Anda di halaman 1dari 25

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS TERBUKA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Hak memperoleh pendidikan merupakan hak seluruh warga negara termasuk di


dalamnya hak bagi warga masyarakat Jawa Barat. Berdasarkan data yang ada, jumlah
anak usia 16 - 21 tahun yang tidak melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah (SM)
di Jawa Barat relatif cukup tinggi terbukti dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SM
yang baru mencapai 76,62%. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa
Barat merencanakan target capaian APK SM berdasarkan RPJMN Jawa Barat pada
akhir tahun 2018 yaitu 92 %.

Pemerintah provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan


beberapa program ungulan diantaranya pembanguan ruang kelas baru (RKB),
pembangunan unit sekolah baru (USB), sekolah petang dan program Paket C, tetapi
hasilnya belum dapat memenuhi target pencapian APK-APM sekolah menengah.
Untuk mencapai target capaian APK SM sebesar 92 %, perlu diupayakan sebuah
strategi dan cara yang inovatif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah
satunya adalah strategi model percepatan APK-APM melalui Sekolah Menengah
Terbuka.

Melalui dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas


Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2017, Dinas Pendidikan Provinsi melakukan
kegiatan Inovasi dengan model percepatan capaian APK/APM melalui Sekolah
Menengah Terbuka bagi anak yang memiliki masalah sosial ekonomi, keterbatasan
waktu, budaya dan hambatan geografis.

Untuk melaksanakan program Sekolah Menengah Atas Terbuka tersebut diperlukan


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Atas Terbuka

Bandung, September 2017


Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat

TTD

Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si.


Pembina Utama Madya
NIP. 196112311987031042

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Dasar Hukum..................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................ 4
Konsep, Prinsip, Jenis dan Model Pembelajaran.......................................................4
A. Konsep Pembelajaran....................................................................................4
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran..........................................................................4
C. Jenis-jenis Pembelajaran................................................................................4
D. Model Layanan Pembelajaran........................................................................5
E. Pelaksanaan Pembelajaran............................................................................6
F. Penilaian dalam Pembelajaran.......................................................................9
G. Jenis Penilaian............................................................................................9
H. Alat Penilain..................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................... 12
LAMPIRAN 1........................................................................................................... 13
PANDUAN MOPJJ..................................................................................................13
Tujuan MOPJJ untuk:.........................................................................................13
Materi MOPJJ - SMA Terbuka..............................................................................13
LAMPIRAN 2........................................................................................................... 14
TUGAS GURU BINA, GURU PAMONG/ TUTOR DAN PESERTA DIDIK................14
A. Guru Bina.....................................................................................................14
B. Guru Pamong/ Tutor.....................................................................................14
C. Peserta Didik................................................................................................15
LAMPIRAN 3........................................................................................................... 16
LAMPIRAN CONTOH FORMAT PENGOLAHAN NILAI...........................................16
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN JURNAL SIKAP.....................................16
DAN MODEL RAPOR..............................................................................................16
LAMPIRAN 4........................................................................................................... 18
CONTOH MODEL RAPOR......................................................................................18
LAMPIRAN 5........................................................................................................... 19
KALENDER PENDIDIKAN SMA TERBUKA............................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Provinsi Jawa Barat dalam Rencana pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun
2013-2018, memiliki “visi Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua dan Misi
Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah
mencanangkan kemudahan akses pendidikan dari jenjang pendidikan dasar sampai
dengan pendidikan menengah.

Kondisi saat ini provinsi Jawa Barat masih belum berhasil mencapai angka partisi murni
(APM), yang secara nasional Provinsi Jawa Barat nilai APM menduduki posisi 6
terendah. Data pada tahun 2013-2014 capaian APK pendidikan menengah provinsi Jawa
Barat memiliki kesenjangan 10% dari target pencapain APK SM yang ditetapkan, hal ini
ditunjukan masih terdapatnya 247.067 siswa yang tidak melanjutkan ke tingkat sekolah
menengah. Pada tahun 2014-2015 Berdasarkan data lulusan SMP/MTs sebanyak 703.747
siswa sedangkan daya tampung sekolah menegah hanya 469.567 sehingga terdapat
kesenjangan sebesar 234.180 peserta didik yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah. Data APK-APM SMA/MA/SMK tahun 2016-2017 Provinsi Jawa
Barat adalah 81, 70 - 62.02.

