Anda di halaman 1dari 72

4.

2 Pengolahan Data
4.2.1 Identifikasi Nilai RWL dan LI pada Pengangkatan dengan Metode NIOSH
a. Posisi Awal (Origin)
LC = 23 Kg
25 25
HM = = = 0,47
𝐻 53
VM = 1 – 0,00326 |V – 69|
= 1 – 0,00326 |12 – 69|
= 0,81
4,5
DM = 0,82 +
𝐷
4,5
= 0,82 + = 0,88
74
AM = 1,00
Karena A(0) posisi awal yaitu 0
FM = 0,35
Karena V<30 dan waktu pekerja rata rata 8 jam perhari
CM = 0,95
RWL Origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,47 x 0,81 x 0,88 x 1,00 x 0,35 x 0,95
= 2,56
𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
LI Origin =
𝑅𝑊𝐿
10
=
2,56

= 3,9
Karena LI > 1 maka beban yang diangkut oleh operator melebihi batas
pengangkutan yang direkomendasikan sehingga aktivitas tersebut dapat
mengandung resiko cedera tulang belakang.

b. Posisi Akhir (Destination)


LC = 23 Kg
25 25
HM = = = 0,83
𝐻 30
4

VM = 1 – 0,00326 |V – 69|
= 1 – 0,00326 |86 – 69|
= 0,94
4,5
DM = 0,82 +
𝐷
4,5
= 0,82 + = 0,88
74
AM = 0,71
Karena A(0) posisi awal yaitu 90
FM = 0,35
Karena V<30 dan waktu pekerja rata rata 8 jam perhari
CM = 0,95
RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,83 x 0,94 x 0,88 x 0,71 x 0,35 x 0,95
= 20,83
𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
LI Destination =
𝑅𝑊𝐿
10
=
20,83

= 0,48
Karena LI < 1 maka beban yang diangkut oleh operator tidak melebihi
batas pengangkutan yang direkomendasikan sehingga aktivitas tersebut
tidak dapat mengandung resiko cedera tulang belakang.

4.2.2 Pengidentifikasian Postur Tubuh dengan Metode RULA


4.2.2.1 Identifikasi Skor Postur Tubuh Operator Menggunakan Software CATIA
Berikut ini akan di paparkan mengenai postur tubuh saat set up maupun
proses nya pada 9 stasiun yang ada di PT PTI, yaitu sebagai berikut:
a. Postur Tubuh pada Stasiun Pengukuran & Pemolaan
1. Set Up Pengukuran & Pemolaan
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun pengukuran &
pemolaan dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA
5

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pengukuran & Pemolaan, (a)
ergofellow, (b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pengukuran &
Pemolaan, (a) Skor Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Pengukuran & Pemolaan


6

Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun pengukuran &


pemolaan dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pengukuran & Pemolaan, (a)
ergofellow, (b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pengukuran &
Pemolaan, (a) Skor Kiri, (b) Skor Kanan
7

b. Postur Tubuh pada Stasiun Pemotongan Manual


1. Set Up Pemotongan Manual
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun pemotongan manual
dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pemotongan Manual, (a)
ergofellow, (b) menggunakan CATIA
8

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Pemotongan Manual, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Pemotongan Manual


Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun pemotongan
manual dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
9

Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pemotongan Manual, (a)


ergofellow, (b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Pemotongan Manual, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

c. Postur Tubuh pada Stasiun Pelubangan


1. Set Up Pelubangan
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun pelubangan dengan
gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA
10

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pelubangan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pelubangan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Pelubangan
11

Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun pelubangan dengan


gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pelubangan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA

Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pelubangan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan
12

d. Postur Tubuh pada Stasiun Pembubutan


1. Set Up Pembubutan
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun pembubutan
dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pembubutan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA
13

Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Proses Pembubutan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Pembubutan
Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun pembubutan
dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pembubutan, (a)
ergofellow, (b) menggunakan CATIA
14

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Proses Pembubutan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

e. Postur Tubuh pada Stasiun Pemotongan dengan Mesin


1. Set Up Pemotongan dengan Mesin
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun pemotongan
dengan messin dengan gambar asli maupun gambar menggunakan
CATIA
15

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pemotongan dengan Mesin,
(a) ergofellow, (b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pemotngan dengan
Mesin, (a) Skor Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Pemotongan dengan Mesin


