Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KELOMPOK KERJA GURU

TERHADAP EFEKTIFITAS KINERJA PENDIDIK PADA SD


GUGUS II KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU

The Analysis Of Teachers Working Group Policy Implementation Toward


The Performance Effectiveness Of Educators At The Cluster II Elementary
Schools in the Disrtict Of East Palu, Palu City

SUKARJI
Stb. 1 102 08 113

ARTIKEL HASIL PENELITIAN/TESIS


Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
Guna memperoleh gelar Magister Sains
Program Studi Magister Administrasi Publik

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2011
1. ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKANMANAJEMEN
KELOMPOK KERJA GURU (KKG) TERHADAP
EFEKTIFITAS KINERJA PENDIDIK PADA SD
GUGUS II KECAMATAN PALU TIMUR
KOTA PALU

Oleh
Sukarji
Stb. 1 102 08 113

2. ABSTRAK

Sukarji, Analisis implementasi Kebijakan Manajemen KKG Terhadap Efektifitas


Kinerja Pendidik Pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur Kota Palu (di bawah bimbingan
Dr. Timuddin Dg. M.Bauwo, Msi, dan Drs. Latief Sowarang, Msi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) implementasi kebijakan manajemen KKG


terhadap efektifitas kinerja pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur Kota Palu; (2)
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Implementasi kebijakan Manajemen KKG Terhadap
Efektifitas Kinerja Pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh guru pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur yang
berjumlah 85 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling dengan jumlah sampel 36 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
observasi, wawancara dan kuisioner. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan
teknik kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) implementasi kebijakan manajemen KKG terhadap


Efektifitas Kinerja Pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur Kota Palu telah
berjalan dengan baik yang didukung oleh komunikasi yang sangat baik, adanya dukungan
sumberdaya yang cukup, dan disposisi/sikap pelaksana kebijakan yang mencerminkan adanya
kesepakatan yang cukup baik serta struktur birokrasi yang berjalan cukup baik sehingga dapat
meningkatkan kualitas profesional pendidik, meningkatkan prestasi belajar murid dan
meningkatkan mutu pendidikan; 2) faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan
manajemen KKG terhadap efektifitas kinerja pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu
Timur Kota Palu, adalah: faktor pendukung: adanya sistem manajemen KKG, adanya
koordinasi yang baik, adanya kebersamaan dalam pengelolaan manajemen KKG, sedangkan
faktor penghambat: belum adanya biaya operasional KKG dari Pemerintah, dan belum
adanya bantuan sarana dan prasarana untuk KKG dari Pemerintah Kota, serta masih
kurangnya pembinaan dari fihak Dinas maupun pengawas, terhadap kelompok kerja guru
(KKG).

“Guru SDN Sekolah SDN 15 Palu / RSDBI Prov. Sulawesi Tengah”


ABSTRACT
3. KATA KUNCI

Hasil yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
mempunyai dua kata kunci, yaitu:
1. Untuk menganalisis Implementasi Kebijakan Manajemen KKG terhadap Efektifitas
Kinerja Pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur Kota Palu.
2. Untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Implementasi kebijakan Manajemen KKG Terhadap Efektifitas Kinerja Pendidik pada
SD Gugus II Kecamatan Palu Timur Kota Palu.

