Anda di halaman 1dari 3

5 Komplikasi Akut Penyakit Ginjal Kronik

PGK adalah salah satu penyakit yang banyak "menghabiskan" dana JKN. Sifat kronisitas
PGK menyebabkan pasien harus rutin kontrol ke Rumah Sakit. Selain itu, komplikasi akut
PGK adalah salah satu penyebab tersering yang membawa pasien datang ke Instalasi Gawat
Darurat. Memahami penatalaksanaan komplikasi akut PGK akan meningkatkan kualitas
layanan yang dapat diberikan dokter Instalasi Gawat Darurat

GAGAL GINJAL AKUT DEKOMPESATA


Keadaan dekompensasi jantung dengan sesak napas yang berat, edema paru, peningkatan
vena jugular, edem kaki, tungkai, pada PGK dapat berakibat menjadi kematian sehingga
merupakan keadaan darurat medik. Hal ini dapat terjadi akibat pemberian cairan secara
berlebihan, seperti transfusi darah, infus cairan, yang tidak memperhatikan kemampuan
produksi urin dan gangguan fungsi jantungnya.

Selain itu juga dapat diakibatkan tekanan darah yang meningkat secara mendadak oleh karena
putus obat, lupa, tidak pernah kontrol ke dokter, kehabisan persediaan obat dll.

Pengelolahan meliputi:

1. Restriksi caiaran. Restriksi cairan adalah strategi utama dalam kondisi gagal ginjal akut
dekompensata. Overload cairan dapat mengakibatkan pernafasan yang terganggu pada pasien
gagal ginjal akut dekompensata, yang dapat berakibat pada kematian. Restriksi cairan
dilakukan sesuai dengan Insensible Water Loss (IWL), pada pasien dengan dialisis restriksi
cairan dapat lebih longgar.

2. Pemberian furosemide dapat diberikan secara oral atau intravena, bolus atau kontinyu (infus).
Dosis inisial adalah 20-80 mg iv bolus, dengan dosis selanjutnya setiap 6-8 jam bolus 20-400
mg. Dapat diberikan secara infus 5-40 mg/jam sesuai dengan respon. Dosis lebih besar dapat
mengakibatkan ototoksisitas. Hati-hati kemungkinan terjadinya gangguan elektrolit dan
penurunan fungsi ginjal lebih lanjut.

3. Pada keadaan yang refrakter terhadap diuretic dapat segera dilakukan ultrafiltrasi atau
dialisis.

4. Selain itu apabila ada hipertensi berat, perlu tekanan darah segera dengan obat yang bekerja
cepat per oral atau melalui infus sesuai dengan pengobatan hipertensi emergensi dan urgensi.
Obat anti-hipertensi pilihan untuk pasien PGK adalah nicardipine dan fenoldopam. Hanya,
nicardipine lebih banyak disukai karena relatif mudah untuk melakukan titrasi.
Hanya perlu lebih selektif untuk hanya memilih obat-obat yang tidak diekskresi melalui
ginjal untuk menghindari kelebihan dosis. Dianjurkan selalu memulai dosis dari kecil yang
dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon dan terjadinya efek samping.

HIPERKALEMIA
Konsentrasi kalium yang sangat tinggi dalam serum dapat terjadi oleh karena ekskresi kalium
yang berkurang dengan semakin menurunnya fungsi ginjal, atau oleh karena keadaan asidosis
metabolik yang mengakibatkan kalium keluar dari intra sel. Apabila terdapat gangguan pada
jantung atau kelainan EKG, maka kalium harus diturunkan segera mungkin. Pengelolahan
hampir sama dengan keadaan lain diluar PGK.

Pengelolahan berupa; pemberian bikarbonat iv untuk mengoreksi asidosis, kalsium glukonat


iv 10-20 mg iv untuk menstabilkan membrane. Insulin 10-20 U iv dan 25 gram glukosa (agar
tidak hipoglikemia) untuk meningkatkan masuknya K ke intra sel. Obat golongan beta
agonist subkutan atau nebulizer juga dapat memasukan K ke intra sel.

Hindari pemakaian infus yang mengandung kalium. Tindakan hemodialisis dengan kadar K
yang rendah dapat dengan cepat menurunkan K serum. Setelah kalium serum normal dapat
dilanjutkan dengan diet rendah kalium, dan menghindarkan penyebab hiperkalemia.

HIPOKALEMIA
Keadaan ini sering terjadi pada pasien yang dilakukan hemo atau peritoneal dialisis. Diduga
keadaan inilah yang sering mengakibatkan kematian mendadak pada pasien dialisis.
Umumnya terdapat pada PGK tahap 5 yang sudah banyak mengalami gagal jantung,
kardiomiopati, penyakit jantung koroner, anemia, sehingga lebih rentan terhadap perubahan
kadar kalium. Oleh karena itu pemeriksaan kalium serum secara berkala dilakukan agar
dengan segera dapat mendeteksi dini gangguan kalium.

KEGAWATAN UREMIK
Pada PGK atau gangguan ginjal akut akan dapat terjadi keadaan sindrom uremik suatu
keadaan kegawatan yang memerlukan penanganan segera. Komplikasi sindrom uremik yang
berupa hiperkalemia, edema paru, asidosis metabolik, ensefalopati, gangguan fungsi
perdarahan, dan perikarditis dapat mengancam jiwa sehingga memerlukan pengobatan di
perawatan khusus atau intensif. Umumnya untuk mengatasi keadaan ini diperlukan dialisis
segera.

ENSEFALOPATI UREMIK
Dapat terjadi pada 20% pasien Gagal Ginjal Akut yang dirawat di unit intensif (ICU),
sedangkan ada PGK lebih jarang, dan sering tidak berkaitan dengan tingginya konsentrasi
ureum. Gangguan kognitif pada pasien PGK dengan Hemodialisis dapat terjadi pada 30%
pasien dimana 10% nya mengalami gangguan yang berat.

Manifestasi EU ini berupa gangguan mental atau gangguan motorik, pada yang berat dapat
berakibat kematian. Dalam tabel dibawah ini dapat dilihat berbagai tingkat manifestasi klinik
EU.
Manifestasi EU yang berat terutama terjadi pada pasien yang belum menjalani dialisis. Selain
itu keadaan depresi, rasa cemas, keinginan untuk bunuh diri sering tak terdiagnosis dan
berkaitan dengan keadaan metabolik, malnutrisi buruk, rasa takut untuk menghadapi dialisis
dan kematian.
Selain memulai dialisis segera, diperlukan juga diet rendah protein untuk mengurangi
peningkatan ureum dan toksin uremik. Setelah keadaan stabil dapat dilakukan perubahan diet
dan dialisis yang seusai dengan keadaan saat itu.

Anda mungkin juga menyukai