16

Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun pemotongan


dengan mesin dengan gambar asli maupun gambar menggunakan
CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pemotongan dengan Mesin,
(a) ergofellow, (b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pemotngan dengan
Mesin, (a) Skor Kiri, (b) Skor Kanan
17

f. Postur Tubuh pada Stasiun Penghalusan


1. Set Up Penghalusan
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun penghalusan
dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Penghalusan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA
18

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Penghalusan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Penghalusan
Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun penghalusan
dengan gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Penghalusan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA
19

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Penghalusan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

g. Postur Tubuh pada Stasiun Pengetapan


1. Set Up Pengetapan
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun pengetapan dengan
gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA
20

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pengetapan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Pengetapan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Pengetapan
Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun pengetapan dengan
gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA
21

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pengetapan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Pengetapan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

h. Postur Tubuh pada Stasiun Milling


1. Set Up Milling
22

Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun milling dengan


gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Milling, (a) ergofellow, (b)
menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Milling, (a) Skor Kiri,
(b) Skor Kanan
23

2. Proses Milling
Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun milling dengan
gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Milling, (a) ergofellow, (b)
menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Milling, (a) Skor Kiri,
(b) Skor Kanan
24

i. Postur Tubuh pada Stasiun Penekukan


1. Set Up Penekukan
Dibawah ini merupakan gambar set up pada stasiun penekukan dengan
gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Penekukan, (a) ergofellow,
(b) menggunakan CATIA
25

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Set Up Pada Stasiun Penekukan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

2. Proses Penekukan
Dibawah ini merupakan gambar proses pada stasiun penekukan dengan
gambar asli maupun gambar menggunakan CATIA

(a) (b)
Gambar 4. Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Penekukan, (a) ergofellow, (b)
menggunakan CATIA
26

(a) (b)
Gambar 4. Skor Postur Tubuh Proses Pada Stasiun Penekukan, (a) Skor
Kiri, (b) Skor Kanan

4.2.2.2 Identifikasi Skor Postur Tubuh Operator Menggunakan Perhitungan


Manual Metode RULA
Berikut ini akan dijelaskan mengenai skor postur tubuh dengan metode
RULA baik set up maupun proses dengan skor RULA yang terbesar pada 9
stasiun yang ada di PT PTI, yaitu sebagai berikut :
a. Perhitungan RULA Manual Set up Stasiun Milling
1. Skor Grup A
Dibawah ini merupakan tabel penilaian postur tubuh grup A pada set up
di stasiun dengan skor RULA tertinggi yaitu di stasiun milling.
Tabel 4. Penilaian Postur Tubuh Grup A pada Stasiun Milling

Kanan Kiri
No Postur Tubuh
Skor Keterangan Skor Keterangan
1 Lengan Atas 4 >900 3 450- 900

2 Lengan Bawah 1 60 - 1000 1 60 - 1000


>150(keatas maupun
3 Pergelangan Tangan 4 - 3
kebawah)
Putaran Pergelangan Posisi tengah dari Posisi tengah dari
4 1 1
Tangan putaran putaran
27

Berdasarkan tabel diatas, nilai skor grup A postur tubuh set up stasiun
milling baik skor kanan maupun skor kiri didapat dari skor RULA dengan
menggunakan software CATIA dan keterangannya didapat dari tabel skor bagian
leher atas, leher bawah, pergelangan tangan dan tabel putaran pergelangan tangan.

Tabel 4. Indikator Skor A Bagian Kanan Postur Set Up Stasiun Milling


Wrist
Upper Lower 1 2 3 4
Arm Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4

1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5

1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5

1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6

1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8

1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor A bagian kanan set
up milling yaitu 5 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh lengan atas,
lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan.

Tabel 4. Tabel 4. Indikator Skor A Bagian Kiri Postur Set Up Stasiun Milling
28

Wrist
Upper Lower 1 2 3 4
Arm Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4

1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5

1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5

1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6

1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8

1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor A bagian kiri set up
milling yaitu 4 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh lengan atas,
lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan.

