Anda di halaman 1dari 7

2.

Kesanggupan Kardiovaskuler

Dasar Teori
Pengaruh perangsangan simpatis terhadap curah jantung.
Perangsangan simpatis mempengaruhi jantung dan sirkulasi sistemik. (1) membuat
jantung menjaddi pompa yang lebih kuat. (2) dalam sirkulasi sitemik perangsangan
simpatis meningkatkan tekanan pengisian sistemik ratarata akibat kontraksi pembuluh
darah perifer, terutama vena-vena, dan meningkatkan tahanan terhadap aliran balik vena.
Perangsangan simpatis juga meninkatkan efektivitas pemompaan jantung hamper
100%. Akibatnya, curah jantung naik dari normal dari titik keseimbangan menjadi kira-
kira 2x lipat nilai normal.
Pengaturan aliran darah otot rangka selama istirahat dan kerja fisik.
Kerja fisik yang angat berat merupaka salah satu kondisi penuh stress yang dihadapi
oleh system srikulasi normal. Hal ini memang benar karena terdapat banyak sekali massa
otot rngka dalam tubuh, yang seluruhnya membutuhkan sejumlah besar aliran darah.
Selain itu, curah jantung sering kali harus meningkat sebanyak empat sampai lima kali
dari normal pada seseorang yang bukan atlet atau sebanyak enam sampai tujuuh kli normal
pada seorang atlet yang terlatih baik untuk memenuhi kebutuhan metabolic otot yang
bekerja.

Tujuan
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1) Mengukur tekanan darah a.brachialis pada sikap berbaring.
2) Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.
3) Mengukur tekanan darah a.brachialis selama perangsangan pada sub.2
4) Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brachialis
5) Menggolongkan OP dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.
6) Melakukan percobaan naik turun bangku.
7) Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cepat.
8) Menilai indeks kesanggupan bada manusia erdasarkan hasil sub.7.

Alat yang diperlukan :


1) Sfigmanometer
2) Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia
3) Stopwatch
4) Bangku setinggi 19 inchi
5) Metronom (frekuensi 120x/menit)

Tata Kerja

1
1.1. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (cold pressure test)
1) Suruh OP berbaring telentang selama 20 menit.
2) Selama menunggu pasanglah manset sfigmanometer pada lengan kanan atas
OP.
3) Setelah berbaring 20 menit, tetapkan tekanan darah setiap 5 mrnit sampai
terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut.
4) Tanpa membuka manset. Suruh OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air
es (4o C) sampai pergelangan tangan.
5) Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan tetapkan tekanan sistolik dan
diastoliknya.
6) Catat hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila tekanan
sistolik lebih dari 20 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 15 mmHg dari
tekanan basal maka OP termasuk golongan hiperreaktor. Bila TD OP dibawah
angka-angka tersebut maka OP termasuk golongan hiporeaktor.
7) Suruh OP segera mengelurkan tangannya dari air es dan tetapkan lagi TD
sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai TD kembali normal.
8) Bila terdapat kesukara paada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic
pada detik ke 30 dan 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan 2 kali. Pada
percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke
30 dan 60 pendinginan.

1.2.Percobaan naik turun bangku (Harvard step test)


1) Suruh OP berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil mendengarkan
detakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali/menit.
2) Suruh OP menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada satu detakan
metronome.
3) Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya
dinaikkan ke bangku sehingga OP berdiri tegak diatas bangku.
4) Pada detakan ke tiga, kaki pertama kali naik diturunkan.
5) Pada detakan ke empat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga OP
berdiri tegak lagi di depan bangku.
6) Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak
lebih dari 5 menit. Catat berapa lama peerecobaan terseut dilakukan dengan
menggunakan stopwatch.
7) Segera setelah itu OP duduk. Hitung dan catat frekuensi denyut nadi selama 30
detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’-1’30” , 2’-2’30” , dan 3’-3’30”.
8) Hitung indeks kesanggupan OP serta berikan penilaiannya menurut 2 cara
berikut ini :
a. Cara lambat
𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) ×100
Indeks kesanggupan badan = 2 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑛𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 30"

Penilaian :
i. Kurang dari 55 = kesanggupan kurang

2
ii. 55-64 = kesanggupan sedang
iii. 65-79 = kesanggupan cukup
iv. 80-89 = kesanggupan amat baik

b. Cara cepat
Dengan rumus
𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)×100
Indeks kesanggupan badan = 5.5 ×𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑛𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 30" 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎

Dengan daftar (buku praktikum halaman 45)

Penilaian :
i. Kurang dari 50 : kurang
ii. 50-80 : sedang
iii. Leih dari 80 : baik

3
Hasil Percobaan

1. Cold Pressure Test


Nama Op : Arum Budiarti
 Tekanan sistolik basal : 110 mmHg
 Tekanan diastolik basal : 80 mmHg
a. Detik ke 30
 Tekanan sistolik : 115 mmHg
 Tekanan diastolik : 90 mmHg
b. Detik ke 60
 Tekanan sistolik : 115 mmHg
 Tekanan diastolik : 90 mmHg

2. Harvard Step Test


Nama Op : Arif
Lama percobaan : 90 detik
Denyut Nadi :
a. Pertama : 68 kali
b. Kedua : 62 kali
c. Ketiga : 55 kali

 Cara lambat
90 × 100
= = 24,3
2 (68 + 62 + 55)
Kesanggupan Kurang

 Cara cepat
90 × 100
= = 24,06
5,5 × 68
Kesanggupan Kurang

4
Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan

1) Mengapa OP harus berbaring selama 20 menit?


