Anda di halaman 1dari 10

BAB I

TINJAUAN MEDIS

A. Definisi
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
system saraf pusat (Suriadi & Yuliani, 2010)
Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan aracniic dan
piameter yang disebabkan oleh bakteri dan virus (Judha & Rahil,2012)
Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selapu mengingeal
yang dapat disebakan oleh berbagai mikroorganisme dengan ditandai
adanya gejala spesifik dari sisten saraf pusat yaitu gangguan kesadaran,
gejala ranggsan meningkat, gejala peningkatan tekanan intracranial, dan
gejala deficit neorologi (Widagdo, 2011)

B. Etiologi
Etiologi penyakit meningitis menurut (Suriadi & Yuliani, 2010) antara
lain:
1. Bakteri
Haemophilus influenza (tipe B), Streptococus pneumoniae, Neisseria
meningitis, ß hemolytic streptococcus, staphilocous aureu, e. coli.
2. Faktor presdisposisi
Jenis kelamin laki – laki lebih sering dibandingkan dengan wanita.
3. Faktor maternal
Rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan .
4. Faktor imunologi
Defisiensi mekanika imun, defisiensi immunoglobulin, anak yang
mendapat obat - obat imuno supresi.
5. Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injuri yang
berhubungan dengan system persarafan.

1
2
3
C. Manifestasi Klinis
Tanda gejala penyakit meningitis menurut (Suriadi & Yuliani, 2010):
1. Neonatus
Menolak untuk makan, reflek menghisap kurang, muntah atau diare,
tonus otot kurang, kurang gerak, dan menangis lemah.
2. Anak- anak dan remaja
Demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan
sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium,
halusinasi, perilaku agresif atau maniak, stupor, koma, kaku kuduk,
opistotonus. Tanda kernig dan brudzinki positif, reflex fisiologis
hiperaktif, ptechiate atau pruritus (menunjukan adanya infeksi
meningococcal)
3. Bayi dan anak – anak (usia 3 bulan- 2 tahun)
Demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis
dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig
dan brandzinki positif.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Lumbal pungsi
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel
dan protein, cairan serebrospinal dengan syarat tidak ditemutakn adanya
peningkatan tekanan intra kranial.
2. Meningitis bacterial
Tekanan meningkat, cairan keruh atau berkabut, leukosit dan protein
meningkat, glukosa menurun, kultur possitif terhadap beberapa jenis
bakteri.
3. Glukosa dan LDH :meningkat
4. LED/ESRD : meningkat
5. CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom,
hemoragik
6. Rontgen kepala mengindikasi infeksi intracranial
7. Kultur darah dan kultur swab hidung dan tenggorokan

4
BAB II
TINJAUAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Fokus Sesuai Teori


1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan: yaitu riwayat kelahiran, penyakit kronis,
neoplasma, riwayat pembedahan pada otak, cedera kepala
b. Pada neonates: yaitu kaji adanya perilaku menolak untuk makan,
reflex menghisap kurang, muntah dan diare, tonus otot kurang,
kurang gerak dan menangis lemah
c. Pada anak-anak dan remaja: yaitu kaji adanya demam tinggi, sakit
kepala, muntah yang diikuti dengan perubhan sensori, kejang,
mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi,
perilaku agresif/maniak, penurunan kesadaran, kaku kuduk,
opistotonus, tanda kernig dan brudzinsky(+), reflex fisiologis
hiperaktif, pethciae atau pruritis
d. Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun) : kaji adanya
demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang,
menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, dan
tanda kernig dan brundzky(+)
2. Pemeriksaan penunjang
a. Lumbal fungsi : dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel
dan protein, cairan serebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan
adanya peningkatan TIK
b. Meningitis bacterial: tekanan meningkat, cairan keruh atau
berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun,
kultur(+) terhadap beberapa jenis bakteri
c. Glukosa dan LDH : meningkat
d. LED/ ESRD: meningkat
e. ST SCAN/ MRI : melihat lokasi lesi, ukuran fentrikel, hematom,
hemoragic,

5
f. RO kepala: Mengidentifikasi infeksi intrakranial
g. Kultur darah dan kultur swab hidung dan tenggorokan

B. Daftar Diagnose Keperawatan Sesuai Pathway


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan TIK
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
3. Risiko tinggi infeksi b.d sepsis
4. Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme

C. Intervensi Keperawatan Sesuai Daftar dengan NANDA/NIC/NOC


Dx NOC NIC
Ketidakefktifan Perfusi jaringan serebral (0406) Monitor TIK (2590)
perfusi Setelah melakukan tindakan 1. Monitor kualitas dan
jaringan selama 3x24 jam diharapkan klien karakteristikk
serebral membaik. Dengan kriteria hasil : gelombang TIK
(00201) 1. Tekanan intracranial 2. Monitor TIK dan
2. Tekanan darah sistolik perawatan neurologis
3. Tekanan darah diastolic serta rangsang
4. Nilai rata rata tekanan darah lingkungan
5. Hasil serebral angigram 3. Monitor intake dan
6. Sakit kepala output
7. Bruit karotis 4. Monitor suhu dan
8. Kegelisahan jumlah WBC
9. Kelesuan 5. Ambil sampel
10. Kecemasan yang tidak pengeluaran CSF
dijelaskan 6. Berikan antibiotic
11. Agitasi 7. Letakkan kepala dan
12. Muntah leher dalam posisi
13. Cegukan netral, hindari fleksi
14. Keadaan pingsan pinggang yang
15. Demam berlebihan
16. Kognisi terganggu 8. Jaga tekanan arteri