4. PENDAHULUAN: KAJIAN PUSTAKA

4.1. Kebijakan Publik


Dunn (2003; 22) mengatakan kebijakan publik adalah serangkaian pilihan yang
kurang lebih berhubungan ( termasuk keputusan untuk tidak berbuat) yang dibuat oleh badan-
badan atau kantor-kantor pemerintah. Sedangkan suatu kebijakan dapat dikatakan sebagai
kebijakan publik atau tidak dilihat dari komponen Public Policynya ( Jones 1985: 48-49)
dalam Tangkilisan, dkk (2004; 8) yang mencakup: (1) niat dari sebuah tindakan, (2) tujuan
atau keadaan akhir yang hendak dicapai, (3) rencana atau usulan untuk mencapai tujuan, (4)
program yang disahkan untuk mencapai tujuan kebijakan, dan (5) keputusan atau pilihan atas
tindakan-tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan, mengembangkan rencana,
melaksanakan dan mengevaluasi program, serta (6) dampak atau pengaruh yang dapat diukur.
4.2. Implementasi Kebijakan Publik
Menurut pendapat Wahab (2002 : 64) mengatakan bahwa implementasi kebijakan
dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan, biasanya
dalam bentuk Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif,
atau dekrit presiden). Pada sisi lain, Van Mater dan Van Horn (dalam Wahab, 2002:65),
mendefinisikan implementasi sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta
yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam keputusan-keputusan
kebijakan. Sedangkan menurut pendapat Mazmanian dan Sabatier (1983: 3) mengatakan
bahwa mempelajari masalah implementasi kebijakan berarti berusaha untuk memahami apa
yang senyatanya terjadi sesudah suatu program diberlakukan atau dirumuskan. Sedangkan
menurut William dan Elmore sebagaimana dikutip Sunggono (1994 : 139), didefinisikan
sebagai “keseluruhan dari kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan”.
Sedangkan Wibawa (1992 : 5), menyatakan bahwa “implementasi kebijakan berarti
pelaksanaan dari suatu kebijakan atau program”.
4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Publik
Donald Van Meter dengan Carl Van Horn (1975) dalam Subarsono (2003; 62),
dikemukakan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari kebijakan publik,
implementor, dan kinerja kebijakan publik. Ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja
implementasi kebijakan yaitu: (1) Standar dan sasaran kebijakan, (2) Sumberdaya
implementasi kebijakan, (3) Hubungan antar organisasi, (4) Karakteristik Agen Pelaksana, (5)
Kondisi sosial, politik dan ekonomi, dan (6) Disposisi Implementor.
“A Framework for Implementation Analisys” atau model Kerangka Analisis
Implementasi, yang diperkenalkan oleh Mazmanian dan Paul Sabatier (1983) dalam
Tangkilisan, dkk (2004; 18 – 19), mengklasifikasi proses implementasi kebijakan ke dalam
tiga variabel yaitu: (1) Variabel independent, (2) Variabel intervening, (3) Variabel
dependent. Menurut Grindle (1980), dalam Dwijowiyoto (2004; 74) mengatakan bahwa
keberhasilan implementasi sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar, yaitu: isi kebijakan
(content of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementation). Selanjutnya
menurut Edwards III 1980 ( dalam Subarsono, 2003 ; 53) mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi implementasi kebijakan publik, yaitu: (1) Komunikasi, Keberhasilan
implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus
dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan yang harus ditransmisikan kepada
kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi; (2)
Sumberdaya, Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yaitu kompetensi
implementor, dan sumberdaya finansial; (3) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang
dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis; dan (4) Struktur
Birokrasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (standart operating procedures atau
SOP).
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa semuanya pendapat
mempunyai kebenaran, namun apabila dilihat dari tingkat relevansinya dalam aspek yang
akan dianalisis maka masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Setelah
dilakukan seleksi terhadap pendapat para ahli tersebut maka faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasi kebijakan menurut Edward III yang paling mempunyai
relevansi terhadap kebijakan manajemen KKG terhadap efektifitas kinerja pendidik.
4.4. Kebijakan Manajemen Kelompok Kerja Guru

Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mempersyaratkan


guru untuk: (i) memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4; (ii); memiliki kompetensi
sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional;
dan (iii) memiliki sertifikat pendidik.
Depdikbud dalam bukunya Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah menyatakan KKG
berfungsi: (1) menyusun kegiatan KKG satu tahun dibimbing pengawas, Tutor dan guru
pemandu; (2) Menampung dan memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan
belajar-mengajat melalui pertemuan, diskusi, contoh mengajar, demonstrasi penggunaan dan
pembuatan alat peraga. Sedangkan tujuan dari KKG adalah membantu meningkatkan
kemampuan guru secara profesional dalam melaksanakan tugasnya yaitu keberhasilan
kegiatan belajar-mengajar. Indikator ketercapaian tujuan luhur dalam kegiatan KKG dapat
dilihat dari lima hal, yakni (1) Implementasi kegiatan KKG, (2) proses pembelajaran KKG
yang aktif, (3) intensitas kedisiplinan guru yang tinggi, (4) kegiatan tutorial yang bermedia,
dan (5) terjadinya interaksi yang multi.

