NPM : 41152010160201
Kelompok : VII ( 7 )
Penilaian Kinerja
Satu perhatian yang berkaitan dengan pembentukan pasar tunggal Eropa adalah
dampaknya terhadap pekerjaan. Terdapat suatu tanda bahwa negara-negara anggota yang
memiliki biaya jaminan sosial relatif rendah akan mempunyai suatu sisi kompetitif dan
perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara anggota tersebut memiliki biaya tenaga
kerja lebih rendah.
Pada dasarnya suatu perusahan multinasnonal merupakan suatu entitas tunggal yang
menghadapi suatu lingkungan global, yang berarti bahwa ia secara serentak
menghadapilingkungan-lingkungan nasional yang berbeda. Situasi lainnya adalah ketika
perusahaan multinasional mendirikan suatu usaha patungan dalam suatu pasar khusus untuk
memiliki suatu kehadiran di sana.
Data yang Tidak Dapat Dibandingkan
Sering kali data yang diperoleh dari cabang-cabang mungkin tidak dapat diinterpretasikan
atau pun tidak dapat diandalkan. . Faktor-faktor ini dapat membuat suatu tujuan penilaian kinerja
cabang menjadi problematis dan dapat memperumit penilaian para manajer cabang individual.
Menurut Pucik, tanpa dukungan infrastruktur negara induk, pengembangan pasar pada
cabang-cabang asing umumnya lebih lambat dan lebih sulit untuk dicapai daripada di negara
asal, di mana merk-merk yang sudah terbukti dapat mendukung produk-produk dan bidang-
bidang bisnis baru yang dapat disubsidi silang oleh divisi-divisi lainnya. Sebagai akibamya, lebih
banyak waktu yang mungkin dibutuhkan untuk mencapai hasil-hasil daripada yang biasanya
terjadi dalam suatu pasar domestik dan kenyataan ini seharusnya dipahami dalam proses
manajemen kinerja.
Meskipun tidaklah sering digambarkan seperti itu, manajemen kinerja merupakan suatu
bagian dari suatu sistem pengendalian perusahaan multinasional. Dalam beberapa hal dengan
memakai suatu pendekatan manajemen kinerja, perusahaan-perusahaan multinasional mengambil
sejumlah fungsi-fungsi MSDM untuk mencapai sekumpulan sasaran kinerja selama proses
penilaian kinerja.
Satu dari beberapa studi yang membahas manajemen kinerja ekspatriat, yang
bertentangan dengan studi-studi lainnya yang semata-mata berfokus pada penilaian, dilaksanakan
oleh Tahvanainen.
Dalam bab 3 yang membahas tema msdm internasional menopang operasi operasi bisnis
internasional, para non ekspatriat ( para pelaku perjalanan bisnis internasional atau penerbang
rutin) digambarkan sebagai para karyawan yang pekerjaanya melibatkan perjalanan internasional
, tetapi tidak di anggap para karyawan yang di tugaskan internasional karena mereka tidak di
pindahkan ke negara lain. Dampak kinerja dari faktor faktor yang berkaitan dengan perjalanan
udara konstan terhadap kesehatan orang dan stress akibat berpisah lama darj keluarga hanya
mendapat perhatian yang sedikit dalam literatur manajemen SDM atau manajemen kinerja
MSDM internasional.
Hubungan Penilaian Kinerja Dengan Trend Msdm Internasional Di Masa Depan
Berbagai studi memperlihatkan bahwa ada korelasi yang positif antara tingkat motivasi
dan komitmen karyawan dengan beberapa faktor-faktor tertentu di dalam organisasi, seperti
gaji/kompensasi (compensation), kesempatan untuk mengembangkan karir (training &
careerdevelopment) termasuk di dalamnya pelatihan dan pengembangan karir yang Bapak
tanyakan, kepemimpinan di dalam organisasi (leadership), komunikasi (communication),
lingkungan kerja fisik (physical working environment), hubungan kerja antar pegawai (working
relationship, culture), visi, misi, dan tujuan organisasi (sense of direction). Faktor-faktor lain,
seperti reputasi perusahaan atau organisasi juga penting, namun pengaruhnya tidak sebesar
faktor-faktor di atas.
Yang perlu diingat adalah, ini adalah hasil studi atau modelling mengenai hubungan
antara motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi. Sehingga, para peneliti
yang berbeda bisa saja datang dengan faktor-faktor dan definisi yang tidak sama persis mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi karyawan, namun pengamatan kami atas
berbagai model yang ada, faktor-faktor yang disebutkan di atas, termasuk Pelatihan &
Pengembangan, umumnya terlihat pada berbagai model yang ada.
Berikutnya, studi — dan intuisi kita — juga memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif
antara tingkat motivasi dan komitmen kerja karyawan dengan kinerja mereka. Dengan
kemampuan yang sama, karyawan yang memiliki motivasi dan komitmen yang lebih tinggi dapat
diperkirakan akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang lain.
Untuk yang kedua, kinerja karyawan tentu dipengaruhi oleh kompetensi karyawan tersebut.
Seorang karyawan yang memiliki kompetensi, misalnya di bidang Teknologi Informasi, tentu
memiliki kinerja yang lebih baik bila mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan Teknologi
Informasi, dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki kompetensi di dalam bidang
tersebut. Pelatihan dan pengembangan akan membantu karyawan meningkatkan kompetensi
mereka, sehingga hubungan antara Pelatihan dan Pengembangan dengan Kinerja karyawan
terlihat jelas di sana.