Anda di halaman 1dari 140

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM

PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMPIT


NURUL HIKMAH MATRAMAN JAKARTA TIMUR

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
Yuda Setiadi
1110011000082

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI

pesefia
Skripsi berjudul implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter
didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur disusun oleh Yuda Setiadi,
NIM. 1110011000082, Jumsan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, IJniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaclasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas'

lakarta,2 Januari 2015

Yang mengesahkan,

Pembimbing

NIP : 19 47 09 0219 67 L2l00L

I
L
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul implementasi kurikulum 2Ol3 dalam pendidikan karakter peserta didik di
SMPIT Nurul Hikmah Matraman disusun oleh Yuda Setiadi, NIM. 1110011000082, Jurusan
pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 19 Januari 2015 di
(S.Pd.I)
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
dalam bidang Pendidikan Agama Islam'

Jakarta,27 Januai2015

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Jurusan/Program Studi Tanggal a Tangan

Dr. H. Abdul Majid Khon. M' Ag


NIP:19580707 1983 1 005

Sekretaris JurusaniProdi

Hj. Marhamah Saleh" Lc. MA


NIP: 19720313 200801 2 010

Penguji I
Dr. Sapiudin Shidik. MA

NIP: 196790206 1995032001

M
Penguji II
Dra. ZtkrrNeni Iska. M.Psi

NIP: 19690206 199503 2 001


'o/,-*t
Mengetahui:

198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Yuda Setiadi

NIM 11 1001 1000082

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Angkatan 2010

Alamat Jl. Kebon Manggis II RT/RW:005/02 NO: 12 I{EL Kebon

Manggis Jakartatimur.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

pendidikan
Bahwa skripsi yang berjudul imptementasi kurikulum 20L3 dalam
Timur
karakter peserta didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Prof. Dr' Ahmad Syafi'I Noor'MA


NIP :194709A21967121001

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
ini bukan hasil karya
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi
sendiri.

lakarta, 2 Jaruwi 2015

Yang MenYatakan
UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul


,,implementasi kurikulum 2013 dalam pendidilian karakter peserta didik

SMPIT Nurul Ilikmah Matraman Jakarta Timur" yang disusun oleh:

Nama Yuda Setiadi

NIM 1 I 1001 1000082

Jurusan Pefldidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 2 Januari 2015.

lakarta,2lanuan2015

Dosen Pembimbiag

Prof. Dr. Ahmad Syafi'I


Noor. MA
NIP :1 94709 0219 67 12100 L
ABSTRAK
Yuda Setiadi (1110011000082), “implementasi kurikulum 2013 dalam
pendidikan karakter peserta didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman
Jakarta Timur”.
Pendidikan karakter kini sedang marak dibicarakan oleh berbagai kalangan,
mengingat bahwa kemerosotan moral/akhlak yang melanda negeri kita ini, bahkan
di berbagai belahan dunia yang lain, perilaku manusia sudah tampak seperti tidak
mempunyai karakter. Agama yang menjadi landasan agar kita berbeda dengan
mahluk-mahluk lain ciptaan Allah SWT, kini hanya sebuah hiasan pada kartu
tanda penduduk semata, bahkan ajaran-ajarannya mulai ditinggalkan. Lembaga
pendidikan yang menjadi sandaran untuk dapat meningkatkan moral dan
intelektual kini semakin jauh dari tujuan semula, mulai dari sistem, metode, dan
faktor-faktor yang menunjangnya kini banyak yang kurang relevan dan terjangkau
bagi masyarakat. Dari pernyataan tersebut maka rumusan masalah yang penulis
ambil ialah bagaimana implementasi kurikulum 2013 di SMPIT Nurul Hikmah
Matraman Jakarta Timur, dalam pembentukan karakter peserta didik. Oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum 2013,
dan mengetahui nilai-nilai karakter dari implementasi kurikulum 2013. Adapun
lebih dari itu, penulis berharap implementasi kurikulum 2013 ini menjadi
alternatif pendidikan karakter di sekolah-sekolah yang bisa diterima dan
diterapkan di masyarakat kita secara luas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis
metode deskriptif analisis, adapun teknik pengumpulan datanya selain
menggunakan teknik observasi dan wawancara, digunakan juga dengan cara
kuesioner, dengan begitu hasil penelitian terlihat jelas dan valid. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini ialah implementasi kurikulum 2013 ini baik dalam
pembentukan karakter peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian
penulis, hasil penelitian menunjukan proses dari implementasi kurikulum 2013
yang dilakukan secara aktif, komunikatif, serta terjadinya interaksi secara
langsung antara guru dengan peserta didik dapat menimbulkan karakter peserta
didik menjadi terbentuk, terlebih lagi adanya beberapa faktor yang dominan untuk
pembentukan karakter peserta didik, seperti faktor pembelajaran dan lingkungan.
Adapun usaha guru-guru untuk mendidik karakter siswa dalam implementasi
kurikulum 2013 adalah poin penting. Di SMPIT Nurul Hikmah para guru tidak
lagi hanya memperhatikan hasil belajar pada aspek nilai saja akan tetapi sudah
memperhatikan perkembangan siswa-siswinya dari kepribadiannya, tutur katanya,
dan karakter mereka. Adanya usaha para guru untuk membentuk karakter peserta
didiknya saat mereka mengajar di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Hal
itu para guru perhatikan agar terbentuknya beberapa karakter seperti jujur,
kerjakeras, disiplin, dan masih banyak lagi. Dari data penelitian dengan
menggunakan angket pun menunjukan bahwa implementasi kurikulum 2013
cukup baik dalam pendidikan/pembentukan karakter.
Kata kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Karakter, Pendidikan.

i
ABSTRACT

Yuda Setiadi (1110011000082), “Implementation Of Character Education


Curriculum In 2013 In Learners SMPIT Nurul Hikmah Matraman East
Jakarta”.

Character education is now emerging discussed by various groups, given


that the decadence / morals that hit our country, even in different parts of the
world, human behavior has seemed like not having character. Religion which
became the foundation that we are different with other beings created by God,
now just a decoration on identity cards alone, even his teachings began to be
abandoned. Educational institutions into the back to be able to improve the moral
and intellectual is increasingly away from its original purpose, ranging from
systems, methods, and factors that support it is now much less relevant and
affordable for the community. From these statements, the formulation of the
problem that the authors take is how the implementation of the curriculum in
2013 in SMPIT Nurul Hikmah Matraman East Jakarta, in forming the character
of learners. Therefore, this study aimed to describe the implementation of the
curriculum in 2013, and know the character values of 2013. The implementation
of the curriculum is more than that, the authors hope that the implementation of
the curriculum in 2013 has become an alternative character education in schools
that can be accepted and applied in our society extensively.
This study used a qualitative research approach to the type of descriptive
analysis method, while the data collection techniques in addition to using the
techniques of observation and interviews, used also by way of a questionnaire, the
results of the research so obvious and valid. The conclusion from this study is the
implementation of the curriculum 2013 both in shaping the character of learners.
This can be seen from the results of the study authors, the results show the process
of implementation of the curriculum in 2013 which was active, communicative,
and direct interaction between teachers and learners can cause students to be
formed character, moreover, the presence of some of the dominant factors for
character formation of students, such as learning and environmental factors. The
efforts of teachers to educate students in the character of the curriculum
implementation in 2013 is an important point. In SMPIT Nurul Hikmah the
teachers are no longer just pay attention to the results of study on the value aspect
alone but has been observing the development of its students from his personality,
he said, and their characters. Any attempt to shape the character of teachers as
they teach their students in the classroom and in the school environment. It was
the teachers noticed that the formation of several characters such as honest,
kerjakeras, discipline, and much more. From the research data by using
questionnaires also showed that the implementation of the curriculum in 2013
quite well in the education / formation of character.
Keywords: Implementation of Curriculum 2013, Character, Education.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji bagi Allah, Tuhan Pemilik alam.


Tuhan Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Segala
nikmat dan karunia-Nya yang selalu mengalir merupakan suatu anugrah yang
terindah dalam kehidupan ini. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
telah memberikan kemudahan dan kelancaran atas segala urusan kita di dunia ini,
termasuk dalam penulisan skripsi ini yang merupakan tugas akhir untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2015.
Allahumma Shalli „ala Sayyidina Muhammad, shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan Kekasih Allah
SWT, yang telah menunjukan kita ke jalan yang diridhai-Nya, jalan yang penuh
dengan kemuliaan, dimana kita telah diberi petunjuk sehingga menjadi pribadi-
pribadi yang berkarakter. Karakter atau akhlak adalah sesuatu yang membuat kita
berbeda dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Nabi
Muhammad SAW dipuji oleh Allah SWT bukan karena kepintarannya,
keberaniaannya, atau kegigihannya memperjuangkan Islam, tetapi karena
karakter/akhlak beliau yang sangat terpuji, dan patut dijadikan suri tauladan bagi
kita semuanya. Oleh karena itu, karakter/akhlak menjadi suatu pencapaian
tertinggi di dalam Islam, apabila seseorang sudah berakhlak dengan benar maka
sudah dianggap menjadi insan mulia yang pada tingkatannya menempati maqam
Ihsan, dari ketiga maqam yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Dalam skripsi ini, yang
berjudul “implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter peserta didik
di SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur”, akan menerangkan bahwa
implementasi kurikulum 2013 yang baik dari guru-guru adalah langkah yang
sangat penting untuk membuat kepribadian yang berkarakter/berakhlak,
khususnya peserta didik di SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur.

ii
Keluh kesah, letih, malas, dan masih banyak pikiran-pikiran yang negatif
telah menyerbu bak prajurit perang, menyerang dengan tombak dan panah nafsu
negatif pada jiwa ini yang penuh dengan kelemahan. Namun, berkat kekuasaan
Allah SWT, jiwa ini diberi kekuatan untuk melawan semuanya itu, sehingga
tulisan yang sederhana ini dapat diselesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini
tidak terhindarkan dari motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ibu Dra. Hj. Nurlena Rifa‟I,
MA. Ph.D.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon,
M.Ag.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Hj. Marhamah Saleh, LC.
MA
4. Dosen pembimbing skripsi Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi‟i Noor yang
senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan memberikan
saran kepada penulis Bapak Dr. Khalimi M.Ag.
6. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan Agama Islam.
7. Kepala sekolah SMPIT Nurul Hikmah Bapak Rusmani Azmi, Lc M.Ag
yang telah membantu segala proses pengumpulan data penulis selama di
sekolah.
8. Ibu Hj. Yayah Masturiah, bapak Ahmad Fauzi, bapak Fahrul, ibu Zahra,
ibu Dwi Woro Hastuti, ibu Lidya, ibu Nina, ibu Endah, selaku guru-guru
di SMPIT Nurul Hikmah yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis,
sehingga saya dapat mendapatkan informasi-informasi yang bersangkutan
dengan penelitian saya selama itu di sekolah.
9. Seluruh pengurus TPA Baitul Amin yang telah mendukung saya dalam
penulisan skripsi ini dengan diberikannya cuti.
10. Bapak Lurah Zainul Arifin yang telah memberi motivasi penulis dan
membantu penulis di awal pencarian judul.

iii
11. Keluarga besar karangtaruna kelurahan Kebon Manggis, yang telah
mendukung saya dalam penulisan skripsi ini dengan menghendel tugas
dan tanggungjawab saya sebagai ketua unit RW 02.
12. Yang teristimewa untuk kedua orang tua saya, bapak Muladi dan ibu
Supami, yang selalu memberikan nasehat, perhatian, kasih sayang, dan
do‟a-do‟anya setelah ibadah shalat mereka.
13. Saudara-saudari saya, bang Ari, mba Ita dan mba Iin yang telah
menyemangati saya, membantu saya dari hal-hal administrasi saya seperti
memberi uang potocopyan, tes TOEFL, DLL.
14. Keluarga besar Jurusan Pendidikan Agama Islam kelas B angkatan 2010
yang selama ini bersama-sama menyelesaikan studi S1 di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Teman-teman saya, Amin, Ryan, Puji, Mimah, dan Retno yang telah
ikhlas mengajari saya yang bawel menanyakan yang ini dan itu dalam
penyelesaian skripsi.
16. Ibu Roja, Davy Marciano Rossi dan Vio Marciano Rossi yang telah
menyemangati dan mengajarkan saya tentang tes-tes TOEFL setelah
bimbel usai.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dan
pahala dari Allah SWT. semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak. Amin Ya Rabbal „alamin.

Jakarta, 15 Januari 2015

Yuda setiadi

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................... 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Implementasi Kurikulum 2013 ............................................... 6
1. Pengertian Kurikulum 2013 ............................................ 6
2. Latar Belakang Dan Tujuan Kurikulum 2013 .................... 10
3. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013................... 16
4. Struktur Kurikulum SMP/Mts ............................................ 17
B. Pendidikan Karakter ............................................................... 22
1. Pengertian Pendidikan Karakter ....................................... 22
2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter..........................................27
3. Tujuan Pendidikan Karakter................................................ 32
4. Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia .............................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................... 39
B. Latar Penelitian ........................................................................ 39
C. Metode Penelitian..................................................................... 39
D. Populasi Dan Sampel ............................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 42
F. Tahapan Pengumpulan Data .................................................. 45

v
G. Instrumen Penelitian................................................................. 47
H. Analisa Data ............................................................................. 48
I. Teknik Penulisan ...................................................................... 51
BAB VI HASIL PENELITIAN
A. Data Umum Sekolah................................................................. 52
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 55
C. Pembahasan ............................................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 79
B. Saran ........................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 82

vi
DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman

Tabel 2.1 Cakupan Penilaian Sikap 13


Tabel 2.2 Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat
Dalam KI-1 Jenjang SMP/Mts 14
Tabel 2.3 Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat
Dalam KI-2 Jenjang SMP/MTs 15
Tabel 2.4 Beban Belajar Di SMP/Mts Untuk Kelas VII,
VIII, IX 18
Tabel 2.5 Kompetensi Inti SMP/Mts 21
Tabel 2.6 Domain Budi Pekerti Islami 37
Tabel 3.1 Observasi Penelitian 43
Tabel 3.2 Wawancara peneneliti 44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Karakter implementasi

kurikulum 2013 47

Tabel 3.4 Ketentuan skor pembentukan karakter

melalui implementasi kurikulum 2013 49

Tabel 4.1 Jumlah guru yang mengajar yang memiliki


latar belakang pendidikan 54
Tabel 4.2 Hasil Angket 60
Tabel 4.3 Angket Karakter Kejujuran 62
Tabel 4.4 Angket Karakter Kerjakeras 63
Tabel 4.5 Angket Karakter Disiplin 64
Tabel 4.6 Angket Karakter Kerjasama 65
Tabel 4.7 Angket Karakter Tanggungjawab 65
Tabel 4.8 Angket Karakter Percaya Diri 66

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Uraian Halaman

Lampiran 1 Hasil Observasi 82

Lampiran 2 Angket 84

Lampiran 3 Hasil Angket 88

Lampiran 4 Wawancara 93

Lampiran 5 Dokumentasi 111

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranan di masa yang akan
datang. Pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas, ketika moralitas
dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah masyarakat.
Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan manusia
kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan yang diusung
semakin menjadikan manusia kehilangan kemanusiaanya. Pendidikan Indonesia
memang mengalami perkembangan yang memuaskan. Siswa-siswi Indonesia
mulai sering mengikuti ajang-ajang kompetisi Internasional. Mendali,
penghargaan Internasional telaih diraih siswa-siswi Indonesia di kancah
Internasional.
Lembaga pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang
sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus menerus dibangun
dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang
diharapkan. Demikian pula dengan pendidikan di negeri tercinta ini. Bangsa
Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang, terutama
dalam menghadapi zaman yang terus berkembang di era kecanggihan teknologi
dan komunikasi. Maka, perbaikan sumber daya manusia yang cerdas, terampil,
mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan melalui proses pendidikan.
Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan,
proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Menurut Akhmad
Muhaimin “Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya
gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di
Indonesia”.1 Dalam mencapai gagasan tersebut-pun dunia pendidikan Indonesia
berusaha untuk meraih tujuan pendidikan dengan berbagai cara, diantaranya

1
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia,(Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011) h.9

1
2

membenahi kurikulum yang ada, komponen-komponennya, peningkatan kualitas


pendidik, sarana dan prasaranya pendidikan serta yang lainnya. Salah satu dari
objek pembenahannya ialah penerapan pendidikan karakter. Sebagaimana yang
tersirat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan
Nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2
Berkenaan dengan kurikulum 2013 adalah produk baru yang
dipublikasikan dan pemerintah implementasikan di sekolah-sekolah, baik itui
tingkat sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah keatas. Kurikulum 2013
menurut Sunarti dalam bukunya yang berjudul penilaian dalam kurikulum 2013
itu “Diawali dari kegelisahan melihat sistem pendidikan yang diterapkan selama
ini hanya berbasis pada pengajaran untuk memenuhi target pengetahuan siswa.
Selain itu, diperlukan keterampilan dan sikap yang tidak kalah pentingnya untuk
mendapatkan lulusan yang andal dan beretika untuk selanjutnya siap
berkompetisisecara global”.3
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.4 Hal ini mengandung pengertian bahwa karakter merupakan kebajikan
yang ditanamkan pendidik melalui internalisasi atau memasukkan materi dan nilai
yang mempunyai relevansi dalam membangun sistem berpikir dan berprilaku
siswa.

2
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 26.
3
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:C.V Andi
offset, 2014), h. 1
4
Asmaun Sahlan, Angga Teguh Prastyo. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan
Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), Cet.I, h.13
3

Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan


dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90
sebagai berikut:


           

      

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran”. (Q.S An-Nahl: 90)
Dengan demikian pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha-usaha
yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak didik, baik berupa bimbingan,
pengarahan, pembinaan, ataupun latihan yang tujuannya adalah membawa si
terdidik ke arah terbentuknya kepribadian utama baik jasmani maupun rohani bagi
perjalanan hidupnya dimasa yang akan datang.
Karakter diajarkan dengan mengenalkan, memahamkan hingga mengajak
siswa sehingga pada akhirnya mereka mampu mempraktikkan dan memaknainya
sebagai sesuatu yang melekat dan menjadi tindakan perenungan (reflective action)
serta mengembangkannya menjadi pusat keunggulan insani.
Dalam hal ini pembentukkan karakter menjadi sangat penting untuk
dibahas, karena ketika seseorang tidak lagi memilki karakter yang baik, maka
tindak kejahatan akan terus tumbuh. Oleh karena itu butuh suatu pengetahuan
dasar tentang bagaimana metode membentuk karakter anak yang baik, hal itu
diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan di masa-masa yang
akan datang. Setidaknya metode pembentukkan karakter anak diharapkan mampu
memberikan bekal bagi orang tua atau pendidik agar dapat mengarahkan anak
didiknya agar memilki karakter yang bagus.
4

Dalam implementasi pendidikan karakter, perencanaan pembelajaran perlu


dikembangkan untuk mengkoordinasikan karakter yang akan dibentuk dengan
komponen pembelajaran lainya, yakni standar kompetensi dan kompetensi dasar,
materi, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi
mengembangkan karakter peserta didik, materi berfungsi memaknai dan
memadukan kompetensi dasar dengan karakter; indikator hasil belajar berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukkan karakter peserta didik, sedangkan
penilaian berfungsi mengukur pembentukan karakter dalam setiap kompetensi
dasar, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila karakter yang telah
ditentukan belum terbentuk atau belum tercapai.
Untuk ini penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang
dituangkan dalam skripsi dengan judul: “Implementasi kurikulum 2013 dalam
pendidikan Karakter Peserta Didik”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul yang penulis ambil yakni, “Implementasi kurikulum
2013 dalam pendidikan Karakter Peserta Didik”, dapat diambil garis besar yang
melatar belakangi, dari judul tersebut pertama, yakni dari faktor kemerosotan
karakter anak bangsa, yang kedua adalah system pendidikan Indonesia yang
masih bermasalah, dan yang ketiga adalah sumber daya manusia dalam mengatasi
pendidikan di Indonesia yang belum kompeten, seperti penggunaan metode
pembelajaran yang kurang pas dalam kegiatan pembelajaran dan minimnya
metode yang dikembangkan. Maka dari itu dapat di identifikasikan permasalahan
dasar dari latar belakang tersebut antara lain :
1. Guru hanya memperhatikan hasil belajar pada bidang nilai saja.
2. Kurangnya siswa dalam kerjasama, toleransi, percaya diri dan disiplin.
3. Adanya perilaku siswa yang menyimpang.
4. Bagaimana pendidikan karakter pada kurikulum 2013.
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
5

1. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan dengan
banyaknya permasalahan yang muncul tetapi waktu dan tenaga, faktor
biaya, dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dalam penelitian ini
penulis akan membatasi pada permasalahan pendidikan karakter peserta
didik kelas delapan di SMPIT Nurul Hikmah melalui implementasi
kurikulum 2013.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang
ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter
peserta didik kelas delapan di SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah
Jakarta?”
D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka secara umum tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pendidikan karakter peserta
didik melalui implementasi kurikulum 2013 di SMP Islam Terpadu Nurul
Hikmah Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam
kependidikan.
2. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi
para akademisi atau pihak lain yang ingin melakukan penelitian dengan
objek yang jelas, serta turut mengembangkan wacana kependidikan dalam
aplikasi di dalam kehidupan.
3. Bagi instansi penelitian, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber
masukan bagi guru agama dalam mendidik dan mengembangkan kualitas
peserta didiknya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Implementasi Kurikulum 2013
1. Pengertian Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan. Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum
adalah sebuah sistem membentuk garis lurus dalam arti implementasi
mencerminkan rancangan. Menurut Fullan “Implementasi adalah proses
mempraktekkan/menerapkan suatu gagasan, program, atau kumpulan kegiatan
yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk berubah”.1
Implementasi menurut brownedan widavsky adalah “Perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan”.2 Miller mengemukakan bahwa “Implementasi adalah
suatu proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide, program atau seperangkat
aktivitas baru bagi orang lain dalam mencapai atau mengharapkan suatu
perubahan”.3 Sedangkan menurut Hasan menyatakan “Bahwa implementasi
kurikulum adalah usaha sadar merealisasikan ide, konsep, dan nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum tertulis menjadi kenyataan”.4
Menurut Syafruddin Nurdin implementasi adalah “Suatu proses, suatu
aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/ gagasan, program, atau harapan-
harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar
dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut”.5
Sedangkan secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya “Pelari” dan curere yang berarti “Tempat
berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam bidang
atletikpada zaman Romawi kuno di Yunani. Dalam bahasa Perancis, istilah

1
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.6, cet.1
2
Syafruddin Nurdin, guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers, 2002) hal. 70.
3
Abdul Majid, op.cit. hal.6, cet.1
4
Abdul Majid, ibid., hal.6, cet.1
5
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers, 2002) hal. 73

6
7

kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti
suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan
garis finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan. Jarak yang harus
ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang
yang terlibat di dalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti
SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK (tiga tahun) dan
seterusnya. Dengan demikian, menurut zainal arifin secara terminologis istilah
kurikulum (dalam pendidikan) adalah “Sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah”.6
Menurut Abdul Majid, bahwa implementasi kurikulum adalah
“Operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis)
menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran”.7 Dengan demikian,
implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum
yang dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai
rencana tertulis.
Dari definisi tersebut maka implementasi kurikulum dapat dimaknai
sebagai berikut: pertama, implementasi sebagai aktualisasi rencana atau konsep
kurikulum. Kedua, implementasi kurikulum sebagai proses pembelajaran. Ketiga,
implementasi kurikulum sebagai realisasi ide, nilai dan konsep kurikulum.
Keempat, implementasi kurikulum sebagai proses perubahan perilaku peserta
didik. Dengan demikian wujud nyata dari implementasi kurikulum adalah
aktivitas belajar mengajar di kelas, dengan kata lain aktivitas belajar mengajar di
kelas merupakan operasionalisasi dari kurikulum tertulis atau disebut juga dengan
kurikulum aktual.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah
faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah;

6
Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2011) hal.3
7
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.6, cet.1
8

pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon;
dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan.
Dan menurut Yunus Abidin dalam bukunya yang berjudul desain
pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 ada beberapa tantangan-tantangan
dalam meng-implementasikan kurikulum 2013,
“Yaitu pertama, adalah guru. Diakui atau tidak sejumlah permasalahan
mendasar masih terjadi dalam ekologi pembelajaran yang terdapat di sekolah
kita selama ini. Sejumlah permasalahan tersebut diantaranya adalah
rendahnya mutu kualitas pembelajaran, yang pembelajarannya masih
didominasi oleh gurunya. Kedua, adalah waktu. Implementasi kurikulum
2013 akan memakai banyak waktu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
berdasarkan kurikulum 2013 menuntut guru untuk melaksanakan
pembelajaran aktif. Ketiga, adalah sarana prasarana pembelajaran/TIK.
Implementasi kurikulum 2013 yang menghendaki dilaksanakan pembelajaran
aktif, kreatif, dan inovatif akan mendatangkan tantangan tersendiri dalam
aspek sarana prasarana pembelajaran. Keempat, adalah bahan ajar. Kelima,
adalah penilaian pembelajaran. Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
otentik dalam pembelajaran. Keenam, adalah strategi pembelajaran. Guru
harus cermat dan „arif dalam menggunakan metode mengajar di setiap
materinya”.8
Pengembangan kurikulum 2013 dirientasi terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowladge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun 2003
sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan
pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Menurut Abdul Majid dalam bukunya orientasi pengembangan kurikulum
2013 didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh kurikulum 2006 yaitu
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada saat ini yaitu:
a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya
mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukaranya melampaui
tingkat perkembangan usia anak.