4.5. Efektifitas Kinerja Pendidik


Menurut Sukanto (1988 : 96) bahwa yang dimaksud efektifitas adalah upaya
mewujudkan taraf ke arah tercapainya suatu tujuan. Simamora (2002:423) memberi batasan
kinerja, kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance atau job
performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja.
Simamora (2001:423) mengemukakan bahwa kinerja dapat dilihat dari indiktor-
indikator sebagai berikut : 1) keputusan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan
organisasi, 2) Dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau dengan
tingkat kesalahan yang paling rendah), 3) Ketepatan dalam menjalankan tugas. Ukuran
kinerja secara umum yang kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara
mendasar meliputi: (1) mutu kerja; (2) kuantitas kerja; (3) pengetahuan tentang pekerjaan; (4)
pendapat atau pernyataan yang disampaikan; (5) keputusan yang diambil; (6) perencanaan
kerja; (7) daerah organisasi kerja.

4.6. Kerangka Pemikiran

Sebagai alur pikir dalam penelitian analisis implementasi kebijakan manajemen KKG
terhadap efektifitas kinerja pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur, adalah
dimulai dengan adanya kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan yang meliputi
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang ditindak lanjuti oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional. Kebijakan tersebut
kemudian menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan di daerahnya, salah satunya adalah melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG).
Kemudian melalui melalui KKG dilakukan berbagai berbagai kegiatan pelatihan, workshop
dan seminar tujuannya agar para guru mempunyai kualitas profesional pendidikan yang
tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap meningkatnya prestasi belajar murid. Namun
dalam implementasinya kebijakan KKG ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
pendukung maupun faktor penghambat.

5. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.


Singarimbun dan Effendi (1995: 4) mengatakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu
jenis penelitian yang dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial
tertentu. Dimana peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak
melakukan pengujian hipotesa.

Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Dasar Gugus II Kecamatan Palu Timur yang
meliputi 3(tiga) Sekolah Dasar yaitu: SDN Inti yaitu SDN 15 Palu, dan 2 SD Imbas yaitu
SD Inpres Bumi Sagu, dan SDN 25 Palu. Jumlah Populasi untuk penelitian ini terdiri atas :
Pengawasan 1orang , Kepala Sekolah 3orang, Guru 60 orang dan Komite 21 orang, dengan
jumlah keseluruhan populasi 85 orang. Penarikan sampel secara purposive sampling dengan
jumlah responden ada 35 orang ditambah 1 orang pengawas jumlahnya 36 orang serta
didukung oleh key Person (informan kunci), yaitu Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah
(Kepala UPTD) Kecamatan Palu Timur dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan penyebaran kuisioner,


wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang di dapat kemudian diproses dengan cara
tabulasi yang diberi nilai untuk memudahkan pembobotan melalui skala nilai (skala likert),
Menurut Sugiono (2003;107), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Kemudian direkapitulasi
dengan menjumlahkan hasil nilai untuk memperoleh skor, dan dari skor tersebut selanjutnya
diprosentasekan dan diinterpretasikan untuk mendapatkan kesimpulan.
6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Hasil dan pembahasan


1) Faktor Komunikasi
Hasil analisis data untuk faktor komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi yang
dibangun oleh manajemen kelompok kerja guru (KKG) pada SD Gugus II Kecamatan
Palu Timur dalam upayanya meningkatkan profesionalisme pendidik dan meningkatkan
prestasi belajar murid telah berjalan dengan sangat baik (82,2 persen), yang dibuktikan
dengan hasil analisis data penyebaran kuisioner terhadap 36 responden. Hasil dari
jawaban responden juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan Kepala UPTD
Pendidikan Kecamatan Palu Timur (Drs. H. Amran Muis tanggal 25 Oktober 2010)
mengatakan bahwa:
“ menurut saya bentuk komunikasi dalam kelompok kerja guru gugus II
Kecamatan Palu Timur, sudah baik dibandingkan dengan kelompok kerja
guru di gugus lain, saya sering pantau semua program dan kegiatan sudah
dilakukan komunikasi terlebih dahulu”

