Anda di halaman 1dari 3

Scabies

a. Epidemiologi
Scabies terdapat diseluruh dunia dan mengenai semua umur, ras dan tingkat sosial
ekonomi. Prevalensi sangat bervariasi terhadap beberapa negara berkembang yang
memiliki tingkat keberagaman suku 4% sampai 10% populasi umum. Pada seorang
host yang terinfestasi biasanya terdapat antara 3 sampai 50 tungau, namun jumlahnya
mungkin sangat bervariasi di antara individu individu. Misalnya pada pasien dengan
scabies “Norwegia” yang mengalami kerusakan respon imunologis atau sensori (
yaitu, kusta, lumpuh, atau pasien terinfeksi HIV) memiliki jutaan tungau scabies di
permukaan kulit mereka, tetapi pruritus yang dirasakan tidak terlalu berat. Sudah
diketahui bahwasnya kontak pribadi yang dekat merupakan jalur transmisi utama.
Meski terkadang dianggap sebagai penyakit menular seksual, prevalensi yang sama
tingginya pada anak-anak membuktikan penularan scabies diakibatkan oleh kontak
berbagai objek diantara anak-anak dan anggota keluarga lainnya yang dapat
menularkan scabies. Transmisi via benda mati paling baik di demonstrasikan dengan
kudis berkerak. Kondisi ini sangat menular, dan siapa saja yang memiliki kontak
dengan pasien beresiko terkena infestasi. Dalam sebuah penelitian, tungau hidup
ditemukan dari debu yang telah diambil dari lantai kamar tidur, kursi empuk, dan sofa
di tempat tinggal pasien.

b. Etiologi dan Patogenesis


Scabies adalah infestasi pada host yang disebabkan oleh tungau yang sangat spesifik,
Sarcoptes scabei varian homini, keluarga Sarcoptidae, dan kelas Arachnida. Tungau
ini sepeprti mutiara, tembus pandang, putih, tanpa mata dan berbentuk oval dengan
empat pasang kaki yang pendek. Tungau betina dewasa dengan ukuran 0,4 x 0,3 mm
dan jantan sedikit lebih kecil dari tungau betina. Tungau scabies dapat hidup selama 3
hari dalam tabung reaksi steril yang diambil dari host dan 7 hari jika ditempatkan
diatas minyak mineral. Tungau scabies tidak bisa terbang atau melompat. Siklus
hidup tungau scabies seluruhnya berada di kulit manusia. Scabies betina dengan
gerakan tubuh dan menggigit mampu membuat terowongan pada srtatum korneum
kulit manusia hingga keperbatasan stratum granulosum. Di sepanjang terowongan
yang di buat, dimana panjangan terowongan 1 cm adalah tempat dimana scabies
betina bertelur 2 sampai 3 butir sehari, dan masa hidupnya adalah 30 hari. Telur
menetas dalam 10 hari dan larva meninggalkan liang untuk menjadi mature di
permukaan kulit. Scabies jantan hidup di permukaan kulit dan memasuki liang untuk
berkembang biak.

c. Gejala Klinis
Diagnosa klinis scabies di dapatkan pruritus dengan karateristik distribusi lesi.
Pruritus biasanya muncul 4-6 minggu setelah infestasi awal, dengan reinfestasi
berikutnya, gejala berkembang dalam 2 hari. Gejala serupa pada manusia juga dapat
ditemukan pada serangan serangga lain seperti kutu dan nyamuk, ada berbagai
tanggapan klinis terhadap infestasi dengan skabies dan beberapa individu ditemukan
scabies tanpa gejala, orang-orang ini dianggap sebagai “pembawa”. Pada pemeriksaan
fisik, pasien dengan scabies di dapatkan eksoriasi dan dermatitis ekzematosa pada
daerah interdigital, sisi jari, pergelangan tangan dan telapak tangan lateral, siku, axila,
skrotum, penis, labia dan aerola pada wanita. Kepala dan leher biasanya terhindar
pada orang dewasa, namun pada bayi, orang tua, dan immunocompromised, semua
permukaan kulit rentan terkena infestasi scabies.
Patogenesis lesi yang ditemukan adalah terowongan tipis, seperti benang, struktur
linier dengan panjang 1-10 mm. Terowongan ini terbentuk karena pergerakan tungau
scabies di stratum korneum. Untuk melihat terowongan yang dibentuk oleh tungau
scabies, terowongan dapat di lihat dengan jelas pada bagian interdigital dan
pergelangan tangan, namun pada fase awal terkena infestasi tungau scabies,
terowongan kanalikuli sangat sulit untuk ditemukan atau setelah pasien secara
ekstensif melakukan ekskrosiasi lesi. Untuk membuat diagnosis pasti dibuat dengan
indentifikasi mikroskopik dari tungau scabies, telur, atau pelet tinja (scybala). Hal ini
dilakukan dengan meneteskan satu tetes minyak mineral di atas kanalikuli dan
kemudiaan di ambil kerokan secara longitudinal dengan pisau bedah nomor 15
sepanjang lesi, disaat mengambil kerokan harus dilakukan dengan hati-hati jangan
sampai terjadi perdarahan.

d. Diagnosa Banding
Yang paling banyak :
 Dermatitis atopik
 Dyshidrotic eczema
 Pyoderma
 Dermatitis kontak
 Reaksi gigitan serangga
Jarang :
 Dermatitis herpetiformis
 Psoriasis
 Pemgigoid bulosa
 Erupsi obat
 Pruritus sistemik
 Delusi parasitosis

e. Komplikasi
Impetiginasi sekunder dapat terjadi dan poststreptococcal glomerulonefritis dapat
terjadi akibat scabies pyoderma yang di sebabkan oleh Streptococcus pyogens.
Lymphangitis dan septikimia juga telah dilaporkan ditemukan pada scabies berkerak.
Pada akhir infestasi scabies juga dapat menyebabkan pemfigoid bulosa.

f. Tatalaksana
Scabies dapat diobati dengan kombinasi skabisida dan kontrol fomit. Setelah
pemakaian insektisida, biasanya perlu dilakukan perawatan selama seminggu, yang
bertujuan untuk mengurangi reinfestasi dari fomites dan juga membunuh nimfa yang
mungkin telah menetas setelah perawatan sebagai akibat dari semiprotektif
lingkungan di dalam telur. Semua anggota keluarga dan orang-orang yang memiliki
kontak dengan penderita harus diobati berssamaan untum mencegah reinfestasi dari
pembawa yang asimtomatik.
Skabisid topikal dioleskan ke seluruh permukaan tubuh pada malam hari, dengan
memprioritaskan bagian bagian tubuh seperti lipatan jari dan kaki, celah bokong,
pusar, dan bawah kuku jari tangan dan kuku kaki. Pada orang dewasa, pemberian obat
pada kulit kepala dan wajah tidak dilakukan. Sebagian besar individu yang dirawat
mengalami perbaikan dalam 3 hari, namun pasien harus di beri tahu meskipun sudah
mengalami perbaikan, pada terapi penyakit skabies ruan dan pruritus masih bisa
bertahan hingga 4 minggu. Gatal yang di alami pada periode tersebut disebut dengan
“pruritus postscabetic.”
Pasien harus diedukasi bahwa mencuci kulit secara berlebihan dengan sabun akan
memperparah iritasi kulit. Antihistamin oral dan emolien sangat bermanfaat pada
pasien sabies.

Anda mungkin juga menyukai