8
Yunus Abidin, Desain Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung:PT.
Refika Aditama, 2014), hal.24
9

b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan


fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran
aktif)belum terakomodasi di dalam kurikulum.
e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragamdan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala.9
Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Prof.Ir. Muhammad Nuh, DEA
mengatakan bahwa “Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi
dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan”. 10
Adapun ciri kurikulum 2013 menurut Imas Kurniasih yang paling mendasar
adalah:
a. Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah
mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan
informasi.
b. Siswa lebih didorong untuk mremiliki tanggung jawab kepada lingkungan,
kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan
berpikir kritis.
c. Meliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan
efektif.11
Dan menurut Imas Kurniasih terdapat empat aspek yang menjadi fokus
dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013:
a. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut
metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi
guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46.
b. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian
ilmu pengetahuan kepada siswa.

9
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.37-38, cet.1
10
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014) h.21-22, cet.2
11
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ibid., h.21-22, cet.2
10

c. Kompetensi sosial yang harus dimilki guru agar tidak bertindak asosial
kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
d. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang
akan digugu dan ditiru siswa.12

Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan


guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa
yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.

2. Latar Belakang Dan Tujuan Kurikulum 2013


Menurut Imas Kurinasih ada banyak sekali alasan kenapa terjadi
perubahan kurikulum, yaitu antara lain “Kurikulum sebelumnya harus
disempurnakan karena ada kekurangan disana-sini, tapi yang paling mendasar
adalah agar kurikulum yang akan diterapkan tersebut mampu menjawab tantangan
zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta
didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi”.13
Menurut beberapa ahli pendidikan di buku ibu imas kurinasih yakni,
“Perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun Negara lain,
disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu
berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah”.14
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan Yuridis yang
mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan
landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan
dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya
pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang
mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum.
Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum

12
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014) h.21-22, cet.4
13
Imas kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 31. Cet.2
14
Imas kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 39. Cet.2
11

sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan


pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.
a. Landasan Yuridis
“Landasan yuridis kurikulum adalah pancasila dan undang-undang dasar
1945, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan,
dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun
2006 tentang standar isi. Lebih lanjut, pengembangan kurikulum 2013
diamanatkan oleh rencana pendidikan-pendidikan menengah nasional (RJPMN).
Landasan yuridis pengembanga kurikulum 2013 lainnya adalah instruksi presiden
republik indonesia tahun 2010 tentang pendidikan karakter, pembelajaran aktif
dan pendidikan kewirausahaan”.15
b. Landasan Filosofis
“Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini
dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi
bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk
kehidupan masa depan. Pada pengembangan kurikulum 2013, pancasila sebagai
falsafah bangsa dan negara menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan
dicapai dalam kurikulum. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila adalah
nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam kurikulum”.16
c. Landasan Empiris
“Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan
Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (program for international
student assessment), studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika,
dan IPA menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar
terbawah dari 65 negara. Hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi
kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada

15
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.55, cet.1
16
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 33. Cet.2
12

aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan
serta dalam membangun negaranya pada abad 21”.17
d. Landasan Teoritik
“Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “Pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi.pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk satu jenjang
pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta
didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau diatasnya. Standar kualitas
nasional dinyatakan sebagai standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi
lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.18
Adapun tujuan diimplementasikannya kurikulum 2013 menurut Imas
Kurniasih untuk menyederhanakan kurikulum 2006 yang di dalamnya ada
beberapa permasalahan diantaranya;
a. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
b. Belum semuanya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan Nasional.
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan
sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills)
belum terakomodasi dalam kurikulum.
d. Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, Nasional, maupun global.
e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala.

17
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 35. Cet.2
18
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
interes media, 2014) hal.55, cet.1
13

g. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar


tidak menimbulkan multi tafsir.19

Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif,


psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.
Pada intinya, orientasi pengembangan/implementasi kurikulum 2013 adalah
tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, pengetahuan,
disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Sikap merupakan sebuah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau
tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini
adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang
dan diwujudkan dalam perilaku.
Pada kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua yaitu:
a. Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukkan peserta didik yang ber-
iman dan bertakwa.
b. Sikap sosial yang terkait dengan pembentukkan peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.20
Cakupan penilaian sikap:
Tabel 2.1
Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianut
1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung jawab
Penilaian sikap sosial 4. Toleransi
5. Gotong royong
6. Santun
7. Percaya diri

19
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 132-133. Cet.2
20
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 65. Cet.2
14

Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda


tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian
sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik,
yang dapat diamati atau observasi oleh guru sebagai representasi dari sikap yang
dinilai. Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang
tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs.
Tabel 2.2
Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-1 Jenjang SMP/Mts
Sikap dan pengertian Contoh indikator
Sikap spiritual  Berdoa sebelum dan
Menghargai dan menghayati ajaran agama sesudah menjalankan
yang dianut sesuatu.
 Menjalankan ibadah
tepat waktu.
 Memberi salam pada saat
awal dan akhir presentasi
sesuai agama yang
dianut.
 Bersyukur atas nikmat
dan karunia Tuhan yang
maha Esa.
 Mensyukuri kemampuan
manusia dalam
mengendalikan diri.
 Mengucapkan syukur
ketika berhasil
mengerjakan sesuatu.
 Berserah diri (tawakal)
kepada tuhan setelah
15

berikhtiar atau
melakukan usaha.
 Menjaga lingkungan
hidup di sekitar rumah
dan masyarakat.
 Dll

Tabel 2.3
Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-2 Jenjang SMP/Mts
Sikap dan pengertian Contoh indikator
Sikap sosial
 Jujur  tidak menyontek dalam
adalah perilaku dapat dipercaya dalam mengerjakan ujian/ulangan.
perkataan, tindakkan dan pekerjaan.  Tidak menjadi plagiat.
 Mengungkapkan perasaan apa
adanya.
 Menyerahkan kepada yang
berwenang barang yang
ditemukan.
 Membuat laporan berdasarkan
data atau informasi apa
adanya.
 Mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki.

 Disiplin  Datang tepat waktu.


Adalah tindakan yang menunjukkan  Patuh pada tata tertib/ aturan
perilaku tertib dan patuh pada bersama /sekolah.
berbagai ketentuan dan peraturan.  Mengerjakan tugas sesuai
dengan waktu yang
16

ditentukan.
 Mengikuti kaedah berbahasa
tulis yang baik dan benar.
 Tanggungjawab  melaksanakan tugas individu
Adalah sikap dan perilaku seseorang dengan baik.
untuk melaksanakan tugas dan  Menerima resiko dari
kewajibannya, yang seharusnya dia tindakkan yang dilakukan.
lakukan, terhadap diri sendiri,  Tidak menyalahkan orang lain
masyarakat, lingkungan (alam, sosial tanpa bukti yang akurat.
dan budaya), negara dan Tuhan.  Mengembalikan barang yang
dipinjam
 Menepati janji.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013


Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum
tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki beberapa perbedaan
dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan
kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan
kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip,
metode, maupun model pengembangan kurikulum.
Terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan
kurikulum tersebut, yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disana-sini.
Adapun keunggulan dan kekurangan kurikulum 2013 menurut Imas Kurinasih
antara lain:
a. Keunggulan kurikulum 2013
1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2) Adanya penilaian dari semua aspek, yaitu penentuan nilai bagi siswa
bukan hanya di dapat dari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai
kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain.
3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan Nasional.
17

5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain


sikap,keterampilan, dan pengetahuan.
6) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara proporsional.
7) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
8) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena
pemerintah sudah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku
teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia.
9) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
10) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu
dan memacu guru untuk memiliki keterampilan membuat RPP.
b. Kelemahan kurikulum 2013
1) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013
guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal
banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
2) Banyak sekali guru-guru yang belum siap mental dengan kurikulum
2013. Karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada
kenyataanya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala
berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan agar merubah
paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat
memotivasi siswa agar kreatif.
3) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP.
4) Guru tidak banyak yang bisa menguasai penilaian autentik.
5) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa dan buku guru belum
dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang menjadi plagiat.
6) Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
7) Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu
belajar di sekolah terlalu lama.21

4. Struktur kurikulum SMP/MTs


Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per-minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

21
Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 40-42. Cet.2
18

Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, IX masing-masing 38


jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.

Tabel 2.4
Beban Belajar Di SMP/Mts Untuk Kelas VII, VIII, IX
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR PER
MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya (Termasuk Muatan Lokal)* 3 3 3
2 PJOK (Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan 3 3 3
Kesehatan)
3 Prakarya (Termasuk Muatan Lokal) 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 38 38 38
Keterangan:
*muatan lokal dapat memuat bahasa daerah
Ekstra kurikuler SMP/MTs antara lain:
- Pramuka - UKS
- OSIS - PMR
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah
mata pelajaran yang yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
19

Seni budaya dan prakarya menjadi dua mata pelajaran yang terpisah. Untuk seni
budaya didalamnya terdapat pilihan yang disesuaikan dengan minat siswa dan
kesiapan satuan pendidik dalam melaksanakannya.
a. Beban belajar
Dalam struktur SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari
semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38, dan 38 untuk masing-masing kelas VII,
VIII, IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu
40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
kompetensi dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran
siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta
didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
b. Organisasi kompetensi dasar dalam mata pelajaran
Menurut Abdul Majid “dalam bukunya yang berjudul implementasi
kurikulum 2013 bahwa “Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari
kompetensi dasar”.22 Untuk kurikulum SMP/MTs organisasi kompetensi dasar
kurikulum dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antar kelas
dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan kompetensi inti.
Khusus untuk muatan lokal, kompetensi dasar yang berkenaan dengan seni
budaya, dan keterampilan, serta bahasa daerah dapat diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran seni budaya dan prakarya. Sedangkan kompetensi dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

22
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes
media, 2014) hal.55, cet.1
20

c. Kompetensi inti
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti,
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara
konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/ jenjan di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan
konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan
mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1: KI 1), sikap sosial
(kompetensi inti 2: KI 2), pengetahuan (Kompetensi inti 3: KI 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi 4: KI 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada waktu peserta didik
belajar tentang pengetahuan (kompetensi inti 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi inti 4).
Kompetensi inti SMP/MTs adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5
Kompetensi Inti SMP/Mts
21

KELAS
VII VIII IX
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati ajaran
yang dianutnya. yang dianutnya. agama yang dianutnya.
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong (toleransi, gotong (toleransi, gotong
royong), santun percaya royong), santun percaya royong), santun percaya
diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaanya. keberadaanya. keberadaanya.
Memahami pengetahuan Memahami dan Memahami dam
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan
prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual,
rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan konseptual, dan
tentang ilmu rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan
pengetahuan, teknologi, tentang ilmu rasa ingin tahunya
seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi, tentang ilmu
fenomena dan kejadian seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi,
tampak mata. fenomena dan kejadian seni, budaya terkait
tampak mata. fenomena dan kejadian
tampak mata.
Mencoba, mengolah, dan mengolah, menyaji dan mengolah, menyaji dan
menyaji dalam ranah menalar dalam ranah menalar dalam ranah
22

konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat), dan ranah membuat), dan ranah membuat), dan ranah
abstrak (menulis, abstrak (menulis, abstrak (menulis,
membaca, menghitung, membaca, menghitung, membaca, menghitung,
menggambar, dan menggambar, dan menggambar, dan
mengarang) sesuai mengarang) sesuai mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut
pandang/teori. pandang/teori. pandang/teori.

B. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan karakter
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003,
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk meiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, msyarakat bangsa, dan negara”.23
Menurut Azyumardi Azra, “Pendidikan merupakan proses penyiapan
generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien”.24 Menurut Waini Rasyidi “Pendidikan adalah
keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman
belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.”25
Sedangkan Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas dalam buku
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia pendidikan karakter untuk guru adalah:

23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 3
24
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h.4
25
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani,Ibid., h.5
23

bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas


tabiat, temperamen, watak,.” Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Asal kata “Karakter” dapat
dicari dengan kata lati “Kharakter”, “Kharassein”, dan “Xharax”, yang
maknanya “Tool for marking”, “To engrave”, dan “Pointed stake”. Kata ini
mulai banyak dignakan kembali dalam bahasa Prancis “carter” pada abad ke-
14 dan kemudian masuk dalam bahasa inggris, menjadi “Character”, sebelum
akhirnya menjadi bahasa Indonesia “Karakter”. Secara etimologis, karakter
(character) berarti mengukir (verb) dan sifat-sifat kebajikan (noun). Secara
konseptual, konsep karakter dapat diartikan sebagai usaha terus menerus
seorang individu atau kelompok dengan berbagai cara untuk mengukir,
mengembangkan atau melembagakan sifat-sifat kebajikan pada dirinya
sendiri atau pada orang lain.26

Kata karakter dalam kamus lengkap bahasa indonesia yaitu: “Sifat-sifat


kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain;
tabiat; watak. Kalau berkarakter: mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian;
berwatak”.27
Menurut Wynne “Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai
kebajikan dalam bentu tindakan atau tingkah laku”.28 Jadi istilah karakter erat
kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang, dimana seseorang bisa
disebut orang berkarakter (the character person) jika tingkah lakunya sesuai
dengan kaidah moral.
Karakter atau lain katanya adalah tabiat, juga disebut akhlak. Menurut
Imam Ghazali, bahwa “Akhlak yang disebutnya dengan tabiat manusia dapat
dilihat dalam dua bentuk, yaitu: satu, tabiat-tabiat fitrah. Kekuatan tabiat pada
asal kesatuan tubuh dan berkelanjutan selama hidup. Sebagian tabiat tersebut
lebih kuat dan lebih lama dibandingkan dengan tabiat lainnya. Lebih kuat dan
lebih sulit diluruskan dan diarahkan dibanding tabiat marah. Dua, akhlak yang

26
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta: Islamic
Research Publishing, 2010), Cet. III, h. 8.
27
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (surabaya: Karya Agung, 2005), h.241
28
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta:aulia
publishing house, 2010)cet.3, h. 8
24

muncul dari suatu perangai yang banyak diamalkan dan ditaati, sehingga menjadi
bagian dari adat kebiasaan yang berurat berakar pada dirinya”.29
Menurut pendapat Ramayulis “Akhlak menurut pengertian Islam adalah
salah satu hasil dari iman dan ibadat, karena iman dan ibadat manusia tidak
sempurna kecuali kalau dari situ muncul akhlak yang mulia. Maka akhlak dalam
islam bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan langsung, yang
dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh, yaitu ridha Allah SWT”.30
Karakter adalah istilah serapan dari bahasa Inggris character. Menurut
Encarta Dictionaries dalam buku Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam menyatakan
bahwa
“Karakter” adalah kata benda yang memiliki arti:
a. Kualitas-kualitas pembeda
b. Kualitas-kualitas positif
c. Reputasi
d. Seseorang dalam buku atau film
e. Orang yang luar biasa
f. Individu dalam kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku, atau tampilan
Di samping itu terdapat kata karakteristik (characteristic) yang masih kata
benda yang artinya : figur (ciri) pembatas (defining feature), sebuah fitur atau
kualitas yang membuat seseorang atau suatu hal dapat dikenali.31

Kata sifat untuk karakter adalah “Khas” (typical), artinya pembeda atau
mewakili seseorang atau hal tertentu. Hurlock dalam bukunya, Personality
Development, secara tidak langsung mengungkapkan bahwa karakter terdapat
pada kepribadian. Karakter mengimplikasikan sebuah standar moral dan
melibatkan sebuah pertimbangan nilai. Karakter berkaitan dengan tingkah laku
yang diatur oleh upaya dan keinginan. Hati nurani, sebuah unsur esensial dari
karakter, adalah sebuah pola kebiasaan perlarangan yang mengontrol tingkah laku
seseorang, membuatnya menjadi selaras dengan pola-pola kelompok yang
diterima secara sosial.
Berikut merupakan komponen-komponen karakter menurut Hurlock :
a. Aspek kepribadian
b. Standar moral dan ajaran moral
29
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006),h. 89
30
Ramayulis, Ibid., h. 89
31
Ramayulis, Ibid., h. 89-90
25

c. Pertimbangan nilai
d. Upaya dan keinginan individu
e. Hati nurani
f. Pola-pola kelompok
g. Tingkah laku individu dan kelompok.32

Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan,
terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan
fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup
bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan
kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak
bermoral. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari
keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan , dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak.
Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai
dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara
universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup berdasarkan atas pilar
kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan
(freedom), kebahagiaan (happines), kejujuran (honesty), kerendahan hati
(humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan
(simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity). Karakter dipengaruhi
oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau
ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Kacang ora ninggal lanjaran”
(Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya

32
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktis Di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 23.
26

melilit atau menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam ikut membentuk karakter. Di sekitar lingkungan sosial yang
keras seperti di Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku antisosial,
keras, tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang
gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras berani mati.
Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut di atas, serta
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi karakter,
maka karakter menurut Muchlas Samani dapat dimaknai “Sebagai nilai
dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain,
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari”.33
Patut kita pahami bahwa bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang
memiliki jumlah penduduk sangat besar dengan adat istiadat dan budaya yang
bermacam-macam. Kenyataan itu mempengaruhi masyarakat dalam membangun
pola interaksi satu sama lain.
Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, bangsa
Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang besar dan
bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik.
Dan akhirnya dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung
tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki SDM yang bermutu.
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan
dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan
pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada
kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan
pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas.
Menurut Dharma Kesuma berpendapat ada beberapa masalah
ketidaktepatan makna yang beredar di masyarakat mengenai makna pendidikan
karakter, dapat diidentifikasi di antaranya sebagai berikut:

33
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 41.
27

a. Pendidikan karakter: mata pelajaran agama dan PKn, karena itu menjadi
tanggung jawab guru agama dan PKn.
b. Pendidikan karakter: mata pelajaran pendidikan budi pekerti.
c. Pendidikan karakter: pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga,
bukan tanggung jawab sekolah.
d. Pendidikan karakter: adanya penambahan mata pelajaran baru dalam
kurikulum.
e. Dan sebagainya.34

Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu


bermunculan dan menempati pemikiran banyak orang tua, guru, dan masyarakat
umum.
Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk meiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, msyarakat bangsa, dan negara.
Menurut Azyumardi Azra, “Pendidikan merupakan proses penyiapan
generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien”.35 Menurut Waini Rasyidi “pendidikan adalah
keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman
belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.”36
Pendidikan karakter, menurut Ratna megawangi “Sebuah usaha untuk
mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”.37
2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter
Menurut Abdul Majid ada empat dasar dalam pendidikan karakter:

34
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.5
35
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h.4
36
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Ibid., h.5
37
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.5
28

a. Keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai.


