Anda di halaman 1dari 8

ANTENA MIKROSTRIP PROXIMITY COUPLED ULTRA WIDE-BAND PADA X-

BAND
Priyanka Deilla Machmoed1, Heroe Wijanto2, Budi Syihabuddin3
1,3
Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
priyankadeillam@student.telkomuniversity.ac.id
2
heroe@telkomuniversity.ac.id, 3budisyihab@telkomuniversity.ac.id

Abstrak
Teknologi ultra wideband (UWB) dapat menunjang untuk kecepatan transmisi data yang tinggi,
konsumsi daya yang rendah, dan konfigurasi sederhana pada hardware untuk berbagai aplikasi seperti
perangkat RFID, sensor network, location tracking system, serta radar dan remote sensing. UWB memiliki
karakteristik pulsa yang sempit sehingga akan mendukung untuk resolusi tinggi, oleh karena itu,
pengaplikasian yang berkaitan dengan radar dan remote sensing adalah salah satu pemanfaat teknologi
UWB terbaik. Pada penelitian ini merancang antena mikrostrip Ultra Wide-band, karena berpotensi untuk
diaplikasikan pada Synthetic Aperture Radar (SAR). Salah satu keunggulan bandwidth yang lebar pada
SAR diantaranya adalah dapat menyediakan resolusi yang tinggi.
Perancangan antena dilakukan dengan simulasi menggunakan software dan direalisasikan dengan
substrat dielektrik Roger Duroid RT 5880 (εr = 2,2 dan h = 1,575 mm). Hasil simulasi antena bekerja pada
frekuensi 9.6 GHz (X-Band) dengan bandwidth sebesar 2,6436 GHz sehingga antena ini dapat dikategorikan
sebagai ultra wide-band. Selain itu, polarisasi antena adalah linear yang bekerja pada polarisasi horizontal
maupun vertikal. Dengan demikian, diharapkan bahwa antena yang dirancang pada penelitian ini akan
meningkatkan kualitas dalam pemantauan cuaca. Pada antena yang direalisasikan bandwidth yang
dihasilkan sebesar 0,831 GHz di frekuensi 9,6 GHz , namun antena yang direalisasikan menghasilkan dual-
band dengan frekuensi resonansi kedua di 12,15 GHz.

Kata kunci : Antena mikrostrip, X-band SAR, Ultra Wide-band

Abstract
Ultra wideband (UWB) technology can support high data transmission speed, low power
consumption, and simple configuration of hardware for applications such as RFID devices, network sensors,
location tracking systems, and radar and remote sensing. UWB has a narrow pulse characteristic that will
support for high resolution, therefore, applications related to radar and remote sensing are among the best
UWB technology beneficiaries. In this study designed the Ultra Wide-band microstrip antenna, because it
has potential to be applied to Synthetic Aperture Radar (SAR). One of the wide bandwidth advantages of
SAR is that it provides high resolution.
The design of the antenna done by simulation using software and realized with Roger Duroid RT
5880 dielectric substrate (εr = 2,2 and h = 1,575 mm). The antenna simulation results work at a frequency
of 9.6 GHz (X-Band) with a bandwidth of 2.6436 GHz so that this antenna can be categorized as an ultra
wide-band. In addition, antenna polarization is linear which acts on both horizontal and vertical
polarization. Thus, it is expected that the antenna designed in this study will improve the quality in weather
monitoring. At the realized antenna the generated bandwidth is 0.831 GHz at a frequency of 9.6 GHz, but
the realized antenna produces a dual-band with a second resonance frequency at 12.15 GHz.
Keywords: Microstrip antenna, X-band SAR, Ultra Wide-band

