlinekeseluruhan data akan data yang digunakan dalam analisis hanya dibatasi
tetap digunakan dalam pengolahan korelasi untuk nilai 2< NSPT60. Tanah dengan nilai NSPT
empiris. dibawah sama dengan 2 sangat sensitif terhadap
gangguan pengukuran, sehingga hasil pengukuran
Dari hasil sortir dan pengelompokan data, menjadi tidak akurat. Sedangkan untuk nilai NSPT
diperoleh 281 pasang data NSPT lapangan diatas 60, sangat sulit untuk diidentifikasi bilangan
(NSPTuncorreced) dan Vs. Dimana pasangan data ini nilai NSPT‐nya.
terdiri dari 258 pasang data untuk tanah lempung
(cohessive) dan 23 pasang data untuk tanah pasir
(non‐cohessive). Dalam studi ini tanah lanau (silt)

450 Plot data tanah non cohessive
425 450
400 425
375 400
350 375

325 350

300 325
300
275
275
250
Vs (m/s)

250
Vs (m/s)

225
Data: Data1_D 225 Data: Data1_D
200 Model: Allometric1 Model: Allometric1
200
175 Equation: Equation:
y = a*x^b 175 y = a*x^b
150 Weighting: Weighting:
150 y No weighting
y No weighting
125
125
100 Chi^2/DoF = 1530.49181 Chi^2/DoF = 681.1348
R^2 = 0.72174 100 R^2 = 0.89453
75 75 a 92.03249 ±10.93878
50 Plot semua jenis tanah a 115.40837 ±4.51704
50 b 0.33173 ±0.03172
b 0.28426 ±0.01183
25 25
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
N N

 
Gambar 7Hasil analisis regresi NSPT terhadap Vs Gambar 9Hasil analisis regresi NSPT terhadap Vs
untuk semua jenis tanah untuk tanah non‐cohessive

450 Plot Data tanah cohessive Hasil korelasi dari analisis regresi ini sebagai
berikut:
425
400
375 a. Vs = 115.41 N0.284 dengan R = 0.72
untuk semua jenis tanah
350
325
300
275
b. Vs = 118.66 N0.279 dengan R = 0.70
250 untuk tanah cohesive
Vs (m/s)

225
200
Data: Data1_D
Model: Allometric1
c. Vs = 92.03 N0.332 dengan R = 0.89
175
Equation:
y = a*x^b
Weighting:
untuk tanah non cohesive
150
125
y No weighting

1.5.1 Korelasi NSPT Lapangan dengan
Chi^2/DoF = 1592.44067
100 R^2 = 0.70418
75
50
a
b
118.65876
0.27877
±4.6785
±0.01218 Kecepatan Gelombang Geser Vs Hasil SDH
25
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Hasil plot dan analisis regresi dengan
N menggunakan pasangan data dari pengukuran SDH
menghasilkan persamaan korelasi lebih baik
  dibanding analisis sebelumnya. Koefisien korelasi
Gambar 8Hasil analisis regresi NSPT terhadap Vs untuk masing‐masing kriteria memiliki nilai yang
untuk tanah cohessive tinggi yakni lebih besar dari 77%.Hal ini
disebabkan karena pola sebaran data hasil
pengukuran SDH lebih seragan berada dalam


Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan 

rentang trendline.Pola sebaran data yang relatif persebaran data dari pengujian SASW
seragam menunjukkan bahwa hasil pasangan data menunjukkan rentang persebaran yang relatif
NSPT dan Vs dari pengukuran SDH cukup konsisten. besar, sehingga koefisien korelasi yang dihasilkan
lebih kecil dibandingkan dengan data yang
Hasil korelasi dari analisis regresi berdasarkan diperoleh dari pengujian SDH maupun gabungan
pengujian SDH ini sebagai berikut: ke 2 metode tersebut.
a. Vs = 102.71 N0.301 dengan R =
0.77 untuk semua jenis tanah Hasil korelasi dari analisis regresi berdasarkan
b. Vs = 136.22+11.65 N0.0.727 dengan R = pengujian SASW ini sebagai berikut:
0.73 untuk tanah cohesive a. Vs = 123.76 N0.271 dengan R =
c. Vs = 105.84 N0.315 dengan R = 0.71 untuk semua jenis tanah
0.99 untuk tanah non cohesive b. Vs = 123.68 N0.0.275 dengan R =
0.72 untuk tanah cohesive
c. Vs = 97.82 N0.3 dengan R =
1.5.2 Korelasi NSPT Lapangan dengan 0.95 untuk tanah non cohesive
Kecepatan Gelombang Geser Vs Hasil SASW

Secara keseluruhan analisis yang telah dilakukan


untuk pasangan data NSPT dan Vs hasil SASW, pola

1.6 Perbandingan Persamaan Korelasi Hasil Analisis dengan Persamaan Korelasi dari
Peneliti Sebelumnya
Tabel 1Korelasi antara Vs dan N dari penelitian sebelumnya

No Peneliti All soils Sand Silt Clay


1 Shibata(1970) ‐ 31.7N0.54 ‐ ‐
2 Ohba&Toriuma(1970) 84N0.31 ‐ ‐ ‐
3 Imai&Yoshimura(1975) 76N0.33 ‐ ‐ ‐
4 Ohta et al(1972) ‐ 87.2N0.36 ‐ ‐
5 Fujiwara(1972) 92.1N0.337 ‐ ‐ ‐
6 Ohsaki&Iwasaki(1973) 81.4N0.39 ‐ ‐ ‐
7 Imai et al (1975) 89.9N0.34 ‐ ‐ ‐
8 Imai(1977) 91N0.337 80.6N0.331 ‐ 80.2N0.292
9 Ohta&Goto(1978) 85.35N0.348 ‐ ‐ ‐
10 Seed&Idriss(1981) 61.4N0.5 ‐ ‐ ‐
11 Imai&Tonaouchi(1982) 97N0.314 ‐ ‐ ‐
12 Sykora&Stokoe(1983) ‐ 100.5N0.29 ‐ ‐
13 Jinan (1987) 116.1(N+0.32)0.202 ‐ ‐ ‐
14 Okamoto et al(1989) ‐ 125N0.3 ‐ ‐
15 Lee(1990) ‐ 57.4N0.49 105.64N0.32 114.43N0.31
16 Athanasopoulus(1995) 107.6N0.36 ‐ ‐ 76.55N0.445
17 Sisman(1995) 32.8N0.51 ‐ ‐ ‐
18 Iyisan(1996) 51.5N0.516 ‐ ‐ ‐
19 Kanai(1996) 19N0.6 ‐ ‐ ‐
20 Jafari et al (1997) 22N0.85 ‐ ‐ ‐
21 Pitilakis et al (1999) ‐ 145(N60)0.178 132(N60)0.271
22 Kiku et al (2001) 68.3N0.292 ‐ ‐ ‐
23 Jafari et al (2002) ‐ ‐ ‐ 27N0.73
24 Hasancebi&Ulusay(2006) 90N0.309 90.82N0.319 ‐ 97.89N0.269
25 Unal Dikmen(2008) 58N0.39 73N0.33 60N0.36 44N0.48
26 Hanumantharao(2008) 82.6N0.43 79N0.434 86N0.42


450

400

350

300

250
Vs (m/s)

200 Fujiwara(1972)

Imai et al (1975)
150
Imai (1977)
100 Ohta & Goto (1978)

50 Imai & Tonaouchi (1982)

HASIL STUDI
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
N
 
Gambar 10Perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi yang mendekati persamaan korelasi dari
penelitian sebelumnya untuk kriteria semua jenis tanah

Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa korelasi yang hampir mendekati prediksi dari korelasi hasil
penelitian terdahulu yang memberikan prediksi studi. Korelasi lainnya, yakni Imai et al (1975), Imai
nilai Vs yang mendekati dari nilai prediksi Vs yang (1977), Ohto dan Goto (1978), Imai & Tonaouchi
diberikan oleh korelasi hasil studi ini.Korelasi dari (1982) memberikan nilai Vs dibawah hasil korelasi
Fujiwara (1972) memberikan prediksi nilai Vs studi ini.

600
Vs HASIL STUDI
550 Imai (1977)
500 Lee (1990) ‐ Clay
450 Lee (1990) ‐ Silt
Athanasopoulus (1995)
400 Jafari et al (2002)
350
Vs (m/s)

300
250
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30 N 35 40 45 50 55 60 65
 
Gambar 11Perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi dengan persamaan korelasi dari penelitian
sebelumnya untuk kriteria tanah cohesive


Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan 

Untuk perbandingan persamaan korelasi Vs hasil clay. Korelasi Imai (1977) dan Unal Dikmen (2008)
studi pada kriteria tanah cohessive dengan korelasi memberikan prediksi batas bawah nilai Vs,
tanah cohessive hasil penelitian terdahulu korelasi sedangkan korelasi Athanasopoulus (1995) dan
dari Lee (1990) memberikan prediksi nilai Vs yang Hanumantharao (2008) memberikan prediksi
paling mendekati prediksi dari korelasi hasil studi. batas atas dari nilai Vs untuk N>15
Namun jika ditinjai lebih lagi, persamaan korelasi (Athanasopoulus) dan N>10 (Hanumantharao).
yang diajukan Lee yang paling mendekati ialah
untuk kriteria tanah silt dibanding untuk tanah

600
Vs HASIL STUDI
Ohta et al (1972)
Sykora & Stokoe (1983)
500
Okamoto et al (1989)
Lee (1990)
Hasancebi & Ulusay (2006)
400 Hanumantharao (2008)
Vs (m/s)

300

200

100

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
N  
Gambar 12Perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi dengan persamaan korelasi dari penelitian
sebelumnya untuk kriteria tanah non‐cohesive

Untuk perbandingan persamaan korelasi Vs hasil Vs = 118.66 N0.279 dengan R = 0.70


studi pada kriteria tanah non‐cohessive untuk tanah cohesive
menunjukkan bahwa korelasi Ohta et al (1972) Vs = 92.03 N0.332 dengan R = 0.89
memberikan prediksi nilai Vs yang paling untuk tanah non cohesive
mendekati korelasi hasi studi ini. Korelasi Sykora & 2. Berdasarkan hasil analisis pengaruh kriteria
Stokoe (1983) dan Hasancebi & Ulusay (2006) jenis tanah terhadap persamaan korealasi yang
memberikan prediksi dibawah korelasi hasil studi didapat, maka persamaan korelasi hasil studi
untuk N>10, sedangkan untuk N<10 hasilnya ini lebih mewakili dan lebih cocok digunakan
bersesuaian dengan prediksi korelasi dari hasil untuk kondisi kriteria tanah kohesif.
studi ini.Korelasi dari Hanumantharao (2008) 3. Metode pengukuran Vs secara langsung sangat
menjadi batas atas dalam prediksi nilai Vs. mempengaruhi persamaan korelasi yang
dihasilkan. Data‐data menunjukkan bahwa
1.7 SIMPULAN pengukuran Vs dengan metode Seismic Down‐
Hole (SDH) memberikan hasil yang lebih baik
1. Dari hasil analisis diperoleh persamaan dan konsisten dibanding dengan pengukuran
korelasi empiris untuk menentukan kecepatan Vs hasi SASW.
gelombang geser (Vs) berdasarkan nilai NSPT, 4. Hasil perbandingan antara persamaan korelasi
yakni: hasil studi ini dengan persamaan korelasi
Vs = 115.41 N0.284 dengan R = 0.72 sebelumnya menunjukkan bahwa persamaan
untuk semua jenis tanah korelasi hasil studi cukup baik dan konsisten


berada dalam rentang persamaan korelasi N60”, 13th Symposium on Earthquake Engineering
sebelumnya. Indian Instite of Technology,Roorkee.