Nilai menjadi pedoman normatifsetiap tindakan.
b. Koherensi yang memberi keberanian membuat seseorang teguh pada prinsip,
dan tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko.
Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain.
Tidak adanya koherensi dapat meruntuhkan kredibilitas seseorang.
c. Otonomi. Di sana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai
menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas
keputusan pribadi tanpa terpengaruh desakan pihak lain.
d. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna
menginginkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi
penghormatan atas komitmen yang dipilih.38

Menurut pendapat Rusworth Kidder yang telah diterjemahkan oleh Abdul


Majid dalam bukunya yang berjudul pendidikan karakter perspektif Islam tentang
tujuh kualitas yang diperlukan dalam pendidikan karakter, antara lain:
a. Empowered (pemberdayaan). Guru harus mapu memberdayakan dirinya
untuk menagajarkan pendidikan karakter dengan memulai dari dirinya
sendiri.
b. Effective, proses pendidikan harus dilaksanakan denga efektif.
c. Extended into community, komunitas harus membantu dan mendukung
sekolah dalam menanamkan nilai-nilai.
d. Embedded, integrasikan seluruh nilai ke dalam kurikulum dan seluruh
rangkaian proses pembelajaran.
e. Engaged, melibatkan komunitas dan menampilkan topik-topik yang cukup
essensial.
f. Evaluating, menurut kidder terdapat lima hal yang harus diwujudkan dalam
menilai manusia berkarakter, yaitu :
1) Diawali dengan kesadaran etik.
2) Adanya kepercayaan diri untuk berpikir dan membuat keputusan tentang
etik.
3) Mempunyai kapasitas untuk menampilkan kepercayaan diri secara praktis
dalam kehidupan.
4) Mempunyai kapasitas dalam menggunakan pengalaman praktis tersebut
dalam sebuah komunitas..
5) Mempunyai kapasitas untuk menjadi agen perubahan dalam
merealisasikan ide-ide etik dalam menciptakan suasana yang berbeda.39

Dalam buku Dharma Kesuma yang berjudul Pendidikan Karakter Kajian


Teori dan Praktis di Sekolah bahwa:

38
Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan karakter perspektif Islam,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 36-37
39
Abdul Majid dan Dian Andayani, Ibid,. h. 37-38
29

“Kementrian Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pembentukan


karakter dalam diri individu menyangkut seluruh potensi individu manusia, baik
dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam interaksi sosial-kultural dalam
keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang berlangsung seumur hidup.
Konfigurasi yang digagas tersebut menyangkut olah hati (spiritual and emotional
development) olahpikir (intellectual deveopment), olahraga dan kinestetik
(physical and kinesthetic development), dan olahrasa dan karsa (affective and
creativity development)”.40
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, yang
dikembangkan dari buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025
, antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa,
bersyukur jujur, amanah, adil, tertib, sabar, disiplin, taat aturan,
bertanggung jawab, berempati, punya rasa iba (compassion), berani
mengambil resiko, pantag menyerah, menghargai lingkungan, rela
berkorban dan berjiwa patriotik.
b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, analitis, ingin tahu (kuriositas, kepenasaran intelektual),
produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif.
c. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetik antara lain bersih dan
sehat, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
determinative, kompetitif, ceria, ulet, dan gigih.
d. Karakter yang bersumber dari oleh rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, saling mengasihi, gotong royong, kebersamaan, ramah,
peduli, hormat, toleran, nasionalis, kosmopolit (mendunia), mengutaakan
kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.41

Dalam pada itu landasan yuridis formal bagi implementasi pendidikan


karakter di Indonesia tentu saja adalah konstitusi nasional Undang-Undang Dasar
1945. Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus
terus dipertahankan menjadi norma konstitusional bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sementara itu, dalam konteks universal, juga harus disepakati
sebagai dasar filosofi pendidikan karakter apa yang pernah ditulis oleh William
Franklin Graham Jr., berikut ini :
When wealth is lost, nothing is lost
When health is lost, something is lost

40
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.9
41
Dharma Kesuma, dkk, Ibid,. h.9-10
30

When character is lost, everything is lost


“Bila harta benda yang hilang, tidak ada sesuatu berarti yang hilang
Bila kesehatan hilang, ada sesuatu yang hilang
Bila karakter hilang, segala sesuatu hilang”42

Dalam pernyataan di atas maka dapat digaris bawahi bahwa pemerintah


menyediakan atau membantu pembentukan karakter melalui bidang yang
menanganinya yakni pendidikan. Oleh karena itu Kementrian Pendidikan
Nasional menginstruksikan kepada semua lembaga pendidikan dalam buku
Hamdani Hamid yang berjudul pendidikan karakter perspektif Islam, “untuk
menanamkan karakter pembangunan mental (character building) bagi anak
didiknya, ada Beberapa karakter itu diantaranya “Kreatif, inovatif, problem selver,
berpikir kritis, dan intrepreneurship atau disingkat KIPBE”.43 Akan tetapi,
implementasi pendidikan karakter tidak bisa berjalan optimal karena beberapa hal
yang sebelumnya sudah dibahas pada bab pendahuluan, sebagian diantaranya
meliputi:
1. Kurang terampilnya para guru mengimplementasikan pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran
2. Sekolah terlalu fokus mengejar target akademik khususnya lulus ujian
nasional(UN). Karena sekolah masih focus pada aspek-aspek kognitif dan
akademik, baik secara nasional maupun lokal satuan pendidikan, aspek
soft skils atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan karakter
sering terabaikan.

Dalam konteks berbangsa, pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan
pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok
yang unik-baik sebagai warga negara. Hal itu diharapkan mampu memberikan

42
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011),h.24
43
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 38.
31

konstribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan Yang


Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia,
berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka Maswardi Muhammad Amin dalam bukunya menyebutkan, “Membangun
karakter/budi pekerti bangsa melalui pendidikan non-formal merupakan salah satu
alternatif. Pendidikan karakter/budi pekerti/akhlak mulia adalah pendidikan
perilaku, perilaku yang unggul dapat di bentuk dari kegiatan-kegiatan pendidikan
dimasyarakat”.44
Setelah kita mengetahui tentang dasar-dasar karakter, seperti halnya
penjelasan di atas, maka menurut Maswardi Muhammad Amin bahwa ada dua
faktor yang menjadi dasar karakter seseorang diantaranya “Karakter dipengaruhi
oleh hereditas atau bawaan(natur) dan lingkungan, termasuk pendidikan dan
keluarga”.45 Muchlas Samani dan Hariyanto meyebutkan contoh dari faktor yang
mempengaruhi karakter, “Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari
perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Kacang ora
ninggal lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau
bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkunan
sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.”46
Menurut Hamdani Hamid “Pembentukan karakter merupakan salah satu
tujuan pendidikan nasional, Dengan demikian pembentukan karakter tidak lepas
dari peranan pendidikan nasional yang sedang mencanangkan bagaimana karakter
bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam berada pada koridor-koridor
atau kaidah-kaidah ke-Islaman”.47
Dan adapun tujuan pendidikan karakter meliputi:
a. Membentuk siswa berpikir rasional, dewasa, dan bertanggung jawab
b. Mengembangkan sikap mental yang terpuji

44
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose
Media Jakarta, 2011), h. 67.
45
Maswardi Muhammad Amin, Ibid,. h. 67
46
muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011),h. 43.
47
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 39
32

c. Membina kepekaan sosial anak didik


d. Membangun mental optimis dalam menjalani kehidupan yang penuh
dengan tantangan
e. Membentuk kecerdasan emosional
f. Membentuk anak didik yang berwatak pengasih, penyayang, sabar,
beriman, takwa, bertanggung jawab, amanah, jujur, adil, dan mandiri.48

Menurut pengamat pendidikan, Sahrudin dan Iriani berpendapat bahwa


“Pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
semuanya dijiwai, oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus
berdasarkan Pancasila”.49
3. Tujuan pendidikan karakter
Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-Undang Dasar
1945 pasal 3(3): “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan Nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
Undang-Undang”.50
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional dirumuskan dalam pasal 3 : “Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar jadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab”.51
Berdeasarkan komitmen tersebut Maswardi Muhammad Amin
berpendapat bahwa tujuan pendidikan karakter secara umum adalah “Untuk
membangun dan mengembangkan karakter/budi pekerti peserta didik pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan

48
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h. 39.
49
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Jakarta:
Transmedia, 2011), h.105.
50
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: baduose
media, 2010), h. 36, cet .1
51
Maswardi Muhammad Amin, Ibid., h. 36, cet .1
33

nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila
dari Pancasila”.52
Dan fungsi pendidikan karakter menumbuhkan kemampuan dasar peserta
didik agar berpikir cerdas, berperilaku berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu
yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat (domain
kognitif, affektif, dan psikomotorik), membangun kehidupan bangsa yang multi
kultur, membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya yang luhur,
berkonstribusi terhadap pengembangan hidup umat manusia, membangun sikap
warga negara yang cinta damai,kreatif, mandiri, maupun hidup berdampingan
dengan bangsa lain”.53
Adapun kutipan Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul pendidikan
karakter perspektif Islam dari beberapa tokoh dalam tujuan pendidikan karakter
yaitu:
a. Socrates: berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan
adalah untuk membuat seseorang menjadi good dan smart.
b. Rasulullah : menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia
adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik.
c. Klipatrick, Lickona, Brooks: bahwa moral, akhlak/ karakter adalah tujuan
yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan.
d. Marthin Luther King : intelligence plus character, that is the true aim of
education (kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar dari
pendidikan).
e. Fuad Hasan: pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan
norma-norma sosial,.
f. Mardiatmadja: pendidikan karakter sebagai ruh pendidikan dalam
memanusiakan manusia.54

Pemaparan pandangan tokoh-tokoh di atas menunjukkan bahwa


pendidikan sebagai nilai universal kehidupan memiliki tujuan pokok yang
disepakati di setiap zaman, pada setiap kawasan, dan dalam semua pemikiran.
Abdul Majid dan Dian Andayani menyatakan bahwa “Tujuan pendidikan karakter
adalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan

52
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: baduose
media, 2010), h. 37, cet .1
53
Maswardi Muhammad Amin, Ibid., h. 37, cet .1
54
Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,(Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 30
34

keterampilan”.55
4. Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia
Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang
mencerminkan akhlak/perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad
SAW, yaitu: shidik, amanah, fathonah, dan tabligh. Rasululloh adalah contoh atau
uswatun hasanah bagi kita semua. Karena Nabi Muhammad SAW juga terkenal
dengan karakter kesabarannya, ketangguhannya, dan berbagai karakter lainnya.
Ke empat sifat Rasul tersebut diartikan sebagai berikut :
a. Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah SAW
berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan
berjuang untuk menegakkan kebenaran.
b. Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang
dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah SAW dapat dipercaya oleh
siapa pun, baik kaum muslimin maupun nonmuslim.
c. Fathonah yang berarti cerdas/pandai, arif, luas wawasan, terampil, dan
professional. Artinya, perilaku Rasulullah SAW dapat
dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah.
d. Tabligh yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapapun yang
menjadi lawan bicara Rasulullah SAW, maka orang tersebut akan mudah
memahami apa yang dibicarakan/dimaksudkan oleh Rasulullah SAW.56

Dalam kajian Pusat Pengkajian Pedagogik Universitas Pendidikan


Indonesia (P3 UPI) nilai yang perlu diperkuat untuk pembangunan bangsa saat ini
adalah sebagai berikut.
a. Jujur
Perilaku jujur merupakan sebuah karakter yang dapat membawa bangsa ini
menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur dalam
kamus Bahasa Indonesia dimaknai dengan lurus hati; tidak curang. Dalam
pandangan umum, kata jujur sering dimaknai “Adanya kesamaan antara realitas
(kenyataan) dengan ucapan”, dengan kata lain “Apa adanya”. Jujur sebagai
sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam
bentuk perasaan, kata-kata atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak
dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan
55
Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan karakter perspektif Islam,(Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 30
56
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11.
35

dirinya. Kata jujur identik dengan “Benar” yang antonimnya adalah “Salah”.
Maka jujur lebih dekat dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan).
Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri
sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat.
Berikut ini merupakan ciri-ciri orang yang berperilaku jujur diantaranya:
1) Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah
kebenaran dan kemaslahatan.
2) Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya)
3) Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang
dilakukannya.57
Sedangkan menurut Nurla Isna Aunillah, mengatakan bahwa “Penanaman
kejujuran bagi peserta didik sejak dini dapat dilakukan saat ia masih duduk di
bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak pihak yang berpendapat bahwa sekolah
dasar dinilai menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter. Dan selain guru,
orang tua juga memegang peranan penting dalam menumbuhkan karakter jujur
bagi peserta didik. Oleh sebab itu, sekolah perlu melakukan kerja sama yang
intensif dengan keluarga peserta didik”. Serta Mansur Umar menambahkan bahwa
“Keteladanan merupakan faktor yang sangat penting dilakukan oleh guru dan
orang tua dalam menanamkan karakter jujur pada diri peserta didik. Sebab, sikap
tidak jujur dan berbohong yang dilakukan olehnya seringkali dipengaruhi oleh
tingkah laku orang lain. Dengan ungkapan lain, sikap tidak jujur dan suka
berbohong merupakan hasil peniruan dari orang lain”.58
b. Kerja keras
Perilaku kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang
terus dilakukan dalam menyelesaikan pekejaan yang menjadi tugasnya sampai
tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang
kami maksud adalah mengarah kepada visi besar yang harus dicapai untuk
kebaikan/kemaslahatan manusia dan ligkungannya. Mengingat arah dari dari

57
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.
16.
58
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Jakarta:
Transmedia, 2011), h. 49-52.
36

istilah kerja keras, maka upaya untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya
merupakan upaya yang tiada hentinya.
c. Ikhlas
Ikhlas berasal dari bahasa Arab, yang artinya “Murni”, “Suci”, “Tidak
bercampur”, “Bebas” atau pengabdian yang tulus”. Dalam kamus bahasa
Indonesia, Ikhlas memiliki arti tulus hati;(dengan) hati yang bersih dan jujur.
Sedangkan ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan
semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah SWT. Para ulama bervariasi
dalam mendefinisikan ikhlas namun hakikat dari definisi-definisi mereka adalah
sama. Ada yang mendefinisikan ikhlas adalah “menjadikan tujuan hanyalah untuk
Allah tatkala beribadah”, yaitu jika engkau sedang beribadah maka hatimu dan
wajahmu engkau arahkan kepada Allah bukan kepada manusia. Ada yang
mengatakan bahwa ikhlas adalah “membersihkan amalan dari komentar manusia”,
yaitu jika engkau sedang melakukan suatu amalan tertentu maka engkau
membersihkan dirimu dari memperhatikan manusia untuk mengetahui apakah
perkataan (komentar) mereka tentang perbuatanmu itu.
Perilaku yang mencerminkan ikhlas memiliki sejumlah karakter, yaitu:
1) Konsistensi yang kuat dari waktu ke waktu dan dari satu kondisi ke kondisi
lainnya. Konsistensi sebagai ciri ikhlasnya seseorang bukan dari cara
pemecahan masalah yang dihadapi, tetapi perilaku seseorang yang memihak
kepada yang benar tidak berubah dan terus melakukan apapun yang dihadapi
yang bersangkutan sebagai konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.
2) Pengharapan dan kepuasan bagi pelaku adalah keridhaan dari Tuhannya,
bukan dari siapa pun. Hal ini sangat berguna untuk evaluasi diri kita dalam
mengidentifikasi perilaku yang kita lakukan, apakah karena Allah atau karena
makhluknya.
3) Memiliki karakteristik kebermutuan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Artinya, perilaku yang diperbuat oleh yang bersangkutan selalu diperbaiki
dari waktu ke waktu. Dengan demikian jika perilaku seseorang tidak ada
perbaikan seiring dengan bertambahnya waktu, maka perilaku tersebut
kemungkinan besar bukan didasari oleh keikhlasan atau mengharap ridha
Allah SWT.59
Domain budi pekerti Islami yang dikutip dari Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah

59
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 20.
37

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana yang telah tersusun dalam


tabel di bawah ini:
Tabel 2.6
Domain Budi Pekerti Islami60
Terhadap Tuhan Terhadap Diri Terhadap Terhadap Orang Terhadap Terhadap Alam
Sendiri Keluarga Lain Masyarakat dan Lingkungan
Bangsa
1. Iman dan 1. Adil 1. Adil 1. Adil 1. Adil 1. Adil
Takwa 2. Jujur 2. Jujur 2. Jujur 2. Jujur 2. Amanah
2. Syukur 3. Mawas diri 3. Disiplin 3. Disiplin 3. Disiplin 3. Disiplin
3. Tawakal 4. Disiplin 4. Kasih sayang 4. Kasih sayang 4. Kasih sayang 4. Kasih sayang
4. Ikhlas 5. Kasih sayang 5. Lembut hati 5. Lembut hati 5. Kerja keras 5. Kerja keras
5. Sabar 6. Kerja keras 6. Berpikir jauh 6. Bertanggung 6. Lembut hati 6. Berinisiatif
6. Mawas diri 7. Pengambil kedepan jawab 7. Berinisiatif 7. Kerja keras
7. Disiplin resiko 7. Berpikir 7. bijaksana 8. Kerja cerdas 8. Kerja cerdas
8. Berpikir jauh 8. Berinisiatif konstruktif 8. Menghargai 9. Berpikir jauh 9. Berpikir jauh
ke depan 9. Kerja cerdas 8. Bertanggung 9. Pemaaf ke depan ke depan
9. Jujur 10. Kreatif jawab 10. Rela 10. Berpikir 10. Berpikir
10. Amanah 11. Berpikir jauh ke 9. Bijaksana berkorban konstruktif konstruktif
11. Pengabdian depan/bervisi 10. Hemat 11. Rendah hati 11. Bertanggung 11. Bertanggung
12. Susila 12. Berpikir 11. Menghargai 12. Tertib jawab jawab
13. Beradab matang kesehatan 13. Amanah 12. Bijaksana 12. Bijak sana
13. Bersahaja 12. Pemaaf 14. Sabar 13. Menghargai 13. Menghargai
14. Bersemangat 13. Rela 15. Tenggang rasa kesehatan kesehatan dan
15. Berpikir berkorban 16. Bela rasa 14. Produktif kebersihan
konstruktif 14. Rendah hati 17. Pemurah 15. Rela 14. Rela
16. Bertanggung 15. Setia 18. Ramah tamah berkorban berkorban
jawab 16. Tertib 19. Sopan santun 16. Seria/loyal
17. Bijaksana 17. Kerja keras 20. Sportif 17. Tertib
18. Cerdik 18. Kerja cerdas 21. Terbuka 18. Amanah
19. Cermat 19. Amanah 19. Sabar
20. Dinamis 20. Sabar 20. Tenggang rasa
21. Efisien 21. Tenggang rasa 21. Bela rasa
22. Gigih 22. Bela 22. Pemurah
23. Tangguh rasa/empati 23. Ramah tanah

60
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.21
38

24. Ulet 23. Pemurah 24. Sikap hormat


25. Berkemauan 24. Ramah tamah
keras 25. Sopan santun
26. Hemat 26. Sportif
27. Kukuh 27. Terbuka
28. Lugas
29. Mandiri
30. Menghargai
kesehatan
31. Pengendalian
diri
32. Produktif
33. Rajin
34. Tekun
35. Percaya diri
36. Tertib
37. Tegas
38. Sabar
39. Ceria/periang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian


Penelitian yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 Dalam
Pendidikan Karakter Peserta Didik Di SMP IT Nurul Hikmah Matraman”
ini belum terlaksana. Penulis berencana akan melakukan penelitian dari tanggal
21 Oktober 2014. Dimulai dengan melengkapi teori-teori dari referensi yang
relevan, kemudian penulis akan mulai meneliti di SMP IT Nurul Hikmah,
Kecamaatan Matraman, Jakarta Timur. Dengan meneliti di tempat tersebut, maka
diharapkan peneliti akan lebih mendalam dan lebih fokus dalam meneliti, karena
pembahasan/permasalahan yang akan diteliti, yakni implementasi kurikulum 2013
berkembang di Indonesia. Dan dalam kaitannya dengan pendidikan karakter.

B. Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP IT Nurul Hikmah Matraman-Jakarta


Timur. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang
dilakukan melalui pengamatan langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian
yang berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami. Penelitian ini
menggambarkan implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter di
SMP IT Nurul Hikmah Matraman-Jakarta Timur.

C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode dengan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif analisis. Penelitian Kualitatif (Qualitative
research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. “Meskipun penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, tapi teknik pengumpulan datanya diperkuat
dengan menggunakan kuesioner, sebagaimana dalam buku yang berjudul metode
penelitian pendidikan(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D) karya

39
40

Sugiyono, yang menjelaskan bahwa metode kualitatif dan kuantitatif dapat


digunakan bersama-sama dengan syarat; metode tersebut dapat digunakan secara
bersamaan, dapat difahami dengan jelas, teknik pengumpulan data kuantitatif
seperti triangulasi dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, dan digunakan
untuk meneliti obyek yang sama”.1
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam,
kualitatif interaktif dan kualitatif non interaktif. Metode kualitatif interaktif
merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data
langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan
fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Para peneliti
kualitatif membuat suatu gambaran yang kompleks, dan menyeluruh dengan
deskripsi detil dari kacamata para informan. Beberapa peneliti kualitatif
mengadakan diskusi terbuka tentang nilai-nilai yang mewarnai narasi. Penelitian
interaktif mendeskripsikan konteks dari studi, mengilustrasikan pandangan yang
berbeda dari fenomena, dan secara berkelanjutan merevisi pertanyaan berdasarkan
pengalaman di lapangan.
Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis
adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenmena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini
mengkaji bentuk aktivitas, karakteristis, perubahan, hubungan, kesamaan dan
perbedaannya dengan fenomena lain. Menurut Nana Syaodih menyatakan bahwa
“Metode deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran
merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena
kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis,
jenjang dan satuan pendidikan”.2 Dalam penelitian ini (metode deskriptif analisis),
peneliti akan menyelidiki atau menggambarkan keadaan yang berhubungan
dengan penelitian, dan tentunya akan ditunjang dengan data yang penulis peroleh

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: CV Alfabeta, 2010), cet. 10, h. 38.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. 8, h.72
41

dari kepustakaan maupun dari data yang diperoleh dari lapangan. Kemudian
menganalisis dan mengelaborasinya sehingga dapat dijelaskan dengan data
empiris dan mudah dipahami.
D. Populasi sampel
“Populasi adalah seluruh elemen yang akan diteliti. Sampel adalah elemen
yang merupakan bagian dari populasi. Data adalah fakta-fakta yang dapat
dipercaya kebenarannya”.3

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di SMPIT Nurul


Hikmah, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur
tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 69 siswa.

2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktereristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi”.4
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel kelompok (cluster
sampling ) yaitu pengambilan sampel tidak langsung memilih anggota populasi
untuk dijadikan sampel tetapi memilih kelompok terlebih dahulu. Yang termasuk
sebagai sampel adalah anggota yang berada dalam kelompok terpilih tersebut,
yaitu siswa siswi di SMPIT Nurul Hikmah, Kelurahan Utan Kayu Selatan,
Kecamatan Matraman, Jakarta Timur kelas 8 tahun pelajaran 2013-2014
sebanyak 20 orang sebesar 29%. Karena untuk siswa kelas delapan telah dapat
dijadikan responden yang tepat, dimana peneliti beranggapan bhwa mereka dapat
menjawab setiap instrument yang dibuat dan dengan alasan kelas sembilan di
SMPIT Nurul Hikmah tidak menggunakan kurikulum 2013.

3
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D(
Bandung : Alfabeta. 2013) Hal. 116
4
Sugiyono. Ibid., Hal. 118
42

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk dapat tersusunnya penelitian ini secara valid, maka penelitian ini
menggali data-data dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu penelitian
lapangan field research.
Penelitian lapangan(Field Reseacrh) adalah penelitian yang dilakukan
dengan mendatangi langsung ke obyek penelitian yaitu SMP IT Nurul Hikmah
Matraman. Untuk mendapatkan data di lapangan ini peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
1. Observasi(Observation)
“Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga
observasi berada bersama objek yang diselidiki”.5
“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif
ataupun non-partisipatif ”.6
Pada dasarnya, “tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan
lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas
dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif
individu yang terlibat tersebut”.7
Setelah dirumuskan tujuan observasi, langkah berikutnya adalah
membuat panduan (guidelines) observasi. Hampir sama dengan panduan
wawancara, fungsi dari panduan observasi adalah untuk mempermudah
peneliti memberikan patokan dan batasan dari observasi yang dilakukan agar
observasi yang dilakukan tetap pada tujuannya. Adapun observasi yang

5
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 158
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. 8, h. 220.
7
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 132
43

dilakukan pada penelitian ini lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.1
Observasi Penelitian

No Panduan Observasi Rincian Observasi


Implementasi kurikulum 2013
yang dilakukan oleh guru-guru
1 Siapa atau apa yang diobservasi ?
untuk pendidikan karakter
siswa.
SMP Islam Terpadu Nurul
2 Dimana lokasinya ? Hikmah Jakarta
Observasi dilakukan pada saat
3 Kapan Observasi dilakukan ? proses kegiatan belajar
mengajar

2. Angket(Questionaire)
“Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui”.8 Angket ini penulis sebarkan kepada responden yang
terdiri dari siswa/siswi SMP IT Nurul Hikmah. Angket ini diberikan untuk
mendapatkan informasi tentang implementasi . Angket ini terdiri dari 30 item
pertanyaan, yang di dalamnya terdiri dari 6 aspek pertanyaan tentang karakter
jujur, kerja keras, disiplin, kerjasama, tanggungjawab, dan karakter percaya diri,
yang masing-masing aspek terdiri dari 5 pertanyaan
3. Wawancara
Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Definisi wawancara berikutnya dikemukakan oleh Stewart & Cash yang
didefinisikan sebagai berikut:

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), cet. 12, h.128.
44

An Interview is interactional because there is an exchanging, or


sharing of roles, responsibilities, feelings, beliefs, motives, and information.
If one person does all of the talking and the other all of the listening, a speech
to an audience of one, not an interview, is talking place.9

Berdasarkan definisi menurut Stewart & Cash, wawancara diartikan


sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagai
aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara
bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai
pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.