2. Skor Grup B
Dibawah ini merupakan tabel penilaian postur tubuh grup B pada set up
dengan nilai skor RULA tertinggi yaitu di stasiun Milling.
Tabel 4. Penilaian Postur Tubuh Grup B pada Stasiun Milling

Kanan Kiri
No Postur Tubuh
Skor Keterangan Skor Keterangan
1 Leher 4 Ekstensi 4 Ekstensi
29

Kanan Kiri
No Postur Tubuh
Skor Keterangan Skor Keterangan
2 Batang Tubuh 3 20 - 600 3 20 - 600

3 Kaki 1 Posisi normal/seimbang 1 Posisi normal/seimbang

Berdasarkan tabel diatas, nilai skor grup B postur tubuh set up stasiun
milling baik skor kanan maupun skor kiri didapat dari skor RULA dengan
menggunakan software CATIA dan keterangannya didapat dari tabel skor bagian
leher, batang tubuh dan bagian kaki.

Tabel 4. Indikator Skor B Bagian Kanan Postur Set Up Stasiun Milling


Trunk Posture Score
1 2 3 4 5 6
Neck Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor B bagian kanan set
up proses milling yaitu 6 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh leher,
batang tubuh dan kaki.

Tabel 4. Indikator Skor B Bagian Kiri Postur Set Up Stasiun Milling


Trunk Posture Score
1 2 3 4 5 6
Neck Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
30

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor B bagian kiri set up
milling yaitu 6 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh leher, batang
tubuh dan kaki.

3. Grand Skor
Dibawah ini merupakan tabel grand total score pada set up di stasiun
Milling. Berdasarkan nilai set up tabel indikator skor grup A bagian
kanan dan bagian kiri yang sudah ditambahkan dengan skor aktivitas dan
skor beban begitupun dengan skor grup B bagian kanan dan kiri yang
sudah ditambahkan, sehingga didapatkan grand score pada set up di
stasiun milling, yaitu :
Tabel 4. Grand Score Bagian Kanan pada Postur Set Up Stasiun Milling
Score Score Group B
Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
+8 5 5 6 7 7 7 7
Berdasarkan tabel diatas, nilai grand score bagian kanan pada set up milling
yaitu 7. Sehingga jika kita klasifikasikan ke dalam kategori level resiko, maka set
up di stasiun milling ini level resiko nya tinggi.

Tabel 4. Grand Score Bagian Kiri pada Postur Set Up Stasiun Milling
31

Score Score Group B


Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
+8 5 5 6 7 7 7 7
Berdasarkan tabel diatas, nilai grand score bagian kiri pada set up milling
yaitu 7. Sehingga jika kita klasifikasikan ke dalam kategori level resiko, maka set
up di stasiun milling ini level resiko nya tinggi.

b. Perhitungan RULA Manual Proses Stasiun Milling


1. Skor Grup A
Dibawah ini merupakan tabel penilaian postur tubuh grup A pada proses
stasiun dengan nilai skor RULA tertinggi yaitu stasiun milling
Tabel 4. Penilaian Postur Tubuh Grup A pada Stasiun Milling

Kanan Kiri
No Postur Tubuh
Skor Keterangan Skor Keterangan
>200 kebelakang atau >200 kebelakang atau
1 Lengan Atas 2 2
200 - 450 200 - 450
2 Lengan Bawah 1 60 - 1000 2 <600 atau >1000
>150(keatas maupun
3 Pergelangan Tangan 4 - 3
kebawah)
Putaran Pergelangan Posisi tengah dari Posisi tengah dari
4 1 1
Tangan putaran putaran
Berdasarkan tabel diatas, nilai skor grup A postur tubuh proses stasiun
milling baik skor kanan maupun skor kiri didapat dari skor RULA dengan
menggunakan software CATIA dan keterangannya didapat dari tabel skor bagian
leher atas, leher bawah, pergelangan tangan dan tabel putaran pergelangan tangan.

Tabel 4. Indikator Skor A Bagian Kanan Postur Proses Stasiun Milling


Wrist
Upper Lower 1 2 3 4
32

Arm Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor A bagian kanan


proses milling yaitu 4 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh bagian
lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan.

Tabel 4. Indikator Skor A Bagian Kiri Postur Proses Stasiun Milling


Wrist
Upper Lower 1 2 3 4
Arm Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
33

1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor A bagian kiri


proses milling yaitu 3 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh bagian
lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan.