1. Pendahuluan
Teknologi ultra wideband (UWB) dapat menunjang untuk kecepatan transmisi data yang tinggi, konsumsi
daya yang rendah, dan konfigurasi sederhana pada hardware untuk berbagai aplikasi seperti perangkat RFID,
sensor network, location tracking system, serta radar dan remote sensing[1]. UWB memiliki karakteristik pulsa
yang sempit sehingga akan mendukung untuk resolusi tinggi, oleh karena itu, pengaplikasian yang berkaitan
dengan radar dan remote sensing adalah salah satu pemanfaat teknologi UWB terbaik.
Synthetic Aperture Radar (SAR) merupakan salah satu dari teknologi remote sensing yang juga termasuk
dalam teknologi radar. Pada penggunaannya, SAR menggunakan prinsip dasar radar, yaitu dengan memancarkan
gelombang ke arah objek yang akan dideteksi, lalu menangkap gelombang pantulnya dan kemudian diolah menjadi
sebuah image (citra), namun pada teknologi SAR gelombang yang digunakan adalah gelombang mikro[2].
Oleh karena itu, tugas Akhir ini mengembangkan desain antena pada penelitian sebelumnya [3][4] dengan
menggunakan antena mikrostrip dan juga meningkatkan resolusi dengan memperlebar bandwidth menggunakan
beberapa metode yang digabungkan secara bertahap, yaitu penambahan lapisan substrat[5], slotted patch[6], dan
truncated multisection transformer[7].
2. Dasar Teori
2.1 Ultra Wideband
Teknolgi Ultra Wideband (UWB) berpotensi tinggi dalam pengembangannya, khususnya yang berkaitan
dengan radar karena karakteristik pulsa UWB yang relatif sempit akna mendukung resolusi tinggi. Skema
transmisi nirkabel dapat dikategorikan sebagai UWB bila memiliki fractional bandwidth (W/fc) lebih dari 20%
dimana W adalah bandwidth transmisi dan fc adalah frekuensi tengah[8]. Penggunaan bandwidth yang lebar
memiliki beberapa keuntungan, yaitu dapat mencapai data rate yang lebih tinggi tanpa harus meningkatkan daya
pancar, dan juga resolusi dapat meningkat pada lingkungan yang menyebakan multipath sehingga dapat
mengurangi fading[9].

2.2. Antena Mikrostrip Rectangular


Proximity coupled merupakan sebuah teknik pencatuan, dimana pencatu diletakkan diantara dua substrat.
Catuan ini terjadi mengandalkan kopling elektromagnetik yang terjadi antara patch dan mikrostrip.[10] Dengan
menggunakan teknik pencatuan ini, diharapkan bandwidth yang didapatkan lebih besar dibanding dengan teknik
pencatuan microstrip line. Antena mikrostrip merupakan antena low profile dengan biaya fabrikasi yang relatif
lebih murah karena menggunakan teknologi modern berupa printed-circuit. Mikrostrip umumnya terdiri dari
metallic patch disebuah substrat yang terletak diatas groundplane, dimana metallic patch dapat menggunakan
berbagai macam konfigurasi, salah satunya adalah bentuk rectangular yang merupakan salah satu bentuk patch
paling populer karena fabrikasi dan proses analisis yang relatif lebih mudah[11]. Oleh karena itu, bentuk
rectangular yang akan digunakan pada penelitian ini. Jenis substrat dielektrik yang umum digunakan pada
perancangan antena mikrostrip memiliki konstanta dielektrik pada rentang 2,2 ≤ εr ≤ 12. Substrat dielektrik dengan
konstanta dielektrik yang kecil dipilih dalam penelitian ini karena dapat menghasilkan efisiensi yang lebih baik
dan bandwidth lebar[11], sehingga Rogers Duroid RT5880 dengan εr = 2,2 dan ketebalan 1,575 mm yang akan
digunakan[12], karena bandwidth menjadi fokus dalam penelitian ini.