Pendapat diatas menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi pada KKG Gugus II
Kecamatan Palu Timur telah berjalan baik dalam melaksanakan kebijakannnya.
2) Faktor Sumberdaya
Untuk mencapai tujuan kebijakan tersebut KKG membutuhkan sumberdaya yang
mempunyai kualitas dan kompetensi dibidangya serta jumlahnya secara kuantitas cukup
memadai. Berdasarkan jawaban responden setelah dilakukan analisis menunjukkan 68,2
persen yang berarti bahwa faktor sumberdaya cukup baik dalam mendukung
implementasi kebijakan manajemen kelompok kerja guru (KKG) terhadap efektifitas
kinerja pendidik pada SDN Gugus II Kecamatan Palu Timur. Artinya bahwa kemampuan
sumberdaya yang dimiliki oleh KKG Gugus II Kecamatan Palu Timur secara kualitas dan
kuantitas sudah baik, tapi belum maksimal seperti belum adanya dukungan sumberdaya
keuangan dari Pemerintah Kota Palu.
3) Faktor Disposisi
Berdasarkan jawaban responden setelah dilakukan analisis menunjukkan 74,1 persen
yang berarti bahwa faktor disposisi pelaksana cukup baik dalam mendukung
implementasi kebijakan manajemen kelompok kerja guru (KKG) terhadap kinerja
pendidik pada SD Negeri Gugus II Kecamatan Palu Timur. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya sikap para pengurus KKG dan Anggota KKG yang selalu melakukan musyawarah
dalam usulan penetapan program, pemberitahuan sebelum kegiatan dilaksanakan dan
adanya kemauan yang kuat dalam membuat laporan pertanggungjawaban setelah selesai
dilaksanakan kegiatan serta sebagai tempat menampung masalah-masalah yang dihadapi
para dan dipecahkan secara bersama. Namun hal tersebut masih juga dipengaruhi oleh
sikap para guru dalam hal disiplin, komiten dan motivasi seperti yang disampaikan oleh
hasil wawancara dengan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Palu Timur ((Drs. H.
Amran Muis tanggal 25 Oktober 2010) mengatakan bahwa:
“menurut saya wadah KKG sangat membantu dalam peningkatan kinerja
guru, wadah memecahkan masalah guru, pelatihan tematik, penggunaan dan
pembuatan alat peraga sederhana, wadah sosialisasi hasil diklat guru. Faktor
penghambatnya saya lihat, kurang disiplin guru, kurang komitmen guru dan
motivasi saya rasa juga masih kurang”

Jadi ini menunjukkan bahwa KKG sebagai lembaga yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam upaya peningkatan profesi guru agar prestasi belajar murid
meningkat sehingga mutu pendidikan juga meningkat, seyogyanya para pengurus dan
anggota KKG mempunyai komitmen dan motivasi serta disiplin yang tinggi agar tujuan
kebijakan bisa dicapai secara bersama-sama.
4) Faktor Struktur Birokrasi
Berdasarkan jawaban dari responden setelah dilakukan analisis menunjukkan 67,1 persen
yang berarti bahwa faktor struktur birokrasi cukup baik dalam mendukung
implementasi kebijakan manajemen KKG terhadap kinerja pendidik pada SDN Gugus II
Kecamatan palu Timur. Hasil analisis ini memberikan gambaran bahwa KKG pada
Gugus II Kecamatan Palu Timur telah bekerja bersama-sama dalam menjalankan
kebijakan KKG dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang berorientasi kepada
peningkatan kinerja pendidik.