Dalam penelitian kualitatif, “Wawancara menjadi metode pengumpulan


data yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara”.10 Untuk itu,
penguasaan teknik wawancara sangat mutlak diperlukan. Satu hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti ketika melakukan wawancara, yaitu haruslah objektif,
sistematis, metodologis dan jangan sampai subjek merasa seperti di interogasi
oleh peneliti. Jika subjek merasa bahwa dirinya diinterogasi, maka subjek akan
merasa tidak nyaman dan merasa terancam karena dalam interogasi terkandung
unsur tekanan dari salah satu pihaknya.

Penulis melakukan wawancara dengan guru-guru, koordinator guru asuh,


siswa, dan warga sekitar SMP IT Nurul Hikmah mengenai implementasi
kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter peserta didik.
Tabel 3.2
Wawancara peneneliti
NO RESPONDENT RINCIAN WAWANCARA
1 Guru Mata pelajaran Perihal implementasi kurikulum dan
pendidikan karakter
2 Koordinator Guru Asuh Perihal guru asuh dan pendidikan karakter
3 Siswa Implementasi kurikulum 2013

9
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 118
10
Haris Herdiansyah. Ibid., Cet. 3, h. 118
45

4 Warga/Penjaga Kantin Perihal karakter siswa


4. Studi Dokumentasi(documentation study)
“Merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai dokumen
yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian, teknik ini sering disebut juga
observasi historis. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.11

Dokumen berguna jika peneliti yang ingin mendapatkan informasi


mengenai suatu peristiwa tetapi mengalami kesulitan untuk mewawancarai
langsung para pelaku. Kondisi tersebut mungkin terjadi jika peneliti melakukan
studi pada peristiwa di masa lalu di mana para pelakunya mungkin sudah
meninggal dunia.

Terdapat berbagai macam jenis dokumen yang mungkin dijumpai peneliti.


Tipe-tipe dokumen antara lain:

a. Dokumen personal, privat atau publik seperti: buku harian, notulen


rapat, media massa, laporan tahunan, dan lainnya.
b. Dokumen tertulis dan catatan (records), seperti: akta kelahiran, surat
nikah, SIM, dan lainnya.
c. Dokumen historis atau catatan sejarah
d. Foto, video, dan film dari suatu peristiwa
e. Dokumen elektronik
f. Dokumen di internet.12
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk mencari data-data tentang
profil lengkap SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah Jakarta, baik itu tentang sejarah
berdirinya sekolah maupun infrastruktur serta sumber daya manusia yang ada
didalamnya.

F. Tahap Pengumpulan Data


Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan ada tiga
tahapan yakni:

11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. 6, h. 329
12
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 62-63
46

1. Tahap Persiapan
Adapun persiapan-persiapan yang peneliti siapkan antara lain adalah
membuat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk soal-soal pada lembar wawancara
ke beberapa pihak, antara lain siswa/siswi, guru mata pelajaran, koordinator guru
asuh, dan warga sekitar yang bekerja juga sebagai penjaga kantin. membuat
pernyataan-pernyataan negatif dan positif di lembar angket yang akan disebar
peneliti kepada siswa-siswi SMP IT Nurul Hikmah. Membuat agenda/list kegiatan
peneliti selama berada di sekolah tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti datang pada saat siswa dan siswi SMP IT Nurul Hikmah datang,
melihat dan terjun langsung dalam suasana sekolah sebelum jam belajar dimulai.
Memantau kegiatan-kegiatan siswa-siswi sebelum kegiatan belajar dimulai dan
Melihat suasana ramainya kantin saat di jam istirahat. Melakukan wawancara dari
beberapa orang yang menurut peneliti informasi mereka sangatlah membantu
peneliti dalam melengkapi data dan mengetahui keadaan yang tidak peneliti lihat,
dengar dan tidak peneliti alami selama menjalani penelitian di sekolah tersebut.
Peneliti memotret suasana sekolah, merekam wawancara dari beberapa nara
sumber, dan peneliti menyebar angket kepada siswa-siswi SMP IT tersebut.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah peneliti melaksanakan penelitian di sekolah tersebut maka langkah
berikutnya adalah mengelola data-data dan informasi-informasi yang membantu
peneliti dalam kelengkapan materi skripsi peneliti. Dimulai dari merekap dan
menghitung angket-angket yang disebar peneliti, dari beberapa butir pernyataan
negatif dan positif dan dari pilihan-pilihan tertentu seperti menyatakan selalu,
sering, kadang-kadang, dan tidak pernah disetiap jawaban dari setiap pernyataan
angket tersebut. mengetik hasil wawancara dari guru-guru mata pelajaran PAI dan
PPKN, koordiantor guru asuh, penanggungjawab kegiatan outing, dan penjaga
kantin yang ada di sekolah tersebut.
47

G. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Karakter implementasi kurikulum 2013

No. DIMENSI BUTIR


INDIKATOR
KARAKTER SOAL
1 Jujur a. Kejujuran siswa/siswi pada saat 1
melakukan tes/ujian
b. Kejujuran siswa/siswi ketika 2, 3, 4
membeli sesuatu atau kejujuran
siswa/santri ketika menghadapi
temannya/orang lain
c. Kejujuran siswa/siswi ketika hendak
izin tidak masuk sekolah 5
2 Kerjakeras a. Kerja keras siswa/siswi dalam 1
mencatat materi yang diberikan
guru di kelas.
b. Kerja keras siswa/siswi dalam 2,3
mempelajari ulang pelajaran dan
soal ujian
c. Kerja keras siswa/siswi dalam 4
membantuorang tua di rumah.
d. Kerja kersa siswa/siswi dalam
5

mendapatkan ranking kelas.


3 Disiplin a. Kedisiplinan siswa/siswi terhadap 1
peraturan sekolah.
b. Kedisiplinan siswa/siswi dalam 2
menjaga kebersihan kelas.
48

c. Kedisiplinan siswa/siswi dalam 3


melakasanakan kegiatan rutin shalat
dhuha.
d. Kedisiplinan siswa/siswi pada saat 4,5
belajar
4 Kerjasama a. Kerjasama siswa/siswi dalam hal 1,
pembelajaran atau memahami
materi pelajaran
b. Kerjasama dalam menjaga 2,3
kebersihan
4,5
c. Kerjasama siswa/siswi dalam hal
kebersihan dan ketertiban sekolah
dan kelas
5 Tanggung a. Tanggung jawab siswa dalam 1,2
jawab menyimak materi dari guru.
b. Tanggung jawab kepada semua 3,5
orang jika melakukan kesalahan.
c. Tanggung jawab siswa/siswi setelah
4
meminjam sesuatu.
6 Percaya diri a. Kepercayaan diri siswa/siswi dalam 1,2
melakukan printah guru.
b. Kepercayaan diri siswa/siswi 3
menyikapi kemajuan zaman.
c. Kepercayaan diri siswa/siswi dalam 4
menunjukkan bakat.
d. Kepercayaan diri siswa/siswi saat 5
terpuruk dalam nilai.

H. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis
data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,
49

berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat
pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Artinya, data dari awal sudah
mulai dianalisis, karena data tersebut terus bertambah dan berkembang, dan jika
data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat segera
dilengkapi.
Zainal Arifin mengutip dari Bogdan dan Biklen, dalam bukunya
menjelaskan bahwa “Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis
untuk mencari, menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan
lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan
teknik-teknik pengumpulan data lainnya”.13 Pengumpulan dan analisis data
penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling
tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan
analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi
sebelumnya yang telah digunakan dan diperoleh.
Dalam pengolahan data pada angket, penulis menempuh cara sebagai berikut:
1. Editing/verifikasi
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,
penulis segera meneliti kelengkapan dalam mengisi angket bila ada jawaban
yang tidak dijawab, penulis menhubungi responden yang bersangkutan untuk
disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.
2. Scoring
Setelah melalui tahap Editing, maka selanjutnya penulis memberikan
skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Ketentuan skor pembentukan karakter melalui implementasi
kurikulum 2013
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
Jumlah Skor Jumlah Skor

13
Zainal Arifin, “Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru”, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 171.
50

1 Selalu 4 1
2 Sering 3 2
3 Kadang-kadang 2 3
4 Tidak Pernah 1 4

3. Tabulating
Langkah ketiga adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban
yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel. Kemudian setelah
data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka selanjutnya
melakukan analisa data dengan teknik deskriptif dengan presentase.
4. Analiting
Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal
sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
5. Concloding
Langkah ini adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan
interpretasi data.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, yaitu data kualitatif yang diubah
menjadi data kuantitatif, maka digunakan data analisis deskriptif. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui besarnya presentase jawaban angket dari responden.
Rumus yang digunakan adalah:

P=

P : angka presentasi
F : frekuensi (jumlah jawaban responden)
N : number of cases (jumlah)14

Untuk memberikan interprestasi dan prosentasi hasil angket yang


diperoleh digunakan pedoman intrepestasi sebagai berikut:

14
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Radja Grafindo persada,
2011), cet. 23, h. 43.
51

a. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%


b. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 56-75%
c. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 41-55%
d. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 0-40%

I. Teknik Penulisan
Secara teknik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Data Umum SMPIT Nurul Hikmah
1. Sekilas Latar Belakang SMPIT Nurul Hikmah

Derasnya arus globalisasi, demoralisasi, dan sekulerisasi, menyebabkan


munculnya problematika hidup yang sangat komplek dan saling terkait. Kondisi
ini sangat dan semakin mencemaskan jika kita melihat realita pendidikan yang
secara umum masih diselimuti dengan ketidakjelasan visi, misi dan tujuan, serta
kegagalannya dalam membangun moral anak didik. Padahal dari lembaga
pendidikanlah yang sangat diharapkan oleh masyarakat luas untuk membangun
generasi yang tidak larut dalam pengaruh globalisasi dan demoralisasi.

Disisi lain putra-putri kita harus menghadapi dan hidup ditengah kondisi
yang seperti itu. Dengan demikian kita dihadapkan kepada dua pilihan yang tidak
bisa ditolak :

Pertama : Jika kita rela dengan realita yang ada, dapat dipastikan generasi
saat ini akan hanyut dalam arus globalisasi, demoralisasi, dan sekulerisasi
tersebut.

Kedua : Jika tidak rela, maka kita harus memberikan solusi yang
diharapkan dapat menyelamatkan generasi yang sedang tumbuh berkembang saat
ini.

Dari latar belakang itulah, maka yayasan “Da’wah Ummahatul Muslimat”


mendirikan lembaga pendidikan tingkat menengah pertama / SMP Islam Terpadu
Nurul Hikmah, guna memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, bangsa,
dan agama dalam mencetak kader-kadernya yang sanggup menghadapi kondisi
yang sedang atau akan terjadi

52
53

2. Identitas Sekolah

a. Nama Lembaga Pendidikan

Nama lembaga pendidikan ini adalah “SMP Islam Terpadu


Nurul Hikmah” yang selanjutnya disingkat menjadi SMP IT Nurul
Hikmah. Yang didirikan pada tanggal 25 Juni 2002.

b. Tempat SMP ini beralamat di:

Alamat Sekolah : Jl. Kelapa Hijau No. 33 B

Kelurahan : Utan Kayu Selatan

Kecamatan : Matraman

Kota : Jakarta Timur

NPSN : 20107094

3. Data Personil Sekolah

a. Nama Kepala Sekolah : Rusmani Azmi, Lc. M. Ag


Pendidikan Terakhir Kepala Sekolah : S2
b. Nama Wakil Kepala Sekolah : Nurhayatun,S. Pd
Pendidikan Terakhir : S1
4. Standar Pendidikan Dan Kependidikan
a. Jumlah Tenaga Pendidik : 20 Orang
b. Kualifikasi:
a) S.3: Guru (L)Tidak ada dan Guru (P) Tidak ada.
b) S.2: Guru (L) Ada dua orang (2 orang) dan Guru (P) Tidak
ada.
c) S.1: Guru (L) Ada tiga orang (3 Orang) dan Guru (P) Ada lima
belas orang (15 Orang)
d) D.3: Guru (L) Tidak ada dan Guru (P) Tidak Ada
e) D.2: Guru (L) Tidak ada dan Guru (P) Tidak Ada
Jumlah: Guru (L) berjumlah lima orang
54

Guru (P) berjumlah lima belas orang

5. Jumlah Guru
Guru yang mengajar yang memiliki latar belakang pendidikan
sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu!
Tabel 4.1
Jumlah guru yang mengajar yang memiliki latar belakang
pendidikan
Jumlah guru dengan
Jumlah guru dengan latar
latar belakang
belakang pendidikan TIDAK
Guru pendidikan sesuai
sesuai dengan mata pelajaran Juml
No Mata dengan mata pelajaran
yang diampu ah
Pelajaran yang diampu
D1/
D3 S1 S2/S3 D1/D2 D3 S1 S2/S3
D2
Agama
1 1 1
Islam
Agama
2 - -
Kristen
3 PKn 2 2
Bahasa
4 1 1
Indonesia
Bahasa
5 1 1
Inggris
Mate-
6 2 2
matika
7 IPA 2 2
8 IPS 1 1 2
Seni
9 1 1
Budaya
Olahraga
10 1 1
Kesehatan
55

11 BK 1 1 2
TIK &
12 1 1
Prakarya
Tahsin
13 2 2
Tahfidz
Bahasa
14 1 1
Arab
15 PLKJ 1 1

Jumlah 18 2 20

6. Visi Dan Misi Sekolah


a. Visi: luhur dalam pekerti, unggul dalam prestasi, ramah dalam
pelayanan.
b. Misi:
a) Menumbuhkan dan mengamalkan nilai-nilai Islam serta aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Meningkatkan disiplin segenap warga sekolah sehingga terwujud
sekolah yang kondusif.
c) Melaksanakn proses pembelajaran dan bimbingan yang efektif, efisien
dan menyenangkan.
B. Hasil Penelitian
Peneliti melakukan beberapa kegiatan di tempat penelitian (SMPIT Nurul
Hikmah) untuk mendapat data-data atau informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung pembahasan penelitian. Pada sebelumnya peneliti sudah
melakukan kunjungan, maka dari itu peneliti sudah terarah apa-apa saja yang
harus peneliti lakukan saat penelitian. Adapun hasil penelitian yang dilakukan
antara lain:
1. Hasil Observasi
Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah meminta izin dengan salah
satu guru agar peneliti dapat mengikuti pembelajaran tersebut. Hal ini peneliti
56

lakukan kegiatan observasi terhadap guru tersebut! Adapun lembar observasi


peneliti cantumkan di lampiran(Terlampir). Beberapa instrumen yang observer
cantumkan adalah sebagai berikut:
a. Kedisiplinan guru dan siswa dalam kehadiran tepat pada waktunya!
Hal ini adalah hal yang penting untuk guru dan siswa agar selalu
berkomitmen untuk masuk kelas tepat pada waktunya. Jika guru datang terlambat
maka berkuranglah juga materi atau kegiatan-kegiatan kependidikan yang telah
direncanakan guru dalam RPP . begitu juga bila siswa datang terlambat, maka
siswa akan rugi karena tertinggal dengan teman-temanya yang datang tepat pada
waktunya. Kelas yang saya observasikan adalah kelas bapak Ahmad Fauzi, yang
dimana jam pelajaran pak Fauzi atau pelajaran PAI bertepatan pada jam siang,
maka dari itu baik pak Fauzi maupun siswa-siswa kelas yang observer pilih
datang atau hadir tepat pada waktunya.
b. Guru mengkondusifkan/mengkondisikan kelas sebelum memulai pelajaran!
Poin yang kedua ini adalah langkah awal bagi sorang guru untuk beberpa
waktu kedepannya saat guru mengajar di kelas. Pengelolaan atau pengondisian
kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan
kreatifitasnya untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan
memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan
guru tidak lain adalah untuk meningkatkan motivasi siswa baik secara
berkelompok maupun secara individual.
Pada saat di kelas pak Fauzi melakukan pengondisian kelas, dikarekan jam
ajar pak Fauzi setelah jam istirahat shoalat Zuhur dan makan siang. Maka dari itu
pak Fauzi perlu mengondisikan kelas terlebih dahulu sebelum dimulainya
kegiatan belajar mengajar pelajaran PAI. Pak Fauzi memeriksa siswa-siswa yang
belum memakai sepatu, menyeru siswa untuk merapikan peralatan makan mereka
yang masih ada di atas meja siswa-siswi di kelas tersebut.
57

c. Guru mengucap salam dan berdo’a sebelum memulai pembelajaran!


Setelah pak Fauzi mengondisikan kelas, maka pada waktu itu langkah
selanjutnya dari pak Fauzi adalah mengucap salam dan memimpin do’a sebelum
memulai KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di kelas. Hal ini diikuti semua siswa-
siswi di kelas tersebut (kelas delapan) dengan hikmat dan khusyu’. Usaha tersebut
adalah agar semua kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, untuk lebih
menghayati niat siswa-siswi datang kesekolah Dan semua KBM di-ridhoi oleh
Allah SWT.
d. Guru mencari pengetahuan awal siswa pada pemberian materi baru!
Setelah Pak Fauzi memulai pembelajaran langkah yang pak Fauzi lakukan
adalah menggali atau mecari tahu pengetahuan awal siswa-siswi tentang materi
yang akan beliau sampaikan. Agar materi yang akan bapak Fauzi sampaikan
sudah tergambar di benak siswa-siswi dan menstimulus siswa-siswi untuk lebih
aktif lagi saat pembelajaran tersebut. Dan hasilnya para siswa-siswi antusias
mengikuti pelajaran pak Fauzi dan terbentuknya suasana KBM yang interaktif.
e. Guru menguasai materi yang diajarkan di kelas
Walaupun pak Fauzi belum membuat RPP pada pertemuan itu, pak Fauzi
sangat baik dalam menguasai materi, hal ini dilatarbelakangi kemampuan pak
Fauzi saat memaparkan materi (beliau mengajar juga di SMP Negeri), metode
yang bapak pakai, dan beliau dapat menjawab dengan jelas pertanyaan-
pertanyaan siswa-siswinya yang belum paham dengan materi yang sedang
dibahas pada waktu itu, walaupun terkadang pertanyaan murid terlalu lebar dari
materi sehingga bapak Fauzi meminta waktu untuk menjawabnya.
f. Bervariasinya metode pengajaran guru dalam satu pertemuan!
Kita mengetahui bahwa pengajaran merupakan suatu sistem. Ini berarti
bahwa pengajaran dipandang sebagai suatu kerja sama secara simultan berbagai
unsur atau komponen pengajaran yaitu : bahan pengajaran, metode penyajian,
alat-alat bantu pengajaran, serta penilaian, yang secara teratur diarahkan untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta
didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta
58

didiknya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada


peserta didik mudah diterima. Hal ini juga diperhatikan pak Fauzi saat dia
mengajar saat itu, tak hanya metode ceramah yang beliau gunakan tetapi juga
menggunakan metode diskusi yang berdampak kelas lebih aktif dan memacu
kemampuan siswa-siswi dalam berpendapat dan berbicara di depan teman-
temanya.
g. Guru berinteraksi kepada murid dengan harmonis dan sangat menghormati!
Interaksi menjadi poin penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tak
hanya siswa saja yang mendapatkan manfaat, namun juga para guru juga
memperoleh umpan balik (feedback) apakah materi yang disampaikan dapat
diterima murid dengan baik. Untuk itu, mendengar pengalaman para siswa dapat
diaplikasikan dalam metode pembelajaran sebelum guru masuk ke dalam
penjelasan teori.
Interaksi antara pak Fauzi dan siswa-siswi di kelas sudah terjalin dengan
harmonis, dikarenakan sikap sigap siswa-siswi saat diperintahkan untuk
merapihkan apa-apa saja yang ada di atas meja mereka masing-masing(saat
pengondisian kelas). Interaksi lebih harmonis di saat dilaksanakannya forum
diskusi pada saat itu. Mereka bertutur kata dengan sopan saat bertanya dan
berargumen tentang materi yang sedang didiskusikan.
h. Guru memberi stimulus kepada siswa untuk bertanya!
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan
informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses
pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini
menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah.
Kegiatan tanya jawab antara pak Fauzi kepada murid dan kegiatan tanya
jawab murid kepada pak Fauzi terlihat betul pada saat itu. Antusias siswa-siswi
terhadap materi yang bapak Fauzi ajarkan sangat terlihat karena adanya tanya
jawab siswa-siswi tersebut. Itu membuktikan minat mereka atas materi dan cara
mengajar pak Fauzi sangat baik.
59

i. Tercapainya KD/Indikator pada pertemuan


Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan
atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Pada saat pak Fauzi mengajar beliau
tidak membuat RPP, tapi peneliti dapat melihat tercapai atau tidaknya KD dengan
melihat buku paket. Bahwa pada materi tersebut, siswa dapat menempuhnya.
j. Guru memberi stimulus kepada siswa untuk mengomunikasikan pelajaran
saat di kelas.
Adapun macap komunikasi dalam proses KBM ada tiga bentuk, antara lain
pertama, komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah (guru sebagai
pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi). Kedua, komunikasi sebagai
interaksi atau komunikasi dua arah.(guru dan murid berperan sama yaitu pemberi
dan penerima aksi). Ketiga, komunikasi banyak arah (adanya interaksi antara
guru dengan muri dan adanya interaksi murid yang satu dengan yang lainnya).
Ketiga macam komunikasi di atas tercipta di saat pak Fauzi mengajar.
k. Guru menunjuk siswa untuk memberi kesimpulan materi didepan kelas!
Kegiatan ini baik dalam mengetahui pemahaman siswa akan materi yang
telah diajarkan sebelumnya. Hal ini terdapat pada waktu pak Fauzi mengajar,
beliau meminta beberapa siswa-siswi untuk menarik kesimpulan dari materi yang
beliau telah ajarkan di kelas. Respon dari siswa-siswi awalnya malu-malu dan
saling menunjuk teman-temannya, sikap yang pak Fauzi ambil adalah menunjuk
beberapa siswa maupun siswi dari absen, dan hasilnya siswa-siswi mampu
memberi kesimpulan atas materi tersebut di depan kelas dan dilihat juga didengar
teman-temannya.
l. Guru memberi tugas individu maupun kelompok!
Tugas yang diberikan pak Fauzi kepada murid-muridnya hanya membaca
pembahasan berikutnya, dikarenakan pembahasan di bab tersebut belum habis.
Hal ini dilakukan pak Fauzi untuk siswa-siswi membaca buku mereka saat di
rumah dan dapat menanamkan pengetahuan awal murid pada pertemuan
berikutnya.
m. Guru memberi kesimpulan dan menutup kelas!
60

Setelah siswa-siswi memberikan kesimpulan pada materi tersebut dan


bapak Fauzi telah memberi tugas kepada mereka, Pak Fauzi menyimpulkan
materi dan memberi pengarahan untuk pertemuan selanjutnya. Dan selanjutnya
pak Fauzi menutup kelas dengan mengucap hamdalah bersama siswa-siswi nya.
n. Guru memberi nilai pada lembar penilaian di setiap KD!
Kurikulum 2013 memberlakukan sistem autentik dalam penilaiannya.
Penilaian auentik adalah penilaian pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Sebenarnya penilaian autentik ini sudah tidak
asing lagi pada KBK dan KTSP, hanya saja pelaksanaannya konon belum
maksimal. Setelah pembelajaran usai pak Fauzi baru menilai nilai sikap,
keterampilan, dan pengetahuan siswa-siswinya dengan arif dan bijaksana, tanpa
adanya intervensi dari pihak lain.
o. Guru membuat RPP di setiap pertemuan
Pada saat peneliti mengobservasi, pak Fauzi tidak membuat RPP. Akan tetapi
bapak Fauzi mengajar terarah dengan baik, langkah demi langkah pak Fauzi
lakukan saat beliau mengajar di kelas.
2. Hasil angket
Langkah peneliti selanjutnya adalah menyebar angket, angket hanya
membantu peneliti mendapatkan informasi-informasi persoalan karakter siswa-
siswi kelas delapan yang telah memakai kurikulum 2013. Pengolahan data
memakai rumus prosentase, Adapun angket dan perhitungan hasil angket peneliti
di cantumkan di lembar lampiran.1 Dan berikut hasil perhitungan angket peneliti
tentang karakter peserta didik kelas delapan di SMPIT Nurul Hikmah Matraman,
Jakarta Timur :
Tabel 4.2
Hasil Angket
Indikator Pernyataan Rata-rata Kategori
Karakter jujur 1. Kejujuran siswa-siswi saat 90% Baik
melaksanakaan ulangan/ujian
tanpa bantuan orang lain.