Untuk mengatasi kesenjangan dari segi daya tampung sekolah Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan beberapa program ungulan
diantaranya pembanguan ruang kelas baru (RKB), pembangunan unit sekolah baru
(USB), sekolah petang dan program Paket C, tetapi hasilnya belum dapat memenuhi
target pencapian APK-APM sekolah menengah.

Selain karena kondisi fisik sekolah menengah di Jawa Barat yang belum memiliki daya
tampung yang sesuai dengan kebutuhan, ada faktor lain yang menyebabkan angka
partisipasi sekolah menengah ini belum sesuai dengan harapan, diantaranya rendahnya
status ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat tinggal siswa, baik
secara sosial maupun geografis yang sulit untuk dijangkau oleh pelayanan pendidikan,
baik melalui SMA/SMK Reguler maupun jenis pendidikan lainnya yang setingkat.

Untuk mempercepat pencapaian APK-APM SM, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
mengembangkan model Sekolah Menengah Atas Terbuka (SMA Terbuka). SMA
TERBUKA dikembangkan dari SMA dan SMK yang sudah ada dengan membuka
Tempat Kegiatan Belajar (TKB) di daerah-daerah tertentu yang tidak dapat terjangkau
oleh SMA/SMK reguler.

Program SMA TERBUKA merupakan program baru dan dibutuhkan sebuah panduan
yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan yang wajib difahami oleh semua pihak yang
terlibat dalam penyelenggaraan SMA TERBUKA.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo Undang
-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang

1
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang No. 23
tahun 2014;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
9. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru dan Pengawas Sekolah sebagaimana telah diubah menjadi
Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan
Pengawas Sekolah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan
Mutu Pendidikan;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pedoman Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai
Negeri Sipil untuk Daerah;
16. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan,
dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, Nomor SPB/03/M.PAN-RB/10/2011,
Nomor 48 Tahun 2011, Nomor 158/PMK.01/2011, Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 119 Tahun
2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan nomor 20 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 Tahun
2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Juknis
BOS Tahun 2017 untu SD SMP SMA dan SMK;
25. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional,
Menteri Negara Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri

2
Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, Nomor
SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, Nomor 48 Tahun 2011, Nomor 158/PMK.01/2011,
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil.
26. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 1670/D/LK/2014 tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka pada
jenjang Pendidikan Menengah

C. Tujuan
Tujuan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Terbuka ini
disusun sebagai acuan bagi

a. Pengelola Sekolah Menengah Terbuka di Jawa Barat


b. Guru Bina, Guru Pamong/Tutor dalam melaksanakan pembelajaran.

BAB II
Konsep, Prinsip, Jenis dan Model Pembelajaran
A. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari
seseorang kepada orang lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam konsep
ini, Pembelajaran merupakan layanan belajar yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran dengan karakteristik yang berbeda, seperti guru pamong yang berfungsi
sebagai fasilitator kegiatan belajar, bukan sebagai pengajar. Sementara itu, tugas peserta
didik pada saat Pembelajaran bukan hanya datang ke tempat Pembelajaran untuk
mendengarkan penjelasan guru pamong, melainkan sudah mengkaji materi yang akan

3
dibahas dan membawa masalah yang ditemukan. Oleh karena itu, peserta didik
diharapkan telah memiliki bekal pengetahuan.

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Sebelum terlaksananya kegiatan pembelajaran seyogyanya sekolah mengadakan Masa
Orientasi Pembelajaran Jarak Jauh (MOPJJ) untuk menjelaskan prinsip-prinsip
pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Terbuka.

Pada dasarnya, konsep SMA Terbuka berbeda dengan kegiatan pembelajaran di SMA
Reguler. Prinsip Pembelajaran Sekolah Menengah Atas Terbuka antara lain:

1. Mandiri
2. Terbuka: tidak terbatas waktu dan tempat
3. Menggunakan pendidikan jarak jauh
4. Menggunakan berbagai jenis bahan aj/ar

C. Jenis-jenis Pembelajaran
Jenis-jenis Pembelajaran yang disediakan adalah:

1. Pembelajaran Tatap Muka


Pembelajaran Tatap Muka merupakan pembelajaran yang terjadi antara siswa
berinteraksi dengan guru bina meliputi:
a. Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Induk
b. Pembelajaran Tatap Muka di TKB
c. Pembelajaran Tatap Muka di tempat lain yang telah disepakati

2. Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran Mandiri merupakan pembelajaran yang dilakukan siswa secara


perorangan atau kelompok tanpa kehadiran guru bina.

