Bakteri Lactobacillus plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, ordo
Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus memiliki bentuk batang yang umumnya dalam rantai-rantai pendek, koloninya dalam media segar berukuran 2-5 mm, tidak berpigmen, tidak menghasilkan spora, serta baik tumbuh pada suhu 30 ̊ C – 40 ̊ C. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bakteri ini sering ditemukan dalam produk susu, serelia, daging, air limbah, bir, anggur, buah-buahan dan sayur-sayuran. Lactobacillus plantarum termasuk dalam bakteri anaerob fakultatif yang mana bakteri tersebut dapat menyesuaikan hidupnya pada lingkungan yang tidak mengandung oksigen. Apabila oksigen terdapat dalam lingkungan hidupnya, maka bakteri ini dapat tumbuh dengan memanfaatkan oksigen tersebut sebagai akseptor elektron akhir. Bakteri fakultatif anaerob akan memproduksi ATP melalui respirasi aerob ketika oksigen masih tersedia dan mampu bertahan dalam kondisi tidak ada oksigen dengan melakukan fermentasi secara anaerob. Dalam keadaan anaerob akan mengaktifkan enzim hidrogenase dan nitrogenase untuk menghasilkan hidrogen (Hidayah, 2009). Lactobacillus plantarum merupakan bakteri Gram Positif, bakteri dengan golongan yang memiliki peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni dan berbagai macam polisakarida. Asam Teikhoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada Gram Positif. Letaknya berada antara lapisan membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Selain itu, golongan ini memiliki 40 lembar peptidoglikan pada dinding selnya, yang merupakan 50% dari seluruh komponen penyusun dinding sel. Polisakarida dan asam amino pada lembar peptidoglikan bersifat sangat polar, sehingga pada bakteri Gram Positif seperti Lactobacillus plantarum yang memiliki dinding sel yang sangat tebal, dapat bertahan dari aktivitas cairan empedu di dalam usus. Sebaliknya, lembar peptidoglikan rentan terhadap lisozim sehingga dapat dirusak oleh senyawa bakterisida (Hanif, 2009). Lactobacillus plantarum dikategorikan bakteri homofermentatif. Bakteri tersebut melakukan fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa asam laktat, sehingga sering juga disebut sebagai bakteri penghasil asam laktat. Bakteri ini bermanfaat bagi kesehatan yang disebut sebagai probiotik. Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi oleh manusia atau hewan dalam jumlah cukup, mampu memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya. Probiotik mempunyai berbagai fungsi kesehatan antara lain sebagai pencegah dan memberi efek terapetik terhadap diare, mengurangi kejadian lactose intolerance, melindungi dari inflamasi atau atritis, mencegah hipertensi dan kanker serta meningkatkansistem imun tubuh. Probiotik juga berfungsi untuk menyempurnakan proses pencernaan dengan cara melindungi saluran pencernaan dari serangan bakteri patogen. Selain itu, Lactobacillus juga menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Senyawa antimikroba yang dihasilkan yaitu senyawa antimikroba laktolin dan laktobasilin. Senyawa-senyawa tersebut bersifat bakterisidal yaitu membunuh bakteri, bakteristatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri, fungisidal yaitu membunuh kapang, fungistatik yaitu menghambat pertumbuhan kapang dan germisidal yaitu menghambat germinasi spora bakteri. Lactobacillus plantarum mampu mengubah glukosa menjadi asam laktat. Bakteri tersebut menggunakan glikolisis melalui jalur Embden Meyerhof Pathnas (EMP). Jalur EMP adalah peristiwa pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan piruvat dalam keadaan tanpa oksigen dan menghasilkan ATP. Ada serangkaian reaksi yang terjadi secara berurutan dalam jalur EMP untuk mengonversi glukosa menjadi asam piruvat yang secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap perubahan glukosa menjadi triosa fosfat (gliseraldehida 3‐fosfat dan dihidroksi aseton fosfat) yang memerlukan energi kimia dan tahap perubahan triosa fosfat menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi ke lingkungannya. Reaksi tahap pertama adalah perubahan glukosa menjadi triosa fosfat yang terdiri dari aktivasi glukosa oleh ATP, reaksi isomerisasi glukosa menjadi fruktosa 6‐fosfat, fosforilasi fruktosa 6‐fosfat menjadi fruktosa 1, 6‐ bifosfat, pembentukan triosa fosfat. Reaksi tahap