6.2. Efektifitas Kinerja Pendidik


Tujuan kebijakan KKG Gugus II Kecamatan Palu Timur adalah dalam rangka
meningkatkan efektifitas kinerja pendidik pada SD Negeri yang ada di wilayah Gugus II
Kecamatan Palu Timur. Sedangkan efektifitas kinerja pendidik dalam penelitian ini dapat
diukur melalui tahapan sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas profesional pendidik


Implementasi kebijakan KKG Gugus II Kecamatan Palu Timur telah berjalan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, hal ini dipengaruhi oleh adanya komunikasi yang sangat
baik antara pembuat kebijakan dengan para pelaksana kebijakan, adanya dukungan
sumberdaya yang cukup yang dimiliki oleh KKG, dan sikap/watak/disposisi para
pelaksana kebijakan yang cukup baik dalam menimplementasikan kebijakan serta adanya
struktur birokrasi yang sudah berjalan cukup sesuai dengan standar prosedur yang ada.
Khusus untuk dukungan sumberdaya terutama sumberdaya keuangan KKG dalam
melaksanakan kebijakan kurang mendapatkan dukungan dana dari Dinas Pendidikan dan
Pengajaran Kota Palu seperti yang diungkapkan oleh Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan Palu Timur ((Drs. H. Amran Muis tanggal 25 Oktober 2010) mengatakan
bahwa:
“Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan manajemen kelompok
kerja Guru (KKG) adalah: (1) yang sangat kurang masalah biaya operasional
yang selama ini masih menggunakan dana BOS; (2) saya berharap LPMP lebih
mempertahankan setiap tahunnya ada bantuan minimal setiap tahun satu kali;
(3) Pemda atau Dinas Kota, harapan saya bisa lebih memperhatikan KKG
termasuk hal pendanaan”

Pernyataan itu menunjukkan bahwa dukungan sumberdaya keuangan dari dinas terkait
belum maksimal, hanya dana BOS yang dipakai untuk operasional kegiatan KKG.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu (Wawancara Tanggal 21 Oktober 2010),
yang juga menyatakan bahwa:
“menurut saya faktor penghambat KKG adalah: belum ada biaya operasional
KKG dari pemerintah, pemberian motivasi masih kurang, belum ada bantuan
sapras untuk KKG, masih kurang pembinaan dari pihak dinas maupun
pengawas”