a. Pembelajaran menggunakan bahan belajar cetak dan elektronik


1) Buku Sekolah Elektronik (BSE)
2) Modul Cetak atau elektronik
3) Bahan Cetak yang dikembangkan guru
4) Bahan Cetak dan elektronik lainnya yang menunjang

b. Pembelajaran Online
Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan jaringan komputer menggunakan
Learning Management System (LMS) dengan alamat http://Jass.disdik.jabarprov.go.id
Guru Bina menyediakan materi, tugas, evaluasi dan materi diskusi sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan peserta didik. Peserta didik mempelajari materi pelajaran,
menjawab tugas berbentu essay, yang selanjutnya dikirim kembali ke guru bina untuk
diperiksa dan diberikan umpan balik, lalu mengerjakan evaluasi yang berbentuk
Pilihan Ganda (PG). Siswa juga diharapkan dapat melakukan diskusi dengan topik
yang diberikan oleh guru bina.
Pembelajaran Online dapat dilakukan dengan 2 cara:
1) Sinkronous
Bimbingan belajar sinkronous dilaksanakan secara online, yaitu Guru melakukan
kegiatan pembelajaran di TKB menggunakan fasilitas TIK dalam waktu yang
bersamaan dengan peserta didik.

4
2) Asinkronous
Bimbingan belajar asinkronous dilaksanakan secara online, yaitu siswa
melakukan belajar secara mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar elektronik
(e-book) dengan menggunakan fasilitas TIK.

D. Model Layanan Pembelajaran


Pembelajaran diselenggarakan sesuai dengan model layanan yang diterapkan, yang dapat
dipilih.
1. Model DOMON (Dominan Online)
Pada model ini perbandingan Pembelajaran online dan Pembelajaran tatap muka
sekitar 80% : 20%. Tugas Pembelajaran diberikan pada saat Pembelajaran
mandiri/online, umpan balik dari guru bina juga diberikan secara online. Untuk mata
pelajaran berpraktik, kegiatan praktik dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka.
Bahan ajar yang digunakan dapat berupa Modul atau Buku Paket, Buku Sekolah
Elektronik (BSE), bahan ajar yang dibuat oleh guru bina atau bahan ajar lainnya yang
menunjang.

2. Model BONTAMU (Balancing Online Tatap Muka)


Pada model ini perbandingan antara Pembelajaran online dan Pembelajaran tatap
muka sekitar 50% : 50%. Tugas Pembelajaran diberikan baik pada saat Pembelajaran
online sebanyak 2 kali, dan Pembelajaran tatap muka 1 kali. Umpan balik dapat
diberikan secara online maupun secara tatap muka.

3. Model DOMTAMU (Dominan Tatap Muka)


Pada model ini perbandingan antara Pembelajaran online dan Pembelajaran tatap
muka sekitar 20% : 80%. Tugas Pembelajaran diberikan pada saat Pembelajaran
tatapmuka. Umpan balik dapat diberikan secara online maupun secara tatapmuka.

Keterangan:
Apabila selama kegiatan Pembelajaran yang dilakukan seperti pada model tersebut
peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami materi, maka disarankan
bertanya kepada guru bina atau guru pamong baik melalui e-mail, media sosial dan atau
media lainnya maupun langsung secara tatap muka.

E. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Beban Belajar

Alokasi waktu tatap muka sesuai dengan Permendikbud no 22 tahun 2016, untuk tiap
1 jam pelajaran adalah 45 menit yang didistribusikan menjadi kegiatan belajar
mandiri (BM), belajar online (BOL), dan tatap muka (TM).

Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar
4-6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan
untuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar.

2. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum SMA Terbuka terdiri atas:

5
1) Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A
adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
2) Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu
Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa.
3) Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh
peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi
masih dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang
memilih Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari
Kelompok Peminatan Sosial dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan
Sains.
4) Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata
pelajaran dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi.
5) Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat
opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu.

