BAG IA N 3. 3
Abstrak
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggantungkan penerimaan
negaranya dari sumber daya alam, minyak dan gas bumi serta mineral lainnya.
Karena sifatnya yang tidak terbarukan dan rentan terhadap fluktuasi harga,
kebijakan atas industri ekstraktif perlu mendapat perhatian khusus sehingga
dapat memberikan manfaat yang optimal dan sustainable bagi perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat. Melalui analisis deskriptif berdasarkan teori
serta praktik yang berlaku umum, tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi
pengelolaan industri ekstraktif di Indonesia, apa saja hambatan yang dihadapi
saat ini, serta tantangan di masa depan. Tulisan ini merekomendasikan
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah untuk menjaga
kesinambungan fiskal dan kemanfaatan dari eksploitasi sumber daya alam
yang tidak terbarukan, yaitu (i) menjaga konsistensi pelaksanaan kebijakan,
(ii) membentuk sovereign wealth fund, serta (iii) mendorong perkembangan
diversifikasi ekonomi.
Kata Kunci :
industri ekstraktif, fiscal regime, resource rich countries,
diversifikasi ekonomi
I. PENDAHULUAN
Kemerosotan harga minyak dunia sejak pertengahan tahun 2014
hingga tulisan ini dibuat pada awal 2016 telah mempengaruhi
perekonomian dunia khususnya negara-negara penghasil minyak dan
gas (migas). Arab Saudi sebagai negara penghasil minyak terbesar di
dunia mengalami defisit anggaran hingga USD 98 miliar pada tahun
2015 karena merosotnya harga minyak, ditambah dengan investasi
yang masif di sektor infrastruktur. Selain defisit anggaran, pemutusan
hubungan kerja secara besar-besaran khususnya di sektor migas juga
dialami oleh negara-negara penghasil migas di dunia. Selain upaya-
upaya perbaikan kondisi perekonomian seperti pengurangan subsidi
260 PENGELOLAAN INDUSTRI EKSTRAKTIF DI INDONESIA : KEBIJAKAN FISKAL DAN TANTANGAN KE DEPAN
II. METODOLOGI
Tulisan ini disusun berdasarkan analisis deskriptif kualitatif. Berbagai
teori tentang kebijakan fiskal dan makro ekonomi, data penelitian
terdahulu serta perkembangan praktik pengelolaan SDA yang dilakukan
di berbagai negara dianalisis dan dielaborasi untuk dijadikan benchmark
dalam mengevaluasi praktik yang telah dilakukan di Indonesia. Melalui
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, tulisan ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran bagaimana praktik pengelolaan industri
ekstraktif di Indonesia dibandingkan dengan teori yang ada serta
praktik di negara lain terkait perannya, serta merekomendasikan hal-
hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah agar sumber daya alam
tidak terbarukan dapat mendukung pembangunan secara berkelanjutan
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
V. PENUTUP
Sebagai negara yang memiliki kelimpahan sumber daya migas dan
mineral, Indonesia perlu meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
sumber daya tersebut, sehingga bukan hanya optimal kemanfaatannya
bagi demi kepentingan rakyat, tapi juga dapat mendukung
pembangunan secara berkesinambungan. Untuk itu pemerintah perlu
terus membenahi kebijakan serta pengelolaan industri ekstraktif yang
telah ada. Berdasarkan analisis atas kondisi dan situasi Indonesia
tulisan ini merekomendaikan beberapa hal yang perlu diperkuat oleh
Pemerintah, yaitu:
a. Konsistensi pelaksanaan kebijakan
Keputusan yang telah ditetapkan Pemerintah perlu dijaga
kredibilitasnya, sehingga meningkatkan kepercayaan investor.
Koordinasi baik antar Kementerian/Lembaga termasuk antara
Pusat dan Daerah perlu diperkuat, sehingga tidak lagi terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaannya.
b. Pembentukan Sovereign Wealth Fund
Agar hasil SDA yang dieksploitasi saat ini juga dapat dinikmati
oleh generasi mendatang, maka Pemerintah perlu membuat SWF,
yang dananya disisihkan dari penerimaan SDA. Transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan SWF harus diutamakan dan
disusun dalam peraturan perundangan yang masif sehingga dapat
meminimalisir politisasi.
c. Pengembangan diversifikasi ekonomi
Pemerintah perlu mendorong agar PDB tidak lagi tergantung
pada penerimaan SDA. Pengembangan sektor lain seperti industri
kreatif, termasuk di dalamnya pariwisata merupakan sektor yang
sangat potensial untuk dikembangkan. Indonesia memiliki potensi
yang sangat besar, Pemerintah harus dapat menjadi katalisator
agar industri dapat berkembang dan memberikan kontribusi yang
signifikan bagi perekonomian.
