1 (3) (2012)
Abstract
___________________________________________________________________
This research aimed to determine the effect of learning problem solving with mind mapping on students' critical
thinking skills from class VII SMP N 6 Temanggung. This study was experimental research design using
Nonequivalent Control Group Design. The samples of this research were class VII G as the experimental class,
using problem solving with mind mapping model of learning, and class VII E as the control class using lecture
and discussion methods. The instruments used were critical thinking skills tests, students’ activities,
implementation learning model of problem solving with mind mapping, student responses of learning, and
teacher’s responses of learning. Analyzed improving critical thinking skills test of experimental class was 0.40
(average) while the control class were 0.23 (low). Based on these results it could be concluded that the
application of learning model problem solving with mind mapping improved the skills of critical thinking in
SMPN 6 Temanggung.
© 2012 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579
E-mail: detiaque_chubby@yahoo.com
T Ristiasari / Unnes Journal of Biology Education 1 (3) (2012)
36
T Ristiasari / Unnes Journal of Biology Education 1 (3) (2012)
Tabel 2 Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa (n-gain) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Data N-gain N-gain
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Nilai tertinggi 0,63
82 93 0,75 (tinggi) 80 89
(sedang)
Nilai 0,09 0,04
42 53 33 47
terendah (rendah) (rendah)
Rata-rata 0,40 0,23
61,94 76,13 59,57 68,57
(sedang) (rendah)
dimana pola berpikir siswa tidak lagi berbatas dengan melihat skor dan peningkatan
pada hal-hal yang konkrit saja tetapi juga kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan
menggunakan logika yang lebih tinggi kelas kontrol diperoleh nilai akhir dan
tingkatannya sehingga siswa sudah mampu ketuntasan klasikal kelas eksperimen yang lebih
berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang tinggi daripada kelas kontrol (Tabel 3).
dihadapinya, teori ini sesuai dengan hasil
persentase tertinggi kemampuan berpikir kritis SIMPULAN
siswa yaitu kemampuan siswa dalam
memberikan penjelasan sederhana. Teori Piaget Simpulan dari penelitian ini adalah model
belum tentu berlaku untuk semua siswa, dalam pembelajaran problem solving dengan mind
penelitian ini ditunjukkan pada hasil persentase mapping berpengaruh terhadap kemampuan
terendah kemampuan berpikir kritis kedua kelas berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 6
penelitian yaitu kemampuan dalam mengatur Temanggung. Penerapan model pembelajaran
strategi dan taktik, rata-rata kemampuan siswa problem solving dengan mind mapping dapat
dalam mengatur strategi dan taktik belum cukup mengembangkan kemampuan berpikir kritis
baik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat siswa kelas VII G pada pembelajaran materi
perbedaan perkembangan berpikir pada siswa ekosistem di SMP Negeri 6 Temanggung.
karena masing-masing siswa mempunyai latar Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
belakang sendiri dimana hal ini dapat pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
mempengaruhi proses perkembangan kelas kontrol. Guru biologi disarankan dapat
berpikirnya. menerapkan model pembelajaran problem solving
Tabel 3. Data nilai akhir dan ketuntasan klasikal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Piaget dalam Slavin (2008) juga dengan mind mapping pada materi-materi lain
mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang relevan, karena terbukti dapat
yang dapat mempengaruhi perkembangan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
berpikir seseorang yaitu hereditas (keturunan), Melihat hasil tes kemampuan berpikir kritis
pengalaman, transmisi sosial, dan ekuilibrasi. masih terdapat beberapa siswa yang
Hal ini dikarenakan kelas yang digunakan memperoleh nilai dibawah KKM, guru juga
penelitian adalah kelas VII dimana tingkatan disarankan untuk membiasakan siswa dengan
kelas VII SMP merupakan tingkatan terendah memberikan soal-soal yang memacu siswa
sehingga wajar jika kemampuan siswa dalam untuk mengembangkan kemampuan berpikir
berpikir kritis masih berada pada tingkatan yang kritisnya.