1
Lampiran 4, perhitungan angket karakter peserta didik.
61

2. Mengenai perkataan siswa


pada saat transaksi membeli
barang.
3. Mengenai pernyataan siswa
pada saat meminjam barang
4. Mengenai tindakan kejujuran
siswa dalam memberi bantuan
kepada orang lain.
5. Mengenai alasan siswa pada
saat meminta izin tidak masuk
sekolah.
Karakter 6. Kerjakeras mengenai mencatat 88% Baik
kerjakeras materi yang guru sampaikan.
7. Kerjakeras mengenai kegiatan
mengulang materi guru di
rumah.
8. Mengenai tindakan siswa
mengecek jawaban ujian di
rumah.
9. Perbuatan menolong orang tua
di rumah setelah pulang
sekolah.
10. Usaha mereka mendapat
ranking.
Karakter 11. Tindakan siswa untuk mentaati 90% Baik
Disiplin tata tertib sekolah.
12. Upaya siswa menjaga
kebersihan kelas.
13. Kedisiplinan siswa mengikuti
kegiatan shalat dhuha di
62

sekolah.
14. Kedisiplinan siswa saat
mengumpulkan tugas.
15. Kedisiplinan siswa membawa
buku beserta alat tulis.
Karakter 16. Bekerjasama membahas materi 80% Baik
kerjasama yang telah disampaikan guru.
17. Bekerjasama dalam menjaga
kebersihan kelas.
18. Kebiasaan siswa menjaga
kebersihan kamar dan rumah.
19. Bekerjasama/menyontek saat
ujian.
20. Mengerjakan sesuatu yang sis-
sia saat jam istirahat.
Karakter 21. Sikap siswa dalam menyikapi 86% baik
tanggungjawab perintah guru.
22. Menyikapi perintah guru saat
diarahkan.
23. Permintaan maaf disaat
melakukan kesalahan.
24. Sikap siswa setelah meminjam
sesuatu dari temannya.
25. Sikap siswa saat mendapat
hukuman saat telat masuk
sekolah.
Karakter 26. Sikap tanpa ragu-ragu. 64% Cukup
percaya diri 27. Sikap siswa menunjukkan baik
kemampuan.
28. Sikap siswa mencoba hal-hal
63

yang baru dan positif.


29. Sifat siswa yang berani
menunjukkan talenta diri.
30. Sikap siswa saat menghadapi
kegagalan

Setelah kita melihat data dari tabel di atas dapat kita ketahui:
a. Karakter jujur:
Tabel 4.3
Angket karakter kejujuran

Butir Per- Per- Rata-


Indikator Pernyataan SL SR KD TP Jumlah nyataan nyataan Rata
Positif Negatif
1 13 4 3 0 20 87%
Karakter 2 0 1 3 16 20 94%
Kejujuran 3 0 2 5 13 20 95% 90%
4 8 7 5 0 20 79%
5 16 3 1 0 20 94%

Siswa-siswi selalu mengerjakan soal ujian/ulangan tanpa bantuan orang


lain, siswa-siswi sudah percaya akan kemampuan mereka sendiri dan maka dari
itu mereka lebih memilih mengerjakan soal sendirian dari pada meminta bantuan
kepada teman-teman di sebelahnya
siswa-siswi tidak pernah berkata tidak jujur pada waktu bertransaksi di
kantin. Karena menurut mereka, mereka sudah diberitahu atau sudah tau dampak
dari memakan makanan yang tidak halal. Dan menurut mereka walaupun tidak
ketahuan tetapi Allah maha melihat dan mengetahui.
Soal siswa-siswi izin terlebih dahulu saat ingin meminjam sesuatu dari
temannya cukup baik hasilnya yakni mayoritas dari mereka meminta izin terlebih
64

dahulu, walaupun sesekali mereka lupa untuk meminta izin dengan alasan
terburu-buru dan teman dekat.
siswa-siswi selalu berkata jujur dan membantu temannya yang sedang
kesusahan. Dan Siswa-siswi selalu berkata jujur saat meminta izin pada waktu
mereka tidak masuk sekolah. Dengan ini kejujuran siswa-siswi SMPIT Nurul
Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 90% yang berartian masuk dalam
kategori baik.
b. Karakter kerjakeras
Tabel 4.4
Karakter kerjakeras

Butir Per- Per- Rata-


Indikator Per- SL SR KD TP Jumlah nyataan nyataan Rata
nyataan Positif Negatif
6 17 2 1 0 20 95%
Karakter 7 1 1 3 15 20 90%
Kerjakeras 8 1 1 10 8 20 81% 88%
9 0 2 10 8 20 82%
10 15 4 1 0 20 92%

Menurut data tabel di atas menjelaskan bahwa kerjakeras sisswa dan siswi
sudah baik, yang diantaranya Siswa-siswi menulis materi yang guru jelaskan di
depan kelas, walaupun sesekali mereka tidak menulis materi yang ada di papan
tulis dengan alasan sudah jam siang, mereka mengantuk dan merasa jenuh.
Siswa-siswi sudah baik dalam membaca atau mempelajari ulang materi
atau pelajaran di rumah .Siswa-siswi tidak pernah tidak mengecek kembali
jawaban mereka di rumah atau bersama teman di luar sekolah seusai waktu ujian,
Siswa-siswi tidak pernah tidak membantu orang tua mereka. Siswa-siswi selalu
belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan ranking kelas. Dengan ini kerjakeras
siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 88% yang
berartian masuk dalam kategori baik.
65

c. Karakter disiplin
Tabel 4.5
Karakter Disiplin

Butir Per- Per- Rata-


Indikator Per- SL SR KD TP Jumlah nyataan nyataan Rata
nyataan Positif Negatif
11 0 4 4 12 20 85%
Karakter 12 0 2 11 7 20 81%
Disiplin 13 0 0 4 16 20 95% 90%
14 0 1 2 17 20 95%
15 0 0 4 16 20 95%

Kedisiplinan siswa-siswi kelas delapan sudah baik, hal ini dilatar


belakangi Siswa-siswi tidak pernah tidak mentaati tata tertib sekolah, Siswa-siswi
tidak pernah tidak menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah pada
tempatnya. Siswa-siswi tidak pernah tidak mendirikan shalat dhuha yang sudah
menjadi tata tertib sekolah.
Siswa-siswi tidak pernah tidak mengumpulkan tugas pada waktunya.
Pengumpulan tugas siswa-siswi tepat pada waktunya sudah baik, walaupun
sesekali mereka meninggalkan tugas mereka di rumah sehingga tidak tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Siswa-siswi sudah berusaha agar tidak pernah tidak
membawa buku dan alat tulis saat masuk sekolah. Dengan ini kedisiplinan siswa-
siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 90% yang berartian
masuk dalam kategori baik.
d. Karakter kerjasama
Tabel 4.6
Karakter Kerjasama

Butir Per- Per- Rata-


Indikator Per- SL SR KD TP Jumlah nyataan nyataan Rata
nyataan Positif Negatif
16 8 2 10 0 20 72%
66

Karakter 17 11 2 7 0 20 80%
Kerjasama 18 8 7 5 0 20 79% 81%
19 13 7 0 0 20 91%
20 8 9 3 0 20 81%

Kerjasama siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswa-
siswi selalu mengupayakan untuk bekerjasama dengan teman untuk
memperdalam suatu materi yang telah guru sampaikan di kelas, Siswa-siswi
selalu menjaga kebersihan kelas, Siswa-siswi selalu menjaga kebersihan rumah
mereka.
Siswa-siswi selalu bekerjasama untuk jujur dalam menjawab setiap soal
ujian atau ulangan. Siswa-siswi selalu mengerjakan hal-hal yang bermanfaat pada
waktu jam istirahat berjalan. Dengan ini kerjasama siswa-siswi SMPIT Nurul
Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 80% yang berartian masuk dalam
kategori baik.
e. Karakter tanggungjawab
Tabel 4.7
Karakter Tanggungjawab

Butir Per- Per- Rata-


Indikator Per- SL SR KD TP Jumlah nyataan nyataan Rata
nyataan Positif Negatif
Karakter 21 6 10 4 0 20 77%
Tanggung- 22 11 8 1 0 20 87%
jawab 23 0 2 4 14 20 90% 86%
24 0 1 9 10 20 86%
25 0 1 6 13 20 81% 90%

Kerjasama siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswa-
siswi selalu mendengarkan dan mencatat dengan baik penjelasan guru di dalam
67

kelas, Siswa-siswi selalu melaksanakan apa-apa yang diperintahkan guru saat


mereka mendapat sebuah perintah dari guru mereka.

Siswa-siswi tidak pernah tidak meminta maaf kepada temannya saat


mereka berbuat sesuatu yang keliru kepada temannya, Siswa-siswi tidak pernah
tidak mengembalikan apa-apa yang mereka telah pinjam dari temannya dan
Siswa-siswi tidak pernah tidak menerima hukuman yang mendidik dari guru atau
penjaga pintu sekolah saat mereka telat datang ke sekolah. Dengan ini
tanggungjawab siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-
rata 86% yang berartian masuk dalam kategori baik.
f. Karakter percaya diri
Tabel 4.8
Karakter Percaya Diri

Butir Per- Per- Rata-


Indikator Per- SL SR KD TP Jumlah nyataan nyataan Rata
nyataan Positif Negatif
26 9 6 5 0 20 80%
Karakter 27 0 8 1 11 20 79%
Percaya 28 0 6 7 7 20 76% 64%
Diri 29 13 2 5 0 20 85%
30 8 2 6 0 20 77%

Kepercayaan diri siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan
Siswa-siswi selalu mengerjakan hal yang baik tanpa ragu-ragu, Siswa-siswi
berani untuk menunjukkan kemampuan mereka, walaupun terkadang masih
malu-malu.

Siswa-siswi tidak pernah tidak berani mencoba hal-hal yang baru dan
positif, Siswa-siswi tidak menutup-nutupi talenta mereka dalam suatu ajang bakat.
Walaupun mereka malu saat memulai mengungkapkan talenta mereka. Siswa-
siswi selalu tidak akan berputus asa dan bersemangat belajar lebih giat lagi di saat
68

mereka turun peringkat. Dengan ini kepercayaan diri siswa-siswi SMPIT Nurul
Hikmah sudah cukup baik dengan nilai rata-rata 64% yang berartian masuk dalam
kategori cukup baik.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa karakter peserta didik di SMP IT Nurul
Hikmah berkarakter baik!

3. Dokumentasi

Langkah peneliti pada teknik pengumpulan data dokumentasi, yakni:

a. Meminta profil sekolah, data atau jumlah guru di SMPIT tersebut.


b. Rekaman pada saat peneliti mewawancarai guru-guru di sekolah.
c. Foto-foto kegiatan belajar mengajar dan pada kegiatan wawancara.
d. Form penilaian sikap siswa yang dinilai oleh siswa itu sendiri, oleh temannya,
guru dan orangtuanya.
e. RPP guru.
C. Pembahasan
Kurikulum pendidikan di Indonesia bisa dibilang berubah-ubah dari tahun
ke tahun. Karakteristik 2013 mengalami banyak perubahan, mulai tingkat SD
sampai tingkat SMA, perubahannya antara lain adalah mengenai proses
pembelajaran, jumlah mata pelajaran, dan jumlah jam pelajarandi setiap kelasnya.
Mata pelajaran SMP kurikulum 2013 sebagai berikut:
1. Pendidikan agama dan budi pekerti
2. PPKN
3. Bahasa indonesia
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. Bahasa inggris
8. Seni budaya (muatan lokal)
9. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (muatan lokal)
10. Prakarya
69

Alokasi waktu per-jam pelajaran SMP: 40 Menit.


Banyak jam pelajaran per-minggu 38 jam.
Sedangkan di SMP IT Nurul Hikmah ada beberapa pelajaran tambahan, yaitu:
1. Tahsin dan Tahfiz
2. Bahasa Arab
3. BK

1. Adapun usaha-usaha pemerintah dalam mengimplementasikan kurikulum


2013 adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah menyiapkan buku pegangan untuk guru dan murid, yang tentu
saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
b. Pelatihan guru, Karena implementasi kurikulum dilakukan secara
bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Menurut
ibu Atun (bagian kurikulum) bahwasanya “guru-guru dari setiap mata
pelajaran di kelas delapan dan tujuh sudah mengikuti pelatihan-pelatihan
yang pemerintah adakan”.
c. Tata kelola. Kementrian sudah pula memikirkan terhadap tata kelola di
tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun
akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport.

Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan,


aspek keterampilan, dan yang terakhir adalah aspek sikap dan perilaku. Adapun
pengertian dari ketiga aspek tersebut adalah:
1. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi
pembelajaran untuk menambah wawasan siswa di suatu bidang. Kurikulum 2013
memang diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang sebelumnya telah
dicanangkan pemerintah sebelum terbentuknya kurikulum 2013 ini
2. Keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam membuat, melaksanakn, dan mengerjakan suatu soal atau proyek, sehingga
70

siswa dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk kepada aspek
keterampilan. Aspek keterampilan dapat berupa keterampilan pengerjaan soal,
keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan proyek, keterampilan membuat teks,
dan keterampilan dalam menjawab soal lisan.
3. Sikap dan perilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan
menilai sikap dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek
penilaian ini dinilai oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah
lembaran nilai, penilaian ini juga dinilai orang tua murid itu sendiri dan dinilai
oleh diri-nya sendiri.
Adapun implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter siswa-
siswi kelas delapan SMPIT Nurul Hikmah tidak luput dari proses-proses
pembelajaran sekolah. Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri atas
pembelajaran intra-kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Intra-Kurikuler
Adapun pembelajaran intra-kurikuler didasarkan pada prinsip berikut:
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan
di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema, sedangkan di SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai kompetensi dasar dan kompetensi inti pada tingkat yang
memuaskan.
2. Ekstra-Kurikuler
Selain pembelajaran intra-kurikuler ada pula pembelajaran ekstra-
kurikuler. Yang dimaksud pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang
dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggunya. Kegiatan ekstra-kurikuler
71

terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler
wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler berfungsi untuk:
a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran di kelas.
b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan,
hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai keterampilan hidup.

Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:


a. Sekolah.
b. Masyarakat.
c. Alam.

Pendidikan karakter/sikap adalah poin penting dalam ruang lingkup


kurikulum 2013, maka dari itu ada beberapa langkah/usaha sekolah beserta jajaran
petugas kependidikan dalam membentuk/mendidik karakter siswa antara lain,
yaitu:
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berperan dalam pembentukan/pendidikan karakter
siswa. Adapun lingkungan yang mempengaruhi sikap siswa antara lain adalah
lingkungan rumah, lingkungan bermain murid, dan lingkungan sekolah. Disini
perlu adanya kerjasama antara pihak sekolah dan pihak keluarga/orang tua siswa-
siswi, untuk selalu memperhatikan tumbuh kembang anak agar terjauh dari hal-
hal yang tidak baik dan merusak masa depan siswa itu sendiri.
Seperti yang dilakukan ibu woro (wali kelas di kelas tujuh), yang
mengambil keputusan untuk menskorsing salah satu siswa kelas tujuh yang
membawa rokok pada waktu kegiatan perkemahan di daerah Cibubur. Hal itu
diakui ibu woro adalah suatu keputusan yang sudah beliau pikir dengan matang
dan penuh pertimbangan, agar perbuatan itu tidak diikuti/ditiru dengan teman-
teman lainnya. Murid yang diskorsing tidak semerta-merta libursaja, akan tetatpi
72

ibu woro memberi tugas yang telah ibu woro minta dari setiap guru mata
pelajaran agar siswa ada kesibukan pada waktu skorsing itu berjalan. Adapun
usaha-usaha guru di SMP ini adalah menjalin hubungan yang baik dengan murid,
agar terjadinya interaksi yang sangat komunikatif dan berdampak baik untuk
keduanya.
b. Kegiatan/usaha sekolah dalam menunjang implementasi kurikulum 2013,
antara lain:
Adapun faktor-faktor pendidikan sekolah antara lain:
1. Implementasi kurikulum 2013 guru-guru dalam pendidikan karakter peserta
didik kelas delapan.
Menurut ibu Zahra “Upaya saya mendidik karakter murid saya di kelas
delapan memberi materi dan melakukan tanya jawab, sehingga timbul
kepercayaan diri dan rasa keingin tahuan mereka pada suatu materi yang saya
ajarkan. Melatih siswa untuk berpendapat, membiasakan berdo’a dan memberi
salam”.2 Menurut ibu Woro “cara saya untuk mendidik karakter anak-anak saya di
kelas dengan membuat small group, agar siswa cakap dalam berpendapat pada
suatu hal”.3 Menurut ibu Lidya “ setiap guru sebelum kurikulum 2013 sudah
menerapkan pendidikan karakter, melatih siswa untuk kreatif dalam berbicara dan
berkarya, membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, dan lain-lain”.4
Menurut ibu Nina “ada dua, yaitu adanya pembiasaan akhlak yang baik,
pembahasaan siswa saat berkomunikasi, dan sikap mereka harus baik. Yang
kedua, melatih keahlian mereka dalam berbahasa yaitu dengan cara melatih
berani, terampil, percaya diri, dan tanggung jawab.5 Menurut ibu Endang
“membiasakan mereka berdo’a sebelum dan setelah belajar, berkomunikasi
dengan saya dan teman-temanya dengan baik serta sopan dan santun. Melatih

2
Hasil wawancara bersama ibu Zahra, tanggal 3 Desember 2014, jam 09:46 , di sekolah.
3
Hasil wawancara bersama ibu Woro, tanggal 3 Desember 2014, jam 09:51, di sekolah.
4
Hasil wawancara bersama ibu Lidya, tanggal 3 Desember 2014, jam 10:03 , di sekolah.
5
Hasil wawancara bersama ibu Nina, tanggal 3 Desember 2014, jam 11:20 , di sekolah.
73

keberanian mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan masih banyak
lagi”.6

Dari beberapa paparan di atas diambil kesimpulan bahwa implementasi


kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter dengan adanya pembiasaan-
pembiasaan guru terhadap peserta didik baik pembiasaan memberi salam dan
berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, melatih siswa agar lebih aktif di
kelas, membuat pembelajaran yang komunikatif, terjalinya hubungan yang
harmonis antara guru dan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan diri
peserta didik itu sendiri.

2. Pengadaan shalat Dhuha bersama sebelum masuk kelas


Pengadaan shalat dhuha bersama sebelum masuk kelas untuk belajar
dengan guru masing-masing sesuai mata pelajaran. Itu semua bertujuan untuk
meningkatkan nilai religius siswa-siswi dari bentuk ubudiyahnya. Adapun
kegiatan setelah shalat dhuha bersama guru dan murid berdoa bersama dengan
hikmat. Dengan kata lain melakukan do’a sebelum belajar adalah tujaun diadakan
kegiatan tersebut dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan ubudiyah yang
sunnah tapi bernilai tinggi makna dan tujuan ibadah tersebut.
3. Adanya kegiatan “outing”.
Menurut ibu Indah sebagai koordinator dan penanggung jawab kegiatan
tersebut, kegiatan “outing” adalah membangkitkan rasa keingin tahuan anak atas
hal-hal yang tidak ada di sekolah tetapi ada di pembahasan di mata pelajaran.
Salah satunya kegiatan “outing” yang berada di gedung ASEAN, yang
sebelumnya murid diberi pengetahuan dasar tentang ruang lingkup ASEAN
tersebut, hal ini bertujuan untuk memberi pengetahuan dasar yang hasilnya murid
tidak pasif saat berada di sana. Adapun kegiatan “outing” di Bank Indonesia dan
museum fatahila, museum Al-Qur’an di TMII.
Semua itu bertujuan agar siswa-siswi SMP IT Nurul Hikmah
berkembang lagi wawasannya, menumbuhkan rasa keingin tahuan murid, dan

6
Hasil wawancara bersama ibu Endang, tanggal 3 Desember 2014, jam 11:25 , di
sekolah.
74

menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Dengan kata lain memberi


pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan menjadi stimulus agar siswa
bersemangat lagi belajar.