6
17. Penurunan tingkat kesadaran sistemik dalam
18. Reflex saraf terganggu jangkauan tertentu
9. Berikan agen
farmakologis
Nyeri akut Kontrol Nyeri Manajemen nyeri
(00132) Setelah dilakukan tindakan (1400)
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Lakukan pengkajian
diharapkan pasien sudah membaik nyeri secra
dengan kriteria hasil: komprehensif
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 2. Kendalikan factor
2. Menggambarkan factor lingkungan yang
penyebab mempengaruhi
3. Menggunakan jumalah harian respon pasien
untuk memonitor gejala dari terhidap
waktu ke waktu ketidaknyamanan
4. Menggunkan tindakan 3. Pilih dan
pencegahan implementasikan
5. Menggunakan tindakan tindakan yang
pengurangan nyeri tanpa beragam(farmakologi
analgesic , nonfarmakologi dan
6. Menggunakan analgesic yang interpersonal)
direkomendasikan 4. Ajarka prinsip-prinsip
7. Melaporkan perubahan menejemen nyeri
terhadap gejala nyeri pada 5. Dukung istirahat
professional kesehatan untuk menurunkan
8. Menggunkan sumber daya nyeri
yang tersedia 6. Gunakan pendekan
9. Mengenali terkait dengan multi disiplin ilmu
gejala nyeri untuk menurunkan
10. Melaporkan nyeri yang nyeri
terkontrol 7. Libatkan keluarga
untuk modalitas

7
penurunan nyeri
Risiko tinggi Kontrol Resiko (1902) Kontrol resiko (6540)
infeksi (00004) Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan tindakan-
keperawatan selama 3 x 24 jam tindakan pencegahan
diharapkan pasien sudah membaik secara universal
dengan kriteria hasil: 2. Tingkatkan intake
1. Mencari informasi tentang nutrisi yang tepat
resiko kesehatan 3. Dorong untuk
2. Mengidentifikasi factor resiko beristirahat
3. Mengenali factor resiko 4. Berikan terapi
individu antibiotic yang sesuai
4. Mmonitor factor resiko 5. Anjurkan pasien
dilingkungan meminum antibiotic
5. Memonitor factor resiko sesuai yang
individu diresepkan
6. Menyesuikan strategi control 6. Ajarkan pasien dan
resiko keluarga tentang
7. Menjelaskan strategi control tanda gejala infeksi
resiko yang ditetapkan
8. Menggunakan faskes yang
sesuai
9. Menggunakan sistem
dukungan personal untuk
mengurangi risiko
10. Memonitor status kesehatan

Hipertermia Termogulasi Pengaturan suhu


(00007) Setelah dilakukan tindakan (3900)
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor suhu paling
diharapkan pasien sudah membaik tidak setiap 2 jam
dengan kriteria hasil: sesuai kebutuhan
1. Berkeringat saat panas 2. Monitor nadi, RR, TD

8
2. Denyut jantung apical susuai kebutuhan
3. Denyut nadi radial 3. Monitor suhu dan
4. Tingkat pernapasan warna kulit
5. Melaporkan kenyamanan 4. Tingkatkan intak dan
suhu nutrisi yang kuat
6. Penurunan suhu kulit 5. Gunakan matras
7. Hipertermia penghangat, selimut
8. Sakit kepala penghangat, mandi air
9. Sakit otot hangat untuk
10. Perubahan warna kulit menurunkan suhu
11. Dehidrasi tubuhberikan
medikasi yang tepat
untuk mencegah atau
mengontrol menggigil
6. Berikan pengobatan
antipiretik sesuai
kebutuhan

9
DAFTAR PUSTAKA

Axton, S dan Fugate, T. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Ed. 3.


Jakarta EGC
Bulechek, Gloria M,.dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), edisi
keenam. Mosby: Elsevier Inc
Kyle, T dan Carman, S. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Ed. 2. Jakarta:
EGC
Moorhead, Sue., Jhonson, Marion., Maas, Meridean L., & Swanson, Elisabeth.
2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi kelima. Mosby:
Elsevier Inc
Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10
Editor T Heather Herdman,Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
Simanullang, R.,dkk. 2015. Karakteristik Penderita Meningitis Anak yang
Dirawat Inap Di RS Santha Elisabeth Medan Tahun 2010-2014.
Diakses pada hari jumat, 15 November 2018 jam 10.00 WIB.
http://portalgaruda.org
Suriadi dan Yuliani,R. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung
Seto

10

Anda mungkin juga menyukai