Selain hal-hal tersebut di atas, penguatan institusi serta pelaksanaan
tata kelola yang baik tetap harus dijalankan secara konsisten pada
282 PENGELOLAAN INDUSTRI EKSTRAKTIF DI INDONESIA : KEBIJAKAN FISKAL DAN TANTANGAN KE DEPAN
seluruh rantai industri, sehingga sumber daya alam yang kita miliki
dapat memberikan manfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
“The efficient management of organizations is key to generating wealth,
for the development of a country, for the preservation of natural resources
and the enhancement of the human being.” - Vinicius Montgomery.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurohman, B. P. (2016). Behavior of Fiscal Policy in Indonesia in Response
to Economic Cycles. The Singapore Economic Review.
BKF. (2015). Kajian Tarif PNBP Batubara. Jakarta: Tidak dipublikasikan.
Budi, C. (2011, September 19). Mengakhiri Polemik Pajak Migas. Diambil
kembali dari Direktorat Jenderal Pajak: http://www.pajak.go.id/content/
mengakhiri-polemik-pajak-migas
Cut Dian Agustina, E. A. (2012). Political Economy of Natural Resource revenue
sharing in Indonesia. London: Asia Research Center.
Davoodi, H. (2016, May). Economic Diversification and Natural Resource_
Lecture on Macroeconomic Management for Resource Rich Countries
Training Program. Washington DC: IMF.
Davoodi, H. (2016, May 23). Introductory Lecture on Macroeconomic
Management for Resource Rich Countries Training Program. Washington
DC.
Elva Bova, P. M. (2016). Resource Revenue Volatility and Macroeconomic
Stability in Resource Rich Countries: The Role of Fiscal Policy. Washington
DC: IMF Working Paper.
Ernst & Young. (2015, Juni). Global Oil and Gas Tax Guide.
IMF. (2012, August 15). Fiscal Regimes for Extractive Industries: Design and
Implementation. Dipetik June 6, 2016, dari http://www.imf.org/external/
np/pp/eng/2012/081512.pdf
IMF. (2012, August 24). Macroeconomic Policy Frameworks for Resource
Rich Developing Countries. Diambil kembali dari https://www.imf.org/
external/np/pp/eng/2012/082412.pdf
Indonesia Review. (2015, April 23). Diambil kembali dari Menguji Rumusan
Petroleum Fund: http://indonesianreview.com/ds-muftie/menguji-
rumusan-petroleum-fund
Land, B. (2009). Capturing a Fair Share of Fiscal Benefits in the Extractive
Industry. Transnational Corporations Vol. 18 No.1, 157-173.
Land, B. C. (2008). Resource Rent Taxation Theory and Experience. Taxing
Natural Resource, New Challenges, New Perspective. International
Monetary Fund.
MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 283
Likosky, M. (2009). Contracting and Regulatory Issues in the Oil and Gas
Metallic Minerals Industries. Transnational Corporations Vol.18 No.1,
1-39.
Maconachie, G. H. (2008). Good Governance and the Extractive Industries in
Sub Saharan Africa. Mineral Processing and Extractive Metallurgy Review,
52-100.
McKinsey Global Institute. (2013). Reverse the Curse: Maximizing the Potential
of Resource-Driven Economies. McKinsey & Company.
McNeish, J.-A. (2010). Rethinking Resource Conflict. Washington DC: World
Bank.
Mullins, P. (2015, Agustus 11). Fiscal Regimes for Extractive Industries_Design
and Implementation. Conference on Natural Resource Taxation on the Asia
Pacific Region. Jakarta.
Munandar, Y. (2015, September 25). Menciptakan Penerimaan Minyak dan
Gas Bumi Indonesia yang Berkelanjutan Melalui Sovereign Wealth Fund.
Diambil kembali dari http://www.kemenkeu.go.id/en/node/47167
Otto, J. M. (2001). Fiscal Decentralization and Mining Taxation. World Bank .
Ploeg, F. V. (2011). Natural Resource: Curse or Blessing? Journal of Economic
Literature, 366-420.
Pudyantoro, A. R. (2012). A to Z Bisnis Hulu Migas. Jakarta: Petromindo.
Revenue Watch Institute. (2010). 2010 Revenue Watch Index. Transparency:
Governments and the Oil, Gas and Mining Industries. The Revenue Watch
Institute.
Revenue Watch Institute. (2016, Maret). Macroeconomic Management and
Natural Resource Management. Short Course of IMF Institute for Capacity
Development.
Sitanggang, Y. A. (2014). Upaya Churcill Mining Plc dalam Penyelesaian
Sengketa dengan Pemerintah Kutai Timur Terkait Pencabutan Izin
PT Ridlatama. eJournal Ilmu Hubungan Internasional Universitas
Mulawarman, 935-948.