Anda di halaman 1dari 2

Sekilas Tentang PLTA Cirata

Waduk yang airnya berasal dari aliran PLTA Rajamandala dan Saguling merupakan Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di Asia Tenggara mulai didirikan pada tahun 1987. PLTA ini
memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas 8×126 Megawatt (MW)
sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-
rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.
Kapasita 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-masing
operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan daya
terpasang 504 MW. Selain itu, Cirata II juga dengan empat unit masing-masing 126 MW, yang
mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu
memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian disalurkan melalui
jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali
(Jamali).
Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah turbin dengan
kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun tinggi air jatuh
efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air maksimum 135 m3 perdetik.
PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah tanah
yang pengoperasiannya dikendalikan dari ruang control switchyard berjarak sekitar 2 kilometer
(km) dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house.
PLTA tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan
Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui
saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher
PLN Pusat Pengatur Beban (P3B). Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu
memikul beban puncak dan beroperasi pada pukul 17.00 – 22.00 WIB, dengan moda operasi
LFC (Load Frequency Control) dengan fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami
Black Out dan Start up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih
lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru, Kecamatan
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Luas Waduk Cirata, dari ujung selatan kecamatan
Cipeundeuy kabupaten Bandung barat, dan terbendung di desa Ciroyom, kecamatan
Cipeundeuy kabupaten Bandung barat, yang berbatasan langsung dengan maniis kabupaten
Purwakarta. Latar belakang pendirian PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur,
bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata
merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di
wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km
dari Jakarta melalui jalan Purwakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Cirata
Waduk yang airnya berasal dari aliran PLTA Rajamandala dan Saguling ini merupakan
Pembangkit Litrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di Asia Tenggara yang mulai didirikan pada tahun
1987. Waduk yang berada di Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta
dan Kabupaten Cianjur ini memiliki kapasitas listrik yang mencapai 540 m3/s atau setara
dengan 1008 megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 giga watthour
(GWh) setiap tahunnya.

Tipe Bendungan Cirata adalah CFRD (concrete-faced rockfill dam), yaitu bendungan yang terdiri
dari timbunan batuan breksi dan memiliki permukaan yang dilapisi beton agar tahan dengan
cuaca ekstrem. Beton ini dipasang terpisah di 32 site guna mengontrol debit air sehingga
walaupun masih ada air yang bisa merembes namun jumlahnya yang terkontrol. Di bagian
paling atas, disebar material campuran untuk melindungi beton. Dilakukan pula perencanaan
muka air pada bendungan ini agar pada bulan kering waduk tidak mengering, sementara pada
bulan basah waduk tidak meluap. "Di awal perjanjian dengan negara, kami menyatakan bahwa
setiap tetes air di Cirata harus menjadi energi," tutur Haris Pradipta dari Divisi Pemeliharaan
Bendungan

PLTA bekerja dengan cara memindahkan air pada waduk melalui tangki mendatar. Energi
potensial dari air menggerakkan turbin sehingga menghasilkan energi gerak yang dikonversi
menjadi energi listrik oleh generator. Energi listrik dari generator ini diatur dan ditransfer oleh
transformer utama agar sesuai dengan kapasitas untuk dibagikan ke rumah-rumah. Pada PLTA
ini juga dilakukan pemantauan untuk empat hal, yaitu transportasi air, kebocoran, gempa, dan
sabotase. Pada transportasi air, beton-beton yang dilewati air dikontrol untuk mencegah
terjadinya erosi.
https://www.itb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai