Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Yuda Setiadi
1110011000082
pesefia
Skripsi berjudul implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter
didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur disusun oleh Yuda Setiadi,
NIM. 1110011000082, Jumsan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, IJniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaclasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas'
Yang mengesahkan,
Pembimbing
I
L
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul implementasi kurikulum 2Ol3 dalam pendidikan karakter peserta didik di
SMPIT Nurul Hikmah Matraman disusun oleh Yuda Setiadi, NIM. 1110011000082, Jurusan
pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 19 Januari 2015 di
(S.Pd.I)
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
dalam bidang Pendidikan Agama Islam'
Jakarta,27 Januai2015
Sekretaris JurusaniProdi
Penguji I
Dr. Sapiudin Shidik. MA
M
Penguji II
Dra. ZtkrrNeni Iska. M.Psi
198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Angkatan 2010
Manggis Jakartatimur.
pendidikan
Bahwa skripsi yang berjudul imptementasi kurikulum 20L3 dalam
Timur
karakter peserta didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
ini bukan hasil karya
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi
sendiri.
Yang MenYatakan
UJI REFERENSI
Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 2 Januari 2015.
lakarta,2lanuan2015
Dosen Pembimbiag
i
ABSTRACT
ii
Keluh kesah, letih, malas, dan masih banyak pikiran-pikiran yang negatif
telah menyerbu bak prajurit perang, menyerang dengan tombak dan panah nafsu
negatif pada jiwa ini yang penuh dengan kelemahan. Namun, berkat kekuasaan
Allah SWT, jiwa ini diberi kekuatan untuk melawan semuanya itu, sehingga
tulisan yang sederhana ini dapat diselesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini
tidak terhindarkan dari motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ibu Dra. Hj. Nurlena Rifa‟I,
MA. Ph.D.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon,
M.Ag.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Hj. Marhamah Saleh, LC.
MA
4. Dosen pembimbing skripsi Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi‟i Noor yang
senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan memberikan
saran kepada penulis Bapak Dr. Khalimi M.Ag.
6. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan Agama Islam.
7. Kepala sekolah SMPIT Nurul Hikmah Bapak Rusmani Azmi, Lc M.Ag
yang telah membantu segala proses pengumpulan data penulis selama di
sekolah.
8. Ibu Hj. Yayah Masturiah, bapak Ahmad Fauzi, bapak Fahrul, ibu Zahra,
ibu Dwi Woro Hastuti, ibu Lidya, ibu Nina, ibu Endah, selaku guru-guru
di SMPIT Nurul Hikmah yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis,
sehingga saya dapat mendapatkan informasi-informasi yang bersangkutan
dengan penelitian saya selama itu di sekolah.
9. Seluruh pengurus TPA Baitul Amin yang telah mendukung saya dalam
penulisan skripsi ini dengan diberikannya cuti.
10. Bapak Lurah Zainul Arifin yang telah memberi motivasi penulis dan
membantu penulis di awal pencarian judul.
iii
11. Keluarga besar karangtaruna kelurahan Kebon Manggis, yang telah
mendukung saya dalam penulisan skripsi ini dengan menghendel tugas
dan tanggungjawab saya sebagai ketua unit RW 02.
12. Yang teristimewa untuk kedua orang tua saya, bapak Muladi dan ibu
Supami, yang selalu memberikan nasehat, perhatian, kasih sayang, dan
do‟a-do‟anya setelah ibadah shalat mereka.
13. Saudara-saudari saya, bang Ari, mba Ita dan mba Iin yang telah
menyemangati saya, membantu saya dari hal-hal administrasi saya seperti
memberi uang potocopyan, tes TOEFL, DLL.
14. Keluarga besar Jurusan Pendidikan Agama Islam kelas B angkatan 2010
yang selama ini bersama-sama menyelesaikan studi S1 di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Teman-teman saya, Amin, Ryan, Puji, Mimah, dan Retno yang telah
ikhlas mengajari saya yang bawel menanyakan yang ini dan itu dalam
penyelesaian skripsi.
16. Ibu Roja, Davy Marciano Rossi dan Vio Marciano Rossi yang telah
menyemangati dan mengajarkan saya tentang tes-tes TOEFL setelah
bimbel usai.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dan
pahala dari Allah SWT. semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak. Amin Ya Rabbal „alamin.
Yuda setiadi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................... 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Implementasi Kurikulum 2013 ............................................... 6
1. Pengertian Kurikulum 2013 ............................................ 6
2. Latar Belakang Dan Tujuan Kurikulum 2013 .................... 10
3. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013................... 16
4. Struktur Kurikulum SMP/Mts ............................................ 17
B. Pendidikan Karakter ............................................................... 22
1. Pengertian Pendidikan Karakter ....................................... 22
2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter..........................................27
3. Tujuan Pendidikan Karakter................................................ 32
4. Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia .............................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................... 39
B. Latar Penelitian ........................................................................ 39
C. Metode Penelitian..................................................................... 39
D. Populasi Dan Sampel ............................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 42
F. Tahapan Pengumpulan Data .................................................. 45
v
G. Instrumen Penelitian................................................................. 47
H. Analisa Data ............................................................................. 48
I. Teknik Penulisan ...................................................................... 51
BAB VI HASIL PENELITIAN
A. Data Umum Sekolah................................................................. 52
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 55
C. Pembahasan ............................................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 79
B. Saran ........................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 82
vi
DAFTAR TABEL
No Uraian Halaman
kurikulum 2013 47
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Angket 84
Lampiran 4 Wawancara 93
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranan di masa yang akan
datang. Pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas, ketika moralitas
dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah masyarakat.
Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan manusia
kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan yang diusung
semakin menjadikan manusia kehilangan kemanusiaanya. Pendidikan Indonesia
memang mengalami perkembangan yang memuaskan. Siswa-siswi Indonesia
mulai sering mengikuti ajang-ajang kompetisi Internasional. Mendali,
penghargaan Internasional telaih diraih siswa-siswi Indonesia di kancah
Internasional.
Lembaga pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang
sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus menerus dibangun
dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang
diharapkan. Demikian pula dengan pendidikan di negeri tercinta ini. Bangsa
Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang, terutama
dalam menghadapi zaman yang terus berkembang di era kecanggihan teknologi
dan komunikasi. Maka, perbaikan sumber daya manusia yang cerdas, terampil,
mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan melalui proses pendidikan.
Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan,
proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Menurut Akhmad
Muhaimin “Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya
gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di
Indonesia”.1 Dalam mencapai gagasan tersebut-pun dunia pendidikan Indonesia
berusaha untuk meraih tujuan pendidikan dengan berbagai cara, diantaranya
1
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia,(Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011) h.9
1
2
2
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 26.
3
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:C.V Andi
offset, 2014), h. 1
4
Asmaun Sahlan, Angga Teguh Prastyo. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan
Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), Cet.I, h.13
3
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran”. (Q.S An-Nahl: 90)
Dengan demikian pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha-usaha
yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak didik, baik berupa bimbingan,
pengarahan, pembinaan, ataupun latihan yang tujuannya adalah membawa si
terdidik ke arah terbentuknya kepribadian utama baik jasmani maupun rohani bagi
perjalanan hidupnya dimasa yang akan datang.
Karakter diajarkan dengan mengenalkan, memahamkan hingga mengajak
siswa sehingga pada akhirnya mereka mampu mempraktikkan dan memaknainya
sebagai sesuatu yang melekat dan menjadi tindakan perenungan (reflective action)
serta mengembangkannya menjadi pusat keunggulan insani.
Dalam hal ini pembentukkan karakter menjadi sangat penting untuk
dibahas, karena ketika seseorang tidak lagi memilki karakter yang baik, maka
tindak kejahatan akan terus tumbuh. Oleh karena itu butuh suatu pengetahuan
dasar tentang bagaimana metode membentuk karakter anak yang baik, hal itu
diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan di masa-masa yang
akan datang. Setidaknya metode pembentukkan karakter anak diharapkan mampu
memberikan bekal bagi orang tua atau pendidik agar dapat mengarahkan anak
didiknya agar memilki karakter yang bagus.
4
1. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan dengan
banyaknya permasalahan yang muncul tetapi waktu dan tenaga, faktor
biaya, dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dalam penelitian ini
penulis akan membatasi pada permasalahan pendidikan karakter peserta
didik kelas delapan di SMPIT Nurul Hikmah melalui implementasi
kurikulum 2013.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang
ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter
peserta didik kelas delapan di SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah
Jakarta?”
D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka secara umum tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pendidikan karakter peserta
didik melalui implementasi kurikulum 2013 di SMP Islam Terpadu Nurul
Hikmah Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam
kependidikan.
2. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi
para akademisi atau pihak lain yang ingin melakukan penelitian dengan
objek yang jelas, serta turut mengembangkan wacana kependidikan dalam
aplikasi di dalam kehidupan.
3. Bagi instansi penelitian, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber
masukan bagi guru agama dalam mendidik dan mengembangkan kualitas
peserta didiknya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Implementasi Kurikulum 2013
1. Pengertian Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan. Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum
adalah sebuah sistem membentuk garis lurus dalam arti implementasi
mencerminkan rancangan. Menurut Fullan “Implementasi adalah proses
mempraktekkan/menerapkan suatu gagasan, program, atau kumpulan kegiatan
yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk berubah”.1
Implementasi menurut brownedan widavsky adalah “Perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan”.2 Miller mengemukakan bahwa “Implementasi adalah
suatu proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide, program atau seperangkat
aktivitas baru bagi orang lain dalam mencapai atau mengharapkan suatu
perubahan”.3 Sedangkan menurut Hasan menyatakan “Bahwa implementasi
kurikulum adalah usaha sadar merealisasikan ide, konsep, dan nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum tertulis menjadi kenyataan”.4
Menurut Syafruddin Nurdin implementasi adalah “Suatu proses, suatu
aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/ gagasan, program, atau harapan-
harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar
dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut”.5
Sedangkan secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya “Pelari” dan curere yang berarti “Tempat
berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam bidang
atletikpada zaman Romawi kuno di Yunani. Dalam bahasa Perancis, istilah
1
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.6, cet.1
2
Syafruddin Nurdin, guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers, 2002) hal. 70.
3
Abdul Majid, op.cit. hal.6, cet.1
4
Abdul Majid, ibid., hal.6, cet.1
5
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers, 2002) hal. 73
6
7
kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti
suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan
garis finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan. Jarak yang harus
ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang
yang terlibat di dalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti
SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK (tiga tahun) dan
seterusnya. Dengan demikian, menurut zainal arifin secara terminologis istilah
kurikulum (dalam pendidikan) adalah “Sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah”.6
Menurut Abdul Majid, bahwa implementasi kurikulum adalah
“Operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis)
menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran”.7 Dengan demikian,
implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum
yang dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai
rencana tertulis.