2. Skor Grup B
Dibawah ini merupakan tabel penilaian postur tubuh grup B pada proses
stasiun milling
Tabel 4. Penilaian Postur Tubuh Grup B pada Stasiun Milling

Postur Kanan Kiri


No
Tubuh
Skor Keterangan Skor Keterangan
0
1 Leher 3 >20 3 >200

2 Batang Tubuh 2 0 - 200 2 0 - 200


Posisi Posisi
3 Kaki 1 1
normal/seimbang normal/seimbang
Berdasarkan tabel diatas, nilai skor grup B postur tubuh proses stasiun
milling baik skor kanan maupun skor kiri didapat dari skor RULA dengan
menggunakan software CATIA dan keterangannya didapat dari tabel skor bagian
leher, batang tubuh dan bagian kaki.

Tabel 4. Indikator Skor B Bagian Kanan Postur Proses Stasiun Milling


Trunk Posture Score
34

1 2 3 4 5 6
Neck Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor B bagian kanan


proses milling yaitu 3 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh bagian
leher, batang tubuh dan kaki.

Tabel 4. Indikator Skor B Bagian Kiri Postur Proses Stasiun Milling


Trunk Posture Score
1 2 3 4 5 6
Neck Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai indikator skor B bagian kiri


proses milling yaitu 3 dengan memasukkan nilai dari skor postur tubuh bagian
leher, batang tubuh dan kaki.

3. Grand Skor
Dibawah ini merupakan tabel grand total score pada set up di stasiun
milling, yaitu score bagian kanan dan score bagian kiri.
Berdasarkan nilai tabel indikator skor grup A bagian kanan dan bagian
kiri yang sudah ditambahkan dengan skor aktivitas dan skor beban
begitupun dengan skor grup B bagian kanan dan kiri yang sudah
35

ditambahkan, sehingga didapatkan grand score pada proses di stasiun


milling, yaitu :

Tabel 4. Grand Score Bagian Kanan pada Postur Proses Stasiun Milling
Score Score Group B
Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
+8 5 5 6 7 7 7 7
Berdasarkan tabel diatas, nilai grand score bagian kanan pada proses milling
yaitu 5. Sehingga jika kita klasifikasikan ke dalam kategori level resiko, maka
level resiko proses di stasiun milling ini dikategorikan sedang.

Tabel 4. Grand Score Bagian Kiri pada Postur Proses Stasiun Milling
Score Score Group B
Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
+8 5 5 6 7 7 7 7
Berdasarkan tabel diatas, nilai grand score bagian kiri pada proses milling
yaitu 4. Sehingga jika kita klasifikasikan ke dalam kategori level resiko, maka
level resiko proses di stasiun milling ini dikategorikan kecil.

4.2.3 Perhitungan Besar Momen Gaya Tekan pada Segmen L5/S1


36

Berikut ini merupakan perhitungan besar momen gaya tekan pada segmen
L5/S1 pada 9 proses stasiun yang ada di PT PTI, yaitu sebagai berikut :
a. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di
Stasiun Pengukuran & Pemolaan

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Pemolaan


Keterangan :
𝜃1 = 29,36
𝜃2 = 23,11
𝜃3 = 69,68
𝜃4 = 65,73
𝜃H = 86,84
𝜃T = 19,34
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
37

= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun pemolaan adalah 375,648 Newton
yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan
gaya tekan L5/S1 pada proses pemolaan,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (29,36)
= 0,326
38

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,326 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (23,11)) + (3,744 x 0,24 x
cos (23,11))
= 2,159

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 4,519
4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
39

= 2(4,519) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (65,73))+(2(31,824) x 0,58


x cos (65,73))
= 74,047

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(86,84+19,34)}(74,047)1.8
PA =
75
= 0,0148

FA = PA x AA
= 0,0148 x 0,0465
= 6,882 x 10-4

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
0,0006882 x 0,11
= 74,047 –
0,05

= 1,514 x 10-3

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (65,73) – 6,882 x 10-4 + 1,514 x 10-3
= 154,406
40

Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun pemolaan dikategorikan aman.

b. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Pemotongan Manual

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Pemotongan Manual


Keterangan :
𝜃1 = 12,53
𝜃2 = 29,05
𝜃3 = 94,62
𝜃4 = 68,56
𝜃H = 96,13
𝜃T = 30,74
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
41

= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun pemotongan manual adalah 375,648
Newton yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan
momen dan gaya tekan L5/S1 pada proses pemotongan manual,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (12,53)
= 0,365
42

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,365 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (29,05)) + (3,744 x 0,24 x
cos (29,05))
= 2,107

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 2,107 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (94,62)) + (14,352 x 0,31 x
cos (94,62))
= 1,559

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
43

= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(1,559) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (68,56))+(2(31,824) x 0,58
x cos (68,56))
= 60,93

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(96,13+30,74)}(60,93)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(126,87)}(60,93)1.8
=
75
= -5,816 x 10-3

FA = PA x AA
= -5,816 x 10-3x 0,0465
= -2,704 X 10-4

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
−0,0002704 x 0,11
= 60,93 − 0,05
= 60,93 + 5,949 x 10-4
44

= 60,931

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (68,56) – ( - 2,704 X 10-4) + 1,514 x 10-3
= 137,311
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun pemotongan manual
dikategorikan aman.

c. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Pelubangan

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Pelubangan


Keterangan :
𝜃1 = 52,31
𝜃2 = 15,93
𝜃3 = 73,57
𝜃4 = 79,86
𝜃H = 92,48
45

𝜃T = 79,7
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun pelubangan adalah 375,648 Newton
yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan
gaya tekan L5/S1 pada proses pelubangan,yaitu :
1. Telapak Tangan
46

∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (52,31)
= 0,229

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,229 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (15,93)) + (3,744 x 0,24 x
cos (15,93))
= 2,146

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
47

= 2,146 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (73,57)) + (14,352 x 0,31 x


cos (73,57))
= 4,072

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(4,072) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (79,86))+(2(31,824) x 0,58
x cos (79,86))
= 35,988

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(92,48+79,7)}(35,988)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(172,18)}(35,988)1.8
=
75
= -0,016
48

FA = PA x AA
= -0,016 x 0,0465
= -7,44 x 10-4

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
−0,000744 x 0,11
= 35,988 − 0,05
= 35,988 + 1,637 x 10-3
= 35,99

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (79,86) – (-7,44 x 10-4) + 35,99
= 102,125
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun pelubangan dikategorikan
aman.

d. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Pembubutan
49

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Pembubutan


Keterangan :
𝜃1 = 23,81
𝜃2 = 47,6
𝜃3 = 102,29
𝜃4 = 48,49
𝜃H = 67,22
𝜃T = 84,24
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
50

Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun pembubutan adalah 375,648 Newton
yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan
gaya tekan L5/S1 pada proses pembubutan,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (23,81)
= 0,342

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
51

𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,342 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (47,6)) + (3,744 x 0,24 x cos
(47,6))
= 1,686

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 1,686 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (102,29)) + (14,352 x 0,31
x cos (102,29))
= 0,236

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(0,236) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (48,49))+(2(31,824) x 0,58
x cos (48,49))
52

= 105,292

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(67,22+84,24)}(105,292)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(151,46)}(105,292)1.8
=
75
= -0,067

FA = PA x AA
= -0,067 x 0,0465
= - 3,115 x 10-3

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
−0,003115 x 0,11
= 105,292 − 0,05
= 105,292 + 6,853 x 10-3
= 105,299

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (48,49) – (-3,115 x 10-3) + 105,299
53

= 143,665
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun pembubutan dikategorikan
aman.

e. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Pemotongan dengan Mesin

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Pemotongan dengan Mesin


Keterangan :
𝜃1 = 5,71
𝜃2 = 19,79
𝜃3 = 64,35
𝜃4 = 80,29
𝜃H = 88,71
𝜃T = 8,93
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
54

= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun pemotongan dengan mesin adalah
375,648 Newton yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan
perhitungan momen dan gaya tekan L5/S1 pada proses pemotongan dengan
mesin,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
55

MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1


= 3,744 x 0,1 x cos (5,71)
= 0,372

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,372 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (19,79)) + (3,744 x 0,24 x
cos (19,79))
= 2,247

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 2,247 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (64,35)) + (14,352 x 0,31 x
cos (64,35))
= 5,195