2.3. Proximity Coupled


Konfigurasi pencatu (feed) berjenis proximity coupled dipilih dalam penelitian ini karena dapat menghasilkan
bandwidth paling lebar dibanding konfigurasi lainnya (13%)[11]. Proximity coupled terdiri dari feed yang terletak
diantara dua buah substrat seperti pada Gambar 2. Konfigurasi ini tergolong cukup mudah dalam pemodelannya,
namun proses fabrikasi tergolong cukup sulit. Panjang feeding stub dan rasio width-to-line dari patch dapat
digunakan untuk kontrol penyepadanan[11]

2.4 Multilayer Substrat


Disamping berbagai keuntungan yang dimiliki antena mikrostrip, terdapat kekurangan dari antena mikrostrip
yaitu bandwidth yang sempit. Terdapat berbagai metode untuk mengatasi bandwidth yang sempit, diantaranya
dengan menambah ketebalan substrat[11]. Penambahan ketebalan substrat bisa dilakukan dengan pemilihan bahan
substrat yang akan digunakan dan juga dengan menambahkan lapisan substrat atau disebut multiple layer structure.
Dengan penambahan lapisan substrat dapat meningkatkan performa antena khususnya bandwidth tanpa
mempengaruhi frekuensi resonansi dari antena secara signifikan [13][14].

2.5 Slotted Patch


Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi bandwidth yang sempit dari antena mikrostrip
adalah dengan melakukan penambahan slot. Metode ini menurunkan faktor kualitas (Q) dari patch, karena energi
yang tersimpan dibawah patch berkurang[15]. Bandwidth dari antena mikrostrip berbanding terbalik dengan faktor
kualitas.

2.6 Defected Ground Structure


Metode ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan dari antena mikrostrip, yaitu bandwidth
yang sempit. Metode defected ground structure (DGS) dilakukan dengan menghilangkan (etch) sebagian bidang
dari groundplane yang menyebabkan distibusi arus pada permukaan groundplane terganggu. Hal ini dapat
menghasilkan eksitasi dan propagasi gelombang elektromagnetik yang bisa dikendalikan dengan menyesuaikan
bentuk DGS[16].

2.7 Two-Section Quarter Wave Transformer


Penyepadanan impedansi memiliki peranan penting dalam perancangan antena, jika impedansi input dan
impedansi antena sepadan maka meminimalisir gelombang yang dipantulkan kembali ke antena. Terdapat
beberapa metode untuk penyepadanan impendasi, salah satunya dengan menggunakan transformator 𝜆⁄4 yang
merupakan transformator sederhana untuk penyepadan dua impedansi riil pada frekuensi yang sama.
Transformator 𝜆⁄4 single dapat digunakan untuk penyepadan narrow band pada frekuensi resonansi tanpa adanya
pantulan. Namun untuk penyepadan impedansi pada bandwidth lebar dapat dilakukan salah satunya dengan two-
section quarter wave transformer [17].

3. Perancangan
3.1 Spesifikasi Antena
Penelitiani ini bertujuan untuk mengembangkan antena low profile pada X-band yang nantinya dapat digunakan
untuk spaceborne weather SAR dengan bandwidth lebar untuk menunjang resolusi tinggi. Namun penelitian ini
berfokus pada perancangan antena ultra wideband untuk frekuensi 9,6 GHz, dengan penentuan spesifikasi yang
mengacu pada penelitian terkait mengenai X-band SAR [4].
Frekuensi Kerja : 9,6 GHz
Polarisasi : Linear
Polaradiasi : Unidirectional
Selain mengacu pada penelitian tersebut, penentuan bandwidth antena mengacu pada standar untuk ultra
wideband, yaitu sebesar 20% dari frekuensi kerja antena. Sehingga spesifikasi bandwidth minimum antena yang
akan diteliti sebesar 1,92 GHz. Konfigurasi catuan menjadi fokus penting dalam penelitian ini. Proximity coupled
yang merupakan salah satu konfigurasi catuan terpopuler dengan proses pemodelan yang relatif mudah dan juga
memiliki kemungkinan menghasilkan bandwidth yang lebih lebar. Dan juga dengan memilih substrat yang cukup
tebal berpotensi untuk memperlebar bandwidth[18]. Oleh karena itu Rogers Duroid RT5880 dengan εr = 2,2 dan
ketebalan 1,575 mm yang akan digunakan.