kedua adalah pembentukan asam piruvat dari gliseraldehida 3‐fosfat yang terdiri dari: oksidasi gliseraldehida 3‐fosfat, pemindahan gugus fosfat dari asilfosfat, interkonversi asam 3‐fosfogliserat menjadi 2‐fosfogliserat, dan pembentukan asam fosfoenol piruvat. Lactobacillus plantarum menghasilkan mayoritas asam laktat dengan sedikit produk samping, yaitu gliserol, etanol, asam asetat, asam formiat, dan CO2. Asam laktat didefinisikan sebagai campuran dari asam laktat dan hibrida asam laktat yang mengandung tidak kurang dari 85% dan tidak lebih dari 92% asam laktat. Prinsip utama pembuatan asam laktat dengan proses fermentasi adalah pemecahan glukosa menjadi bentuk monosakaridanya dan dari monosakarida tersebut dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus plantarum akan di ubah menjadi asam laktat. Asam laktat murni tidak berbau, tidak berwarna, dan bersifat higroskopis pada suhu kamar. Dalam keadaan tidak murni asam laktat berwarna kekuningan karena mengandung pigmen karoten. Sifat fisik asam laktat antara lain adalah bobot jenisnya 1,249; bobot molekulnya 90,08; titik beku 16,8 C, dan titik didihnya 122 oC pada tekanan 14 mmHg. Sedang sifat kimiawi diantaranya adalah dapat larut dalam eter, alkohol, gliserin, dan air. Asam laktat tidak larut dalam kloroform, eter disulfida, dan karbon disulfida.Bakteri tersebut mengoksidasi glukosa menjadi 2 piruvat melalui jalur EMP. Pada jalur itu menghasilkan 4 ATP + NADH yang dipakai untuk mereduksi piruvat menjadi asam laktat. Adapun reaksinya sebagai berikut Glukosa + 2 ADP + 2 P 2 laktat + 2 ATP Adanya produk samping, karena bakteri asam laktat homofermentatif mempunyai berbagai enzim yang dapat mengubah piruvat menjadi etanol dan CO2, asetat dan formiat, serta laktat. Jika piruvat tidak segera diubah menjadi produk di atas, NADH dipakai untuk mereduksi dihidroksi aseton fosfat menjadi gliserol. Fermentasi asam laktat idealnya dilakukan pada kondisi asam. Ketika kondisi diubah menjadi netral, sebagian piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA dan format. Asetil KoA kemudian tereduksi menjadi asetat dan etanol. Asam laktat yang dihasilkan akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya dan menimbukan rasa asam. Perubahan nilai pH pada media dapat mengubah komposisi produk fermentasi asam laktat homofermentatif. Ini juga menghambat pertumbuhan dari beberapa jenis mikroorganisme. Pada Lactobacilllus plantarum yang termasuk pada bakteri homofermentatif yang terpenting menghasilkan asam laktat dari metabolisme gula. Selain itu, Lactobacillus plantarum memiliki bakteriosin, senyawa protein yang diekskresikan oleh bakteri yang memiliki sifat menghambat pertumbuhan bakteri lain terutama yang memiliki kekerabatan erat secara filogenik. Senyawa ini mudah terdegradasi oleh enzim proteolitik dalam pencernaan manusia dan hewan. Bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactobacillus plantarum yaitu plantaricin yang dapat menghambat dan membunuh bakteri patogen seperti E. coli, S.Typhimurium dan S. aureus. Plantaricin sering digunakan sebagai bahan pengawet alami yang aman bagi manusia. Plantaricin dihasilkan dari strain Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari daging sapi lokal. Plantaricin disebut sebagai pengawet alami karena dihasilkan oleh bakteri baik yang merupakan bakteri probiotik yang masuk dalam kategori GRAS (generally recognized as safe) dan bukan hasil rekayasa sintetik. Plantaricin terbukti mampu dihancurkan oleh enzim pencernaan manusia, sehingga saat dikonsumsi, plantaricin tersebut akan hancur menjadi asam amino yang dibutuhkan oleh manusia untuk membangun sel tubuh. Dengan kata lain, plantaricin aman dan tidak menghasilkan senyawa karsinogenik. Plantaricin lainnya adalah daya tahannya terhadap suhu tinggi hingga suhu sterilisasi. Implikasinya, plantaricin dapat digunakan sebagai pengawet pada produk yang mensyaratkan pemanasan tinggi untuk produksinya. Plantaricin juga tahan terhadap asam dan basa, sehingga aplikasinya dalam produk pangan sangat luas. Mekanisme penghambatan bakteri patogen oleh senyawa antimikrobia dolakukan dengan cara merusak dinding sel mikroba maka sel yang sedang tumbuh akan terurai, protein sel terdenaturasi dan terjadinya kerusakan metabolisme di dalam sel dengan cara menghambat kerja enzim intraseluler.