4. Adanya observasi penilaian sikap (religius dan sosial)


Adanya observasi penilaian sikap(religius dan sosial) yang
diobservasi/dinilai diri siswa itu sendiri, teman sekelas, guru di setiap mata
pelajaran/di setiap KD, dan orang tua. Hasil rekapitulasi penilaian itu di
masukan/dicantumkan di dalam rapor siswa. Adapun penilaian sikap yang dinilai
oleh guru setiap mata pelajaran, murid itu sendiri dan temannya mencakup
beberapa aspek yaitu:
a. Religius
Aspek-aspek yang dinilai dari sikap religius adalah:
a) Semakin yakin dengan keberadaan Allah setelah mempelajari ilmu
pengetahuan.
b) Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan suatu kegiatan.
c) Mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Allah.
d) Member salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan
umum.
e) Mengungkapkan keagungan Allah apabila melihat kebesarannya.
b. Sosial
a) Jujur (tidak menyontek, tidak plagiat, berani mengakui kesalahan).
b) Disiplin (masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan
lain-lain).
c) Tanggung jawab (melakukan tugas dengan baik, berani meminta maaf
kalau melakukan kesalahan, dan lain-lain).
d) Toleransi (menghormati teman yang berbeda ras, berbeda agama,
menerima kekurangan orang lain).
e) Gotong royong (rela berbagi, aktif, bekerja sama).
f) Santun (menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata hina, kotor, dan
lain-lain).
75

g) Percaya diri (melakukan sesuatu tan pa ragu-ragu, mengambil keputusan


denagn cepat, dan lain-lain).
Penilaian yang dilakukan orang tua cukup berbeda dengan yang lainnya,
yaitu:
a. Aspek religius
Adapun hal-hal yang diperhatikan antara lain:
a) Shalat lima waktu
b) Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan.
c) Mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Allah.
d) Memberi salam, meminta izin dan mencium tangan sebelum dan sesudah
pulang sekolah.
e) Mengungkapkan keagungan Allah apabila melihat kebesarannya.
b. Aspek sosial
Hal-hal yang diperhatikan antara lain:
a) Jujur
b) Disiplin (pulang tepat waktu, menyiapkan perlengkapan sekolah,
meluangkan waktu untuk belajar).
c) Tanggungjawab (melakukan tugas-tugas sekolah dan rumah dengan baik,
berani menerima resiko, dan lain-lain).
d) Toleransi (menghargai anggota keluarga yang berbeda pendapat pendapat,
memaafkan kesalahan orang lain).
e) Gotong royong (rela berbagi, aktif, bekerja sama).
f) Santun (menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata hina, kotor, dan
lain-lain).
g) Percaya diri (melakukan sesuatu tan pa ragu-ragu, mengambil keputusan
denagn cepat, dan lain-lain).
Itu semua dinilai oleh orang tua di setiap harinya lalu direkap di lembar
rekapitulasi bulanan-nya. Dinilai setiap harinya, direkap ke penilaian bulanan, lalu
dimasukan/dikumpulkan ke wali kelas untuk data di pengisian rapor nantinya.
5. Adanya program guru asuh
76

Adanya program guru asuh untuk siswa-siswi di SMP IT Nurul Hikmah


yang dibagi-bagi ke beberapa kelompok. Menurut bapak Fahrul sebagai
penanggung jawab atau koordinator guru asuh, guru asuh adalah program
unggulan sekolah. Yang fungsinya sebagai pembinaan pada siswa baik secara
keagamaan, emosional, pembentukan karakter, dan konselor untuk siswa.7
Adapun kegiatan dan amanat dari guru asuh adalah pembiasaan ibadah
harian siswa, seperti membaca Al-Qur’an satu hari minimal satu lembar,
kebiasaan sehari-hari yang baik dalam bentuk perbuatan dan sikap berkomunikasi
yang baik; dan amanat yang terakhir adalah menjaga akhlak/membina akhlak
siswa, agar menjadi siswa-siswi yang berkarakter baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
Adapun mekanisme pengadaan guru asuh antara lain diadakannya di luar
sekolah. Guru asuh mengadakan kunjungan ke rumah anak asuhnya, agar
menjalin silaturahim antara guru asuh dan orang tua siswa/anak asuh. Dan melihat
kebiasaan anak sasuh di rumah mereka adalah salah satu poin penting dari
kegiatan “home visit” itu sendiri. Adapun kegiatan-kegiatan pembinaan tersebut
bisa di mana saja, ada guru yang diminta kelompok anak asuhnya untuk
mengadakan bimbingan di MONAS, taman siropati, kafe, dan lain-lain. Walaupun
tempat ditentukan bersama, akan tetapi tetap ada kegiatan-kegiatan inti yang harus
dijaga betul yaitu pembukaan yang dibuka oleh guru asuh, membaca Al-Qur’an,
pemberian pendidikan yang bernara sumberkan guru asuh tersebut dan orang tua
mereka. Masalah pendanaan itu semua ditanggung sekolah, guru asuh, dan
patungan antara anak asuh dan guru asuh.
Adapun tujuan diadakannya guru asuh yaitu membentuk karakter dan
memberi pendidikan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk mereka sekarang dan
kedepannya. Menjadi wadah untuk siswa bercerita atau menanyakan hal-hal yang
sulit di suatu mata pelajaran yang mereka sedang pelajari dikelas. Adapun
tanggapan guru dengan diadakannya guru asuh, tanggapan mereka selalu positif
dan berwarna di setiap pertemuan mereka. Karena guru optimis dengan hasil guru

7
Hasil wawancara bersama ibu Fahrul, tanggal 30 Oktober 2014, jam 12:00 , di sekolah.
77

asuh ini dalam dampak perubahan karakter mereka menjadi baik dan lebih baik
lagi.
Berikut ini merupakan nilai-nilai karakter yang terbentuk dalam
implementasi kurikulum 2013, antara lain:
1. Jujur
Karakter jujur terbentuk dengan terkontrolnya siswa/siswi melalui tes
yang dilakukan ketika siswa/siswi menyelesaikan setiap ujian ataupun ulangan
mereka.
2. Kerja keras
Kerja keras tumbuh dengan sendirinya, karena kurikulum 2013
memperhatikan sekali pengetahuan dan keterampilan siswa/siswi. Dan adanya
ranking kelas/peringkat kelas, maka siswa/siswi sejatinya harus bekerja keras
mempelajari dan memahami materi-materi di setiap mata pelajaran yang kurang
lebih menginginkan peringkat kelas yang tinggi atau menjadi juara kelas.
3. Disiplin
Disiplin turut tumbuh dengan sendirinya melalui tegasnya peraturan
dalam pembelajaran dan dalam ruang lingkup sekolah. Karena bagi murid yang
tidak disiplin, murid tersebut akan mendapatkan hukuman.
Dengan masuk kelas tepat pada waktunya, berseragam sesuai tata tertib,
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru di kelas, dan membawa
perlengkapan sekolah(buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran)
4. Kerjasama
Pada proses pembelajaran ini siswa/siswi sering diperintahkan untuk
saling bekerjasama dalam melaksanakan tugas. Tugas kelompok membuat murid
lebih berani lagi untuk berpendapat, tugas kelompok melatih kepercayaan diri
murid untuk melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu, berani mengambil
kesimpulan dan tugas kelompok melatih murid untuk bertoleransi, yaitu menerima
pendapat orang/teman yang berbeda. Kerjasama pun bisa dilihat dari hasil jadwal
piket yang telah dibuat tiap kelasnya. Mereka bekerjasama menjaga kebersihan
kelas dan lingkungan sekolah.
5. Percaya Diri
78

Rasa percaya diri adalah suatu poin penting untuk tumbuh kembangnya
seorang anak, yang dimana seorang guru dituntut untuk menjadikan siswanya
menjadi sosok/seseorang yang percaya akan kemampuan diri dia sendiri). Murid
diarahkan/dibimbing agar siswa dapat melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu,
berani mengambil keputusan secara cepat, tepat dan bisa dipertanggungjawabkan,
tidak mudah putus asa, berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki di depan
orang banyak, dan berani mencoba hal-hal yang baru yang positif.
6. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap yang paling utama seseorang harapkan
yang ada pada seseorang disekelilingnya. Pesan moral yang disampaikan dan
dicontohkan guru adalah cara utama agar berkarakter tanggung jawa, seperti guru
selalu datang tepat waktu. Memberi arahan yang baik dan logis adalah faktor
pendukung rasa tanggung jawab siswa. Siswa bertanggung jawab akan semua
arahan guru dan staf kependidikan di sekolah tersebut. Bila berbuat kesalahan,
murid pun dilatih untuk berani mengungkapkan dan mengakui kalau perbuatannya
itu salah dan disertai berani meminta maaf.
Berbagai karakter siswa/siswi tampak terlihat. Menurut pendapat ibu Hj.
Yayah masturiah(guru PPKN) “karakter siswa/siswi SMP IT Nurul Hikmah
sangat luar biasa berfariasi, ada yang patuh, ada yang bandel, ada yang manja,
egois, dan lainnya terhadap aturan yang disusun bersama dengan pihak orang
tua”.8 Di lain sisi, ada pendapat yang hampir mirip yaitu pendapat bapak Ahmad
Fauzi(guru PAI), yaitu “karakter peserta didik di sekolah ini sangat unik,
berfariasi, dan membuat kita ingin berbuat lebih lagi dalam membentuk karakter
mereka”.9 Maka dari itu, bapak Fauzi selalu mengadakan pengondisian kurang
lebih lima menit sebelum lanjut ke pembahasan materi dikelas. Di sekolah ini
mayoritas murid sangat kritis, rasa keingin tahuan mereka sangat tinggi, hal itu
dirasakan bapak fauzi saat beliau mengajar dikelas.

8
Hasil wawancara bersama ibu Yayah, tanggal 18 November 2014, jam 11:00 , di
sekolah.
9
Hasil wawancara bersama bapak Fauzi, tanggal 6 November 2014, jam 15:00 , di
sekolah
79

Adapun karakter/sifat murid-murid SMP IT Nurul Hikmah menurut ibu


Siti Asmaroh yaitu “mereka masih mencari jati diri, dan lagi masa-masanya
PUBER. “Terkadang mereka membuat saya kualahan, jujur saja saya sendirian
jaga kantin dikarenakan ibu kantin (pemilik kantin tidak datang) membuat saya
kualahan, dan saya merasa ada saja siswa tidak bayar makanan/minuman mereka,
mereka langsung pergi meninggalkan kantin”.10 Tapi menurut penuturan ibu siti
ada juga siswi yang membuat dia terharu, yakni ada seorang siswi yang selalu
membantu ibu siti mengumpulkan atribut-atribut kantin (piring-piring, sendok dan
garpu) ke tempat cucian/memberi ke ibu siti sendiri.
Menurut pak Fauzi, “perilaku murid SMP IT Nurul Hikmah bermacam-
macam, ada yang baik dan ada yang kurang baik, tapi mayoritas murid memiliki
perilaku yang baik, disamping itu murid juga aktif bersosialisasi dengan teman,
adik kelas, kakak kelas dan staf sekolah dengan baik dan sopan”.11
Berbagai karakter bisa terlihat yang diantaranya adalah karakter religius,
jujur, kerjasama, kerja keras, disiplin. Lingkungan yang mendukung, rutinnya
pengerjaan shalat berjamaah, tersistemnya pembelajaran, keteladanan para guru,
para pengurus, murid senior, dan bimbingan kepala sekolah membuat
terbentuknya karakter siswa yang baik.

10
Hasil wawancara bersama ibu asmaroh, tanggal 19 November 2014, jam 12:00 , di
sekolah
11
Hasil wawancara bersama bapak Fauzi, tanggal 6 November 2014, jam 15:00 , di
sekolah
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan maka penulis


menyimpulkan bahwa; implementasi kurikulum 2013 baik dalam
pendidikan/pembentukan karakter siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
penelitian penulis, hasil penelitian menunjukan proses dari implementasi
kurikulum 2013 yang dilakukan secara aktif, komunikatif, serta terjadinya
interaksi secara langsung antara guru/staff pendidikan dengan siswa dapat
menimbulkan karakter siswa menjadi terbentuk, terlebih lagi adanya beberapa
faktor yang dominan untuk pembentukan karakter siswa, seperti faktor
pembelajaran dan lingkungan. Adapun usaha guru-guru untuk mendidik karakter
siswa dalam implementasi kurikulum 2013 adalah poin penting. Di SMPIT Nurul
Hikmah para guru tidak lagi hanya memperhatikan hasil belajar pada aspek nilai
saja akan tetapi sudah memperhatikan perkembangan siswa-siswinya dari
kepribadiannya, tutur katanya, dan karakter mereka. Adanya usaha para guru
untuk membentuk karakter peserta didiknya saat mereka mengajar di dalam kelas
maupun di lingkungan sekolah. Hal itu para guru perhatikan agar terbentuknya
beberapa karakter seperti jujur, kerjakeras, disiplin, dan masih banyak lagi. Dari
data penelitian dengan menggunakan angket pun menunjukan bahwa
implementasi kurikulum 2013 cukup baik dalam pendidikan/pembentukan
karakter.

Meskipun demikian, setiap kelebihan pasti ada kekurangannya,


sebagaimana juga dengan implementasi kurikulum 2013 ini. Implementasi
kurikulum 2013 ini akan sulit berkembang dan terhambat dalam pendidikan
karakter apabila dari faktor penunjangnya tidak mendukung, selain itu guru harus
pintar menyiasati waktu dalam melakukan hal-hal administratif untuk mengisi
penilaian sikap peserta didik di setiap KD-nya, agar tidak mengganggu proses
pembelajaran dan pendidikan karakter peserta didik. Dan peserta didik harus siap

80
81

dari segi mental dan akal, karena implementasi kurikulum 2013 ini memerlukan
kesiapan dan kegigihan peserta didik dalam menjalaninya. Hal itu tidak lepas dari
peran aktif guru-guru dan staff kependidikan agar selalu memotivasi peserta
didiknya dalam menjalani kegiatan-kegiatan/alur-alur dari peng-implementasian
kurikulum 2013 tersebut.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 dalam
pendidikan Karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah Matraman, maka
penulis menyampaikanbeberapa saran kepada semua pihak, antara lain;
1. Untuk lebih memperhatikan kehadiran guru di setiap harinya. Dikarenakan
banyak siswa/siswi yang keluar masuk kelas di saat kelas kosong. Saran
ini bukan hanya untuk staff pengajar di sekolah ini akan tetapi untuk
seluruh staff kependidikan di sekolah ini agar memperhatikan
keberlangsungannya kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Agar
mengoordinasikan jadwal maupun berperan aktif untuk mengisi/masuk
kelas yang tidak ada gurunya. Karena kekosongan kelas itu berdampak
dengan minat belajar peserta didik tersebut.
2. Untuk pengajar dan staff kependidikan, agar lebih tegas dalam
menegakkan peraturan sekolah. Penulis menyarankan agar mendidik
peserta didik dengan lembut tapi tegas. Melakukan hukuman-hukuman
edukatif yang membuat peserta didik yang nakal menjadi kapok/enggan
mengulanginya lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus . Desain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013,


Bandung:PT. Refika Aditama, 2014, hal.24

Al-Maqhribi bin said al-maghribi. Begini Seharusnya Mendidik Anak, Jakarta:


Darul Haq, 2007

Arifin, Zainal .“Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru”, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2011

Arifin, Zainal. konsep dan model pengembangan kurikulum, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta, 2002

Aunillah, Nurla Isna. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah,


Jakarta: Transmedia, 2011

Azzet, Akhmad Muhaimin, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia,


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung, 2005

Hamid, Hamdani dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif


Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial,


Jakarta: Salemba Humanika, 2012

Kesuma, Dharma dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di


Sekolah,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012

Kurniasih, Imas dan berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep &


Penerapan, Surabaya:katapena, 2014

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011

Majid, Abdul, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis,


Bandung: interes media, 2014

Margono,S. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

82
83

Muhammad Amin, Maswardi , Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta:


Baduose Media Jakarta, 2011

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2012

Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, Jakarta: Islamic
Research Publishing, 2010

Nurdin, Syafruddin. guru profesional dan implementasi kurikulum, Jakarta:


Ciputat pers, 2002

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006

Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prastyo. Desain Pembelajaran Berbasis


Pendidikan Karakter, Jogjakarta: AR-Ruzz Media

Samani, Muchlas Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, Jakarta: Indeks, 2012

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Radja Grafindo


persada, 2011

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D, Bandung: CV Alfabeta, 2010

Sunarti dan selly rahmawati, penilaian dalam kurikulum 2013, Yogyakarta:C.V


Andi offset, 2014
Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

Nama guru: Bapak Ahmad Fauzi

Pelajaran: PAI (Pendidikan Agama Islam)

Instrumen:

NO Instrumen Ada Tidak


1 Kedisiplinan guru datang tepat pada waktunya 
2 Guru mengkondusifkan/mengkondisikan kelas sebelum 
memulai pembelajaran!
3 Guru mengucap salam dan berdo’a sebelum memulai 
pembelajaran!
4 Guru mencari pengetahuan awal siswa pada pemberian 
materi baru!
5 Guru menguasai materi yang diajarkan di kelas 
6 Bervariasinya metode pengajaran guru dalam satu 
pertemuan!
7 Guru berinteraksi kepada murid dengan harmonis dan 
sangat menghormati!
8 Guru memberi stimulus kepada siswa untuk bertanya! 
9 Tercapainya KD/Indikator pada pertemuan!
10 Guru memberi stimulus kepada siswa untuk 
mengomunikasikan pelajaran saat di kelas!
11 Guru menunjuk siswa untuk memberi kesimpulan materi 
didepan kelas!
12 Guru memberi tugas individu maupun kelompok! 
13 Guru memberi nilai pada lembar penilaian di setiap KD! 
14 Guru memberi kesimpulan dan menutup kelas! 

84
15 Guru membuat RPP di setiap pertemuan 

Guru MAPEL PAI

Bapak Ahmad Fauzi

85
Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN SKRIPSI


NAMA :
KELAS/JILID :

A. Judul Skripsi : Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan


Karakter Peserta Didik
B. Petunjuk pengisian angket:
1. Bacalah bismillah sebelum anda mengerjakan angket ini.
2. Bacalah pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab.
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar
4. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang anda pilih
5. Akhiri dengan membaca hamdalah
6. Terimakasih atas partisipasi dan kejujurannya.

A. Aspek Karakter Jujur


1. Apabila sedang dilaksanakan ulangan/ujian, saya .......mengerjakannya
sendiri tanpa bantuan orang lain!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Saya ............ tidak mengatakan yang sebenarnya kepada penjual
makanan/barang bahwa anda membelinya dengan jumlah tertentu dan
membayarnya juga dengan seharga barang/makanan yang dibeli?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Apabila saya sedang membutuhkan sesuatu yang saya tidak
memilikinya, dan teman saya memilikinya maka saya............... tidak
meminta izin lebih dulu kepada teman saya, untuk
meminjam/menggunakannya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apabila ada teman yang meminta bantuan kepada saya, misalnya
teman saya mau meminjam uang kapada saya karena uang
saku/jajannya hilang/ketinggalan, maka saya...... mengupayakan untuk
meminjamkannya!, (tentunya pada saat saya dalam keadaan
mempunyai uang lebih.)
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. suatu hari saya meminta izin tidak masuk sekolah atau izin karena
keperluan lain, saya ..........mengupayakan untuk mengatakan yang
sebenarnya tentang alasan saya izin, atau saya tidak berbohong
tentang alasan saya izin kepada guru.
a. Selalu c. Kadang-kadang

86
b. Sering d. Tidak pernah

B. Aspek Karakter Kerja Keras


1. Saat guru menjelaskan materi di kelas atau menulis materi di papan
tulis, saya................mencatatnya di buku catatan!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Setelah saya belajar suatu materi di kelas, saya....... tidak
membaca/mempelajari ulang di rumah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Ketika ujian telah usai dilaksanakan, saya.........tidak mengecek
kembali jawaban saya di rumah atau bersama teman-teman lainnya
di suatu tempat?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Setelah pulang sekolah, saya ............tidak membantu orang tua
saya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Saat pembagian buku rapor, wali kelas selalu mengumumkan siapa-
siapa saja yang mendapat ranking, oleh karena itu saya.........belajar
lebih giat lagi dari sebelumnya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
C. Aspek Karakter Disiplin
1. Selama berada di sekolah, saya.......... tidak mentaati tata tertib
sekolah!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Saya mengupayakan untuk menjaga kebersihan kelas, maka dari itu
saya .........tidak membuang sampah pada tempatnya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Saya .......... tidak mendirikan shalat dhuha yang menjadi peraturan
sekolah!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Saya .......... tidak mengumpulkan tugas pada waktunya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Saya ......... tidak membawa buku dan alat tulis saat masuk sekolah!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah

87
D. Aspek Karakter Kerja Sama
1. Saya ..........mengupayakan untuk bekerja sama dengan teman untuk
memperdalam suatu materi yang telah guru sampaikan di kelas!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Kelas yang bersih membuat aktivitas belajar lebih nyaman, maka
dari itu saya ........... beserta teman-teman selalu menjaga
kebersihan kelas!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Kebiasaan menjaga kebersihan di sekolah, membuat saya ..........
menjaga kebersihan kamar tidur/ rumah saya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Waktu sedang ujian, kami .......... bekerja sama untuk jujur dalam
menjawab soal ujian!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Pada waktu luang di jam istirahat, saya dan teman-teman ........
mengerjakan hal-hal yang bermanfaat!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
E. Aspek Karakter Tanggung Jawab
1. Pada saat guru menjelaskan, saya ......... mendengarkan dan
mencatat dengan baik!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Disaat guru memberi sebuah perintah yang baik untuk diri saya
sendiri, saya ........... melaksanakan apa-apa yang diperintahkan
guru dengan sigap!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Disaat saya melakukan hal yang keliru kepada teman saya, saya ....
tidak meminta maaf kepadanya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Setelah saya meminjam alat tulis teman karena saya lupa
membawanya, saya ...... tidak mengembalikan kepada teman
secepatnya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Disaat saya telat datang kesekolah, saya ......... tidak menerima
hukuman yang mendidik dari guru/penjaga pintu sekolah!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah

88
F. Aspek karakter percaya diri
1. Saat diarahkan guru untuk mengerjakan hal yang baik, saya .....
mengerjakannya tanpa ragu-ragu!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Saat saya disuruh sesuatu dan saya bisa/mampu mengerjakan itu,
saya........ tidak berani untuk menunjukkan kemampuan saya!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Zaman terus berganti, dan muncul hal-hal yang baru. Maka dari itu
saya....... tidak berani mencoba hal-hal yang baru yang positif!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Disaat sekolah mencari murid yang bertalenta dalam suatu bakat,
maka saya ................ tidak menutup-nutupi talenta saya dalam
bakat itu!
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Saat saya turun peringkat, saya.......... tidak akan berputus asa dan
bersemangat belajar lebih giat lagi!
a. Selalu c. Kadang-Kadang
b. Sering d. Tidak pernah

89
Lampiran 3

HASIL ANGKET

BOBOT NILAI
Butir JUMLAH
pernyataan SL SR KD TP RESPONDEN SL SR KD TP JUMLAH PROSENTASE
1 13 4 3 0 20 4 3 2 1 70 87%
2 0 1 3 16 20 1 2 3 4 75 94%
3 0 2 5 13 20 1 2 4 4 76 95%
4 8 7 5 0 20 4 3 2 1 63 79%
5 16 3 1 0 20 4 3 2 1 75 94%
6 17 2 1 0 20 4 3 2 1 76 95%
7 1 1 3 15 20 1 2 3 4 72 90%
8 1 1 10 8 20 1 2 3 4 65 81%
9 0 2 10 8 20 1 2 3 4 66 82%
10 15 4 1 0 20 4 3 2 1 74 92%
11 0 4 4 12 20 1 2 3 4 68 85%
12 0 2 11 7 20 1 2 3 4 65 81%
13 0 0 4 16 20 1 2 3 4 76 95%
14 0 1 2 17 20 1 2 3 4 76 95%
15 0 0 4 16 20 1 2 3 4 76 95%
16 8 2 10 0 20 4 3 2 1 58 72%
17 11 2 7 0 20 4 3 2 1 64 80%
18 8 7 5 0 20 4 3 2 1 63 79%
19 13 7 0 0 20 4 3 2 1 73 91%

89
20 8 9 3 0 20 4 3 2 1 65 81%
21 6 10 4 0 20 4 3 2 1 62 77%
22 11 8 1 0 20 4 3 2 1 70 87%
23 0 2 4 14 20 1 2 3 4 72 90%
24 0 1 9 10 20 1 2 3 4 69 86%
25 0 1 6 13 20 1 2 3 4 72 90%
26 9 6 5 0 20 4 3 2 1 64 80%
27 0 8 1 11 20 1 2 3 4 63 79%
28 0 6 7 7 20 1 2 3 4 61 76%
29 13 2 5 0 20 4 3 2 1 68 85%
30 8 6 6 0 20 4 3 2 1 62 77%

Keterangan:

A. Bobot nilai pernyataan positif:

No Kategori Jawaban Bobot Nilai


1 Selalu SL 4
2 Sering SR 3
3 Kadang-kadang KD 2
5 Tidak pernah TP 1

90
B. Bobot nilai pernyataan negatif:

No Kategori Jawaban Bobot Nilai


1 Selalu SL 1
2 Sering SR 2
3 Kadang-kadang KD 3
5 Tidak pernah TP 4

C. Perhitungan di Kolom jumlah sebagai berikut:


1. Pernyataan positif:
Kolom Jumlah berasal dari hitungan Jumlah SL dikalikan dengan bobot nilai 4 + jumlah SR dikalikan dengan bobot nilai
3 + jumlah KD dikalikan dengan bobot nilai 2 + jumlah TP dikalikan dengan bobot nilai 1.
2. Pernyataan negatif:
Kolom Jumlah berasal dari hitungan Jumlah SL dikalikan dengan bobot nilai 1 + jumlah SR dikalikan dengan bobot nilai
2 + jumlah KD dikalikan dengan bobot nilai 3 + jumlah TP dikalikan dengan bobot nilai 4.