Dari definisi tersebut maka implementasi kurikulum dapat dimaknai
sebagai berikut: pertama, implementasi sebagai aktualisasi rencana atau konsep
kurikulum. Kedua, implementasi kurikulum sebagai proses pembelajaran. Ketiga,
implementasi kurikulum sebagai realisasi ide, nilai dan konsep kurikulum.
Keempat, implementasi kurikulum sebagai proses perubahan perilaku peserta
didik. Dengan demikian wujud nyata dari implementasi kurikulum adalah
aktivitas belajar mengajar di kelas, dengan kata lain aktivitas belajar mengajar di
kelas merupakan operasionalisasi dari kurikulum tertulis atau disebut juga dengan
kurikulum aktual.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah
faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah;
6
Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2011) hal.3
7
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.6, cet.1
8
pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon;
dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan.
Dan menurut Yunus Abidin dalam bukunya yang berjudul desain
pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 ada beberapa tantangan-tantangan
dalam meng-implementasikan kurikulum 2013,
“Yaitu pertama, adalah guru. Diakui atau tidak sejumlah permasalahan
mendasar masih terjadi dalam ekologi pembelajaran yang terdapat di sekolah
kita selama ini. Sejumlah permasalahan tersebut diantaranya adalah
rendahnya mutu kualitas pembelajaran, yang pembelajarannya masih
didominasi oleh gurunya. Kedua, adalah waktu. Implementasi kurikulum
2013 akan memakai banyak waktu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
berdasarkan kurikulum 2013 menuntut guru untuk melaksanakan
pembelajaran aktif. Ketiga, adalah sarana prasarana pembelajaran/TIK.
Implementasi kurikulum 2013 yang menghendaki dilaksanakan pembelajaran
aktif, kreatif, dan inovatif akan mendatangkan tantangan tersendiri dalam
aspek sarana prasarana pembelajaran. Keempat, adalah bahan ajar. Kelima,
adalah penilaian pembelajaran. Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
otentik dalam pembelajaran. Keenam, adalah strategi pembelajaran. Guru
harus cermat dan „arif dalam menggunakan metode mengajar di setiap
materinya”.8
Pengembangan kurikulum 2013 dirientasi terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowladge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun 2003
sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan
pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Menurut Abdul Majid dalam bukunya orientasi pengembangan kurikulum
2013 didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh kurikulum 2006 yaitu
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada saat ini yaitu:
a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya
mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukaranya melampaui
tingkat perkembangan usia anak.
8
Yunus Abidin, Desain Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung:PT.
Refika Aditama, 2014), hal.24
9
9
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.37-38, cet.1
10
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014) h.21-22, cet.2
11
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ibid., h.21-22, cet.2
10
c. Kompetensi sosial yang harus dimilki guru agar tidak bertindak asosial
kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
d. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang
akan digugu dan ditiru siswa.12
12
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014) h.21-22, cet.4
13
Imas kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 31. Cet.2
14
Imas kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 39. Cet.2
11
15
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.55, cet.1
16
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 33. Cet.2
12
aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan
serta dalam membangun negaranya pada abad 21”.17
d. Landasan Teoritik
“Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “Pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi.pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk satu jenjang
pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta
didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau diatasnya. Standar kualitas
nasional dinyatakan sebagai standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi
lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.18
Adapun tujuan diimplementasikannya kurikulum 2013 menurut Imas
Kurniasih untuk menyederhanakan kurikulum 2006 yang di dalamnya ada
beberapa permasalahan diantaranya;
a. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
b. Belum semuanya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan Nasional.
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan
sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills)
belum terakomodasi dalam kurikulum.
d. Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, Nasional, maupun global.
e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala.
17
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 35. Cet.2
18
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.55, cet.1
13
19
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 132-133. Cet.2
20
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 65. Cet.2
14
berikhtiar atau
melakukan usaha.
Menjaga lingkungan
hidup di sekitar rumah
dan masyarakat.
Dll
Tabel 2.3
Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-2 Jenjang SMP/Mts
Sikap dan pengertian Contoh indikator
Sikap sosial
Jujur tidak menyontek dalam
adalah perilaku dapat dipercaya dalam mengerjakan ujian/ulangan.
perkataan, tindakkan dan pekerjaan. Tidak menjadi plagiat.
Mengungkapkan perasaan apa
adanya.
Menyerahkan kepada yang
berwenang barang yang
ditemukan.
Membuat laporan berdasarkan
data atau informasi apa
adanya.
Mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki.
ditentukan.
Mengikuti kaedah berbahasa
tulis yang baik dan benar.
Tanggungjawab melaksanakan tugas individu
Adalah sikap dan perilaku seseorang dengan baik.
untuk melaksanakan tugas dan Menerima resiko dari
kewajibannya, yang seharusnya dia tindakkan yang dilakukan.
lakukan, terhadap diri sendiri, Tidak menyalahkan orang lain
masyarakat, lingkungan (alam, sosial tanpa bukti yang akurat.
dan budaya), negara dan Tuhan. Mengembalikan barang yang
dipinjam
Menepati janji.
21
Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 40-42. Cet.2
18
Tabel 2.4
Beban Belajar Di SMP/Mts Untuk Kelas VII, VIII, IX
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR PER
MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya (Termasuk Muatan Lokal)* 3 3 3
2 PJOK (Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan 3 3 3
Kesehatan)
3 Prakarya (Termasuk Muatan Lokal) 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 38 38 38
Keterangan:
*muatan lokal dapat memuat bahasa daerah
Ekstra kurikuler SMP/MTs antara lain:
- Pramuka - UKS
- OSIS - PMR
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah
mata pelajaran yang yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
19
Seni budaya dan prakarya menjadi dua mata pelajaran yang terpisah. Untuk seni
budaya didalamnya terdapat pilihan yang disesuaikan dengan minat siswa dan
kesiapan satuan pendidik dalam melaksanakannya.
a. Beban belajar
Dalam struktur SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari
semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38, dan 38 untuk masing-masing kelas VII,
VIII, IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu
40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
kompetensi dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran
siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta
didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
b. Organisasi kompetensi dasar dalam mata pelajaran
Menurut Abdul Majid “dalam bukunya yang berjudul implementasi
kurikulum 2013 bahwa “Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari
kompetensi dasar”.22 Untuk kurikulum SMP/MTs organisasi kompetensi dasar
kurikulum dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antar kelas
dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan kompetensi inti.
Khusus untuk muatan lokal, kompetensi dasar yang berkenaan dengan seni
budaya, dan keterampilan, serta bahasa daerah dapat diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran seni budaya dan prakarya. Sedangkan kompetensi dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
22
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes
media, 2014) hal.55, cet.1
20
c. Kompetensi inti
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti,
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara
konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/ jenjan di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan
konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan
mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1: KI 1), sikap sosial
(kompetensi inti 2: KI 2), pengetahuan (Kompetensi inti 3: KI 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi 4: KI 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada waktu peserta didik
belajar tentang pengetahuan (kompetensi inti 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi inti 4).
Kompetensi inti SMP/MTs adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5
Kompetensi Inti SMP/Mts
21
KELAS
VII VIII IX
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati ajaran
yang dianutnya. yang dianutnya. agama yang dianutnya.
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong (toleransi, gotong (toleransi, gotong
royong), santun percaya royong), santun percaya royong), santun percaya
diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaanya. keberadaanya. keberadaanya.
Memahami pengetahuan Memahami dan Memahami dam
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan
prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual,
rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan konseptual, dan
tentang ilmu rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan
pengetahuan, teknologi, tentang ilmu rasa ingin tahunya
seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi, tentang ilmu
fenomena dan kejadian seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi,
tampak mata. fenomena dan kejadian seni, budaya terkait
tampak mata. fenomena dan kejadian
tampak mata.
Mencoba, mengolah, dan mengolah, menyaji dan mengolah, menyaji dan
menyaji dalam ranah menalar dalam ranah menalar dalam ranah
22
B. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan karakter
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003,
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk meiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, msyarakat bangsa, dan negara”.23
Menurut Azyumardi Azra, “Pendidikan merupakan proses penyiapan
generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien”.24 Menurut Waini Rasyidi “Pendidikan adalah
keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman
belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.”25
Sedangkan Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas dalam buku
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia pendidikan karakter untuk guru adalah:
23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 3
24
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h.4
25
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani,Ibid., h.5
23
26
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta: Islamic
Research Publishing, 2010), Cet. III, h. 8.
27
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (surabaya: Karya Agung, 2005), h.241
28
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta:aulia
publishing house, 2010)cet.3, h. 8
24
muncul dari suatu perangai yang banyak diamalkan dan ditaati, sehingga menjadi
bagian dari adat kebiasaan yang berurat berakar pada dirinya”.29
Menurut pendapat Ramayulis “Akhlak menurut pengertian Islam adalah
salah satu hasil dari iman dan ibadat, karena iman dan ibadat manusia tidak
sempurna kecuali kalau dari situ muncul akhlak yang mulia. Maka akhlak dalam
islam bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan langsung, yang
dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh, yaitu ridha Allah SWT”.30
Karakter adalah istilah serapan dari bahasa Inggris character. Menurut
Encarta Dictionaries dalam buku Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam menyatakan
bahwa
“Karakter” adalah kata benda yang memiliki arti:
a. Kualitas-kualitas pembeda
b. Kualitas-kualitas positif
c. Reputasi
d. Seseorang dalam buku atau film
e. Orang yang luar biasa
f. Individu dalam kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku, atau tampilan
Di samping itu terdapat kata karakteristik (characteristic) yang masih kata
benda yang artinya : figur (ciri) pembatas (defining feature), sebuah fitur atau
kualitas yang membuat seseorang atau suatu hal dapat dikenali.31
Kata sifat untuk karakter adalah “Khas” (typical), artinya pembeda atau
mewakili seseorang atau hal tertentu. Hurlock dalam bukunya, Personality
Development, secara tidak langsung mengungkapkan bahwa karakter terdapat
pada kepribadian. Karakter mengimplikasikan sebuah standar moral dan
melibatkan sebuah pertimbangan nilai. Karakter berkaitan dengan tingkah laku
yang diatur oleh upaya dan keinginan. Hati nurani, sebuah unsur esensial dari
karakter, adalah sebuah pola kebiasaan perlarangan yang mengontrol tingkah laku
seseorang, membuatnya menjadi selaras dengan pola-pola kelompok yang
diterima secara sosial.
Berikut merupakan komponen-komponen karakter menurut Hurlock :
a. Aspek kepribadian
b. Standar moral dan ajaran moral
29
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006),h. 89
30
Ramayulis, Ibid., h. 89
31
Ramayulis, Ibid., h. 89-90
25
c. Pertimbangan nilai
d. Upaya dan keinginan individu
e. Hati nurani
f. Pola-pola kelompok
g. Tingkah laku individu dan kelompok.32
Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan,
terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan
fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup
bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan
kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak
bermoral. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari
keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan , dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak.
Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai
dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara
universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup berdasarkan atas pilar
kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan
(freedom), kebahagiaan (happines), kejujuran (honesty), kerendahan hati
(humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan
(simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity). Karakter dipengaruhi
oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau
ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Kacang ora ninggal lanjaran”
(Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya
32
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktis Di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 23.
26
melilit atau menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam ikut membentuk karakter. Di sekitar lingkungan sosial yang
keras seperti di Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku antisosial,
keras, tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang
gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras berani mati.
Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut di atas, serta
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi karakter,
maka karakter menurut Muchlas Samani dapat dimaknai “Sebagai nilai
dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain,
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari”.33
Patut kita pahami bahwa bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang
memiliki jumlah penduduk sangat besar dengan adat istiadat dan budaya yang
bermacam-macam. Kenyataan itu mempengaruhi masyarakat dalam membangun
pola interaksi satu sama lain.
Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, bangsa
Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang besar dan
bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik.
Dan akhirnya dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung
tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki SDM yang bermutu.
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan
dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan
pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada
kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan
pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas.
Menurut Dharma Kesuma berpendapat ada beberapa masalah
ketidaktepatan makna yang beredar di masyarakat mengenai makna pendidikan
karakter, dapat diidentifikasi di antaranya sebagai berikut:
33
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 41.
27
a. Pendidikan karakter: mata pelajaran agama dan PKn, karena itu menjadi
tanggung jawab guru agama dan PKn.
b. Pendidikan karakter: mata pelajaran pendidikan budi pekerti.
c. Pendidikan karakter: pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga,
bukan tanggung jawab sekolah.
d. Pendidikan karakter: adanya penambahan mata pelajaran baru dalam
kurikulum.
e. Dan sebagainya.34
34
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.5
35
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h.4
36
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Ibid., h.5
37
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.5
28
38
Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan karakter perspektif Islam,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 36-37
39
Abdul Majid dan Dian Andayani, Ibid,. h. 37-38
29
40
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.9
41
Dharma Kesuma, dkk, Ibid,. h.9-10
30
42
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011),h.24
43
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 38.
31
44
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose
Media Jakarta, 2011), h. 67.
45
Maswardi Muhammad Amin, Ibid,. h. 67
46
muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011),h. 43.
47
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 39
32
48
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h. 39.
49
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Jakarta:
Transmedia, 2011), h.105.
50
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: baduose
media, 2010), h. 36, cet .1
51
Maswardi Muhammad Amin, Ibid., h. 36, cet .1
33
nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila
dari Pancasila”.52
Dan fungsi pendidikan karakter menumbuhkan kemampuan dasar peserta
didik agar berpikir cerdas, berperilaku berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu
yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat (domain
kognitif, affektif, dan psikomotorik), membangun kehidupan bangsa yang multi
kultur, membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya yang luhur,
berkonstribusi terhadap pengembangan hidup umat manusia, membangun sikap
warga negara yang cinta damai,kreatif, mandiri, maupun hidup berdampingan
dengan bangsa lain”.53
Adapun kutipan Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul pendidikan
karakter perspektif Islam dari beberapa tokoh dalam tujuan pendidikan karakter
yaitu:
a. Socrates: berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan
adalah untuk membuat seseorang menjadi good dan smart.
b. Rasulullah : menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia
adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik.
c. Klipatrick, Lickona, Brooks: bahwa moral, akhlak/ karakter adalah tujuan
yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan.
d. Marthin Luther King : intelligence plus character, that is the true aim of
education (kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar dari
pendidikan).
e. Fuad Hasan: pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan
norma-norma sosial,.
f. Mardiatmadja: pendidikan karakter sebagai ruh pendidikan dalam
memanusiakan manusia.54
52
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: baduose
media, 2010), h. 37, cet .1
53
Maswardi Muhammad Amin, Ibid., h. 37, cet .1
54
Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,(Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 30
34
keterampilan”.55
4. Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia
Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang
mencerminkan akhlak/perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad
SAW, yaitu: shidik, amanah, fathonah, dan tabligh. Rasululloh adalah contoh atau
uswatun hasanah bagi kita semua. Karena Nabi Muhammad SAW juga terkenal
dengan karakter kesabarannya, ketangguhannya, dan berbagai karakter lainnya.
Ke empat sifat Rasul tersebut diartikan sebagai berikut :
a. Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah SAW
berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan
berjuang untuk menegakkan kebenaran.
b. Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang
dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah SAW dapat dipercaya oleh
siapa pun, baik kaum muslimin maupun nonmuslim.
c. Fathonah yang berarti cerdas/pandai, arif, luas wawasan, terampil, dan
professional. Artinya, perilaku Rasulullah SAW dapat
dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah.
d. Tabligh yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapapun yang
menjadi lawan bicara Rasulullah SAW, maka orang tersebut akan mudah
memahami apa yang dibicarakan/dimaksudkan oleh Rasulullah SAW.56
dirinya. Kata jujur identik dengan “Benar” yang antonimnya adalah “Salah”.
Maka jujur lebih dekat dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan).
Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri
sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat.
Berikut ini merupakan ciri-ciri orang yang berperilaku jujur diantaranya:
1) Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah
kebenaran dan kemaslahatan.
2) Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya)
3) Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang
dilakukannya.57
Sedangkan menurut Nurla Isna Aunillah, mengatakan bahwa “Penanaman
kejujuran bagi peserta didik sejak dini dapat dilakukan saat ia masih duduk di
bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak pihak yang berpendapat bahwa sekolah
dasar dinilai menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter. Dan selain guru,
orang tua juga memegang peranan penting dalam menumbuhkan karakter jujur
bagi peserta didik. Oleh sebab itu, sekolah perlu melakukan kerja sama yang
intensif dengan keluarga peserta didik”. Serta Mansur Umar menambahkan bahwa
“Keteladanan merupakan faktor yang sangat penting dilakukan oleh guru dan
orang tua dalam menanamkan karakter jujur pada diri peserta didik. Sebab, sikap
tidak jujur dan berbohong yang dilakukan olehnya seringkali dipengaruhi oleh
tingkah laku orang lain. Dengan ungkapan lain, sikap tidak jujur dan suka
berbohong merupakan hasil peniruan dari orang lain”.58
b. Kerja keras
Perilaku kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang
terus dilakukan dalam menyelesaikan pekejaan yang menjadi tugasnya sampai
tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang
kami maksud adalah mengarah kepada visi besar yang harus dicapai untuk
kebaikan/kemaslahatan manusia dan ligkungannya. Mengingat arah dari dari
57
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.
16.
58
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Jakarta:
Transmedia, 2011), h. 49-52.
36
istilah kerja keras, maka upaya untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya
merupakan upaya yang tiada hentinya.
c. Ikhlas
Ikhlas berasal dari bahasa Arab, yang artinya “Murni”, “Suci”, “Tidak
bercampur”, “Bebas” atau pengabdian yang tulus”. Dalam kamus bahasa
Indonesia, Ikhlas memiliki arti tulus hati;(dengan) hati yang bersih dan jujur.
Sedangkan ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan
semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah SWT. Para ulama bervariasi
dalam mendefinisikan ikhlas namun hakikat dari definisi-definisi mereka adalah
sama. Ada yang mendefinisikan ikhlas adalah “menjadikan tujuan hanyalah untuk
Allah tatkala beribadah”, yaitu jika engkau sedang beribadah maka hatimu dan
wajahmu engkau arahkan kepada Allah bukan kepada manusia. Ada yang
mengatakan bahwa ikhlas adalah “membersihkan amalan dari komentar manusia”,
yaitu jika engkau sedang melakukan suatu amalan tertentu maka engkau
membersihkan dirimu dari memperhatikan manusia untuk mengetahui apakah
perkataan (komentar) mereka tentang perbuatanmu itu.
Perilaku yang mencerminkan ikhlas memiliki sejumlah karakter, yaitu:
1) Konsistensi yang kuat dari waktu ke waktu dan dari satu kondisi ke kondisi
lainnya. Konsistensi sebagai ciri ikhlasnya seseorang bukan dari cara
pemecahan masalah yang dihadapi, tetapi perilaku seseorang yang memihak
kepada yang benar tidak berubah dan terus melakukan apapun yang dihadapi
yang bersangkutan sebagai konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.
2) Pengharapan dan kepuasan bagi pelaku adalah keridhaan dari Tuhannya,
bukan dari siapa pun. Hal ini sangat berguna untuk evaluasi diri kita dalam
mengidentifikasi perilaku yang kita lakukan, apakah karena Allah atau karena
makhluknya.
3) Memiliki karakteristik kebermutuan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Artinya, perilaku yang diperbuat oleh yang bersangkutan selalu diperbaiki
dari waktu ke waktu. Dengan demikian jika perilaku seseorang tidak ada
perbaikan seiring dengan bertambahnya waktu, maka perilaku tersebut
kemungkinan besar bukan didasari oleh keikhlasan atau mengharap ridha
Allah SWT.59
Domain budi pekerti Islami yang dikutip dari Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah
59
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 20.
37
60
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.21
38
B. Latar Penelitian
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode dengan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif analisis. Penelitian Kualitatif (Qualitative
research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. “Meskipun penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, tapi teknik pengumpulan datanya diperkuat
dengan menggunakan kuesioner, sebagaimana dalam buku yang berjudul metode
penelitian pendidikan(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D) karya
39
40
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: CV Alfabeta, 2010), cet. 10, h. 38.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. 8, h.72
41
dari kepustakaan maupun dari data yang diperoleh dari lapangan. Kemudian
menganalisis dan mengelaborasinya sehingga dapat dijelaskan dengan data
empiris dan mudah dipahami.
D. Populasi sampel
“Populasi adalah seluruh elemen yang akan diteliti. Sampel adalah elemen
yang merupakan bagian dari populasi. Data adalah fakta-fakta yang dapat
dipercaya kebenarannya”.3
1. Populasi
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktereristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi”.4
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel kelompok (cluster
sampling ) yaitu pengambilan sampel tidak langsung memilih anggota populasi
untuk dijadikan sampel tetapi memilih kelompok terlebih dahulu. Yang termasuk
sebagai sampel adalah anggota yang berada dalam kelompok terpilih tersebut,
yaitu siswa siswi di SMPIT Nurul Hikmah, Kelurahan Utan Kayu Selatan,
Kecamatan Matraman, Jakarta Timur kelas 8 tahun pelajaran 2013-2014
sebanyak 20 orang sebesar 29%. Karena untuk siswa kelas delapan telah dapat
dijadikan responden yang tepat, dimana peneliti beranggapan bhwa mereka dapat
menjawab setiap instrument yang dibuat dan dengan alasan kelas sembilan di
SMPIT Nurul Hikmah tidak menggunakan kurikulum 2013.