2) Apa kontraindikasi untuk melakukan Cold Pressure Test?
3) Bagaimana caanya agar saudara dapat mengukur tekanan darah OP dengan cepat?
4) Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah OP selama pendinginan, terangkan
mekanismenya?
5) Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hiperreaktor atau
hiporeaktor?
6) Hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan cepat dengan data
sebagai berikut:
Lama naik turun bangku : 4’
Denyut nadi
1’-1’30” : 75
2’-2’30” : 60
3’-3’30” : 40

Jawaban

1) Untuk melancarkan aliran darah OP.


2) Seseorang yang alergi pada dingin dan sesorang yang sudah mempunyai hipertensi.
3) Manset sfigmomanometer tidak dilepas dari tangan OP. ketika sudah waktunya mengukur
tekanan darah pengkur langung menentukan tekanan darah systole an diastole dengan cara
auskultasi.
4) Saat terjadi pendinginan O2 yang tersaurkan dalam tubuh akan berkurang. Ketika O2
berkurang maka impuls tersebut akan dibawa ke pusat kardiovaskuler di medulla oblongata
lalu setelah diolah diteruskan ke jantung melalui serabut saraf simpatis. Dengan adanya
stimulasi saraf simpatis maka akan memicu pelepasan epinefrin dan norepinefrin dari
medulla adrenal ke seluruh tubuh. Epinefrin dan norepinefrin tadi akan diikat oleh reseptor
adregenik. Pengikatan epinefrin dan norepinefrin oleh reseptor akan menimbulkan respon
berupa vasokontriksi dan peningkatan denyut jantung.
5) Untuk mengetahui adanya risiko hipertensi pada seseorang di kemudian hari.
6) Cara lambat :
𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) ×100
Indeks kesanggupan badan = 2 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑛𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 30"
240 ×100
= 68.5
2 ×175
Penilaian : kesanggupan cukup

Cara cepat :
𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)×100
Indeks kesanggupan badan = 5.5 ×𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑛𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 30" 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
240 ×100
= 58.18
5.5 ×75
Penilaian : kesanggupan sedang

5
Kesimpulan

Pengaruh perangsangan simpatis terhadap curah jantung.

Jadi, berbagai derajat perangsangan simpatis dapat meningkatkan curah jantung secara
progresif sampai kira-kira dua kali normal untuk waktu yang singkat sampai terjadi efek
kompensasi dalam waktu beberapa detik atau menit.

Pengaturan aliran darah otot rangka selama kerja fisik.

Selama kerja fisik terjadi tiga efek utama yang penting bagi system sirkulasi untuk
menyediakan kebutuhan aliran darah otot yang tinggi. Efek-efek ini adalah (1) perangsangan yang
kuat system saraf simpatis di seluruh tubuh dengan akibat efek perangsangan pada seluruh
sirkulasi, (2) peningkatan tekanan arteri, (3) peningkatan curah jantung.

Pengaruh perangsangan simpatis menyeluruh. Pada awal kerja fisik, sinyal tidak hanya
dihantarkan dari otak menuju otot untuk menimbulkan kontraksi otot tetapi juga ke pusat
vasomotor untuk memulai perangsangan simpatis ke seluruh tubuh. Secara bersamaan, sinyal
parasimpatis ke jantung menjadi sangat lemah. Oleh karena itu, timbulah tiga efek utama sirkulasi.

Peningkatan tekanan arteri selama kerja fisik akibat rangsangan simpatis. Efek penting
daripeningkatan aktivitas simpatis saat kerja fisik adalah untuk meningkatkan tekanan arteri. Hal
ini diakibatkan oleh berbagai efek perangsangan, antara lain (1) vasokontriksi arteriol dan arteri
kecil pada sebagian esar jaringan tubuh kecuai pada otot-otot yang aktif, (2) peningkatan aktivitas
pemompaan oleh jantung, (3) peningkatan hebat tekanan pengisian sistemik rata-rata yang
terutama disebabkan oleh kontraksi vena. Kerja saa berbagai efek akhirnya selalu meningkatkan
tekanan arteri selama kerja fisik. Keadaan ini bergantung pada keadaan sewaktu melakukan kerja
fisik.

Arti penting curah jantung selama kerja fisik. Banyak efek fisiologis berbeda terjadi pada
saat bersamaan selama kerja fisik untuk meningkatkan curah jantung agar sesuai dengan tingkat
kerja fisik. Pada kenyataannya, kemampuan system sirkulasi meningkatkan curah jantung untuk
mengirimkan oksigen dan zat nutrisi lainnya ke otot selama kerja fisik sama pentingnya dengan
kekuatan otot itu sendiri dalam menentukan batas kemampuan otot untuk terus bekerja.

6
7

Anda mungkin juga menyukai