91
Indikator Butir SL SR KD TP Jumlah Pernyataan Positif Pernyataan Rata-rata kategori
Pernyataan Negatif
Karakter jujur 1 13 4 3 0 20 87% 90% Baik
2 0 1 3 16 20 94%
3 0 2 5 13 20 95%
4 8 7 5 0 20 79%
5 16 3 1 0 20 94%
Karakter 6 17 2 1 0 20 95% 88% Baik
kerjakeras 7 1 1 3 15 20 90%
8 1 1 10 8 20 81%
9 0 2 10 8 20 82%
10 15 4 1 0 20 92%
Karakter disiplin 11 0 4 4 12 20 85% 90% Baik
12 0 2 11 7 20 81%
13 0 0 4 16 20 95%
14 0 1 2 17 20 95%
15 0 0 4 16 20 95%
Karakter 16 8 2 10 0 20 72% 81% Baik
kerjasama 17 11 2 7 0 20 80%
18 8 7 5 0 20 79%
19 13 7 0 0 20 91%
20 8 9 3 0 20 81%
Karakter 21 6 10 4 0 20 77% 86% Baik
tanggungjawab 22 11 8 1 0 20 87%
23 0 2 4 14 20 90%
24 0 1 9 10 20 86%
25 0 1 6 13 20 90%

92
Karakter percaya 26 9 6 5 0 20 80% 64% Cukup
diri 27 0 8 1 11 20 79% baik
28 0 6 7 7 20 76%
29 13 2 5 0 20 85%
30 8 6 6 0 20 77%

Keterangan:

1. Cara mendapatkan rata-rata adalah dengan menjumlahkan prosentase butir pernyataan dalam tiap indikatornya dan dibagi
dengan jumlah butir pernyataan!
2. Menentukan kategori lihat pada bab 3 (tiga)

93
Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Hj. Yayah Masturiah (Guru PPKN)
Hari/tanggal : Selasa, 18 November 2014
Waktu : 11:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
a. Pembahasan Tentang Kurikulum 2013
1. Apakah Kurikulum 2013 yang telah berlaku di sekolah ini Lebih Tepat
Dari Kurikulum Sebelumnya?
2. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat RPP Berkarakter di kurikulum
sebelumnya, nah apakah betul kurikulum 2013 lebih baik dalam
pembentukan karakter siswa?
3. Bagaimanakah usaha bapak/ibu mengembangkan KI 1 dan KI 2 di setiap
pembelajaran di dalam kelas?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang rumor di kalangan siswa bahwa
kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja?
5. Sejauh ini, apakah guru lebih terbantu dengan adanya 2013 dalam setiap
kegiatan pembelajaran ?
b. Pendidikan Karakter Peserta Didik
1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang karakter/akhlak siswa-siswi di
SMP ini?
2. Bagaimanakah kondisi peserta didik di dalam kelas saat bapak/ibu
mengajar?
3. Bagaimana usaha bapak/ibu membentuk karakter siswa yang buruk
menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi?

94
4. Dalam kurikulum 2013 terdapat buku babon, pada hakikatnya apa fungsi
dari buku tersebut di dalam KBM?
5. Apa dampak dari buku babon itu sendiri terhadap siswa?
6. Pada RPP Berkarakter guru membentuk karakter siswa di setiap kegiatan
guru maupun siswa itu sendiri, pertanyaanya adalah bagaimana usaha
guru membentuk/mendidik karakter siswa dalam kurikulum 2013 saat
ini?
7. Apakah ada upaya/usaha guru-guru dalam kegiatan pendidikan karakter
di luar kelas? Baik di dalam atau di luar sekolah?
B. Jawaban
1. Dalam pertanyaan pertama (poin kurikulum 2013) beliau menjelaskan
bahwa,kurikulum 2013 lebih tepat dari kurikulum sebelumnya. Akan
tetapi masih membingungkan, karena aturan yang masih simpangsiur dan
selalu berubah-ubah.
2. Kurikulum 2013 sudah lebih baik dalam membentuk karakter siswa,
kurikulum yang lalu pun menurut saya cukup baik, karena guru membuat
RPP Berkarakter di setiap kegiatan guru dan siswa.
3. Dalam penerapan KI 1 di mata pembelajaran PPKN dilihat dari pantauan
ibadah di rumah, perilaku siswa saat berdo’a dan mengerjakan soal.
Sementara KI 2 yaitu sikap sosial peserta didik dilihat saat diskusi,
kerjasama dalam memecahkan masalah dan membuat solusi, toleransi
terhadap pendapat temannya, menghargai dan menyimak pendapat.
4. Pendapat bahwasannya kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru
saja itu saya tidak menyetujuinya/tidak sependapat, karena pendidik
mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada peserta
didik. Diantaranya menkonfirmasi dan memberi penjelasan materi.
5. Kurikulum 2013 sangat membantu guru dalam pengajaran, akan tetapi
terlalu menyita waktu dalam memberikan dan mengelola nilai sikap KI 1
dan KI 2 beserta KI 3 dan KI 4.
6. Dalam pertanyaan kedua (poin pendidikan karakter peserta didik) beliau

95
menjelaskan, bahwa karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah
sangat luar biasa berfariasi. Ada yang patuh, ada yang membangkang, ada
yang manja, egois, dan lain-lain terhadap aturan yang disusun bersama
orang tua.
7. Adapun kondisi peserta didik pada saat belajar PPKN lebih semangat bila
model pembelajaran diskusi dan penayangan materi melalui power point
(menggunakan multimedia)
8. Usaha kami membentuk karakter yang buruk menjadi baik melalui
pendekatan yang intens dan lemah lembut tapi tegas. Karena selalu keras
akibatnya siswa SMP IT Nurul Hikmah menjadi pembangkang dan sulit
diperbaiki. Selain itu diberlakukan hukuman supaya ada efek jera dan
tidak mengulangi lagi. Ada pun usaha kami membentuk karakter yang
baik menjadi lebih baik lagi dengan cara memberikan perhatian secara
lisan pada saat pelaksanaan shalat berjama’ah dan juga memberi
hadiah/pujian kepada mereka.
9. Adapun fungsi buku babon adalah untuk acuan pembelajaran terhadap
siswa, untuk merancang RPP.
10. Dampak dari buku babon untuk siswa yaitu untuk siswa lebih terarah dari
tugas yang diberikan guru. Adanya kesinambungan antara buku pegangan
guru dan buku pegangan siswa.
11. Usaha kami dalam membentuk karakter siswa dalam kurikulum 2013
melalui figur dan contoh teladan dari pendidik. Diharapkan siswa dapat
mengambil hal yang lebih baik dari apa yang disampaikan gurunya.
12.Usaha/upaya guru/sekolah dalam kegiatan pendidikan karakter peserta
didik di luar kelas adalah pengadaan program guru asuh, yang fungsinya
mengontrol ibadah siswa, perilaku, dan lainnya. Yang lainnya seperti
LDKS dan adanya pembimbingan OSIS
Interviewee

Hj. Yayah Masturiah

96
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ahmad Fauzi (Guru PAI)
Hari/tanggal : Kamis, 6 November 2014
Waktu : 15:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
a. Pembahasan Tentang Kurikulum 2013
1. Apakah Kurikulum 2013 yang telah berlaku di sekolah ini Lebih Tepat
Dari Kurikulum Sebelumnya?
2. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat RPP Berkarakter di kurikulum
sebelumnya, nah apakah betul kurikulum 2013 lebih baik dalam
pembentukan karakter siswa?
3. Bagaimanakah usaha bapak/ibu mengembangkan KI 1 dan KI 2 di setiap
pembelajaran di dalam kelas?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang rumor di kalangan siswa bahwa
kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja?
5. Sejauh ini, apakah guru lebih terbantu dengan adanya 2013 dalam setiap
kegiatan pembelajaran ?
b. Pendidikan Karakter Peserta Didik
1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang karakter/akhlak siswa-siswi di
SMP ini?
2. Bagaimanakah kondisi peserta didik di dalam kelas saat bapak/ibu
mengajar?
3. Bagaimana usaha bapak/ibu membentuk karakter siswa yang buruk
menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi?
4. Dalam kurikulum 2013 terdapat buku babon, pada hakikatnya apa fungsi
dari buku tersebut di dalam KBM?
5. Apa dampak dari buku babon itu sendiri terhadap siswa?
6. Pada RPP Berkarakter guru membentuk karakter siswa di setiap kegiatan
guru maupun siswa itu sendiri, pertanyaanya adalah bagaimana usaha

97
guru membentuk/mendidik karakter siswa dalam kurikulum 2013 saat
ini?
7. Apakah ada upaya/usaha guru-guru dalam kegiatan pendidikan karakter
di luar kelas? Baik di dalam atau di luar sekolah.
B. Jawaban Wawancara
1. Menurut beliau bahwa kurikulum 2013 baik, akan tetapi menyita waktu
pembelajaran dengan adanya hal-hal administratif seperti penilaian sikap,
keterampilan, dan aspek pengetahuan siswa di setiap KD pembelajaran
pelajaran PAI.
2. Menurut beliau kurikulum yang lama sudah baik, dan kurikulum 2013
lebih menonjol dalam hal-hal administratifnya. Sikap, pengetahuan, dan
keterampilan siswa terdeskripsikan dengan baik, dan akhirnya pihak wali
kelas dan orang tua mengetahui seluk beluk si anak tersebut lebih detail.
3. Untuk meningkatkan KI 1 Dn KI 2 adalah dengan adanya peran aktif saya
memberi contoh teladan dan perilaku saya yang tegas. Tak sedikit yang
memanggil beliau dengan sebutan “satpol PP” yang identik dengan keras.
Ini semua saya lakukan agar terjalinnya hubungan guru dan murid seperti
apa yang diharapkan.
4. Tidak juga, memang disaat pelatihan si pembicara mengatakan bahwa
guru tinggal duduk santai saja. Akan tetapi guru tidak segampang itu,
malahan tugas guru bertambah dengan hal-hal administratif.
5. Menurut beliau sangat membantu, karena di kurikulum 2013 murid
dituntut aktif di setiap pembelajaran.
6. Adapun karakter peserta didik disini adalah hebat dan unik. Ada murid
yang aktif sekali bertanya, kritis saat saya mengajar dikelas. Dan ada juga
yang nakal karena kurangnya perhatian orang tua, karena mayoritas siswa
di SMP ini dari kalangan menengah keatas. Yang dimana kurangnya sosok
orang tua yang ikut serta mendidik anak. Informasi ini beliau peroleh dari
guru-guru asuh di SMP ini.
7. Kalau dibilang kondisi kelas, bapak selalu mengondisikan kelas terlebih
dahulu kurang lebih lima menit. Agar terlaksananya pembelajaran dengan

98
kondusif.
8. Usaha saya memberi hadiah/pujian bagi yang unggul/baik dan juga
memberi hukuman kepada siswa yang berbuat salah. Menyeru siswa agar
menjalankan puasa sunnah, dan mengadakan usaha-usaha pendekatan
kepada siswa-siswa beliau.
9. Bagus dan membuat terarah baik untuk guru dan siswa, tapi kedua buku
itu berbeda. Buku pegangan guru berbeda dengan buku pegangan murid.
Buku pegangan guru lebih dari materi saja, tetapi ada unsur-unsur yang
membantu dipelaksanaannya.
10. Buku pegangan murid berbeda dalam sistematika peletakan pada buku
pegangan guru. Dan terkadang di buku pegangan guru hal A di bab satu
tetapi di buku siswa di bab lima, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan
siswa.
11. Murid dituntut mencari tambahan materi di luar sekolah, baik dari buku
maupun internet, membuat siswa aktif, dapat menyumbang pemikiran dan
pendapat dalam pemecahan masalah, dan lain-lain.
12. Adanya kegiata “OUTING” kelas luar, yang lebih memacu semangat
siswa dalam belajar. Seperti ke museum, gedung ASEAN dan lain-lainnya.
Orang tua asuh yang ada di program unggulan sekolah ini.

Interviewee

Ahmad Fauzi

99
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Fahrul (Koordinator program guru asuh)
Hari/tanggal : Kamis, 30 Oktober 2014
Waktu : 12:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman

1. Apa/siapa itu guru asuh?


2. Apa amanat yang mereka pegang selama mereka menjadi guru asuh
tersebut?
3. Bagaimana sistematika pengadaan program guru asuh itu sendiri?
4. Apa tujuan diadakannya guru asuh di SMP ini?
5. Bagaimana keluh kesah guru asuh sendiri selama mereka menjadi guru
asuh?
B. Jawaban Wawancara
1. Guru asuh itu: program unggulan sekolah, yang berfungsi sebagai
pembinaan pada siswa baik secara keagamaan, emosional, pembentukan
karakter, konselor untuk siswa.
2. Adapun usaha guru asuh adalah pembiasaan ibadah harian peserta didik.
Seperti satu hari minimal membaca satu lembar al-Qur’an, kebiasaan
perilaku dan ucapan sehari-hari peserta didik, dan menjaga akhlak siswa.
3. Sistematika pelaksanaan program ini adalah dana didapatkan dari sekolah,
guru asuh, dan patungan anggotanya. Yang bernara sumberkan guru dan
bisa juga salah satu orang tua peserta guru asuh tersebut. Adapun urutan
acara saat bimbingan yaitu pembukaan, membaca Al-Qur’an bersama,
memberikan materi-materi kependidikan.
4. Memberi pengarahan, mendidik sifat dan karakter peserta guru asuh
tersebut, menjadi wadah untuk curhat dan menanyakan hal-hal yang baru
yang edukatif, dan sebagainya.

100
5. Respon dari setiap guru asuh adalah senang dan penuh cerita. Mereka
menjalaninya dengan ikhlas sebagia orang tua kedua untuk peserta huru
asuh tersebut.

Interviewee

Fahrul

101
A. Pertanyaan Wawancara
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Siti Asmaroh (penduduk/penjaga kantin)
Hari/tanggal : Rabu, 19 November 2014
Waktu : 12:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai siswa-siswi, baik mengenai
perilakunya, atau rasa sosialnya kepada masyarakat?

2. Bentuk perilaku sosial yang seperti apakah, dari siswa-siswi kepada


warga/masyarakat sekitar SMP ini?

3. Bapak/Ibu sebagai warga yang sering berhadapan langsung dengan anak-


anak santri, apakah bapak/Ibu pernah mengalami atau menghadapi
siswa/siswi yang nakal, dan bentuk kenakalannya seperti apa? Serta
tindakan apa yang bapak/Ibu lakukan?

4. Apakah Bapak/Ibu sering melihat beberapa murid yang selalu telat saat tiba
di sekolah?

5. Dari sekian banyak murid, pernahkah bapak/Ibu mengalami pengalaman


yang sangat berkesan dari beberapa murid yang pernah bapak/Ibu
kenal/temui? dan ceritakanlah pengalaman tersebut!

B. Jawaban wawancara
1. Namanya juga anak SMP, jadi banyak banget yang bertingkah tidak lebih
dari pencarian jati diri. Terkadang siswa laki-lakinya suka tidak jujur, suka
tidak bayar makanan dan minuman yang mereka ambil. Piring bekas
makannya diletakkan dimana-mana.
2. Kalau disekolah mereka suka tidak sabaran saat memesan makanan, tapi
kalu di luar sekolah suka menyapa saya, dan beda banget dengan
kebiasaan mereka di sekolah.
3. Terkadang beliau suka marahin dan menasehati siswa yang bandel dan

102
tidak sabaran.
4. Ada aja yang telat, tapi sekarang sudah mengurang. Dikarenakan kalau
sudah sering telat disuruh pulang.
5. Yang membuat beliau terkesan adalah salah seorang siswi yang selalu
membantu beliau dalam mengumpulkan piring bekas makan anak-anak
yang lain ke kantin/tempat cuci piring.

Interviewee

Siti Asmaroh

103
A. Pertanyaan Wawancara

Pewawancara : Yuda Setiadi


Nara sumber : Muhammad Irfan Tam Tomo
Hari/tanggal : Selasa, 6 November 2014
Waktu : 10:00 WIB
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman

1. Mengapa anda memilih SMP ini sebagai Sekolah pilihan anda untuk
menuntut ilmu
2. Apakah anda merasakan ada perubahan setelah belajar disini, baik dalam
bidang pengetahuan dan pengamalan ibadah!
3. Apakah anda selalu mentaati peraturan-peraturan Sekolah?
4. Apa pesan kepala sekolah/guru yang sangat berkesan dan sangat anda
pegang dalam kehidupan anda?
5. Bagaimana pendapat anda mengenai kurikulum 2013? Apakah dengan
belajar mengikuti acuan kurikulum 2013 anda merasa lebih semangat lagi
untuk mengikuti semua kegiatan di setiap pembelajaran ?
6. Apakah ada perubahan metode mengajar guru setelah diberlakukannya
kurikulum 2013? Coba jelaskan secara singkat!
7. Sepengetahuan anda, apa sajakah aspek penilaian guru terhadap setiap
murid selain ujian saat UTS maupun UAS?
8. Kegiatan-kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan sekolah selain
kegiatan belajar mengajar di tiap kelasnya? Apa manfaatnya setelah anda
mengikuti kegiatan tersebut?
B. Jawaban Wawancara
1. Saya memilih sekolah ini dikarenakan saya lulusan dari SDIT Nurul
Hikmah, agar menyambung saja dalam kegiatannya.
2. Saat masuk sekolah ini saya menjadi terbiasa mendirikan shalat dhuha,
melancarnya bacaan Qur’an saya, dan pengetahuan saya.

104
3. Saya sering mentaati peraturan, karena saya juga sudah kelas delapan jadi
sudah terbiasa dengan peraturan sekolah.
4. Pesan dari kepala sekolah yaitu harus menjaga sikap dan unggul dalam
pengetahuan.
5. Menurut saya kurikulum 2013 itu sangat memberatkan saya, banyaknya
tugas. Tapi setelah kurikulum 2013 saya merasa lebih asyik lagi belajar di
kelas, adanya kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, tapi cukup
gerogi juga saat disuruh guru maju untuk menjelaskan materi di depan
kelas/teman sekelas.
6. Guru berubah metode mengajarnya saat diberlakukannya kurikulum 2013,
guru memberi tugas lebih, guru hanya memperhatikan kita saat diskusi.
Lebih banyak memberi kesempatan kepada kami dalam berpendapat.
7. Penilaian guru terhadap kami adalah penilaian sikap, ke-agamaan kita,
bacaan Qur’an kita, dan ibadah-ibadah kita.
8. Ada, sperti LDKS dan manfaatnya adalah melatih kita jadi pemimpin,
merubah sikap kita, lebih mendorong kita agar percaya diri. Adanya
pengadaan shalat dhuha dan zuhur bersama, yang bermanfaat melatih
kebiasaan ibadah kita dan melatih kita untuk menjadi imam yang baik dan
muadzin yang baik pula, karena kita digilir untuk menjadi imam/muadzin.

Interviewee

Muhammad Irfan Tam Tomo

105
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Zahra (guru BK)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman

A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara

1. Kurikulum 2013 itu komplit, Semua hal yang ada di dalamnya itu untuk
kebaikan peserta didik. Walaupun ada sedikit siswa yang
mengeluhkannya!
2. Upaya saya mendidik karakter murid saya di kelas delapan memberi
materi dan melakukan tanya jawab, sehingga timbul kepercayaan diri dan
rasa keingin tahuan mereka pada suatu materi yang saya ajarkan. Melatih
siswa untuk berpendapat, membiasakan berdo’a dan memberi salam.

Interviewee

Zahra

106
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Dwi Woro Hastuti (guru B.Inggris)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Menurut saya, materi di kurikulum 2013 cukup bagus.
2. Cara saya untuk mendidik karakter anak-anak saya di kelas dengan
membuat small group, agar siswa cakap dalam berpendapat pada suatu hal.

Interviewee

Dwi Woro Hastuti

107
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Lidya (guru matematika )
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Adanya tambahan beberapa penilaian yang detail kepada tiap siswanya.
2. Setiap guru sebelum kurikulum 2013 sudah menerapkan pendidikan
karakter, melatih siswa untuk kreatif dalam berbicara dan berkarya,
membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, dan lain-lain.

Interviewee

Lidya

108
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Nina Nur Afni (guru B. Indonesia)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara
1. Kurikulum 2013 adalah upaya pemerintah untuk memajukan standar
pendidikan Negara Indonesia ini.
2. Cara saya ada dua, yaitu adanya pembiasaan akhlak yang baik,
pembahasaan siswa saat berkomunikasi, dan sikap mereka harus baik.
Yang kedua, melatih keahlian mereka dalam berbahasa yaitu dengan cara
melatih berani, terampil, percaya diri, dan tanggung jawab.

Interviewee

Nina Nur Afni

109
Pewawancara : Yuda Setiadi
Nara sumber : Ibu Endah (guru B.Arab)
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2014
Tempat : SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan
mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Pertanyaan
1. Kurikulum 2013 bagus, tinggal kitanya saja yang mau atau tidak untuk
merubah kebiasaan buruk kita di kurikulum yang sebelumnya.
2. Membiasakan mereka berdo’a sebelum dan setelah belajar, berkomunikasi
dengan saya dan teman-temanya dengan baik serta sopan dan santun.
Melatih keberanian mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan
masih banyak lagi.

Interviewee

Endah

110
LAMPIRAN 6

Dokumentasi
A. Wawancara tentang implementasi kurikulum 2013 guru dalam mendidik karakter
peserta didik kelas delapan SMPIT Nurul Hikmah Matraman.