4. Punggung
∑Fy =0
56

∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(5,195) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (80,29))+(2(31,824) x 0,58
x cos (80,29))
= 37,065

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(88,71+8,93)}(37,065)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(97,64)}(37,065)1.8
=
75
= 6,981 x 10-3

FA = PA x AA
= 6,981 x 10-3 x 0,0465
= 3,246 x 10-4

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
57

0,0003246 x 0,11
= 37,065 – 0,05
= 37,065 – 7,141 x 10-4
= 37,064

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (80,29) – (3,246 x 10-4) + 37,064
= 100,421
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun pemotongan dengan mesin
dikategorikan aman.

f. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Penghalusan

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Penghalusan


Keterangan :
𝜃1 = 19,44
𝜃2 = 16,84
𝜃3 = 110,87
58

𝜃4 = 64,18
𝜃H = 78,63
𝜃T = 67,91
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
59

Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun penghalusan adalah 375,648 Newton
yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan
gaya tekan L5/S1 pada proses penghalusan,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (19,44)
= 0,353

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,353 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (16,84)) + (3,744 x 0,24 x
cos (16,84))
= 2,261

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
60

WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472


Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 2,261 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (110,87)) + (14,352 x 0,31
x cos (110,87))
= -0,165

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(-0,165) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (64,18))+(2(31,824) x 0,58
x cos (64,18))
= 68,55

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(78,63+67,91)}(68,55)1.8
PA =
75
61

10−4 {43−0,36(146,54)}(68,55)1.8
=
75
= -0,026

FA = PA x AA
= -0,026 x 0,0465
= -1,209x10-3

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
−0,001209 x 0,11
= 68,55 – 0,05
= 68,55 + 2,66 x 10-3
= 68,553

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (64,18) – (-1,209x10-3) + 68,553
= 232,166
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun penghalusan dikategorikan
aman.

g. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Pengetapan
62

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Pengetapan


Keterangan :
𝜃1 = 17,8
𝜃2 = 40,24
𝜃3 = 98,82
𝜃4 = 69,15
𝜃H = 78,94
𝜃T = 76,61
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
63

Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun pengetapan adalah 375,648 Newton
yang dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan
gaya tekan L5/S1 pada proses pengetapan,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (17,8)
= 0,356

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
64

𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,356 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (40,24)) + (3,744 x 0,24 x
cos (40,24))
= 1,877

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 1,877 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (98,82)) + (14,352 x 0,31 x
cos (98,82))
= 0,833

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(0,833) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (69,15))+(2(31,824) x 0,58
x cos (69,15))
65

= 57,958

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(78,94+76,61)}(57,958)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(155,55)}(57,958)1.8
=
75
= -0,0258

FA = PA x AA
= -0,0258 x 0,0465
= -1,1997 x 10-3

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
−0,0011997 x 0,11
= 57,958 – 0,05
= 57,958 + 2,66 x 10-3
= 57,96

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (69,15) – (-1,1997 x 10-3) + 57,96
66

= 191,662
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun pengetapan dikategorikan
aman.

h. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Milling

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Milling


Keterangan :
𝜃1 = 39,85
𝜃2 = 29,28
𝜃3 = 80,05
𝜃4 = 83,25
𝜃H = 93,48
𝜃T = 81,3
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
67

= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun milling adalah 375,648 Newton yang
dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan gaya
tekan L5/S1 pada proses milling,yaitu :
1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
68

= 3,744 x 0,1 x cos (39,85)


= 0,287

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,287 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (29,28)) + (3,744 x 0,24 x
cos (29,28))
= 2,026

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
= 2,026 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (80,05)) + (14,352 x 0,31 x
cos (80,05))
= 3,203

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
69

∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(3,203) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (83,25))+(2(31,824) x 0,58
x cos (83,25))
= 24,996

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(93,48+81,3)}(24,996)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(174,78)}(24,996)1.8
=
75
= - 8,718x10-3

FA = PA x AA
= - 8,718x10-3 x 0,0465
= - 4,054 x 10-4

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
70

−0,0004054 x 0,11
= 24,996 – 0,05
= 24,996 + 8,919 x 10-4
= 24,997

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (83,25) – (- 4,054 x 10-4) + 24,997
= 69,15
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun milling dikategorikan aman.