3
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D(
Bandung : Alfabeta. 2013) Hal. 116
4
Sugiyono. Ibid., Hal. 118
42
5
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 158
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. 8, h. 220.
7
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 132
43
dilakukan pada penelitian ini lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.1
Observasi Penelitian
2. Angket(Questionaire)
“Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui”.8 Angket ini penulis sebarkan kepada responden yang
terdiri dari siswa/siswi SMP IT Nurul Hikmah. Angket ini diberikan untuk
mendapatkan informasi tentang implementasi . Angket ini terdiri dari 30 item
pertanyaan, yang di dalamnya terdiri dari 6 aspek pertanyaan tentang karakter
jujur, kerja keras, disiplin, kerjasama, tanggungjawab, dan karakter percaya diri,
yang masing-masing aspek terdiri dari 5 pertanyaan
3. Wawancara
Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Definisi wawancara berikutnya dikemukakan oleh Stewart & Cash yang
didefinisikan sebagai berikut:
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), cet. 12, h.128.
44
9
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 118
10
Haris Herdiansyah. Ibid., Cet. 3, h. 118
45
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. 6, h. 329
12
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 62-63
46
1. Tahap Persiapan
Adapun persiapan-persiapan yang peneliti siapkan antara lain adalah
membuat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk soal-soal pada lembar wawancara
ke beberapa pihak, antara lain siswa/siswi, guru mata pelajaran, koordinator guru
asuh, dan warga sekitar yang bekerja juga sebagai penjaga kantin. membuat
pernyataan-pernyataan negatif dan positif di lembar angket yang akan disebar
peneliti kepada siswa-siswi SMP IT Nurul Hikmah. Membuat agenda/list kegiatan
peneliti selama berada di sekolah tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti datang pada saat siswa dan siswi SMP IT Nurul Hikmah datang,
melihat dan terjun langsung dalam suasana sekolah sebelum jam belajar dimulai.
Memantau kegiatan-kegiatan siswa-siswi sebelum kegiatan belajar dimulai dan
Melihat suasana ramainya kantin saat di jam istirahat. Melakukan wawancara dari
beberapa orang yang menurut peneliti informasi mereka sangatlah membantu
peneliti dalam melengkapi data dan mengetahui keadaan yang tidak peneliti lihat,
dengar dan tidak peneliti alami selama menjalani penelitian di sekolah tersebut.
Peneliti memotret suasana sekolah, merekam wawancara dari beberapa nara
sumber, dan peneliti menyebar angket kepada siswa-siswi SMP IT tersebut.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah peneliti melaksanakan penelitian di sekolah tersebut maka langkah
berikutnya adalah mengelola data-data dan informasi-informasi yang membantu
peneliti dalam kelengkapan materi skripsi peneliti. Dimulai dari merekap dan
menghitung angket-angket yang disebar peneliti, dari beberapa butir pernyataan
negatif dan positif dan dari pilihan-pilihan tertentu seperti menyatakan selalu,
sering, kadang-kadang, dan tidak pernah disetiap jawaban dari setiap pernyataan
angket tersebut. mengetik hasil wawancara dari guru-guru mata pelajaran PAI dan
PPKN, koordiantor guru asuh, penanggungjawab kegiatan outing, dan penjaga
kantin yang ada di sekolah tersebut.
47
G. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Karakter implementasi kurikulum 2013
H. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis
data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,
49
berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat
pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Artinya, data dari awal sudah
mulai dianalisis, karena data tersebut terus bertambah dan berkembang, dan jika
data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat segera
dilengkapi.
Zainal Arifin mengutip dari Bogdan dan Biklen, dalam bukunya
menjelaskan bahwa “Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis
untuk mencari, menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan
lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan
teknik-teknik pengumpulan data lainnya”.13 Pengumpulan dan analisis data
penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling
tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan
analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi
sebelumnya yang telah digunakan dan diperoleh.
Dalam pengolahan data pada angket, penulis menempuh cara sebagai berikut:
1. Editing/verifikasi
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,
penulis segera meneliti kelengkapan dalam mengisi angket bila ada jawaban
yang tidak dijawab, penulis menhubungi responden yang bersangkutan untuk
disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.
2. Scoring
Setelah melalui tahap Editing, maka selanjutnya penulis memberikan
skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Ketentuan skor pembentukan karakter melalui implementasi
kurikulum 2013
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
Jumlah Skor Jumlah Skor
13
Zainal Arifin, “Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru”, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 171.
50
1 Selalu 4 1
2 Sering 3 2
3 Kadang-kadang 2 3
4 Tidak Pernah 1 4
3. Tabulating
Langkah ketiga adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban
yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel. Kemudian setelah
data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka selanjutnya
melakukan analisa data dengan teknik deskriptif dengan presentase.
4. Analiting
Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal
sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
5. Concloding
Langkah ini adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan
interpretasi data.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, yaitu data kualitatif yang diubah
menjadi data kuantitatif, maka digunakan data analisis deskriptif. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui besarnya presentase jawaban angket dari responden.
Rumus yang digunakan adalah:
P=
P : angka presentasi
F : frekuensi (jumlah jawaban responden)
N : number of cases (jumlah)14
14
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Radja Grafindo persada,
2011), cet. 23, h. 43.
51
I. Teknik Penulisan
Secara teknik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum SMPIT Nurul Hikmah
1. Sekilas Latar Belakang SMPIT Nurul Hikmah
Disisi lain putra-putri kita harus menghadapi dan hidup ditengah kondisi
yang seperti itu. Dengan demikian kita dihadapkan kepada dua pilihan yang tidak
bisa ditolak :
Pertama : Jika kita rela dengan realita yang ada, dapat dipastikan generasi
saat ini akan hanyut dalam arus globalisasi, demoralisasi, dan sekulerisasi
tersebut.
Kedua : Jika tidak rela, maka kita harus memberikan solusi yang
diharapkan dapat menyelamatkan generasi yang sedang tumbuh berkembang saat
ini.
52
53
2. Identitas Sekolah
Kecamatan : Matraman
NPSN : 20107094
5. Jumlah Guru
Guru yang mengajar yang memiliki latar belakang pendidikan
sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu!
Tabel 4.1
Jumlah guru yang mengajar yang memiliki latar belakang
pendidikan
Jumlah guru dengan
Jumlah guru dengan latar
latar belakang
belakang pendidikan TIDAK
Guru pendidikan sesuai
sesuai dengan mata pelajaran Juml
No Mata dengan mata pelajaran
yang diampu ah
Pelajaran yang diampu
D1/
D3 S1 S2/S3 D1/D2 D3 S1 S2/S3
D2
Agama
1 1 1
Islam
Agama
2 - -
Kristen
3 PKn 2 2
Bahasa
4 1 1
Indonesia
Bahasa
5 1 1
Inggris
Mate-
6 2 2
matika
7 IPA 2 2
8 IPS 1 1 2
Seni
9 1 1
Budaya
Olahraga
10 1 1
Kesehatan
55
11 BK 1 1 2
TIK &
12 1 1
Prakarya
Tahsin
13 2 2
Tahfidz
Bahasa
14 1 1
Arab
15 PLKJ 1 1
Jumlah 18 2 20
1
Lampiran 4, perhitungan angket karakter peserta didik.
61
sekolah.
14. Kedisiplinan siswa saat
mengumpulkan tugas.
15. Kedisiplinan siswa membawa
buku beserta alat tulis.
Karakter 16. Bekerjasama membahas materi 80% Baik
kerjasama yang telah disampaikan guru.
17. Bekerjasama dalam menjaga
kebersihan kelas.
18. Kebiasaan siswa menjaga
kebersihan kamar dan rumah.
19. Bekerjasama/menyontek saat
ujian.
20. Mengerjakan sesuatu yang sis-
sia saat jam istirahat.
Karakter 21. Sikap siswa dalam menyikapi 86% baik
tanggungjawab perintah guru.
22. Menyikapi perintah guru saat
diarahkan.
23. Permintaan maaf disaat
melakukan kesalahan.
24. Sikap siswa setelah meminjam
sesuatu dari temannya.
25. Sikap siswa saat mendapat
hukuman saat telat masuk
sekolah.
Karakter 26. Sikap tanpa ragu-ragu. 64% Cukup
percaya diri 27. Sikap siswa menunjukkan baik
kemampuan.
28. Sikap siswa mencoba hal-hal
63
Setelah kita melihat data dari tabel di atas dapat kita ketahui:
a. Karakter jujur:
Tabel 4.3
Angket karakter kejujuran
dahulu, walaupun sesekali mereka lupa untuk meminta izin dengan alasan
terburu-buru dan teman dekat.
siswa-siswi selalu berkata jujur dan membantu temannya yang sedang
kesusahan. Dan Siswa-siswi selalu berkata jujur saat meminta izin pada waktu
mereka tidak masuk sekolah. Dengan ini kejujuran siswa-siswi SMPIT Nurul
Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 90% yang berartian masuk dalam
kategori baik.
b. Karakter kerjakeras
Tabel 4.4
Karakter kerjakeras
Menurut data tabel di atas menjelaskan bahwa kerjakeras sisswa dan siswi
sudah baik, yang diantaranya Siswa-siswi menulis materi yang guru jelaskan di
depan kelas, walaupun sesekali mereka tidak menulis materi yang ada di papan
tulis dengan alasan sudah jam siang, mereka mengantuk dan merasa jenuh.
Siswa-siswi sudah baik dalam membaca atau mempelajari ulang materi
atau pelajaran di rumah .Siswa-siswi tidak pernah tidak mengecek kembali
jawaban mereka di rumah atau bersama teman di luar sekolah seusai waktu ujian,
Siswa-siswi tidak pernah tidak membantu orang tua mereka. Siswa-siswi selalu
belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan ranking kelas. Dengan ini kerjakeras
siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 88% yang
berartian masuk dalam kategori baik.
65
c. Karakter disiplin
Tabel 4.5
Karakter Disiplin
Karakter 17 11 2 7 0 20 80%
Kerjasama 18 8 7 5 0 20 79% 81%
19 13 7 0 0 20 91%
20 8 9 3 0 20 81%
Kerjasama siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswa-
siswi selalu mengupayakan untuk bekerjasama dengan teman untuk
memperdalam suatu materi yang telah guru sampaikan di kelas, Siswa-siswi
selalu menjaga kebersihan kelas, Siswa-siswi selalu menjaga kebersihan rumah
mereka.