PROGRAM PEMINATAN MIPA ALOKASI WAKTU PER


MINGGU
Nomor Mata Pelajaran X XI XII

Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8 3 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Kelompok C (Peminatan)
1 Matematika 3 4 4
2 Bilogi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Lintas Minat
1 LINTAS MINAT 1 3 2 2
2 LINTAS MINAT 2 3 2 2
Jumlah Jam Pelajaran 42 44 44

6
PROGRAM PEMINATAN IPS ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
Nomor Mata Pelajaran X XI XII

Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8 3 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Kelompok C (Peminatan)
1 Sejarah 3 4 4
2 Sosiologi 3 4 4
3 Ekonomi 3 4 4
4 Geografi 3 4 4
Lintas Minat
1 LINTAS MINAT 1 3 2 2
2 LINTAS MINAT 2 3 2 2
Jumlah Jam Pelajaran 42 44 44

7
PROGRAM PEMINATAN BAHASA ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
Nomor Mata Pelajaran X XI XII

Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8 3 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Kelompok C (Peminatan)
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
Bahasa Asing lain (Arab, Mandarin,
3 3 4 4
Jepang, Korea, Jerman Perancis)
4 Antropologi 3 4 4
Lintas Minat
1 LINTAS MINAT 1 3 2 2
2 LINTAS MINAT 2 3 2 2
Jumlah Jam Pelajaran 42 44 44

3. Alokasi Waktu Pembelajaran


Berikut adalah contoh pembagian alokasi waktu kegiatan belajar per minggu untuk SMA
Kelas X:

8
F. Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian yang dilakukan saat Pembelajaran, baik Pembelajaran tatap muka maupun
Pembelajaran mandiri, meliputi: tes, tugas pembelajaran (disampaikan secara mandiri
dan tatapmuka), dan nilai partisipasi pembelajaran diberikan pada saat pembelajaran
tatap muka dan mandiri. Usaha ini dilakukan guru bina untuk membantu siswa dalam
menguasai konsep-konsep esensial suatu mata pelajaran (termasuk tugas praktik).
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar Sekolah Menengah Terbuka
mengacu kepada penilaian yang diselenggarakan sekolah induk.

G. Jenis Penilaian

1. Penilaian Mandiri
2. Penilaian oleh Guru bina
3. Penilaian yang diselenggarakan Sekolah

9
4. Penilaian yang diselenggarakan Negara

1. Penilaian Mandiri
• Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri setelah mempelajari bahan ajar
• Dilakukan dengan mengerjakan asesmen mandiri yang terdapat pada setiap akhir unit.
• Tersedia kunci asesmen mandiri di akhir bagian bahan ajar untuk menghitung tingkat
penguasaan.

2. Penilaian Oleh Guru


• Meliputi penilaian partisipasi dan keaktifan siswa dalam tutorial; tugas partisipasi dan
keaktifan siswa; serta tugas tutorial.
• Penilaian partisipasi dan keaktifan siswa dalam tutorial dilakukan pada akhir program
tutorial dengan menggunakan skala penilaian (rating scale).
• Fokus: kehadiran dan keaktifan siswa selama tutorial.
• Penilaian tugas partisipasi dan keaktifan siswa merupakan penilaian yang dilakukan
guru SMA Terbuka terhadap tugas-tugas yang diberikan pada setiap akhir pertemuan
tutorial.
• Jenis tugas: membuat ringkasan materi tutorial, membuat peta konsep,
mengidentifikasi konsep-konsep yang sulit dipahami, membuat daftar pertanyaan
yang akan diajukan dalam tutorial.
• Dapat diberikan secara individu atau kelompok.
• Penilaian dilakukan terhadap keberadaan dan kelengkapan tugas.
• Penilaian tugas tutorial dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang telah
ditutorialkan.
• Diberikan sebanyak 3 kali pada waktu yang telah ditentukan.
• Jenis tugas: tes, studi lapangan; melakukan praktek/praktikum, membuat suatu
produk, dsb.
• Dapat dikerjakan di dalam kelas tutorial atau di luar kelas tutorial.

3. Penilaian oleh Sekolah


• Penilaian yang dilaksanakan oleh sekolah dalam bentuk Ujian Semester (US).
• Dilakukan pada akhir semester.
• Tujuan: mengukur kompetensi yang telah ditetapkan dalam Program Semester dan
Rencana Program Pembelajaran (RPP).
• Alat ukur: tes yang dibuat oleh guru yang ditunjuk oleh DIKMEN
• Menggunakan alat ukur yang paralel untuk seluruh siswa SMA Terbuka.

4. Penilaian oleh Negara


• Penilaian yang dilaksanakan oleh negara dalam bentuk Ujian Nasional (UN).
• Diikuti oleh semua siswa SMA Terbuka kelas XII.
• Naskah Ujian, waktu pelaksanaan, dan mata pelajaran yang di UN kan mengikuti
aturan yang ditetapkan pemerintah.

Komponen Penilaian Keberhasilan Siswa


1. Nilai Partisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti tutorial
2. Nilai Tugas Partisipasi dan keaktifan siswa
3. Nilai Tugas Tutorial
4. Ujian Semester.

10
5. Ujian Nasional

H. Alat Penilain
Jenis:
• Tes
• Pedoman Pengamatan
• Daftar Cek
• Skala Penilaian
• Tugas (Task) dan Rubrik (Rubric)
Pemilihan jenis alat ukur disesuaikan dengan kompetensi yang akan diukur.

Kriteria Ketntasan Minimal (KKM)


 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMA Terbuka ditentukan oleh Sekolah Induk
berdasarkan prosedur yang berlaku.
 Siswa yang belum mencapai KKM diberi kesempatan untuk mengikuti program
remedial sampai mencapai KKM.

Penentuan NIlai Akhir


 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMA Terbuka ditentukan oleh Sekolah Induk
berdasarkan prosedur yang berlaku.
 Siswa yang belum mencapai KKM diberi kesempatan untuk mengikuti program
remedial sampai mencapai KKM.

NA = 30% NPT + 40% NRTT + 30% NUS

NA = Nilai akhir mata pelajaran


NPT = Nilai Partisipasi dan Keaktivan Tutorial
NRTT = Nilai Rata-Rata Tugas Tutorial
NUS = Nilai Ujian Semester

11
BAB IV
PENUTUP

Demikian Petunjuk Pelaksanaan SMA TERBUKA ini dibuat, agar menjadi pedoman bagi
pihak terkait dalam memahami dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di SMA
TERBUKA dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dan peningkatan APK/APM di Jawa Barat

LAMPIRAN 1

12
PANDUAN MOPJJ

Sejak tahun pelajaran 2016/2017 agar tercipta kondisi yang kondusif saat masa Orientasi
Siswa Baru (MOS) pemerintah menerbitkan Permendikbud Nomor (No) 18 Tahun
2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah. Dengan diterbitkannya Permendikbud ini
secara resmi kegiatan MOS di lingungan pendidikan dasar dan menengah diganti dengan
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

Sekolah adalah satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat dalam bentuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, sekolah menengah kejuruan, sekolah pada jalur pendidikan khusus, termasuk
satuan pendidikan kerja sama.

Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan
program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan
pembinaan awal kultur sekolah. Untuk SMA Terbuka selanjutnya MPLS akan disebut Masa
Orientasi Pembelajaran Jarak Jauh (MOPJJ).

Tujuan MOPJJ untuk:


1. mengenali potensi diri peserta didik baru;
2. membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan TKB, sekolah induk dan
sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana
sekolah;
3. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru
baru;
4. mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya;
5. menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan
sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan
semangat gotong royong.

Materi MOPJJ - SMA Terbuka


Di bawah ini materi yang perlu disiapkan oleh penyelenggara MOPJJ. Susunan acara MPOJJ
disesuaikan dengan kondisi sekolah induk masing-masing.

1. Pengenalan tentang SMA Terbuka; Lihat konsep SMA Terbuka di


http://smtjabar.wordpress.com
2. Pengenalan Tatatertib Siswa SMA Terbuka; Sama dengan Tata tertib yang ada di sekolah
induk
3. Pengenalan system belajar di SMA Terbuka; Bagaimana menggunakan bahan ajar cetak,
serta tugas yang harus dikerjakan selama 5 hari sebagai bentuk belajar mandiri.
4. Pengenalan Learning Management System (LMS) yang beralamat di
http://jass.disdikprov.go.id , Pembelajaran berbasis IT (Video), dan Media Sosial
5. Pengenalan sistim penilaian di SMA Terbuka
6. Pendidikan Karakter
7. Pendidikan Empat Pilar Kebangsaan

LAMPIRAN 2

13
TUGAS GURU BINA, GURU PAMONG/ TUTOR DAN PESERTA DIDIK
A. Guru Bina
Guru Bina adalah Guru mata pelajaran dari sekolah induk yang diberi SK oleh Kepala
Sekolah Induk, bertugas sebagai pengajar di TKB sesuai dengan bidang studi-nya,

Peran guru bina adalah :