3.2 Perancangan Antena


Parameter dimensi antena hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1 dan disimulasikan seperti pada
Gambar 1 dan Gambar 2 sebagai inisiasi desain awal antena mikrostrip proximity coupled.
Tabel 1. Parameter Dimensi Antena

Nama Nilai (mm) Deskripsi


Wp 12.34 Lebar patch
Ws 21.79 Lebar substrat
Lp 9.492 Panjang patch
Ls 18.942 Panjang Substrat
Lf 9.471 Panjang catuan
Wf 4.851 Lebar catuan
Hc 0.035 Tebal konduktor
Hs 1.575 Tebal substrat

Gambar 1. Inisiasi Desain Awal Antena Gambar 2. Tampak Samping

3.2.1 Simulasi Antena Proximity Coupled Triple Layer


Hasil simulasi desain antena proximity coupled masih menghasilkan bandwidth yang sempit dan jauh dari
spesifikasi mínimum, oleh karena itu dilakukan penambahan ketebalan substrat dengan cara menambahkan lapisan
substrat menjadi tiga lapis dengan jenis substrat tambahan yang digunakan tetap sama dengan kedua substrat
lainnya, yaitu Rogers Duroid RT5880 dengan tujuan dari teknik ini adalah untuk memperlebar bandwidth[6].
Posisi catuan pada desain ini berada diantara lapisan substrat kedua dan ketiga. Simulasi antena ini dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Tampak Samping Antena Proximity Coupled Triple Layer

Gambar 4. Perbandingan Bandwidth Antena Proximity Coupled Triple Layer Sebelum dan Hasil Optimasi
dengan Antena Proximity Coupled

Simulasi desain ini menghasilkan bandwidth sebesar 1,2694 GHz pada VSWR 1,5 dengan nilai VSWR
minimum pada frekuensi 9,6 GHz sebesar 1,178 dan nilai return loss sebesar -21.74 dB. Pada simulasi antena
proximity coupled triple layer belum mencapai bandwidth minimum, namun mengalami peningkatan sebesar
488,4 MHz dibanding desain sebelumnya. Tetapi nilai VSWR dari desain ini mengalami kenaikan sehingga nilai
VSWR minimum > 1,1 sehingga tidak memenuhi spesifikasi bandwidth minimum maupun syarat nilai VSWR
minimum.
3.2.2 Simulasi Antena Slotted Patch Proximity Coupled Triple Layer
Substrat yang cenderung tebal dengan konstanta dielektrik yang kecil akan menghasilkan bandwidth yang
lebih lebar. Desain pada Gambar 5 merupakan hasil modifikasi desain antena proximity coupled triple layer, yaitu
dengan melakukan teknik slot pada bagian bawah dan atas patch antena. Teknik ini dilakukan tujuan memperlebar
bandwidth dan mengoptimalkan nilai VSWR[6].

Gambar 5. Desain Antena Slotted Patch Proximity Coupled Triple Layer

Bandwidth pada VSWR 1,5 mengalami peningkatan dibandingkan desain antena sebelum ditambambahkan
slot, yaitu sebesar 1,3472 GHz dengan nilai VSWR minimum sebesar 1,084 dan nilai return loss sebesar -28,1 dB.
Hasil simulasi desain antena slotted patch proximity coupled triple layer telah memenuhi syarat VSWR minimum,
dan menghaslkan bandwidth lebih besar 77,8 MHz dibandingkan dengan desain sebelumnya, tetapi bandwidth
minimum masih belum tercapai.
Gambar 6. Nilai VSWR Antena Slotted Patch Proximity Coupled Triple Layer