i. Perhitungan Besar Momen dan Gaya Tekan pada Segmentasi L5/S1 di


Stasiun Penekukan

Gambar 4. Sudut Segmentasi Proses Penekukan


Keterangan :
𝜃1 = 53,62
𝜃2 = 32,3
𝜃3 = 76,76
𝜃4 = 91,38
71

𝜃H = 97,03
𝜃T = 83,19
Diketahui :
Wbadan = 62,4 Kg x 10 m/s = 624 N
W0 = 0 Kg = 0 N
Wa = Wh = 0,6 % x Wbadan
= 0,6 % x 624 N
= 3,744 N
WLA = 1,7 % x Wbadan
= 1,7 % x 624 N
= 10,608
WUA = 2,8% x W badan
= 2,8% x 624 N
= 17,472
Wt =50% x Wbadan
=50% x 624 N
= 312
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648
𝛼2 = 43%
𝛼3 = 43,6%
𝛼4 = 67%
E = 0,05m
D = 0,11m
AA = 465 cm2 = 0,0465 m2
MPL = 6500 N
Jadi, gaya tekan pada L5/S1 diproses stasiun milling adalah 375,648 Newton yang
dapat dikategorikan aman. Berikut ini merupakan perhitungan momen dan gaya
tekan L5/S1 pada proses milling,yaitu :
72

1. Telapak Tangan
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
WH = 0,6 % x Wbadan = 0,6 % x 624 N = 3,744 N
Fyw = W0/2 + WH = 0 + 3,744
MW = (W0/2 + WH) x SL1 x cos 𝜃1
= 3,744 x 0,1 x cos (53,62)
= 0,222

2. Lengan Bawah
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼2 = 43%
WLA = 1,7 % x Wbadan = 1,7 % x 624 N = 10,608
Fye = Fyw + WLA
= 14,352
Me = Mw + (WLA x 𝛼2 x SL2 x cos 𝜃2) + (Fyw x SL2 x cos 𝜃2)
= 0,222 + (10,608 x 43% x 0,24 x cos (32,3)) + (3,744 x 0,24 x cos
(32,3))
= 1,907

3. Lengan Atas
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
𝛼3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan = 17,472
Fys = Fye + WUA = 31,824
Ms = Me + (WUA x 𝛼3 x SL3 x cos 𝜃3 ) + (Fye x SL3 x cos 𝜃3 )
73

= 1,907 + (17,472 x 43,6% x 0,31 x cos (76,76)) + (14,352 x 0,31 x


cos (76,76))
= 3,467

4. Punggung
∑Fy =0
∑Fx =0
∑M =0
Fyt = 2Fys + WT
= 2 (31,824) + 312
= 375,648
Mt = 2Ms + (WT x 𝛼 4 x SL4 x cos 𝜃4) + (2Fys x SL4 x cos 𝜃4)
= 2(3,467) + ( 312 x 67% x 0,58 x cos (91,38))+(2(31,824) x 0,58
x cos (91,38))
= 3,125

5. Berat Total
Wtotal =Wo + 2Wh + 2Wla + 2Wua + Wt
= 0 + 2(3,744) + 2(10,608) + 2(17,472) + 312
= 0+ 7,488+ 21,216 + 34,944 + 312
= 375,648

6. Gaya Perut Dan Tekanan Perut


10−4 {43−0,36(𝜗𝐻+𝜗𝑇)}{𝑀𝐿5/𝑆1)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(97,03+83,19)}(3,152)1.8
PA =
75
10−4 {43−0,36(180,22)}(3,152)1.8
=
75
= - 0,0173
74

FA = PA x AA
= - 0,0173 x 0,0465
= - 8,0445 x 104

7. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FA x D
FM = ML5/S1 –
𝐸
−0,00080445 x 0,11
= 3,152 – 0,05
= 3,152 + 8,0445 x 10-4
= 3,153

8. Gaya Tekan pada L5/S1


Fc = Wtot. Cos 𝜃4 – FA + Fm
Fc = 375,648. Cos (91,38) – (- 8,0445 x 104) + 3,153
= -5,893
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai Fc (Gaya tekan L5/S1) tidak
melebihi batas MPL sehingga proses di stasiun milling dikategorikan aman

Anda mungkin juga menyukai