B. Wawancara dengan murid untuk mengetahui cara mengajar guru di kelas.

C. Penyebaran angket tentang karakter siswa di kelas delapan.

111
NURLIL HIKMAH ISLAMIC JLTNIOR HIGH SCHOCL PLUS

SlttlP ISUM TERPADU NURUL HIKMAH


Jalan Kelapa Hiiau N0.33 B Rt.006/014 Utan Kayu Selatan Matramarr
Jakarta Timur kode pos :13120 Tetp./Fax : 021 858 3994
JAKA.RTA www. smpit-nurulhikmah. com

SURAT KETERANGAN
No. 083/ A - SMP IT NIV Xll 14

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :Rusmani Azmi, Lc. M.Ag
Jabatan : Kepala Sekolah

Tempat Tugas : SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah


A.lamat . Jl. Kelapa Hijau No. 33 B Rt 0061014
Utan Kayu Selatan - Matraman, Jakarta Timur

Menerangkan bahwa:
Nama : Yuda Setiadi

NIM : i110011000082
Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Asal Karyrus : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Telah melakukan penelitian di SMP IT Nurul Hikmah, Matraman - Jakarta Timur


sejak tanggal 2l Oktober 2014 s.d 2l Nopember2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta" 2l Nopember 2014


NURUL HIKMAFi iSLAMIC JUNIORHIGH SCHOOLPLUS

Stl fP ISIAM TERPADTJ ftrUffi{/t HIK.{vq AH


Jalan Kelapa Hijau l'.l0.33 B Rt.006/014 Utan Kayu Selatan Matraman
Ja ka r ta''* 85 I 3es 4
JAKARTA " ,liff J,.l; i-i,"rii i', ##.'iil # "

No: 085/ A - SK - SMP IT NH/ Xfr/ 19M.----=#=,-.* t2 -


: ... ..''
i ' .
.,
'1 '- 'if
-'::l
'z '
I

i
I

SMP ISLAM TERPADU NURLTL

Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Nurul Hikmah di bawah naungan


Yayasan Da'wah Ummahatul Muslimat, setelah:

MENIMBANG:
Berdasarkan Rapat Dewan Guru SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah
Tahun Ajaran 2014 - 2015, maka dipandang perlu untuk tetap
menyelenggarakan sistem pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013 untuk kelas VTI dan kelas VItr

MENGINGAT:
Sesuai dengan hasil Rapat Dewan Guru SMP Islarn Terpadu Nurul
Hikmah Tahun Ajaran 2014 - 20i5
MEMPERH,\TIKAN:
l. Hasil Rapat Dewan Guru SMP Islam Teqpadu Nurul Hikmah

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN:
Pertama : Mengukuhkan kurikulum 2013 sebagai sistem pembelajaran untuk
kelas VII dan kelas VIII tetap diselenggarakan di SMP IT Nurul
Hikmah
Kedua : Bahwa dikemudian hari terdapat perubahan akan diinformasikan
lebih lanjut

Keputusan ini berlaku sejak tanggal diretapkan

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 3 Desember 2014

Hikmah
RENCANA PELAI(SANAAN PEMBELATARAN
(RPP )

Sekolah :SMPIT NURUL HIKMAH


Mata Felajaran Bahasa lnggris
I(elas/ Semester vrrr/1
Materi Pokok Menyatakan dan Menanyakan I(egiatan Sehari-hari
Alokasi Waktu 4 x 40 menit

A. I(ompetensi lnti
KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianuhrya.
KI2 Venfnargai dan menghayati perilaku jujua disiplin, tanggungiawab, peduli (toleransf
gotoig rJyong), s"r,torr, percay+ diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
iocial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
-pengetahuan
KI3 Memahami dan *"rr"ri.pk^rr (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merirgkai, -"orodifikasi, dan membuat) dan ranah_ abstrak (menulis, mcmbaca,
,rr".rgtit rrrg, menggambar, dan mengarang) sesu"i dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sarna dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar danindikator


No. Kompetensi Dasar Indikator
1. 1.1 Mensyukuri kesemPatan daPat 1.1.1 Bersemangatdalammelaksanakan
mempelajari bahasa Inggris setiap kegiatan pada pembelajaran
sebagai bahasa Pengantar Bahasa Inggris.
ko munikasi Lntemasional Ya.g 1.|1.2 Serius dalam melaksanal<an setiap
dir+"uj udkan dalam semangat kegiatan pada pembelajaran
belqjar Bahasa Inggris.

2. 2.2 Menun j ukkan perilaku jujur, 2.2.7 Memberikan informasi yang benar
Cisiplin, percaya diri, dan tentang kegiatan seh ari-hari.
bertanggung jawab d'alam 2.2.2 Menanyakan dan mejawab
melaksanakan komunikasi pertanyaan tentang kegia tan
transaksional dengan guru dan sehari-hari mengg'makan bahasa
teman. inggris dengan percaYa diri.
2.2.3 Menunjukkan sikaP disiPlin
selama mengikuti kegiatan
menyatakan dan menanYakan
kegiatan sehari-hari.
2.2.4 Menjawab pertanyaan teman dan
guru tentang kegiatan sehari-hari
dengan jujur.
2.2.5 Menunjukkan sikap bertanggung
jawab dalam melaksanakan
kegiatan menyatakan dan
menanyakan kegiatan sehari-hari.

3 3.6 Menerapkan struktur teks dan 3.6.1 Mengidentifikasi fungsi sosial


unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan
melaksanakan fungsi sosial kegiatan sehari-hari.
menya takandan menanYakan 3.6.2 Menggunakan struktur teks yang
tindakan/kejadian Yang sesuai dalam percakapan
dilakukan,/ terjadi secara rutin menyatakan dan menanyakan
atau meri:pakan kebenaran kesiatan sehari-hari.
t--
umurn, sesuai dengan konteks 3.6.3 Menggunakan
p€nggunaannya
rr,r* kebahar*n
yang sesuai dalam menyatakan
dan menanyakan kegiatan sehari_
hari.

Menyusun teks iisan dan fulis 4.7.7 Meiakukan percakapan


unhrk menyatakan dan menyatakan dan menanyakan
menanyakan tentang kegiatan sehari-hari.
tinda kan/ kejadian yang 4.7.2 Menrrli<]qan daftar kegiatan sehari-
dilakukan / te\adisecara hari.
rutin atau merupakan
kebenaran umum, dengan
memperhatkan fungsi sosial,
strukfur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.

C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik:

1'1'1'1 Bersemangat dalam melaksanakan setiap kegiatan


pada pembelajaran Bahasa
Inggris;
7-7.2.1 serius daram melaksanakan setiap kegiatan pada pembelajaran
2'2'!'1 Memberikan informasi yu'.g u"rr* i""t*[ **; hggro;
Bahasa
sehari-hari dalam bahasa
inggris.
2'2'LL Menanyakan dan mejawa! pertanyaan
tentang kegiatan sehari-hari
menggunalan -bahasa inggns dengan pertaya
2'2'3'L diri
Menunir{'ka1 sikap aisiprin tut":r,u mengikuti
kegiatan menyatakan dan
menanyakan kegiatan sehari_hari.
2'2'4'7 Menjawab pertanyaan teman dan guru
l*t1ng kegiatan sehari-hari dengan jujur.
2-2.5.1. Men'.rnjukkan sikap bertanggung jawab
da]"am meraksanakan kegiatan
menyqtakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari.
3'6'1'1 Mengidentifikasi fungsi sosial yang sesuai
menyatakan dan menanyakan
kegiatan sehari-hari.
3.6.2.1 Menggunakan struktur teks yang sesuai
daram percakapan menyatakan dan
menanyakan kegiatan sehari_hari.
-3.6.3.1 Menggunakan
unsur kebahasaan yang sesuai daram menyatakan
menanyakan kegiatan sehari_hari. dan
4'7'L'1' Melakukan menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari.
4.7.L\ \lsnrrlislar"! ryt;it1r*
daftar kegiatan r"fr*i_f,uri.

D. Materi Pembelajaran
1. Fungsi Sosial dari ungkapan:
a. Menanyakan kegiatan setrari-hari
b. Menyatakan kegiatan sehari-hari
L Struktur Teks dari percakaan yang menggunakan
ungkapan sapaan dan pamitan,
yaitu:
a. opening
b. content/sustaining
c. closrng
3. Unsur Kebahasaan dari ungkapan sapaan dan pamitan, yaitu:
a. Kata kerja dalam Simple Present Tense'
b. Adverbia: always, often, somttiffEq r!frert usually, eoery

c. Kosa kata: kata benda, kata kerja dan kata sifat yang terkait dengan oran&
brnatang, benda di kelas, sekolah, rumah, dan sekitamya
d. Penggunaan nominal singular dan plural secara tepa! dengan atau tanPa a, the, this,
thlse, fiy, their, dsb secara tepat dalant frasa nominal

e. UcaPa+ tekanan kata, intonasi,


f. Ejaan dan tanda baca
g. Tutisan tangan.

E. MetodePeurbelaiaran f\J 1'


1. Pendekatan Saintifik u
2. Pendekatan Komunikatif
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelaiaran
1. Media
a. Video daily activity (sumber: www.youhrh'com)
b. Buku Paket "When English Rings a Bell"

2. AIat/Bahan
Komputer & LCD
3. SumberBelajar
KementerianpendidikancianKebudayaan.20l4. Bahasa Inggris tNhcn EnglishRings aBeIl
sMP/MTs Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan Kesafu
a. Pendahuluan (10 menit)
1) Guru mmyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk rnengikuti
proses pembelajaran dengan memberi salarn nrengajak peserta didik untuk
merapikan kelas dan penampilan mereka, mengajak peserta didik untuk
mengawali kegiatan dengan berdoa, dan memeriksa kehadiran peserta didik
2) Guru mengajak peserta didik melakukan Ice breaking untuk memotivasi
siswa belajar Bahasa Inggis.
3) Guru mengajukan pertanyaan tentang maEli Bahasa Inggis yang
dipelajariatau telah dikenal sebelumnya.
4) Guru menyampaikan tentang tujuan perrtbelajaran atau kompetensi dasar
Yang akan dicaPai.
5) Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian k"gotat sesuai RPP.
b. Inti (50 menit)
L) Mengamati
a) Siswa diberikan perbanyaan arahan untuk membantu memasuki topik
dailY routines
b) Peserta didik menyaksikan video yang berkaitan dengan kegiatan sehari-

hari.
2) Menanya
a) Dengan bimbingan guru peserta didik merumuskan pertanyaan terkait
dengan isi, fungsi sosial, dan struktur teks, serta unsur kebahasaan dalam
video yang telah disaksikan.
b) Siswa lain dengan bimbingan guru diarahkan untuk mencoba menjawab
pertanyaan tersebut.
3) Mencob4/lvlengumpulkan Data atau Informasi
a) Siswa menuliskan kegiatan sehari-hari mereka
b) Siswa bekerja dalam kelompok saling bertanyh jawab dengan teman
kelompoknya tentang kegiatan sehari-hari.
4) Mengasosiasi/vlenganalisis Data atau Inforrnasi
a) Siswa membandingkan hasil tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari
mereka dengan daftar kegiatan sehari-hari mereka sendiri'
b) Siswa mernbandingkan hasil tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari
mereka dengan kelomPok lain
5) Mengomunikasikan
a) -Setiap kelompok mempresentasikan hasil tanya jawabnya ke kelompok
lain.

c. Penutup (10 MeniQ

1) Guru dan peserta didik secara bersama-sama rnembuat ringkasan bahan yang
sudah dipelajari pada pertemuan ini.
2) Guru mengajukan pertanyaan kepada F€serta didik untuk membanhr mereka
melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah merelca lakukan
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk bertaya jawab kegiatan sehari-hari
dengan orang lain di luar kelas dan menuliskarurya di lembar kerja yang tersedia.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran yang akan datang.

H. Penilaian
1. Kompetensi Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : l,embaro bservasi dan lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi :

N Butir Indikator |umlah


o. Nilai Butir
Instrumen
1. Bersyu Bersemangat dalam melaksanakan setiap kegiatan pada 1
kur oembelaiaran Bahasa Inssris.
Serius dalam mel,aksanakan setiap kegiatan p ada 1

pembela jaran Bahasa Inggris.


IUMLAH 2

d. Instrumen: lthat Lampiran 1A danLampiran 18.


e. Pehrnjuk Penentuan Skor: lihat Lampiran 3.

2. Kompetensi Sikap Sosial


a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri
b. Bentuk lnstrumen : Lembar observasi dan Lembar Penilaian Diri
c. Kisikisi :

Jumlah
No. Butir Nilai lndikator Butir
lnstrumen

Memberikan informasi yang benar tentang


1 Jujur 1
kegiatan sehari-hari.

Menjawab pertanyaan teman dan guru tentang 1


kesiatan sehari-hari denean iuiur.
Menanyakan dan mejawab pertanyaan tentang
2 Percaya Diri kegiatan sehari-hari menggunakan bahasa inggris 1
dengan percaya diri.

Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti


3 Disiplin kegiatan menyatakan dan menanyakan 1
kegiatan sehari-hari.

Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam


Tanggung
4 melaksanakan kegiatan menyatakan dan 1
Jawab
men anyakan ke giatan sehari-hari.

Jumlah 5
d. Instrumen:
e. PetunjukPenentuanSkor:
3. KompetensiPengetahuan
a. Teknik Penilaian :Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen : tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari
c. Instrumen: Iampiran 1
d. Petunjuk Penentuan Skor:
4- Keterampilan
a. TeknikPmilaian : Praktik
b. Bentuk Instrumen : Rubrik Penilaian Tes Praktik
c. Instrumen:
d. Petunjuk Penentuan Skor:'

Jakarta., 20 november 2014


Mengetahui
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran

Rusmani Azmitr MAg DwiWorc HastuES.Pd


Larnpiran 1

QUESTIOT{S:

1. WHATTIME DO YOU USUALY GET UP IN THE


MORNING?
2. WHO DO YOU ALWAYS PLAY WITH?
3. HOW DO YOU ALWAYS GO TO SCHOOL?
4. WHAT KIND OF BOOK DO YOU OFTEN READ?
5. WHERE DO YOU SOMETIME GO WITH YOUR
FAMILY IN HOL1DAY
DAFTAR REFERENSI

Nama : Yuda Setiadi (1110011000082)


Judul : Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan Karakter Peserta
Didik Di SMPIT Nurul Hrkaah Matranian, Jakarta.
Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ahmad Syaf i Noor.MA
No Bab Nomor Hlm Referehsi Parrif
F ootnote Skrinsi Bimbinsan
1 I 1 Ahmad Muhaimin Azzet, Urgensi
Pendidikan Karakter Di Indonesia,
(logjLkA4alAr-Ruzz Media, 20 1 1 ) h. 9
2 2 2 Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep
dan Model Pendidikan Karakter,

a
J 1
a
J 2
(Bandung:
20tt\.h.26.
PT Remaja Rosdakarya,
Sunarti dan selly rahmaWati, penilaian
dalam kurikulum 20 13, (Yogyakarta:C.V
Il
Andi offset,2014), h; 1
4 4 2 Asmau:r sahlan, t.iirgga teguh piastyo.
Desain Pemb0lajaran Berbasis
Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: AR-
Ruzz Media). Cet.I. h.13
5 5 J Al-Maqhribi bin said al-maghribi. Begini
Seharusnya Mendidik Anak, (Jakarta:
Darul Haq,2007), cet.4, h, I
6 I 6 Abdul Majid, implementasi kurikuhim \_
2013 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: interes media, 2014) hal.6,
cet.1 \
7 2 6 Syafruddin Nurdin, guru profesional dan (_
implementasi kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers. 2002) hal. 70.
8 3 6 Abdul Maiid. loc. cit. ha1.6. cet.1
9 4 6 Abdul Majid,Ibid., hal.6, cel1
10 2 5 6 Syafruddin Nurdin, guru profesional dan
implementasi kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers.2002) hal.73
11 6 7 ZainaLArifin, konsep dan model
pengernbangan kurikulum, ( bandung:PT
Remeja Rosdakarya, 2011) hal.3

12 7 7 Abdul Majid, irnplementasi kurikulum


2013 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: interes media, 2014) hal.6,
cet.1
t3 8 8 Yunus Abidin, desain pembelajaran
dalam konteks kurikulum 2013.
(Bandr.tng:PT. Refrka Aditama, 2014),
hal.24
Abdul majid, implementasi kurikulum
2013 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: interes' media, 2014) hal,37.

10 Imas kunriasih, berlin sani, Implementasi


Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
2014\h.21-22. cet"2
16 Imas kurniasih dan berlin sani, Ibid.,
L-LI h.2I-22. cet.Z
Irtras kurniasih, berlin sani, knplementasi
Kurikulurn 2013:Konsep & Penerapan,
2014\h.21-22; cet.4
Imas kurniasih, berlin sani, Ibid., h. 31.
Cet.2
Imas kurniasih, berlin sani, Ibid., h. 39.
Cet.2
Abdul rnaj id, implementasi kurikulum
20 L3 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: interes rhedia, 2014) hal.55,
cet.1
L6 Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi
Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
2014)h. 33. Cet.2
Imas kumiasih, berlin sani, Implementasi
Kurikulum 20 I 3 :Konsep & Penerapan,
2014\h.35. Cet.2
Abdul maj id, implementasi kurikulum
2013 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: iirteres media, z}lq hal.55,
cet. l
L9 Imas kumiasih, berlin sani, Implementasi
Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
(Surabaya:katapena, 2014)h. 132-133.
Cet.2
Imas kumiasih, berlin sani, Ibid., h. 65.
Cet.2
Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi
Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan,
Surabaya:katapena, 20 l4)h. 40 -42, Cet.2
Abdul majid, implementasi kurikulum
2013 kajian teoritis dan praktis,
(Bandung: interes media, 2fr14) ha1.55,
cet.1
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad
Saebani, Pendidikan Karakier Perspektif
trslam, (Bandung: CV. Pustaka Seti
20i3), h.4
Hamdani Hamid dan Beni Ahnrad
Saebani,ibid,, h,5

Nuraida dan Fjhlah Nur Aulia,


Pendidikan Karaher Untuk Guru,
(Jakarta: Islamic Research Publishing,
2010). Cet. III. h. 8.
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, (surabaya: Karya Agong,

Nuraida dan rihlah nur aulia, Pendidikan


Karakter Untuk Guru, (Jakarta:aulia

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,


Jakarki: Kalam Mu
Ramawlis,Ibid., h. 89

Iakatta: Kalam Mulia 200fl.h. 89-90


Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja

Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep


dan Model Pendidikan Kai'akter,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 41.
Dharma Kesuma, dk,k, Pendidikan
Karakter Kajian Teari dan Praktis di
S e ko I a h, @ andung: PT Remaj a
Rosdakarya,2012),h.5

Hamdani Hamid dan Beni Ahmad


Saebani, Pendidikan Karakter Pet spektif
Islam, (Bandung: CV. Pustaka Sotia,
2013),h.4

Hamdani Hamid dan Beni Ahmad


Saebani. Ibid.,h.5
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah,(Bandung: PT Remaja
2012),h,5
Abdul majid dan dian andayani,
pendidikan karakter perspektif
Islarn,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
20tt),h.36-37

Abdul majid dan dian anCayani,


ndidikan karakter perspektif
Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h.37-38 \
44 39 29 Dharma Kesuma, dW, Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktts di
S e ko la h, @andung: PT Remaj a
2

!)
Rosdakarya ,2012\.h.9
45 30 muchlas samani dan hariyanto, konsep
dan model pendidikan karakter,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2A1D.b.24
46 31 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad
Saebani, Pendidikan Karakter Perspehif
Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,

+/ 32
2013), hal. 38
Maswardi Muhamiirad Amin, ,
\4-
Pendidikon Karakter Anak Bangsa,
(Jakarta: Baduose Media t akatt, 20 L l),
h. 67. /
48 32 muchlas samani dan hariyanto, konsep
dan model pendidikan karakter,
@andung: PT Remaja Rosdakarya,
2o7t),h,43.
49 Hamdani Harnid dan Beni Ahmad
33
I

50
l- 33
Saebani, P endidikqn Karakter P erspektif
Islam, @andung: CV. Pustaka Setia,
2013), h. 39.
Nurla Isna Aunillah, Panduan
Menerapkan Pendidikan Karakter Di
\

S eko lah, (Jakarta: Transmedia, 20 I I),


h.105.

51 46 33 Masrvardi muharirmad amin, pendidikan


karakter anak bangsa, (Jakarta: baduose
media, 20L0), h. 36, cet.1 I
Z
52 33 Maswardi muhammad amin, Ibid., h. 36,
cet .1
53 48 34 Maswardi muhammad amin, pendidikan I
karakter anak bangsa, (Jakarta: baduose
t
media,2010), h. 37. cet.1
54 34 Maswardi muhammad amin, Ibid., h. 37,
cet.l \
55 34 Abdul majid dan dian andayani,
pendidikan karakter perspektif
Islam,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
201 1), h. 30
56 5l 35 Abdul majid dan dian andayani,
pendidikan karakter persp ektif
Islam, (B andung: PT.Remaja Rosdakarya,
2011), h.30 /
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012\.h. tt.
Dhauna Kesuma, Pendidikan Karakter
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
20t2\.h. t6.
Nurla Isna Aunillah, Panduan
Menerapkan Pendidikqn Karakter Di
Sekolah, (Jakarta: Transmerlia, 2011), h.
49-52
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012\.h.20.
Sugiyono, Meto de P enelitian P endidikan
P en d eka tan Kuantitatif, Kua litatif, D an
R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 20 10),
cet. 10. h. 38.
Nana Syaodih Sukrnadinata, luleto de
P enelitian Pendidikan, @andung: PT
2012\. cet.8.h.72
Sugiyono. Metode penelitian pendidikan
pendekatan kuantitatit, kualitatif, dan
bandune: alfabeta.2013) Hal. 116
Ibid., Hal. 118
S. Margono, Metode Penelitian
P endidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). h. 1s8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode
P enelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja R.osdakarya, 2012), cet. 8, h.
220,
I{aris Herdiansyah. Metodoio gi
P enelitian Kualitatif: untuk llntu-Ilmu
Sos ial, (Jakarta: Salemba Humanika,
2017), Cet. 3, h.132

Suharsimi Arikunto, Pros e dur P enelitian


Suatu P e nd ekat an P raktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002\, cet. 12,h. 128.
Haris Herdian syah. Meto dol o gi
P enelitianKualitatif: untuk llmu-Ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet.3,h.
118
70 Haris Herdiansyah. Ibid., Cet. 3, h, I l8
7T
46 Sugiyono, Metode Penelitian
P en di dikan : P en d ekat an Ku a nti t a tif
Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
4l&b.lL?q9Q,g9! j.h, :?g
Samiaj i Sarosa, P enelitian Kualitarif
o
52-63
t5 13 s0 Zarnal Arifin, " P enelitian Penrdidikiri

Ir
Metode dan Paradigma Baru",
(Bandung: PT Rernaja Rosdakarya,
2011), cet.I, h. 17l.
74 t4 52 Anas Sudjiono, Pengantar Stdtistik ur
Pendidikan, (Jakarta: PT Radja Grafindo I
persada, 2Ol1), cet.23,h.43. t

J akarta, 5 Januari 201 5 M

Mengetahui,

Pembimbing

Prof.Dr. a.hmad Suafili Noor.wIA


NIP: 19470 90219 57 lzrcat

Anda mungkin juga menyukai