3.2.3 Simulasi Antena Truncated Slotted Patch Proximity Coupled Triple Layer dengan Metode Defected
Ground Structure dan Trafo 𝛌⁄𝟒
Desain antena slotted patch proximity coupled triple layer telah memiliki bandwidth yang sudah cukup lebar
namun masih belum memenuhi target bandwidth minimum dengan selisih 572,8 MHz untuk mencapai target. Oleh
karena itu, dilakukan penambahan beberapa teknik sekaligus, yaitu memotong ujung patch (truncate) dan defected
ground structure (DGS) untuk memperlebar bandwidth, serta two-section quarter wave transformer untuk
penyepadanan impedansi. Desain antena truncated slotted patch proximity coupled triple layer dengan metode
DGS dan trafo 𝜆⁄4 dapat dilihat pada Gambar 7 sampai Gambar 9.

Gambar 7. Desain Truncated Slotted Patch Gambar 8. Desain Two-Section


Quarter Wave Transformer

Gambar 9. Desain Defected Ground Structure

Gambar 10. Nilai VSWR Antena Truncated Slotted Patch Proximity Coupled Triple Layer dengan Metode DGS
dan Trafo λ⁄4
Desain antena truncated slotted patch proximity coupled triple layer dengan metode DGS dan trafo 𝜆⁄4
mengalami peningkatan bandwidth secara signifikan. Pada Gambar 3.10 dapat kita lihat bahwa antena memiliki
bandwidth pada VSWR 1,5 sebesar 2,6436 GHz dengan nilai VSWR pada frekuensi 9,6 GHz sebesar 1,023 dan
return loss sebesar -38.87 dB. Namun nilai VSWR dan return loss minimum sebesar 1,02 dan return loss sebesar
-39,7 dB verada pada frekuensi 9,612 GHz. Dapat disimpulkan bahwa desain antena ini telah memenuhi semua
spesifikasi yang telah ditentukan, sehingga desain antena ini yang akan direalisasikan.

Tabel 1. Nilai Parameter Dimensi Antena Truncated Slotted Patch Proximity Coupled Triple Layer dengan
Metode DGS dan Trafo λ⁄4
Nama Nilai (mm) Deskripsi
Wp 18,4 Lebar patch
Ws 33 Lebar substrat
Lp 10,3 Panjang patch
Ls 47 Panjang Substrat
Wf 10,3 Lebar catuan
Hc 0.035 Tebal konduktor
Hs 1.575 Tebal substrat
Wslot 2,9 Lebar Slot
Lslot 6,06 Panjang Slot
Wf2 9 Lebar catuan bagian dua
Lf2 7,9 Panjang catuan bagian dua
Wdgs1 3,46 Radius luar DGS
Wdgs2 1,6 Radius dalam DGS

4. Analisis
Perancangan antena dilakukan dengan melakukan penambahan teknik-teknik tertentu secara bertahap untuk
mencapai spesifikasi yang telah ditentukan dan disimulasikan di perangkat lunak CST Studio Suite 2016. Dari hasil
simulasi yang telah dilakukan, antena truncated slotted patch proximity coupled triple layer dengan metode DGS
dan trafo 𝜆⁄4 memenuhi spesifikasi dari penelitian ini, sehingga antena ini yang direalisasikan seperti pada Gambar

(a) (b)

Gambar 11. Hasil Realisasi Antena (a) Tampak Atas (b) Tampak Bawah

4.1 Pengaruh Penambahan Lapisan Substrat


Hasil simulasi dari antena proximity coupled telah bekerja di frekuensi yang telah ditetapkan dengan nilai
return loss minimum yang dihasilkan dari desain ini sebesar -28,51 dB dan VSWR minimum sebesar 1,08 dengan
bandwidth 0,781 GHz pada VSWR 1,5 sehingga bisa disimpulkan model ini masih sangat jauh dari target
bandwidth minimum untuk bisa dikategorikan sebagai ultra wideband.
Penambahan substrat menghasilkan yang lebih lebar bandwidth, yaitu sebesar 1,2694 GHz dengan polaradiasi
unidirectional ke arah 0° dan main lobe magnitude axial ratio sebesar 40 dB sehingga polarisasi yang dihasilkan
adalah linear. Namun nilai return loss yang dihasilkan mengalami penurunan. Gain yang dihasilkan juga lebih
tinggi dibandingkan dengan sebelum penambahan lapisan substrat, yaitu sebesar 6,924 dB. Pengaruh penambahan
lapisan substrat terhadap parameter antena dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 3. Pengaruh Penambahan Lapisan Substrat Terhadap Parameter Antena