paling sederhana yaitu kemampuan memberikan Problem solving dengan mind mapping telah
penjelasan sederhana. Menurut Ennis dalam memberikan kesempatan kepada semua siswa
Bahriah (2011) pada tingkatan ini, siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri, sehingga
memfokuskan pertanyaan, menganalisis pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih
argumen, dan bertanya serta menjawab bermakna. Ketuntasan klasikal pada kelas
pertanyaan. eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan
Penggunaan model problem solving dengan dengan kelas kontrol karena model
mind mapping telah menunjukkan hasil positif pembelajaran problem solving menuntut siswa
38
T Ristiasari / Unnes Journal of Biology Education 1 (3) (2012)
aktif dalam berpikir lebih kritis dalam sebesar 42,85% termasuk ke dalam kriteria
memecahkan permasalahan sehingga mampu cukup aktif. Hal ini terjadi karena pada kelas
membantu siswa dalam pencapaian hasil belajar eksperimen diterapkan model pembelajaran
yang baik dibandingkan dengan siswa yang problem solving dengan mind mapping, dimana
diberi model pembelajaran ceramah dan diskusi LKS yang digunakan berbasis problem solving
saja. Ketuntasan klasikal siswa kelas eksperimen yang didesain untuk menghadirkan beberapa
adalah sebesar 71,87%, sedangkan pada kelas permasalahan dan menuntut siswa untuk
kontrol ketuntasan klasikal yang dicapai hanya berperan aktif dan berpikir lebih kritis dalam
sebesar 40%. Hal ini sesuai dengan hasil mencari informasi untuk menyelesaikan
penelitian Subratha (2007) yang membuktikan permasalahan. Selanjutnya, setelah
bahwa strategi problem solving secara sistematis pembelajaran selesai, siswa ditugaskan untuk
dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. membuat mind mapping untuk alat evaluasi
Hal ini dapat dilihat pada saat dilakukan tes sejauh mana siswa memahami materi yang telah
kemampuan berpikir kritis, rata-rata nilai siswa diajarkan sesuai dengan cara mereka sendiri.
kelas eksperimen juga cenderung lebih tinggi Berdasarkan hasil penelitian, dapat
dibanding dengan kelas kontrol. Sebagian besar disimpulkan bahwa model pembelajaran problem
siswa kelas eksperimen memang sudah solving dengan mind mapping dapat
mencapai batas ketuntasan, tetapi masih juga meningkatkan keaktifan siswa dalam
terdapat beberapa siswa yang tidak tuntas mempelajari materi ekosistem. Melalui
karena siswa yang kurang konsentrasi dalam permasalahan yang dihadirkan dalam LKS
pembelajaran seperti mengobrol sendiri sehingga problem solving, siswa terlihat aktif dalam
menyebabkan materi pelajaran atau diskusi kelas kegiatan diskusi kelompok seperti kegiatan
yang sedang berlangsung tidak dapat dipahami mengidentifikasi dan memahami masalah,
siswa, hal lain yang menyebabkan menanyakan dan menjawab permasalahan,
ketidaktuntasan siswa adalah karena setiap menyelesaikan masalah, membuat keputusan,
siswa memiliki daya tangkap pemahaman serta menafsirkan dan menyimpulkan
terhadap materi berbeda-beda, maka permasalahan yang ada. Demikian juga melalui
kemampuan siswa dalam menyerap materi juga mind mapping siswa menjadi lebih aktif dan
berbeda sehingga berpengaruh terhadap nilai kreatif dalam menemukan dan mengembangkan
yang dicapai masing-masing siswa. ide atau gagasan hasil pemikirannya menjadi
Hasil uji beda dua rerata (uji t test), sebentuk catatan sehingga mempermudah
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang mereka dalam belajar. Hal ini didukung oleh
signifikan kemampuan berpikir kritis kelas Sudiarta (2002), bahwa pembelajaran kolaboratif
eksperimen dengan kelas control. Perbedaan melalui problem solving terbukti dapat
nilai tes kemampuan berpikir kritis antara kelas memajukan proses pembelajaran fisika dan
eksperimen dan kontrol terjadi karena meningkatkan keaktifan siswa. Begitu juga
terciptanya suasana belajar mengajar yang lebih dengan penelitian Budiman (2008) bahwa mind
efektif pada kelas eksperimen. Menurut Tanrere mapping dapat meningkatkan keaktifan dan
(2008), penerapan problem solving dapat keberanian siswa dalam mengikuti proses
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil pembelajaran.