Siswa-siswi selalu bekerjasama untuk jujur dalam menjawab setiap soal
ujian atau ulangan. Siswa-siswi selalu mengerjakan hal-hal yang bermanfaat pada
waktu jam istirahat berjalan. Dengan ini kerjasama siswa-siswi SMPIT Nurul
Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 80% yang berartian masuk dalam
kategori baik.
e. Karakter tanggungjawab
Tabel 4.7
Karakter Tanggungjawab
Kerjasama siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswa-
siswi selalu mendengarkan dan mencatat dengan baik penjelasan guru di dalam
67
Kepercayaan diri siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan
Siswa-siswi selalu mengerjakan hal yang baik tanpa ragu-ragu, Siswa-siswi
berani untuk menunjukkan kemampuan mereka, walaupun terkadang masih
malu-malu.
Siswa-siswi tidak pernah tidak berani mencoba hal-hal yang baru dan
positif, Siswa-siswi tidak menutup-nutupi talenta mereka dalam suatu ajang bakat.
Walaupun mereka malu saat memulai mengungkapkan talenta mereka. Siswa-
siswi selalu tidak akan berputus asa dan bersemangat belajar lebih giat lagi di saat
68
mereka turun peringkat. Dengan ini kepercayaan diri siswa-siswi SMPIT Nurul
Hikmah sudah cukup baik dengan nilai rata-rata 64% yang berartian masuk dalam
kategori cukup baik.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa karakter peserta didik di SMP IT Nurul
Hikmah berkarakter baik!
3. Dokumentasi
siswa dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk kepada aspek
keterampilan. Aspek keterampilan dapat berupa keterampilan pengerjaan soal,
keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan proyek, keterampilan membuat teks,
dan keterampilan dalam menjawab soal lisan.
3. Sikap dan perilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan
menilai sikap dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek
penilaian ini dinilai oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah
lembaran nilai, penilaian ini juga dinilai orang tua murid itu sendiri dan dinilai
oleh diri-nya sendiri.
Adapun implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter siswa-
siswi kelas delapan SMPIT Nurul Hikmah tidak luput dari proses-proses
pembelajaran sekolah. Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri atas
pembelajaran intra-kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Intra-Kurikuler
Adapun pembelajaran intra-kurikuler didasarkan pada prinsip berikut:
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan
di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema, sedangkan di SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai kompetensi dasar dan kompetensi inti pada tingkat yang
memuaskan.
2. Ekstra-Kurikuler
Selain pembelajaran intra-kurikuler ada pula pembelajaran ekstra-
kurikuler. Yang dimaksud pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang
dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggunya. Kegiatan ekstra-kurikuler
71
terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler
wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler berfungsi untuk:
a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran di kelas.
b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan,
hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai keterampilan hidup.
ibu woro memberi tugas yang telah ibu woro minta dari setiap guru mata
pelajaran agar siswa ada kesibukan pada waktu skorsing itu berjalan. Adapun
usaha-usaha guru di SMP ini adalah menjalin hubungan yang baik dengan murid,
agar terjadinya interaksi yang sangat komunikatif dan berdampak baik untuk
keduanya.
b. Kegiatan/usaha sekolah dalam menunjang implementasi kurikulum 2013,
antara lain:
Adapun faktor-faktor pendidikan sekolah antara lain:
1. Implementasi kurikulum 2013 guru-guru dalam pendidikan karakter peserta
didik kelas delapan.
Menurut ibu Zahra “Upaya saya mendidik karakter murid saya di kelas
delapan memberi materi dan melakukan tanya jawab, sehingga timbul
kepercayaan diri dan rasa keingin tahuan mereka pada suatu materi yang saya
ajarkan. Melatih siswa untuk berpendapat, membiasakan berdo’a dan memberi
salam”.2 Menurut ibu Woro “cara saya untuk mendidik karakter anak-anak saya di
kelas dengan membuat small group, agar siswa cakap dalam berpendapat pada
suatu hal”.3 Menurut ibu Lidya “ setiap guru sebelum kurikulum 2013 sudah
menerapkan pendidikan karakter, melatih siswa untuk kreatif dalam berbicara dan
berkarya, membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, dan lain-lain”.4
Menurut ibu Nina “ada dua, yaitu adanya pembiasaan akhlak yang baik,
pembahasaan siswa saat berkomunikasi, dan sikap mereka harus baik. Yang
kedua, melatih keahlian mereka dalam berbahasa yaitu dengan cara melatih
berani, terampil, percaya diri, dan tanggung jawab.5 Menurut ibu Endang
“membiasakan mereka berdo’a sebelum dan setelah belajar, berkomunikasi
dengan saya dan teman-temanya dengan baik serta sopan dan santun. Melatih
2
Hasil wawancara bersama ibu Zahra, tanggal 3 Desember 2014, jam 09:46 , di sekolah.
3
Hasil wawancara bersama ibu Woro, tanggal 3 Desember 2014, jam 09:51, di sekolah.
4
Hasil wawancara bersama ibu Lidya, tanggal 3 Desember 2014, jam 10:03 , di sekolah.
5
Hasil wawancara bersama ibu Nina, tanggal 3 Desember 2014, jam 11:20 , di sekolah.
73
keberanian mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan masih banyak
lagi”.6
6
Hasil wawancara bersama ibu Endang, tanggal 3 Desember 2014, jam 11:25 , di
sekolah.
74
7
Hasil wawancara bersama ibu Fahrul, tanggal 30 Oktober 2014, jam 12:00 , di sekolah.
77
asuh ini dalam dampak perubahan karakter mereka menjadi baik dan lebih baik
lagi.
Berikut ini merupakan nilai-nilai karakter yang terbentuk dalam
implementasi kurikulum 2013, antara lain:
1. Jujur
Karakter jujur terbentuk dengan terkontrolnya siswa/siswi melalui tes
yang dilakukan ketika siswa/siswi menyelesaikan setiap ujian ataupun ulangan
mereka.
2. Kerja keras
Kerja keras tumbuh dengan sendirinya, karena kurikulum 2013
memperhatikan sekali pengetahuan dan keterampilan siswa/siswi. Dan adanya
ranking kelas/peringkat kelas, maka siswa/siswi sejatinya harus bekerja keras
mempelajari dan memahami materi-materi di setiap mata pelajaran yang kurang
lebih menginginkan peringkat kelas yang tinggi atau menjadi juara kelas.
3. Disiplin
Disiplin turut tumbuh dengan sendirinya melalui tegasnya peraturan
dalam pembelajaran dan dalam ruang lingkup sekolah. Karena bagi murid yang
tidak disiplin, murid tersebut akan mendapatkan hukuman.
Dengan masuk kelas tepat pada waktunya, berseragam sesuai tata tertib,
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru di kelas, dan membawa
perlengkapan sekolah(buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran)
4. Kerjasama
Pada proses pembelajaran ini siswa/siswi sering diperintahkan untuk
saling bekerjasama dalam melaksanakan tugas. Tugas kelompok membuat murid
lebih berani lagi untuk berpendapat, tugas kelompok melatih kepercayaan diri
murid untuk melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu, berani mengambil
kesimpulan dan tugas kelompok melatih murid untuk bertoleransi, yaitu menerima
pendapat orang/teman yang berbeda. Kerjasama pun bisa dilihat dari hasil jadwal
piket yang telah dibuat tiap kelasnya. Mereka bekerjasama menjaga kebersihan
kelas dan lingkungan sekolah.
5. Percaya Diri
78
Rasa percaya diri adalah suatu poin penting untuk tumbuh kembangnya
seorang anak, yang dimana seorang guru dituntut untuk menjadikan siswanya
menjadi sosok/seseorang yang percaya akan kemampuan diri dia sendiri). Murid
diarahkan/dibimbing agar siswa dapat melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu,
berani mengambil keputusan secara cepat, tepat dan bisa dipertanggungjawabkan,
tidak mudah putus asa, berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki di depan
orang banyak, dan berani mencoba hal-hal yang baru yang positif.
6. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap yang paling utama seseorang harapkan
yang ada pada seseorang disekelilingnya. Pesan moral yang disampaikan dan
dicontohkan guru adalah cara utama agar berkarakter tanggung jawa, seperti guru
selalu datang tepat waktu. Memberi arahan yang baik dan logis adalah faktor
pendukung rasa tanggung jawab siswa. Siswa bertanggung jawab akan semua
arahan guru dan staf kependidikan di sekolah tersebut. Bila berbuat kesalahan,
murid pun dilatih untuk berani mengungkapkan dan mengakui kalau perbuatannya
itu salah dan disertai berani meminta maaf.
Berbagai karakter siswa/siswi tampak terlihat. Menurut pendapat ibu Hj.
Yayah masturiah(guru PPKN) “karakter siswa/siswi SMP IT Nurul Hikmah
sangat luar biasa berfariasi, ada yang patuh, ada yang bandel, ada yang manja,
egois, dan lainnya terhadap aturan yang disusun bersama dengan pihak orang
tua”.8 Di lain sisi, ada pendapat yang hampir mirip yaitu pendapat bapak Ahmad
Fauzi(guru PAI), yaitu “karakter peserta didik di sekolah ini sangat unik,
berfariasi, dan membuat kita ingin berbuat lebih lagi dalam membentuk karakter
mereka”.9 Maka dari itu, bapak Fauzi selalu mengadakan pengondisian kurang
lebih lima menit sebelum lanjut ke pembahasan materi dikelas. Di sekolah ini
mayoritas murid sangat kritis, rasa keingin tahuan mereka sangat tinggi, hal itu
dirasakan bapak fauzi saat beliau mengajar dikelas.
8
Hasil wawancara bersama ibu Yayah, tanggal 18 November 2014, jam 11:00 , di
sekolah.
9
Hasil wawancara bersama bapak Fauzi, tanggal 6 November 2014, jam 15:00 , di
sekolah
79
10
Hasil wawancara bersama ibu asmaroh, tanggal 19 November 2014, jam 12:00 , di
sekolah
11
Hasil wawancara bersama bapak Fauzi, tanggal 6 November 2014, jam 15:00 , di
sekolah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
80
81
dari segi mental dan akal, karena implementasi kurikulum 2013 ini memerlukan
kesiapan dan kegigihan peserta didik dalam menjalaninya. Hal itu tidak lepas dari
peran aktif guru-guru dan staff kependidikan agar selalu memotivasi peserta
didiknya dalam menjalani kegiatan-kegiatan/alur-alur dari peng-implementasian
kurikulum 2013 tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 dalam
pendidikan Karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah Matraman, maka
penulis menyampaikanbeberapa saran kepada semua pihak, antara lain;
1. Untuk lebih memperhatikan kehadiran guru di setiap harinya. Dikarenakan
banyak siswa/siswi yang keluar masuk kelas di saat kelas kosong. Saran
ini bukan hanya untuk staff pengajar di sekolah ini akan tetapi untuk
seluruh staff kependidikan di sekolah ini agar memperhatikan
keberlangsungannya kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Agar
mengoordinasikan jadwal maupun berperan aktif untuk mengisi/masuk
kelas yang tidak ada gurunya. Karena kekosongan kelas itu berdampak
dengan minat belajar peserta didik tersebut.