Antena Proximity Coupled


Parameter Antena Antena Proximity Coupled
Triple Layer
VSWR 1,08 1,178
Bandwidth 0,781 GHz 1,2694 GHz
Return Loss -28,51 dB -21,74 dB
Gain 6,606 dB 6,924 dB
Polarisasi Linear Linear
Polaradiasi Unidirectional Unidirectional

4.2 Pengaruh Slot Pada Patch


Bandwidth pada VSWR 1,5 mengalami peningkatan dibandingkan desain antena sebelum ditambambahkan
slot, yaitu sebesar 1,3472 GHz dengan polaradiasi unidirectional pada sudut 0° arah azimuth dan main lobe
magnitude axial ratio pada 0° sebesar 40 dB sehingga polarisasi yang dihasilkan adalah linear. Hasil simulasi
desain antena slotted patch proximity coupled triple layer juga mengalami peningkatan nilai return loss menjadi -
28.10 dB dan peningkatan gain sebesar 0,046 dB. Pengaruh penambahan slot pada patch dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4 Pengaruh Slot Pada Patch Terhadap Parameter Antena
Antena Proximity Coupled Antena Slotted Patch Proximity
Parameter Antena
Triple Layer Coupled Triple Layer
VSWR 1,178 1,08
Bandwidth 1,2694 GHz 1,3472 GHz
Return Loss -21,74 dB -28,10 dB
Gain 6,924 dB 6,97 dB
Polarisasi Linear Linear
Polaradiasi Unidirectional Unidirectional

4.3 Pengaruh Truncate Pada Patch, DGS, dan Two-Section Quarter Wave Transformer
Hasil simulasi antena truncated dan slotted patch proximity coupled triple layer dengan metode DGS dan trafo
λ⁄ mengalami peningkatan performa secara keseluruhan ditinjau dari parameter antena. Bandwidth antena
4
mengalami peningkatan signifikan sebesar 1,2964 dB dibandingkan sebelum penambahan truncate pada patch,
DGS, dan trafo λ⁄4. Nilai return loss, VSWR dan gain juga mengalami peningkatan. Pengaruh penambahan
truncate pada patch, DGS, dan two-section quarter wave transformer terhadap parameter antena dapat dilihat pada
Tabel 4.3.

Tabel 5. Pengaruh Truncate, DGS, dan Two-Section Quarter Wave Transformer Terhadap Parameter Antena

Antena Truncated dan Slotted


Antena Slotted Patch Proximity Patch Proximity Coupled Triple
Parameter Antena Layer dengan Metode DGS dan
Coupled Triple Layer
Trafo 𝝀⁄𝟒
VSWR 1,08 1,023
Bandwidth 1,3472 GHz 2,6436 GHz
Return Loss -28,10 dB -38,87 dB
Gain 6,97 dB 8,204 dB
Polarisasi Linear Linear
Polaradiasi Unidirectional Unidirectional

5. Kesimpulan
Dari proses penelitian tugas akhir mengenai “Antena Mikrostrip Proximity Coupled Ultra Wideband Pada X-
Band”, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut,
a. Antena hasil realisasi belum memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
b. Penambahan lapisan substrat dapat memperlebar bandwidth, tetapi akan menyebabkan penurunan pada
nilai return loss.
c. Penambahan slot pada patch antena dapat meningkatkan nilai return loss dan memperlebar bandwidth
d. Dengan melakukan truncate pada patch, DGS, dan penggunaan two-section quarter wave transformer
dapat meningkatkan performa antena secara keseluruhan, khususnya pada parameter bandwidth.
e. Bandwidth dari antena yang direalisasikan sebesar 0,831 GHz dengan frekuensi tengah 9,6 GHz, namun
terdapat potensi ultra wideband.

Daftar Pustaka
[1] S. Mori, L. Pulvirenti, M. Chini, M. Montopoli, N. Pierdicca, and J. A. Weinman, “Precipitation
signature on X-band spaceborne synthetic aperture radar imagery : interpretation and analysis,” no. 1, p.
2012, 2012.
[2] S. Mori et al., “Analysis of Rainfall Signatures on COSMO-SkyMed X-Band Synthetic Aperture Radar
Observations,” IEEE Trans. Geosci. Remote Sens., pp. 1952–1955, 2012.
[3] T. Kozu et al., “Development of precipitation radar onboard the Tropical Rainfall Measuring Mission
(TRMM) satellite,” IEEE Trans. Geosci. Remote Sens., vol. 39, no. 1, pp. 102–116, 2001.
[4] A. Torre and P. Capece, “COSMO-SkyMed: The advanced SAR instrument,” RAST 2011 - Proc. 5th Int.
Conf. Recent Adv. Sp. Technol., pp. 865–868, 2011.
[5] C. S. Engineering, S. Gupta, S. Singh, C. Engineering, C. S. Engineering, and D. Highway, “Bandwidth
Enhancement in Multilayer Microstrip Proximity Coupled Array,” IJECSE, vol. 1, pp. 287–293, 2012.
[6] V. P. Patil, “Enhancement of Bandwidth of Rectangular Patch Using Two Square Slots Technique,” Int.
J. Eng. Sci. Emerg. Technolo, vol. 3, no. 2, pp. 1–12, 2012.
[7] S. Sharma, C. C. Tripathi, and R. Rishi, “Impedance Matching Techniques for Microstrip Patch
Antenna,” Indian J. Sci. Technol., vol. 10, no. July, 2017.
[8] definitions and abbreviations ITU-R Characteristics of ultra-wideband technology Annex 1 UWB terms,
“SM . 1755,” 2006.
[9] J. D. Taylor, Advanced Ultrawideband Radar: Signals, Targets, and Applications. 2016.
[10] G. Skofronick-jackson, N. S. Science, F. Collins, C. Tech-, and A. E. Agency, “The Global Precipitation
Measurement ( GPM ) Mission For Science and Society,” no. August, pp. 1679–1696, 2017
[11] C. a. Balanis, Antenna Theory - Analysis and Design. 2005.
[12] Rogers Corporation, “RT/duroid ® 5870 /5880,” pp. 100–101, 2017.
[13] J. Kim, H. C. Kim, and K. Chun, “Performance Enhancements of a Microstrip Antenna with Multiple
Layer Substrates.”
[14] H. Yon, A. H. Awang, M. T. Ali, S. Subahir, and S. N. Kamaruddin, “Comparative Analysis for
Multilayer Stacked Substrates Microstrip Patch Antenna,” pp. 34–37, 2016.
[15] S. Bhaskar and S. K. Gupta, “Bandwidth Improvement of Microstrip Patch Antenna Using H- Shaped
Patch,” vol. 2, no. 1, pp. 334–338, 2012.
[16] D. S. Marotkar, “Bandwidth Enhancement of Microstrip Patch Antenna using Defected Ground
Structure,” IEEE, pp. 1712–1716, 2016.
[17] J. D. Taylor, Advanced Ultrawideband Radar: Signals, Targets, and Applications. 2016.
[18] G. Ramesh, P. Bhartia, I. Bahl, and A. Ittipiboon, Microstrip Antenna Design Handbook.pdf. Artech
House, 2001.

Anda mungkin juga menyukai