penelitian menunjukkan bahwa dengan Berdasarkan hasil analisis deskriptif,
diterapkannya problem solving maka siswa diketahui bahwa rata-rata tingkat keterlaksanaan
menjadi kreatif dan aktif. Akitivitas siswa dalam model pembelajaran problem solving dengan mind
penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas mapping sebesar 95,83% berada pada kategori
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan kelas kontrol. Aktivitas rencana pembelajaran yang telah disusun sudah
pada kelas eksperimen mencapai 78,13% terlaksana semua meskipun masih ada beberapa
sementara keaktifan untuk kelas kontrol hanya siswa yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan
39
T Ristiasari / Unnes Journal of Biology Education 1 (3) (2012)
tertentu karena terdapat beberapa faktor yang meningkat. Kekurangan dari model
menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran problem solving dengan mind
pembelajaran, seperti siswa yang kurang mapping yaitu dalam proses pembelajaran,
memiliki motivasi untuk belajar dan kendala pengaturan waktu dan pengkondisian siswa
dalam melaksanakan model pembelajaran ketika bekerja secara berkelompok. Salah satu
problem solving dengan mind mapping. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut maka
kendala yang dihadapi di kelas yaitu sebaiknya guru harus dapat mengelola waktu
pembelajaran memerlukan waktu cukup lama dengan baik pada kegiatan pembelajaran. Guru
sehingga membuat guru kurang dapat juga mengakui adanya peningkatan pemahaman
mengontrol berjalannya kegiatan pembelajaran siswa terutama setelah siswa ditugasi untuk
di kelas, sehingga beberapa siswa menjadi membuat mind mapping, siswa menjadi lebih
kurang tertib di dalam pembelajaran. mudah mengingat konsep-konsep yang sudah
Hasil tanggapan siswa menunjukkan diajarkan. Guru juga tertarik untuk menerapkan
bahwa100% siswa menyatakan tertarik dan model pembelajaran Problem Solving dengan
menyukai kegiatan pembelajaran menggunakan mind mapping pada materi biologi yang lain
model problem solving dengan mind mapping, karena dapat menambah wawasan guru secara
karena siswa dapat ikut langsung berperan pribadi dan proses pembelajaran menjadi lebih
dalam pembelajaran, menuangkan pemikiran bervariasi.
saat berdiskusi dalam usaha pemecahan
masalah, menyalurkan kreativitas, dan DAFTAR PUSTAKA
melakukan pengamatan di luar kelas, ini
mempermudah siswa dalam mempelajari materi Adnyana G.P. 2009. Meningkatkan kualitas aktivitas
belajar, keterampilan berpikir kritis, dan
ekosistem. Pernyataan ini didukung juga dari
pemahaman konsep biologi siswa kelas X-5
hasil penelitian Naim (2009) bahwa dengan
SMA Negeri 1 Banjar melalui penerapan
pembelajaran menggunakan model model pembelajaran pemecahan masalah.
pembelajaran dengan teknik mind mapping Jurnal Pendidikan Kerta Mandala. Dinas
suasana belajar lebih efektif karena melibatkan Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali 1 (001):
siswa secara langsung dalam pembelajaran 54-69.
membuat siswa merasa lebih tertarik, Afcariono M. 2008. Penerapan pembelajaran berbasis
termotivasi, dan lebih mudah memahami masalah untuk meningkatkan kemampuan
konsep yang dipelajari. Persentase tanggapan berpikir siswa pada mata pelajaran biologi.
Jurnal Pendidikan Inovatif 3 (2): 65-68.
siswa yang terendah adalah pada tanggapan
Bahriah E.P. 2011. Indikator Berpikir Kritis dan
mengenai ketertarikan siswa dalam melakukan
Kreatif. On line at http:// www.berpikir
diskusi pada saat pembelajaran terdapat 2% kritis/internet kritis/indikator berpikir kritis dan
siswa yang menyatakan tidak tertarik karena ada kreatif « evisapinatulbahriah.htm [diakses tanggal
beberapa siswa yang kurang dapat bekerjasama 21 Januari 2012].
dalam diskusi kelompok sehingga mereka Budiman. 2008. Penerapan teknik peta pikiran untuk
merasa bekerja sendiri. meningkatkan pemahaman siswa pada mata
Berdasarkan hasil wawancara yang pelajaran IPS kelas VC SD Santa Ursula BSD.
dilakukan kepada guru memberikan respon yang Jurnal Psiko-Edukasi 6 (3) 34-51.
Darmawan. 2010. Penggunaan pembelajaran berbasis
baik terhadap proses pembelajaran dengan
masalah dalam meningkatkan kemampuan
menggunakan model pembelajaran problem
berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS di
solving dengan mind mapping. Hal ini MI Darrusaadah
dikarenakan model pembelajaran dapat Indriani N. 2008. Meningkatkan kreativitas belajar
meningkatkan kreatifitas dan lebih inovatif siswa dalam mata pelajaran IPS dengan
sehingga dapat melibatkan seluruh siswa untuk menggunakan mind mapping pada kelas XI-I
aktif dalam pembelajaran, akibatnya aktivitas SMP N Padang Panjang. Jurnal Guru 5 (1): 7-
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran 16.
40
T Ristiasari / Unnes Journal of Biology Education 1 (3) (2012)
41