1. Bertanggung jawab dalam penyusunan:


a. program tahunan;
b. program semester;
c. bahan ajar;
d. jadwal belajar di TKB;
e. penyusunan jadwal kegiatan tatap muka;
f. penyusunan program penilaian;
g. penyusunan program supervisi;
h. rencana pemanfaatan dan distribusi media belajar;
2. Membantu melakukan pelaksanaan Masa Orientasi Pengenalan Belajar Jarak Jauh
(MOPBJJ) bagi Siswa Baru;
3. Hadir dan melaksanakan tugas mengajar pada saat tatap muka di TKB sesuai jadwal
pelajaran yang telah dibuat;
4. Memberikan tugas mandiri untuk siswa dan memeriksanya;
5. Membimbing, memecahkan kesulitan siswa ketika tatap muka, serta mengadakan
konfirmasi dan klarifikasi dari tugas mandiri yang telah dikerjakan siswa;
6. Melaksanakan penilaian;
7. mengajar menggunakan sistem kerja kelompok untuk setiap rombongan belajar, sesuai
dengan jadwal;
8. melakukan pembelajaran dengan Learning Management System (LMS), video
conference, atau media sosial;
9. memeriksa tugas-tugas belajar siswa,
10. memeriksa hasil Penilaian Akhir Semester, Penilaian Akhir Tahun dan memadukannya
dengan penilaian akhir modul/ tugas untuk diolah menjadi nilai raport.
11. memberikan laporan hasil belajar siswa ke pengelola sekolah induk

B. Guru Pamong/ Tutor


Guru Pamong/ Tutor adalah tenaga pendidik, tenaga kependidikan, atau bagian dari
masyarakat yang peduli terhadap pendidikan yang diberikan mandat oleh sekolah induk
untuk melakukan pelayanan dan pendampingan pendidikan terhadap peserta didik di TKB.
Ada 2 Tutor yang memiliki tugas berbeda di TKB.

Tugas guru pamong /tutor akademik di TKB sbb:

1. membaca buku petunjuk untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan;


2. membagikan modul/ bahan ajar kepada peserta didk;
3. mempelajari modul/ bahan ajar, agar mengetahui tentang tujuan dan petunjuk lain;
4. menjelaskan kepada siswa cara belajar dengan modul, LMS, maupun bahan ajar
berbasis TIK lainnya;
5. meminta kepada siswa untuk mengisi daftar hadir;
6. mencatat kemajuan belajar peserta didik untuk mengetahui kapan harus dilakukan tes
akhir modul/ulangan harian atau tes lainnya;

14
7. mencatat pertanyaan dan masalah yang tidak bisa dipecahkan di TKB dan
menginformasikannya ke guru bina;
8. membimbing proses belajar peserta didik di TKB;
9. menyampaikan laporan bulanan kegiatan belajar di TKB ke pengelola sekolah induk;
10. membantu melakukan tes akhir modul/ KD, penilaian akhir semester, penilaian akhir
tahun, US atau UN bila diminta oleh guru bina.
Tugas Guru pamong/Tutor Keterampilan di TKB sbb.:
1. membaca buku petunjuk untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan;
2. Mencari potensi sekitar TKB untuk menentukan jenis keterampilan yang akan
diberikan pada peserta didik SMA Terbuka;
3. mencari UMKM atau SMK setempat yang memiliki potensi sesuai dengan
keterampilan yang akan dikembangkan;
4. Membimbing peserta didik untuk mengembangkan keterampilannya sampai
menghasilkan produk bersama mitra usaha /SMK setempat
5. Membimbing peserta didik untuk dapat memasarkan produk yang dihasilkannya, serta
membuat laporan pembukuannya;
6. Menyampaikan laporan bulanan tenteng perkembangan kegiatan peserta didik di TKB
yang berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan ke pengelola sekolah induk

C. Peserta Didik
Tugas Peserta Didik di TKB antara lain:

1. hadir dan melakukan proses pembelajaran di TKB atau sekolah induk;


2. belajar melalui modul (bahan cetak), LMS (Learning Management System), bahan
ajar berbasis IT, atau program video conference, baik perorangan atau kelompok;
3. mengerjakan tugas pada buku tulis atau lembar jawaban yang tersedia (dikerjakan
tidak pada buku modul);
4. mendiskusikan hasil belajarnya dengan teman dalam kelompoknya;
5. mencatat permasalahan yang dihadapi untuk ditanyakan kepada guru bina;
6. melakukan self assessment, dan evaluasi seperti ulangan, tes akhir semester, tes akhir
tahun, US atau UN.

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN CONTOH FORMAT PENGOLAHAN NILAI


PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN JURNAL SIKAP
DAN MODEL RAPOR

15
16
LAMPIRAN 4

17
CONTOH MODEL RAPOR

18
LAMPIRAN 5
KALENDER PENDIDIKAN SMA TERBUKA

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai