1. Chi Square
Statistik deskriptif crosstab (tabulasi silang) termasuk dalam analisis deskripsi. Namun
ada perbedaan dibandingkan dengan statistik deskriptif frekuensi,dan eksplore. Deskriptif
crosstab menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Ciri-ciri
crosstab pada umumnya adalah dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara
deskriptif. Penyajian data pada umumnya adalah data kualitatif, khususnya berskala nominal
seperti hubungan antara jenis kelamin dengan usia, jenis kelamin dengan pekerjaan dan lain
sebagainya.
Analisis table silang (crosstabs) merupakan salah satu analisis korelasional yang
digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel (minimal 2 variabel) kategori nominal atau
ordinal. Dimungkinkan pula adanya penambahan variabel control.
Analisis tabulasi silang merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan utnuk
melihat hubungan antar variable. Sehingga analisa tabulasi silang ini dapat digunakan untuk
menganalisa lebih dari dua variable.
Berikut ini salah satu contoh perhitungan yang menggunakan analisis tabulasi silang atau
crosstab. Penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara jenis kelamin dengan
prestasi kerja.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah
membuat penelitian seperti mengadakan survei di suatu perusahaan atau organisasi. Data tersebut
dapat diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada beberapa responden. Dalam contoh ini,
kita mengambil responden sebanyak 30 orang. Dari data tersebut dapat menghasilkan data
seperti contoh berikut ini:
Untuk memudahkan analisa maka kita dapat membuat kode pada jenis kelamin dan prestasi
kerja.
Tabel 1. Pemberian Kode pada Variabel Jenis Kelamin dan Prestasi Kerja
Setelah data yang diperoleh diubah menjadi data nominal, yakni dengan memberi kode pada
setiap variable maka dapat disajikan menjadi seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2. Data-data yang diperoleh telah diubah sesuai ketentuan kode pada tabel 1
Setelah kita memberi kode seperti contoh tersebut di atas, maka kita telah siap untuk
mengadakan analisa crosstab atau analisa tabulasi silang. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Kedua cara tersebut akan muncul tampilan SPSS yang mirip dengan tampilan Microsoft Excel.
Setelah itu, secara otomatis output akan keluar. Seperti gambar berikut :
Pada tabel Case Processing Summary, menunjukkan dalam penelitian tersebut terdapat 30
sampel. Tidak ada yang hilang atau missing sehingga tingkat kevalidannya adalah 100%.
Pada tabel Jenis Kelamin * Prestasi Kerja Crosstabulation menunjukkan data objektif/ frekuensi
nyata (Count) dan frekuensi harapan (Expected Count) baik dalam bentuk skor maupun
presentase.
Kesimpulan: Dari penelitian tersebut terdapat 9 karyawan laki-laki yang memiliki prestasi kerja
rendah, 4 karyawan laki-laki berprestasi kerja sedang dan 4 sisanya berprestasi tinggi.
Sedangkan untuk karyawan wanita, 4 wanita mempunyai prestasi kerja rendah, 5 orang
memiliki prestasi kerja sedang dan 4 orang lainnya mempunyai prestasi kerja tinggi.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.528a 2 .466
Likelihood Ratio 1.550 2 .461
Linear-by-Linear
.916 1 .338
Association
N of Valid Cases 30
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3,47.
Penjelasan output:
Untuk tabel Chi-Square Tests, menunjukkan hasil Chi Kuadrat (Chi Square) hitung
sebesar 1.528. Tingkat signifikan = 0,05 % yang telah ditentukan terlebih dahulu sebelum
melakukan penelitian.
Keputusan = 0.05 Asymp. Sig. (2-sided) maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Bila = 0.05 Asymp. Sig. (2-sided) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan : Dari tabel Chi Square tersebut di atas, dapat diketahui bahwa 0.05 Asymp. Sig. (2-
sided) yakni 0.466 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Atau dengan kata lain tidak terdapat
hubungan antara jenis kelamin dengan prestasi kerja.
b. Uji Kesesuaian
Metode ini dikembangkan oleh Pearson tahun 1900 yang merupakan perhitungan suatu
kuantitas yang disebut Kai Kuadrat . Metode ini sangat bermanfaat ketika data yang tersedia
hanya berupa frekuensi (disebut count), misalnya banyaknya subjek dalam kategori sakit dan
tidak sakit, atau banyaknya penderita diabetes mellitus dalam kategori I, II, III, IV menurut
keparahan penyakitnya.
Uji kai kuadrat untuk satu sampel dapat dipakai untuk menguji apakah data sebuah
sampel yang diambil menunjang hipotesa yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut
mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu uji ini disebut juga uji
keselarasan (goodness of fit test), karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan
salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya).
Rumus yang digunakan untuk uji ini sama dengan rumus umum Uji Kai Kuadrat :
Contoh Kasus :
Penyelesaian :
Nilai E = 50, karena kita berharap bahwa jumlah yang menjawab pada masing-masing kategorik
akan berdistribusi sama. Selanjutnya masukan dalam rumus.
Dari hasil perhitungan terlihat Chi square hitung adalah 13. Selanjutnya melihat nilai tabel pada
kemaknaan alfa = 0.05 pada df = 4-1 = 3.
Dari tabel chi square diperoleh chi square tabel dengan df= 3 adalah 7,815, berarti Chi-square
hitung > chi-square tabel, maka Ho ditolak. Artinya sikap responden terhadap pertanyaan tidak
proporsional, dimana sikap responden cendrung pada sikap tertentu.
c. Uji Independensi
Di bidang kedokteran tidaki jarang kita menemukan dua variable di mana masing-masing
variable terdiri dari beberapa kategori, misalnya tingkat beratnya penyakit dan tingkat
kesembuhan. Bila kita ingin mengetahui apakah di antara dua variable tersebut terdapat
hubungan atau tidak, dengan kata lain apakah kedua variabel tersebut tersebut bersifat dependen
atau independen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan 𝑥 2 .
Interpretasi hasil pengujian ialah apabila hipotesis nol diterima, berarti tidak ada
hubungan (independen), tetapi bila hasilnya menolak hipotesis nol maka dikatakan kedua
variable tersebut mempunyai hubungan atau dependen. Rumus yang digunakan adalah rumus
umum 𝑥 2 .
Contoh:
Sebuah penelitian dilakukan oleh seorang kepala rumah sakit untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelas ruang rawat inap. Untuk kepentingan
tersebut diambil sampel sebanyak 200 orang penderita dengan hasil sebagai berikut.
Hasil perhitungan :
30,11
X2 = 0,05,dk6 = 12,59
Kesimpulannya, kita 95% percaya bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan ruang rawat inap.
Daftar Pustaka
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
http://idtesis.com/analisis-tabulasi-silang-crosstab/
http://digensia.wordpress.com/akses2013/04/10/uji-kecocokankesesuaian-goodness-of-fit-test/
TUGAS BIOSTATISTIK
“ CHI - Square ”
OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS : A4-B
2013