2. Untuk pengajar dan staff kependidikan, agar lebih tegas dalam
menegakkan peraturan sekolah. Penulis menyarankan agar mendidik
peserta didik dengan lembut tapi tegas. Melakukan hukuman-hukuman
edukatif yang membuat peserta didik yang nakal menjadi kapok/enggan
mengulanginya lagi.
DAFTAR PUSTAKA
82
83
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, Jakarta: Islamic
Research Publishing, 2010
LEMBAR OBSERVASI
Instrumen:
84
15 Guru membuat RPP di setiap pertemuan
85
Lampiran 2
86
b. Sering d. Tidak pernah
87
D. Aspek Karakter Kerja Sama
1. Saya ..........mengupayakan untuk bekerja sama dengan teman untuk
memperdalam suatu materi yang telah guru sampaikan di kelas!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Kelas yang bersih membuat aktivitas belajar lebih nyaman, maka
dari itu saya ........... beserta teman-teman selalu menjaga
kebersihan kelas!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Kebiasaan menjaga kebersihan di sekolah, membuat saya ..........
menjaga kebersihan kamar tidur/ rumah saya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Waktu sedang ujian, kami .......... bekerja sama untuk jujur dalam
menjawab soal ujian!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Pada waktu luang di jam istirahat, saya dan teman-teman ........
mengerjakan hal-hal yang bermanfaat!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
E. Aspek Karakter Tanggung Jawab
1. Pada saat guru menjelaskan, saya ......... mendengarkan dan
mencatat dengan baik!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Disaat guru memberi sebuah perintah yang baik untuk diri saya
sendiri, saya ........... melaksanakan apa-apa yang diperintahkan
guru dengan sigap!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Disaat saya melakukan hal yang keliru kepada teman saya, saya ....
tidak meminta maaf kepadanya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Setelah saya meminjam alat tulis teman karena saya lupa
membawanya, saya ...... tidak mengembalikan kepada teman
secepatnya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Disaat saya telat datang kesekolah, saya ......... tidak menerima
hukuman yang mendidik dari guru/penjaga pintu sekolah!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
88
F. Aspek karakter percaya diri
1. Saat diarahkan guru untuk mengerjakan hal yang baik, saya .....
mengerjakannya tanpa ragu-ragu!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Saat saya disuruh sesuatu dan saya bisa/mampu mengerjakan itu,
saya........ tidak berani untuk menunjukkan kemampuan saya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Zaman terus berganti, dan muncul hal-hal yang baru. Maka dari itu
saya....... tidak berani mencoba hal-hal yang baru yang positif!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Disaat sekolah mencari murid yang bertalenta dalam suatu bakat,
maka saya ................ tidak menutup-nutupi talenta saya dalam
bakat itu!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Saat saya turun peringkat, saya.......... tidak akan berputus asa dan
bersemangat belajar lebih giat lagi!
a. Selalu c. Kadang-Kadang
b. Sering d. Tidak pernah
89
Lampiran 3
HASIL ANGKET
BOBOT NILAI
Butir JUMLAH
pernyataan SL SR KD TP RESPONDEN SL SR KD TP JUMLAH PROSENTASE
1 13 4 3 0 20 4 3 2 1 70 87%
2 0 1 3 16 20 1 2 3 4 75 94%
3 0 2 5 13 20 1 2 4 4 76 95%
4 8 7 5 0 20 4 3 2 1 63 79%
5 16 3 1 0 20 4 3 2 1 75 94%
6 17 2 1 0 20 4 3 2 1 76 95%
7 1 1 3 15 20 1 2 3 4 72 90%
8 1 1 10 8 20 1 2 3 4 65 81%
9 0 2 10 8 20 1 2 3 4 66 82%
10 15 4 1 0 20 4 3 2 1 74 92%
11 0 4 4 12 20 1 2 3 4 68 85%
12 0 2 11 7 20 1 2 3 4 65 81%
13 0 0 4 16 20 1 2 3 4 76 95%
14 0 1 2 17 20 1 2 3 4 76 95%
15 0 0 4 16 20 1 2 3 4 76 95%
16 8 2 10 0 20 4 3 2 1 58 72%
17 11 2 7 0 20 4 3 2 1 64 80%
18 8 7 5 0 20 4 3 2 1 63 79%
19 13 7 0 0 20 4 3 2 1 73 91%
89
20 8 9 3 0 20 4 3 2 1 65 81%
21 6 10 4 0 20 4 3 2 1 62 77%
22 11 8 1 0 20 4 3 2 1 70 87%
23 0 2 4 14 20 1 2 3 4 72 90%
24 0 1 9 10 20 1 2 3 4 69 86%
25 0 1 6 13 20 1 2 3 4 72 90%
26 9 6 5 0 20 4 3 2 1 64 80%
27 0 8 1 11 20 1 2 3 4 63 79%
28 0 6 7 7 20 1 2 3 4 61 76%
29 13 2 5 0 20 4 3 2 1 68 85%
30 8 6 6 0 20 4 3 2 1 62 77%
Keterangan:
90
B. Bobot nilai pernyataan negatif:
91
Indikator Butir SL SR KD TP Jumlah Pernyataan Positif Pernyataan Rata-rata kategori
Pernyataan Negatif
Karakter jujur 1 13 4 3 0 20 87% 90% Baik
2 0 1 3 16 20 94%
3 0 2 5 13 20 95%
4 8 7 5 0 20 79%
5 16 3 1 0 20 94%
Karakter 6 17 2 1 0 20 95% 88% Baik
kerjakeras 7 1 1 3 15 20 90%
8 1 1 10 8 20 81%
9 0 2 10 8 20 82%
10 15 4 1 0 20 92%
Karakter disiplin 11 0 4 4 12 20 85% 90% Baik
12 0 2 11 7 20 81%
13 0 0 4 16 20 95%
14 0 1 2 17 20 95%
15 0 0 4 16 20 95%
Karakter 16 8 2 10 0 20 72% 81% Baik
kerjasama 17 11 2 7 0 20 80%
18 8 7 5 0 20 79%
19 13 7 0 0 20 91%
20 8 9 3 0 20 81%
Karakter 21 6 10 4 0 20 77% 86% Baik
tanggungjawab 22 11 8 1 0 20 87%
23 0 2 4 14 20 90%
24 0 1 9 10 20 86%
25 0 1 6 13 20 90%
92
Karakter percaya 26 9 6 5 0 20 80% 64% Cukup
diri 27 0 8 1 11 20 79% baik
28 0 6 7 7 20 76%
29 13 2 5 0 20 85%
30 8 6 6 0 20 77%
Keterangan:
1. Cara mendapatkan rata-rata adalah dengan menjumlahkan prosentase butir pernyataan dalam tiap indikatornya dan dibagi
dengan jumlah butir pernyataan!
2. Menentukan kategori lihat pada bab 3 (tiga)
93
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Hj. Yayah Masturiah (Guru PPKN)
Hari/tanggal : Selasa, 18 November 2014
Waktu : 11:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
a. Pembahasan Tentang Kurikulum 2013
1. Apakah Kurikulum 2013 yang telah berlaku di sekolah ini Lebih Tepat
Dari Kurikulum Sebelumnya?
2. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat RPP Berkarakter di kurikulum
sebelumnya, nah apakah betul kurikulum 2013 lebih baik dalam
pembentukan karakter siswa?
3. Bagaimanakah usaha bapak/ibu mengembangkan KI 1 dan KI 2 di setiap
pembelajaran di dalam kelas?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang rumor di kalangan siswa bahwa
kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja?
5. Sejauh ini, apakah guru lebih terbantu dengan adanya 2013 dalam setiap
kegiatan pembelajaran ?
b. Pendidikan Karakter Peserta Didik
1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang karakter/akhlak siswa-siswi di
SMP ini?
2. Bagaimanakah kondisi peserta didik di dalam kelas saat bapak/ibu
mengajar?
3. Bagaimana usaha bapak/ibu membentuk karakter siswa yang buruk
menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi?
94
4. Dalam kurikulum 2013 terdapat buku babon, pada hakikatnya apa fungsi
dari buku tersebut di dalam KBM?
5. Apa dampak dari buku babon itu sendiri terhadap siswa?
6. Pada RPP Berkarakter guru membentuk karakter siswa di setiap kegiatan
guru maupun siswa itu sendiri, pertanyaanya adalah bagaimana usaha
guru membentuk/mendidik karakter siswa dalam kurikulum 2013 saat
ini?
7. Apakah ada upaya/usaha guru-guru dalam kegiatan pendidikan karakter
di luar kelas? Baik di dalam atau di luar sekolah?
B. Jawaban
1. Dalam pertanyaan pertama (poin kurikulum 2013) beliau menjelaskan
bahwa,kurikulum 2013 lebih tepat dari kurikulum sebelumnya. Akan
tetapi masih membingungkan, karena aturan yang masih simpangsiur dan
selalu berubah-ubah.
2. Kurikulum 2013 sudah lebih baik dalam membentuk karakter siswa,
kurikulum yang lalu pun menurut saya cukup baik, karena guru membuat
RPP Berkarakter di setiap kegiatan guru dan siswa.
3. Dalam penerapan KI 1 di mata pembelajaran PPKN dilihat dari pantauan
ibadah di rumah, perilaku siswa saat berdo’a dan mengerjakan soal.
Sementara KI 2 yaitu sikap sosial peserta didik dilihat saat diskusi,
kerjasama dalam memecahkan masalah dan membuat solusi, toleransi
terhadap pendapat temannya, menghargai dan menyimak pendapat.
4. Pendapat bahwasannya kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru
saja itu saya tidak menyetujuinya/tidak sependapat, karena pendidik
mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada peserta
didik. Diantaranya menkonfirmasi dan memberi penjelasan materi.
5. Kurikulum 2013 sangat membantu guru dalam pengajaran, akan tetapi
terlalu menyita waktu dalam memberikan dan mengelola nilai sikap KI 1
dan KI 2 beserta KI 3 dan KI 4.
6. Dalam pertanyaan kedua (poin pendidikan karakter peserta didik) beliau
95
menjelaskan, bahwa karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah
sangat luar biasa berfariasi. Ada yang patuh, ada yang membangkang, ada
yang manja, egois, dan lain-lain terhadap aturan yang disusun bersama
orang tua.
7. Adapun kondisi peserta didik pada saat belajar PPKN lebih semangat bila
model pembelajaran diskusi dan penayangan materi melalui power point
(menggunakan multimedia)
8. Usaha kami membentuk karakter yang buruk menjadi baik melalui
pendekatan yang intens dan lemah lembut tapi tegas. Karena selalu keras
akibatnya siswa SMP IT Nurul Hikmah menjadi pembangkang dan sulit
diperbaiki. Selain itu diberlakukan hukuman supaya ada efek jera dan
tidak mengulangi lagi. Ada pun usaha kami membentuk karakter yang
baik menjadi lebih baik lagi dengan cara memberikan perhatian secara
lisan pada saat pelaksanaan shalat berjama’ah dan juga memberi
hadiah/pujian kepada mereka.
9. Adapun fungsi buku babon adalah untuk acuan pembelajaran terhadap
siswa, untuk merancang RPP.
10. Dampak dari buku babon untuk siswa yaitu untuk siswa lebih terarah dari
tugas yang diberikan guru. Adanya kesinambungan antara buku pegangan
guru dan buku pegangan siswa.
11. Usaha kami dalam membentuk karakter siswa dalam kurikulum 2013
melalui figur dan contoh teladan dari pendidik. Diharapkan siswa dapat
mengambil hal yang lebih baik dari apa yang disampaikan gurunya.
12.Usaha/upaya guru/sekolah dalam kegiatan pendidikan karakter peserta
didik di luar kelas adalah pengadaan program guru asuh, yang fungsinya
mengontrol ibadah siswa, perilaku, dan lainnya. Yang lainnya seperti
LDKS dan adanya pembimbingan OSIS
Interviewee
96
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ahmad Fauzi (Guru PAI)
Hari/tanggal : Kamis, 6 November 2014
Waktu : 15:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
a. Pembahasan Tentang Kurikulum 2013
1. Apakah Kurikulum 2013 yang telah berlaku di sekolah ini Lebih Tepat
Dari Kurikulum Sebelumnya?
2. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat RPP Berkarakter di kurikulum
sebelumnya, nah apakah betul kurikulum 2013 lebih baik dalam
pembentukan karakter siswa?
3. Bagaimanakah usaha bapak/ibu mengembangkan KI 1 dan KI 2 di setiap
pembelajaran di dalam kelas?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang rumor di kalangan siswa bahwa
kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja?
5. Sejauh ini, apakah guru lebih terbantu dengan adanya 2013 dalam setiap
kegiatan pembelajaran ?
b. Pendidikan Karakter Peserta Didik
1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang karakter/akhlak siswa-siswi di
SMP ini?
2. Bagaimanakah kondisi peserta didik di dalam kelas saat bapak/ibu
mengajar?
3. Bagaimana usaha bapak/ibu membentuk karakter siswa yang buruk
menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi?
4. Dalam kurikulum 2013 terdapat buku babon, pada hakikatnya apa fungsi
dari buku tersebut di dalam KBM?
5. Apa dampak dari buku babon itu sendiri terhadap siswa?
6. Pada RPP Berkarakter guru membentuk karakter siswa di setiap kegiatan
guru maupun siswa itu sendiri, pertanyaanya adalah bagaimana usaha
97
guru membentuk/mendidik karakter siswa dalam kurikulum 2013 saat
ini?
7. Apakah ada upaya/usaha guru-guru dalam kegiatan pendidikan karakter
di luar kelas? Baik di dalam atau di luar sekolah.
B. Jawaban Wawancara
1. Menurut beliau bahwa kurikulum 2013 baik, akan tetapi menyita waktu
pembelajaran dengan adanya hal-hal administratif seperti penilaian sikap,
keterampilan, dan aspek pengetahuan siswa di setiap KD pembelajaran
pelajaran PAI.
2. Menurut beliau kurikulum yang lama sudah baik, dan kurikulum 2013
lebih menonjol dalam hal-hal administratifnya. Sikap, pengetahuan, dan
keterampilan siswa terdeskripsikan dengan baik, dan akhirnya pihak wali
kelas dan orang tua mengetahui seluk beluk si anak tersebut lebih detail.
3. Untuk meningkatkan KI 1 Dn KI 2 adalah dengan adanya peran aktif saya
memberi contoh teladan dan perilaku saya yang tegas. Tak sedikit yang
memanggil beliau dengan sebutan “satpol PP” yang identik dengan keras.
Ini semua saya lakukan agar terjalinnya hubungan guru dan murid seperti
apa yang diharapkan.
4. Tidak juga, memang disaat pelatihan si pembicara mengatakan bahwa
guru tinggal duduk santai saja. Akan tetapi guru tidak segampang itu,
malahan tugas guru bertambah dengan hal-hal administratif.
5. Menurut beliau sangat membantu, karena di kurikulum 2013 murid
dituntut aktif di setiap pembelajaran.
6. Adapun karakter peserta didik disini adalah hebat dan unik. Ada murid
yang aktif sekali bertanya, kritis saat saya mengajar dikelas. Dan ada juga
yang nakal karena kurangnya perhatian orang tua, karena mayoritas siswa
di SMP ini dari kalangan menengah keatas. Yang dimana kurangnya sosok
orang tua yang ikut serta mendidik anak. Informasi ini beliau peroleh dari
guru-guru asuh di SMP ini.
7. Kalau dibilang kondisi kelas, bapak selalu mengondisikan kelas terlebih
dahulu kurang lebih lima menit. Agar terlaksananya pembelajaran dengan
98
kondusif.
8. Usaha saya memberi hadiah/pujian bagi yang unggul/baik dan juga
memberi hukuman kepada siswa yang berbuat salah. Menyeru siswa agar
menjalankan puasa sunnah, dan mengadakan usaha-usaha pendekatan
kepada siswa-siswa beliau.
9. Bagus dan membuat terarah baik untuk guru dan siswa, tapi kedua buku
itu berbeda. Buku pegangan guru berbeda dengan buku pegangan murid.
Buku pegangan guru lebih dari materi saja, tetapi ada unsur-unsur yang
membantu dipelaksanaannya.
10. Buku pegangan murid berbeda dalam sistematika peletakan pada buku
pegangan guru. Dan terkadang di buku pegangan guru hal A di bab satu
tetapi di buku siswa di bab lima, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan
siswa.
11. Murid dituntut mencari tambahan materi di luar sekolah, baik dari buku
maupun internet, membuat siswa aktif, dapat menyumbang pemikiran dan
pendapat dalam pemecahan masalah, dan lain-lain.
12. Adanya kegiata “OUTING” kelas luar, yang lebih memacu semangat
siswa dalam belajar. Seperti ke museum, gedung ASEAN dan lain-lainnya.
Orang tua asuh yang ada di program unggulan sekolah ini.
Interviewee
Ahmad Fauzi
99
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Fahrul (Koordinator program guru asuh)
Hari/tanggal : Kamis, 30 Oktober 2014
Waktu : 12:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
100
5. Respon dari setiap guru asuh adalah senang dan penuh cerita. Mereka
menjalaninya dengan ikhlas sebagia orang tua kedua untuk peserta huru
asuh tersebut.
Interviewee
Fahrul
101
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Siti Asmaroh (penduduk/penjaga kantin)
Hari/tanggal : Rabu, 19 November 2014
Waktu : 12:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai siswa-siswi, baik mengenai
perilakunya, atau rasa sosialnya kepada masyarakat?
4. Apakah Bapak/Ibu sering melihat beberapa murid yang selalu telat saat tiba
di sekolah?
B. Jawaban wawancara
1. Namanya juga anak SMP, jadi banyak banget yang bertingkah tidak lebih
dari pencarian jati diri. Terkadang siswa laki-lakinya suka tidak jujur, suka
tidak bayar makanan dan minuman yang mereka ambil. Piring bekas
makannya diletakkan dimana-mana.
2. Kalau disekolah mereka suka tidak sabaran saat memesan makanan, tapi
kalu di luar sekolah suka menyapa saya, dan beda banget dengan
kebiasaan mereka di sekolah.
3. Terkadang beliau suka marahin dan menasehati siswa yang bandel dan
102
tidak sabaran.
4. Ada aja yang telat, tapi sekarang sudah mengurang. Dikarenakan kalau
sudah sering telat disuruh pulang.
5. Yang membuat beliau terkesan adalah salah seorang siswi yang selalu
membantu beliau dalam mengumpulkan piring bekas makan anak-anak
yang lain ke kantin/tempat cuci piring.
Interviewee
Siti Asmaroh
103
A. Pertanyaan Wawancara
1. Mengapa anda memilih SMP ini sebagai Sekolah pilihan anda untuk
menuntut ilmu
2. Apakah anda merasakan ada perubahan setelah belajar disini, baik dalam
bidang pengetahuan dan pengamalan ibadah!
3. Apakah anda selalu mentaati peraturan-peraturan Sekolah?
4. Apa pesan kepala sekolah/guru yang sangat berkesan dan sangat anda
pegang dalam kehidupan anda?
5. Bagaimana pendapat anda mengenai kurikulum 2013? Apakah dengan
belajar mengikuti acuan kurikulum 2013 anda merasa lebih semangat lagi
untuk mengikuti semua kegiatan di setiap pembelajaran ?
6. Apakah ada perubahan metode mengajar guru setelah diberlakukannya
kurikulum 2013? Coba jelaskan secara singkat!
7. Sepengetahuan anda, apa sajakah aspek penilaian guru terhadap setiap
murid selain ujian saat UTS maupun UAS?
8. Kegiatan-kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan sekolah selain
kegiatan belajar mengajar di tiap kelasnya? Apa manfaatnya setelah anda
mengikuti kegiatan tersebut?
B. Jawaban Wawancara
1. Saya memilih sekolah ini dikarenakan saya lulusan dari SDIT Nurul
Hikmah, agar menyambung saja dalam kegiatannya.
2. Saat masuk sekolah ini saya menjadi terbiasa mendirikan shalat dhuha,
melancarnya bacaan Qur’an saya, dan pengetahuan saya.
104
3. Saya sering mentaati peraturan, karena saya juga sudah kelas delapan jadi
sudah terbiasa dengan peraturan sekolah.
4. Pesan dari kepala sekolah yaitu harus menjaga sikap dan unggul dalam
pengetahuan.
5. Menurut saya kurikulum 2013 itu sangat memberatkan saya, banyaknya
tugas. Tapi setelah kurikulum 2013 saya merasa lebih asyik lagi belajar di
kelas, adanya kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, tapi cukup
gerogi juga saat disuruh guru maju untuk menjelaskan materi di depan
kelas/teman sekelas.
6. Guru berubah metode mengajarnya saat diberlakukannya kurikulum 2013,
guru memberi tugas lebih, guru hanya memperhatikan kita saat diskusi.
Lebih banyak memberi kesempatan kepada kami dalam berpendapat.
7. Penilaian guru terhadap kami adalah penilaian sikap, ke-agamaan kita,
bacaan Qur’an kita, dan ibadah-ibadah kita.
8. Ada, sperti LDKS dan manfaatnya adalah melatih kita jadi pemimpin,
merubah sikap kita, lebih mendorong kita agar percaya diri. Adanya
pengadaan shalat dhuha dan zuhur bersama, yang bermanfaat melatih
kebiasaan ibadah kita dan melatih kita untuk menjadi imam yang baik dan
muadzin yang baik pula, karena kita digilir untuk menjadi imam/muadzin.
Interviewee
105
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Zahra (guru BK)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Kurikulum 2013 itu komplit, Semua hal yang ada di dalamnya itu untuk
kebaikan peserta didik. Walaupun ada sedikit siswa yang
mengeluhkannya!
2. Upaya saya mendidik karakter murid saya di kelas delapan memberi
materi dan melakukan tanya jawab, sehingga timbul kepercayaan diri dan
rasa keingin tahuan mereka pada suatu materi yang saya ajarkan. Melatih
siswa untuk berpendapat, membiasakan berdo’a dan memberi salam.
Interviewee
Zahra
106
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Dwi Woro Hastuti (guru B.Inggris)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Menurut saya, materi di kurikulum 2013 cukup bagus.
2. Cara saya untuk mendidik karakter anak-anak saya di kelas dengan
membuat small group, agar siswa cakap dalam berpendapat pada suatu hal.
Interviewee
107
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Lidya (guru matematika )
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Adanya tambahan beberapa penilaian yang detail kepada tiap siswanya.
2. Setiap guru sebelum kurikulum 2013 sudah menerapkan pendidikan
karakter, melatih siswa untuk kreatif dalam berbicara dan berkarya,
membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, dan lain-lain.
Interviewee
Lidya
108
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Nina Nur Afni (guru B. Indonesia)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Kurikulum 2013 adalah upaya pemerintah untuk memajukan standar
pendidikan Negara Indonesia ini.
2. Cara saya ada dua, yaitu adanya pembiasaan akhlak yang baik,
pembahasaan siswa saat berkomunikasi, dan sikap mereka harus baik.
Yang kedua, melatih keahlian mereka dalam berbahasa yaitu dengan cara
melatih berani, terampil, percaya diri, dan tanggung jawab.
Interviewee
109
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Endah (guru B.Arab)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Pertanyaan
1. Kurikulum 2013 bagus, tinggal kitanya saja yang mau atau tidak untuk
merubah kebiasaan buruk kita di kurikulum yang sebelumnya.
2. Membiasakan mereka berdo’a sebelum dan setelah belajar, berkomunikasi
dengan saya dan teman-temanya dengan baik serta sopan dan santun.
Melatih keberanian mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan
masih banyak lagi.
Interviewee
Endah
110
LAMPIRAN 6
Dokumentasi
A. Wawancara tentang implementasi kurikulum 2013 guru dalam mendidik karakter
peserta didik kelas delapan SMPIT Nurul Hikmah Matraman.
111
NURLIL HIKMAH ISLAMIC JLTNIOR HIGH SCHOCL PLUS
SURAT KETERANGAN
No. 083/ A - SMP IT NIV Xll 14
Menerangkan bahwa:
Nama : Yuda Setiadi
NIM : i110011000082
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
i
I
MENIMBANG:
Berdasarkan Rapat Dewan Guru SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah
Tahun Ajaran 2014 - 2015, maka dipandang perlu untuk tetap
menyelenggarakan sistem pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013 untuk kelas VTI dan kelas VItr
MENGINGAT:
Sesuai dengan hasil Rapat Dewan Guru SMP Islarn Terpadu Nurul
Hikmah Tahun Ajaran 2014 - 20i5
MEMPERH,\TIKAN:
l. Hasil Rapat Dewan Guru SMP Islam Teqpadu Nurul Hikmah
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:
Pertama : Mengukuhkan kurikulum 2013 sebagai sistem pembelajaran untuk
kelas VII dan kelas VIII tetap diselenggarakan di SMP IT Nurul
Hikmah
Kedua : Bahwa dikemudian hari terdapat perubahan akan diinformasikan
lebih lanjut
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 3 Desember 2014
Hikmah
RENCANA PELAI(SANAAN PEMBELATARAN
(RPP )
A. I(ompetensi lnti
KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianuhrya.
KI2 Venfnargai dan menghayati perilaku jujua disiplin, tanggungiawab, peduli (toleransf
gotoig rJyong), s"r,torr, percay+ diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
iocial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
-pengetahuan
KI3 Memahami dan *"rr"ri.pk^rr (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merirgkai, -"orodifikasi, dan membuat) dan ranah_ abstrak (menulis, mcmbaca,
,rr".rgtit rrrg, menggambar, dan mengarang) sesu"i dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sarna dalam sudut pandang/teori.
2. 2.2 Menun j ukkan perilaku jujur, 2.2.7 Memberikan informasi yang benar
Cisiplin, percaya diri, dan tentang kegiatan seh ari-hari.
bertanggung jawab d'alam 2.2.2 Menanyakan dan mejawab
melaksanakan komunikasi pertanyaan tentang kegia tan
transaksional dengan guru dan sehari-hari mengg'makan bahasa
teman. inggris dengan percaYa diri.
2.2.3 Menunjukkan sikaP disiPlin
selama mengikuti kegiatan
menyatakan dan menanYakan
kegiatan sehari-hari.
2.2.4 Menjawab pertanyaan teman dan
guru tentang kegiatan sehari-hari
dengan jujur.
2.2.5 Menunjukkan sikap bertanggung
jawab dalam melaksanakan
kegiatan menyatakan dan
menanyakan kegiatan sehari-hari.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik:
D. Materi Pembelajaran
1. Fungsi Sosial dari ungkapan:
a. Menanyakan kegiatan setrari-hari
b. Menyatakan kegiatan sehari-hari
L Struktur Teks dari percakaan yang menggunakan
ungkapan sapaan dan pamitan,
yaitu:
a. opening
b. content/sustaining
c. closrng
3. Unsur Kebahasaan dari ungkapan sapaan dan pamitan, yaitu:
a. Kata kerja dalam Simple Present Tense'
b. Adverbia: always, often, somttiffEq r!frert usually, eoery
c. Kosa kata: kata benda, kata kerja dan kata sifat yang terkait dengan oran&
brnatang, benda di kelas, sekolah, rumah, dan sekitamya
d. Penggunaan nominal singular dan plural secara tepa! dengan atau tanPa a, the, this,
thlse, fiy, their, dsb secara tepat dalant frasa nominal
2. AIat/Bahan
Komputer & LCD
3. SumberBelajar
KementerianpendidikancianKebudayaan.20l4. Bahasa Inggris tNhcn EnglishRings aBeIl
sMP/MTs Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
hari.
2) Menanya
a) Dengan bimbingan guru peserta didik merumuskan pertanyaan terkait
dengan isi, fungsi sosial, dan struktur teks, serta unsur kebahasaan dalam
video yang telah disaksikan.
b) Siswa lain dengan bimbingan guru diarahkan untuk mencoba menjawab
pertanyaan tersebut.
3) Mencob4/lvlengumpulkan Data atau Informasi
a) Siswa menuliskan kegiatan sehari-hari mereka
b) Siswa bekerja dalam kelompok saling bertanyh jawab dengan teman
kelompoknya tentang kegiatan sehari-hari.
4) Mengasosiasi/vlenganalisis Data atau Inforrnasi
a) Siswa membandingkan hasil tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari
mereka dengan daftar kegiatan sehari-hari mereka sendiri'
b) Siswa mernbandingkan hasil tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari
mereka dengan kelomPok lain
5) Mengomunikasikan
a) -Setiap kelompok mempresentasikan hasil tanya jawabnya ke kelompok
lain.
1) Guru dan peserta didik secara bersama-sama rnembuat ringkasan bahan yang
sudah dipelajari pada pertemuan ini.
2) Guru mengajukan pertanyaan kepada F€serta didik untuk membanhr mereka
melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah merelca lakukan
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk bertaya jawab kegiatan sehari-hari
dengan orang lain di luar kelas dan menuliskarurya di lembar kerja yang tersedia.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran yang akan datang.
H. Penilaian
1. Kompetensi Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : l,embaro bservasi dan lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi :
Jumlah
No. Butir Nilai lndikator Butir
lnstrumen
Jumlah 5
d. Instrumen:
e. PetunjukPenentuanSkor:
3. KompetensiPengetahuan
a. Teknik Penilaian :Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen : tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari
c. Instrumen: Iampiran 1
d. Petunjuk Penentuan Skor:
4- Keterampilan
a. TeknikPmilaian : Praktik
b. Bentuk Instrumen : Rubrik Penilaian Tes Praktik
c. Instrumen:
d. Petunjuk Penentuan Skor:'
QUESTIOT{S:
a
J 1
a
J 2
(Bandung:
20tt\.h.26.
PT Remaja Rosdakarya,
Sunarti dan selly rahmaWati, penilaian
dalam kurikulum 20 13, (Yogyakarta:C.V
Il
Andi offset,2014), h; 1
4 4 2 Asmau:r sahlan, t.iirgga teguh piastyo.
Desain Pemb0lajaran Berbasis
Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: AR-
Ruzz Media). Cet.I. h.13
5 5 J Al-Maqhribi bin said al-maghribi. Begini
Seharusnya Mendidik Anak, (Jakarta:
Darul Haq,2007), cet.4, h, I
6 I 6 Abdul Majid, implementasi kurikuhim \_
2013 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: interes media, 2014) hal.6,
cet.1 \
7 2 6 Syafruddin Nurdin, guru profesional dan (_
implementasi kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers. 2002) hal. 70.
8 3 6 Abdul Maiid. loc. cit. ha1.6. cet.1
9 4 6 Abdul Majid,Ibid., hal.6, cel1
10 2 5 6 Syafruddin Nurdin, guru profesional dan
implementasi kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers.2002) hal.73
11 6 7 ZainaLArifin, konsep dan model
pengernbangan kurikulum, ( bandung:PT
Remeja Rosdakarya, 2011) hal.3
!)
Rosdakarya ,2012\.h.9
45 30 muchlas samani dan hariyanto, konsep
dan model pendidikan karakter,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2A1D.b.24
46 31 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad
Saebani, Pendidikan Karakter Perspehif
Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
+/ 32
2013), hal. 38
Maswardi Muhamiirad Amin, ,
\4-
Pendidikon Karakter Anak Bangsa,
(Jakarta: Baduose Media t akatt, 20 L l),
h. 67. /
48 32 muchlas samani dan hariyanto, konsep
dan model pendidikan karakter,
@andung: PT Remaja Rosdakarya,
2o7t),h,43.
49 Hamdani Harnid dan Beni Ahmad
33
I
50
l- 33
Saebani, P endidikqn Karakter P erspektif
Islam, @andung: CV. Pustaka Setia,
2013), h. 39.
Nurla Isna Aunillah, Panduan
Menerapkan Pendidikan Karakter Di
\
Ir
Metode dan Paradigma Baru",
(Bandung: PT Rernaja Rosdakarya,
2011), cet.I, h. 17l.
74 t4 52 Anas Sudjiono, Pengantar Stdtistik ur
Pendidikan, (Jakarta: PT Radja Grafindo I
persada, 2Ol1), cet.23,h.43. t
Mengetahui,
Pembimbing