Dikmen, U, (2009) : Statistical Correlations of Shear
PUSTAKA Wave Velocity and Penetration Resistance for Soils,
Departement of Geophysical, Ankara University,
Kramer, S.L., (1996) :Geotechnical Earthquake Turkey.
Engineering, Upper Saddle River, New Jersey
07458 : Prentice Hall, Inc. Hasancebi, N., dan Ulusay, R., (2006) : Emphirical
Correlation Between Shear Wave Velocity and
Andrus, R. D., and Stokoe, K. H,. (1999) : A Penetration Resistance for ground shaking
Liquefaction Evaluation Procedure Based on Shear assessments, Paper, Departement of Geological
Wave Velocity. Japan Natural Resources Engineering, Hacettepe University, Ankara‐Turki,
Development Program (UJNR). Tsukuba, Japan. Springler‐Verlag.

Bellana, N. (2009) : Shear Wave Velocity as Hanumantharao, C., dan Ramana, G.V., (2008) :
Function of SPT Penetration Resistance and Dynamic Soil Properties for Microzonation of Delhi,
Vertical Effective Stress at California Bridge Site, India” J. Earth Syst. Sci. 117, S2, pp.719‐730.
Civil and Environmental Engineering, UNIVERSITY
OF CALIFORNIA Inazaki, T. : Relationship Between S‐Wave
Velocities and Geotechnical Properties of Alluvial
Jafari, dkk. (2002) : Dynamic Properties of Fine Sediments, Public Works Research Institute,
Grained Soils in South of Tehran, JSEE: Spring , Tsukuba, Japan.
Vol.4, No. 1
Iyisan, R. (1996) : Correlations Between Shear
Ming‐Hung Chen, dkk. : Experience of Suspension Wave Velocity and In‐Situ Penetration Test Results,
P‐S Logging Method and Emphirical Formula of ITU Faculty of Civil Engineering Dept of
Shear Wave Velocities in Taiwan”, National Center Geotechnics, Istambul, Teknik Dergi, vol 7, No 2,
for Research on Earthquake Engineering, Taiwan. pp.1187‐1199.

Ohta, Y, dan Goto,N, (1977) : Empirical Shear Wave Park, B.C and Richard D. Miller (2004): MASW to
Velocity Equations In Term Of Characteristic Soil Map Shear‐Wave Velocity of Soil, Kansas Geological
Indexs, John Wiley & Sons, Ltd. Survey, University of Kansas, Kansas.

Pezeshk, dkk. (1996) : An Emphirical Method to
Estimate Shear Wave Velocity od Soils in The New
Madrid Seismic Zone, Soil Dynamics & Earthquake
Engineering 15, 399‐408, Elsevier.

Tonouchi, dkk. (1983), : Shear Wave Velocity in
The Ground and The Damping Factor”, Bulletin of
The International Association of Engineering
Geology N026‐27, Paris.

Kenji, Ishihara. (1996),; Soil Behaviour in
Earthquake Geotechnichs, Departement of Civil
Engineering Science University of Tokyo.

Anagnostopolous, dkk. (2003) : Empirical
Correlations of Soil Parameters Based on Cone
Penetration Tests (CPT) for Greek Soils, Kluwer
Academic Publishers, Geotechnical and Geological
Engineering, 21: 377‐387.

Anbazhagan, P., dan Sitharam, T.G., (2006) :
Evaluation of Dynamic Properties and Ground
Profiles Using MASW, Correlation Between Vs and

Anda mungkin juga menyukai