Jadi jelas bahwa dukungan dana operasional belum maksimal dari Pemerintah Kota
maupun instansi terkait lainnya namun karena kegiatan tetap berjalan walaupun dana yang
digunakan adalah dana BOS yang relatif sangat kecil.
Tanggapan responden tentang program/kegiatan KKG pada Gugus II Kecamatan Palu
Timur bisa meningkatkan kemampuan profesional guru/pendidik. Berdasarkan hasil
analisis data menunjukkan bahwa responden menyatakan sangat meningkat ada 80,6 % .
Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa kebijakan KKG pada SDN Gugus II
Kecamatan Palu Timur sudah sesuai dengan tujuan KKG. Meningkatnya profesionalisme
pendidik pada Sekolah Dasar Negeri Gugus II Kecamatan Palu Timur juga dapat
dibuktikan melalui hasil pengamatan terhadap data sekunder tentang beberapa guru yang
telah mempunyai kualifikasi pendidikan yang telah sesuai dengan kompetensi dimana ada
27 orang dari jumlah keseluruhan guru yang ada di Gugus II Kecamatan Palu Timur yang
sudah mempunyai pendidikan setara S1. Data tersebut juga didukung oleh adanya
beberapa guru yang telah mendapatkan sertifikasi 30,16 persen serta tunjangan profesi
yang mencapai 28 guru.
Tanggapan responden tentang materi pelatihan sudah sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi guru dalam meningkatkan profesionalisme guru/pendidik. Hasil analisis terhadap
jawaban responden menunjukkan 77,8 persen responden menyatakan bahwa materi
pelatihan yang disampaikan sudah sesuai dengan tupoksi guru/pendidik dalam upaya
meningkatkan profesionalisme. Hasil ini dipengaruhi oleh adanya komunikasi yang
dilakukan oleh pengurus KKG sebelum dilaksanakan pelatihan dan adanya dukungan
sumberdaya manusia yang dimiliki oleh setiap komponen KKG yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. Disamping dukungan kedua faktor tersebut para pengurus KKG
juga menunjukkan sikap baik dalam melaksanakan setiap kebijakan/program kegiatan
pelatihan serta adanya prosedur yang dijalankan sesuai dengan struktur birokrasi yang ada.
Tanggapan responden tentang kesesuaian antara bidang studi yang diajarkan dengan
kompetensi yang dimiliki para guru/pendidik. Hasil analisis terhadap jawaban responden
menunjukkan ada 74,3 persen menyatakan bahwa para anggota KKG mengajarkan bidang
studi cukup sesuai dengan kompetensinya. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
berbagai kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh pengurus KKG telah bersinergi
dengan pendidikan yang dimiliki oleh para anggota KKG sehingga tupoksi guru yang
menjadi tanggung jawabnya telah bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
yaitu meningkatnya profesionalisme guru/pendidik yang ada pada SD Negeri Gugus II
Kecamatan Palu Timur.
2. Meningkatnya prestasi belajar murid
Upaya peningkatan profesionalisme pendidik bisa tercapai karena adanya intensitas dan
konsistensi komunikasi yang dilakukan oleh KKG terhadap para anggotanya sangat baik
dan didukung oleh kegiatan-kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh KKG dimana
materinya sangat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pendidik serta adanya ketersediaan
kompetensi yang dimiliki para anggota KKG yang sesuai dengan bidang studi yang
diajarkan, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik yang pada akhirnya
prestasi belajar murid menjadi meningkat. Indikator prestasi belajar murid meningkat
adalah adanya persentase tingkat kelulusan pada Sekolah Dasar Negeri Gugus II
Kecamatan Palu Timur, yaitu tahun 2008 ada 100 persen , tahun 2009 ada 100 persen
Untuk mengetahui lebih jauh apakah seorang pendidik yang profesional bisa memberikan
dampak kepada prestasi belajar murid, maka akan dibahas lebih lanjut berdasarkan hasil
jawaban responden.
Tanggapan responden tentang kegiatan belajar mengajar yang dilakukan para
pendidik/guru dalam upaya peningkatan prestasi belajar murid. Hasil analisis data jawaban
responden menunjukkan 79,2 persen respoden menyatakan sangat sesuai proses belajar
mengajar yang dilakukan para pendidik/guru pada Sekolah Dasar Negeri Gugus II
Kecamatan Palu Timur dalam upaya meningkatkan prestasi belajar murid. Meningkatnya
prestasi belajar murid sangat tergantung oleh keprofesionalan seorang pendidik/guru
dalam menyampaikan materi-materi pembelajaran di dalam kelas, karena guru yang
mempunyai kemampuan dibidangnya akan mengajar dengan berbagai metode
pembelajaran.

