Anda di halaman 1dari 5

Pemerintah Kota Manggar

Catatan Atas Laporan Keuangan


Untuk Periode yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

Undang – undang No.17 Tahun 2003 mewajibkan Presiden dan Gubernur/Bupati/ Walikota untuk
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN/APBD, Neraca, Laporan
Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka pemerintah pusat maupun daerah telah
memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual.Pemerintah
Kota Manggar dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 ini telah menghasilkan 7 (tujuh) laporan
keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus kas
(LAK), Laporan Perubahan Modal, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK), yang merupakan laporan keuangan pokok pemerintah.

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang relevan berkaitan dengan
posisi keuangan dan semua transaksi suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan, dan bertujuan
untuk menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1. UUD Tahun 1945

2. Undang-undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

3. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

4. Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

5. Perda Kota Manggar No 21 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB I. Pendahuluan

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

1.2. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB II.Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja

2.1. Ekonomi Makro


2.2. Kebijakan Keuangan

2.3. Pencapaian Target Kinerja APBD

BAB III. Ikhtisar Pencapaian Target Keuangan

BAB IV. Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

4.3. Kebijakan Pengakuan

BAB V. Penjelasan Pos - Pos Laporan Keuangan

5.1. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

BAB VI. Penutup

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET


KINERJA APBD

2.1. Ekonomi Makro

Dalam penyusunan APBD Kota Manggar Tahun 2014 dengan memperhitungkan kondisi
makro Gambaran kondisi perekonomian secara makro dapat ditunjukkan dari beberapa indikator
ekonomi makro daerah antara lain perkembangan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi,
perkembangan PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan akan
mengalami peningkatan dibandingkan 2009 yaitu 5,34% menjadi 5,87%. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada tahun 2011 ditargetkan mengalami pertumbuhan
positif sekitar 6% dengan pendapatan perkapita meningkat sebesar 11,74% dan laju inflasi
dibawah 2 digit. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Semarang berdasarkan atas
harga berlaku tahun 2010 tercatat sebesar Rp43.398.190,77 atau mengalami peningkatan
dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp38.465.017,28.

2.2 Kebijakan Keuangan

Dalam upaya memenuhi kebutuhan belanja daerah sumber yang terbatas maka
Pemerintah Kota Manggat dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan menetapkan kebijakan
keuangan sebagai berikut memberikan insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi
dan tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha dan penerapan pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK - BLUD).

2.3 Pencapaian Target Kinerja APBD

Indikator – indikator dalam Pencapaian target kinerja APBD Kota Semarang dibagi
menjadi 2 (dua) urusan yaitu urusan wajib dan urusan pilihan.
BAB III IKTISAR PENCAPAIAN TARGET KEUANGAN

Anggaran Pendapatan dan realisasi pendapatan menurut urusan wajib bila dibandingkan
terdapat selisih lebih (melebihi target) sebesar Rp.80.076.643.301,00 selisih lebih tersebut yang
tertinggi berasal dari urusan wajib kesehatan, perumahan, penataan ruang, kependudukan dan
catatan sipil, sedangkan urusan pilihan berasal dari urusan pilihan pertanian dan terendah atau
kurang dari target berasal dari urusan wajib perhubungan dan urusan pilihan kelautan perikanan
dan perdagangan. Anggaran Belanja dengan realisasi belanja setiap urusan bila dibandingkan
terdapat selisih kurang dari anggaran belanja yaitu pada urusan wajib sebesar 79,66 % dan urusan
pilihan 85,11 %.

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Entitas Akuntansi adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seluruh Kota
Manggat yang mempunyai kewajiban menyusun laporan keuangan. Entitas Pelaporan adalah unit
pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban.

4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Laporan Keuangan

Mendasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 maka pemerintah daerah
dapat menyusun laporan keuangan dengan Basis Akrual.

4.3 Kebijakan Pengakuan

Pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang sebagai akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya.

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. PENJELASAN ATAS POS - POS LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktifitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris.XPemerintah Kota
Manggar
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir sampai dengan 30 Desember 2016 (Rp)
N
o Uraian Saldo
1 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
2 ARUS KAS MASUK (pendapatan)
3 Penerimaan Retribusi Daerah 138.100.000
4 Penerimaan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya 53.400.000
5 Penerimaan Pajak Daerah 492.600.000
6 Penerimaan dana Alokasi Khusus 900.000.000
7 Penerimaan Bagian Daerah dari PPH 1.250.000.000
8 Penerimaan Bagi Hasil Pajak Propinsi 16.000.000
9 Penerimaan Dana Alokasi Umum 11.589.000.000
10 Penerimaan Bagian Daerah dari PPN 2.153.000.000
11 Penerimaan Lain PAD yang sah 20.146.000
12 Penerimaan Hibah 10.500.000
13 JUMLAH ARUS KAS MASUK 16.622.746.000
14 ARUS KAS KELUAR (belanja)
15 Pembayaran Subsidi 21.450.000
16 Pembayaran Pegawai 2.457.000.000
17 Pembayaran Barang 2.278.000.000
18 Pembayaran Bantuan Sosial 54.000.000
19 Pembayaran Tak Terduga 415.000.000
20 JUMLAH ARUS KAS KELUAR 5.225.450.000
21 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 11.397.296.000
22 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
23 ARUS KAS MASUK (jual aset)
24 Investasi Jangka Panjang-Penyertaan Modal Pemda 150.000.000
25 Pencairan Dana Cadangan 750.000.000
26 Penjualan atas Aset Tetap 450.000.000
27 JUMLAH ARUS KAS MASUK 1.350.000.000
28 ARUS KAS KELUAR (belanja aset)
29 Pembentukan Dana Cadangan 3.000.000.000
30 Perolehan atas Aset tetap-JIJ 4.085.000.000
31 Perolehan ata Aset tetap-Tanah 384.200.000
32 Perolehan atas Aset Tetap- Gedung dan Bangunan 5.547.000.000
33 Perolehan atas Aset Tetap-Peralatan dan Mesin 1.130.600.000
34 Penyertaan Modal Pemda 150.000.000
35 JUMLAH ARUS KAS MASUK 14.296.800.000
36 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI 15.646.800.000
37 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
38 ARUS KAS MASUK (Penerimaan Pinjaman)
39 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 2.895.100.000
40 JUMLAH ARUS KAS MASUK 2.895.100.000
41 ARUS KAS KELUAR (Pembayar. Pokok pinj.)
42 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat 23.400.000
43 Pengeluaran Pinjaman BUMD 61.600.000
44 Pemberian Pinjaman 2.340.000
45 JUMLAH ARUS KAS KELUAR 87.340.000
46 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PENDANAAn 2.807.760.000
47 ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS
48 ARUS KAS MASUK
49 Penerimaan PFK 1.068.880.000
50 JUMLAH ARUS KAS MASUK 1.068.880.000
51 ARUS KAS KELUAR
52 Pengeluaran PFK 1.080.040.000
53 JUMLAH ARUS KAS KELUAR 1.080.040.000
54 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS TRANSITORIS -11.160.000
55 Kenaikan/Penurunan Kas 29.840.696.000
56 Saldo Awal Kas di Bendahara Pengeluaran 356.500.000
57 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 30.197.196.000
58 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 6.500.000
59 SALDO KAS 30.203.696.000

A. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan meliputi arus kas masuk sebesar Rp
2.895.100.000 dan arus kas keluar sebedar Rp 85.000.000. Realisasi Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Pendanaan TA 2014 adalah surplus sebesar Rp 2.810.100.000 yang dapat dirinci dan
dijelaskan sebagai berikut.

1. Arus Kas Masuk dari Aktivitas Pendanaan

Realisasi Kas Masuk dari Aktivitas Pendanaan pada tahun 2014 didapatkan dari
Pinjaman Pemerintah Pusat.

2. Arus Kas Keluar dari Aktivitas Pendanaan

Realisasi Kas Keluar dari Aktivitas Pendanaan pada tahun 2014 dimanfaatkan
untuk pembayaran pokok pinjaman yang jatuh tempo dan pengeluaran pinjaman
BUMD.

BAB VI PENUTUP

1. Ekonomi makro dipengaruhi oleh PDRB dari sector Industri.


2. Kebijakan Keuangan terdiri dari Kebijakan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
3. Target Pencapaian kinerja telah efektif karena lebih dari 80% tercapai dari masing-masing urusan
wajib dan urusan pilihan.
4. Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual dan menggunakan satuan rupiah.
5. Laporan arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah
pusat dan dimanfaatkan untuk pembayaran pokok pinjaman dan pengeluaran pinjaman BUMD
sehingga mengalami surplus sebesar Rp 2.810.100.000.

Anda mungkin juga menyukai