Tanggapan responden tentang tingkat kelulusan setelah adanya kelompok kerja guru
(KKG). Hasil analisis terhadap jawaban responden menunjukkan bahwa 75 persen
responden menjawab sangat meningkat setelah adanya kelompok kerja guru (KKG) pada
Sekolah Dasar Negeri Gugus II Kecamatan Palu Timur. Hasil ini membuktikan bahwa
kinerja pendidik telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan walaupun secara
keseluruhan belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan implementasi
kebijakan karena faktor sumberdaya khususnya dana dan sarana prasarana belum
mendukung dalam kegiatan pelatihan.
Tanggapan responden tentang kompetensi tenaga pendidik pada SDN Gugus II Kecamatan
Palu Timur dapat menpengaruhi peningkatan prestasi belajar murid. Hasil analisis
terhadap jawaban responden menunjukkan bahwa 79,9 persen responden menyatakan
sangat mempengaruhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompetensi seorang
pendidik/guru akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap prestasi belajar murid,
karena seorang pendidik/guru yang mempunyai kompetensi yang tinggi akan memberikan
berbagai metode melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan (Pakem).
3. Meningkatnya mutu pendidikan
Tanggapan responden tentang implementasi kebijakan KKG pada SD Negeri Gugus II
Kecamatan Palu Timur apakah telah berjalan efektif dalam pelaksanaan program/kegiatan.
Jawaban responden menunjukkan 80,6 % responden menyatakan bahwa implementasi
kebijakan KKG pada Gugus II Kecamatan Palu Timur telah efektif dalam melaksanakan
program/kegiatan. Hasil tersebut merupakan cerminan bahwa kebijakan yang telah
ditetapkan bersama antara pengurus dan anggota KKG telah berjalan sesuai dengan tujuan
kebijakan yang akan dicapai para guru/pendidik yaitu meningkatnya mutu pendidikan.
Tanggapan responden tentang implementasi kebijakan KKG yang mengutamakan kualitas
pendidikan. Hasil analisis menunjukkan 77,8 persen responden menyatakan bahwa KKG
dalam mengimplemtasi kebijakan selalu mengutakan kualitas pendidikan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa KKG mempunyai komitmen yang tinggi terhadap peningkatan mutu
pendidikan yang ada pada SDN Gugus II Kecamatan Palu Timur.
Tanggapan responden tentang KKG dalam memberikan materi pelatihan untuk
peningkatan kualitas pendidikan. Hasil analisis menunjukkan 74,3 % responden
menyatakan bahwa materi-materi pelatihan telah sesuai dengan upaya KKG dalam
meningkatan profesionalisme guru/pendidik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa KKG
dalam menyelenggarakan pelatihan selalu memperhatikan materi-materi yang akan
disampaikan dalam upayanya meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada SDN
Gugus II Kecamatan Palu Timur.

6.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impelementasi Kebijakan Manajemen KKG


terhadap Efektifitas Kinerja Pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur

1. Rekapitulasi tabel hasil olahan data dari responden


Sumber data mengenai faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan KKG
terhadap efektifitas kinerja pendidik, dapat dilihat pada halaman pembahasan.
2. Hasil wawancara dengan pejabat yang mengetahui tentang implementasi kebijakan
KKG kaitannya dengan faktor pendukung dan faktor penghambat.
a. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu ((Drs. Ardiansyah. L, SPd).
b. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pendidikan Kecamatan Palu Timur (Drs. H.
Amran Muis)
Berdasarkan hasil analisis data jawaban responden, dapat dinyatakan bahwa faktor yang
berpengaruh terhadap implementasi kebijakan KKG terhadap efektifitas kinerja pendidik
pada SD gugus II Kecamatan Palu Timur adalah :
1. Faktor Komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat baik dalam implementasi
kebijakan KKG, hal ini dibuktikan dengan adanya koordinasi yang sangat baik antar
sekolah yang tergabung dalam KKG Gugus II Kecamatan Palu Timur dalam menetapkan
dan melaksanakan program/kegiatan KKG.
2. Faktor Sumberdaya mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam implementasi
kebijakan KKG, hal ini dibuktikan oleh adanya ketersediaan sumberdaya para guru yang
sangat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dalam menjalankan tugasnya. Disamping faktor tersebut implementasi
kebijakan KKG juga dipengaruhi oleh dua faktor penghambat, yaitu:
 keterbatasan dana operasional kegiatan KKG karena belum ada dukungan dana dari
Pemerintah Kota Palu.
 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KKG, seperti komputer, infokus
dan peralatan pelatihan lainnya.
3. Faktor Disposisi/sikap/watak mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam implementasi
kebijakan, hal ini dibuktikan oleh adanya sikap para guru yang cukup baik terhadap
pelaksanaan program KKG yang menyangkut peningkatan mutu pendidikan dan adanya
sikap tanggung jawab para pengurus KKG terhadap upaya peningkatan kinerja pendidik,
namun juga dipengaruhi oleh dua faktor penghambat yaitu:
 Kurangnya komitmen dan disiplin para guru dalam upayanya meningkatkan
kemampuannya.
 Kurangnya motivasi para guru dalam upaya meningkatkan kinerjanya.
4. Faktor Struktur Birokrasi mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam implementasi
kebijakan, hal ini dibuktikan adanya prosedur pelaksana program yang telah sesuai
dengan mekanisme yang ada dalam organisasi KKG, adanya kebersamaan untuk
membuat pertanggungjawaban dalam mengelola manajemen KKG.

7. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti mengambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Implementasi kebijakan kelompok kerja guru (KKG) pada Sekolah Dasar Gugus II
Kecamatan Palu Timur terhadap efektifitas kinerja pendidik telah berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan kebijakan yaitu meningkatkan kualitas profesional pendidik yang
berdampak kepada meningkatnya prestasi belajar murid sehingga mutu pendidikan juga
meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh oleh komunikasi yang sangat baik, dukungan
sumberdaya yang cukup memadai, dan disposisi/sikap pelaksana kebijakan yang cukup
baik serta struktur birokrasi yang berjalan cukup baik sesuai prosedur pembagian tugas
yang jelas. Dari keempat faktor yang berpengaruh tersebut, ada dua faktor yang masih
kurang mendukung implementasi kebijakan KKG, yaitu faktor sumberdaya dan faktor
disposisi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan KKG terhadap efektifitas
kinerja pendidik pada SD Gugus II Kecamatan Palu Timur, meliputi:
 Faktor Pendukung
 Adanya koordinasi yang baik, antara sekolah-sekolah yang masuk dalam organisasi
gugus II Kecamatan Palu Timur.
 Adanya kebersamaan dalam pengelolaan kelompok kerja guru (KKG) antara SDN 15
Palu, SDN 25 Palu dan SDN Inpres Bumi Sagu.
 Faktor Penghambat
 keterbatasan dana operasional kegiatan KKG karena belum ada dukungan dana dari
Pemerintah Kota Palu.
 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KKG, seperti komputer, infokus
dan peralatan pelatihan lainnya. karena peralatan yang dipakai selama pelatihan
memakai peralatan milik SD Negeri 15 Bumi Sagu.
 Kurangnya komitmen dan disiplin para guru dalam upayanya meningkatkan
kemampuannya.
 Kurangnya motivasi para guru dalam upaya meningkatkan kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Abdul Wahab, Solichin, 2002, Pengantar Analisis Kebijakan Negara, Rineka Cipta, Jakarta.
Dunn, N. William, 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, dalam Muhadjir Darwin
(Penyunting), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Koryati Nyimas. D., Wisnu Hidayat dan Hessel Nogi S. Tangkilisan,. Kebijakan dan
Manajemen Pembangunan Wilayah, Yayasan Pembaharuan Administrasi Publik
Indonesia, Yogyakarta
Sedarmayanti, 2001. Manajemen Personalia, BPFE, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, 1995, Methode Penelitian Survey, Cetakan II,
Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Subarsono, 2003, Analisis kebijakan Publik, Program Magister Administrasi Publik
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Adminitrasi, CV. Alfabeta, Bandung
Sukanto, Reksonadiprodjo. 1988. Analisis Materi Pokok Organisasi Perusahaan. Karunika
UT. Jakarta
Sunggono, Bambang, 1994, Hukum dan Kebijakan Publik, Sinar Grafika, Jakarta.
Wibawa, Samudra, 1994, Kebijakan Publik Proses dan Analisis, Intermedia, Jakarta
B. Dokumen
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005, Tentang Standar nasioanl Pendidikan.
4. Renstra Dinas Kota palu, Tahun 2006 - 2011

C. Sumber lain
1. Depdikbud.1994/1995. Peran dan Fungsi Pusat Kegiatan Guru (PKG) dalam Sistem
Pembinaan Profesional Guru. Jakarta: Depdikbud.
2. Depdikbud. 1995/1996. Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah. Jakarta
3. Depdikbud. 1996. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru Mata
Pelajaran PPKn SD. Jakarta: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai