Anda di halaman 1dari 8

Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang

Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai


Pembuatan Kerupuk Kemplang
Proksimat and Organoleptik Analysis the use of Fish as
Making Crackers Malaja Kemplang

Abdul Razak Thaha1, Zainal2, St. Khadijah Hamid1*, Denny Saputra Ramadhan3,
Nasrul4
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Fakultas Pertanian , Universitas Hasanuddin, Makassar
3
Jr. Officer CSR Pertamina Sulawesi, Makassar
4
TBBM Palopo
( khadijah.hmdjjca@gmail.com)
*

ABSTRAK
Ikan Malaja hanya banyak dikonsumsi orang dewasa sehingga perlu upaya agar anak-anak dapat me-
ngonsumsinya di masyarakat Palopo. Kerupuk adalah cemilan yang dapat dimakan disetiap waktu sehingga jika
dijadikan kerupuk ikan yang memiliki kandungan gizi yang bermanfaat. Penelitian bertujuan mengetahui uji or-
ganoleptik dan proksimat dari kerupuk ikan malaja. Penelitian ini dirancang menggunakan metode eksperimental
dengan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan menjadi 15 unit perco-
baan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kerupuk kemplang adalah mulai 1,50–5,12%. Kadar air ter-
tinggi didapatkan pada perlakuan kontrol. Kadar protein tertinggi dihasilkan dari perlakuan A4. Persentase kadar
abu yang tertinggi terdapat pada perlakuan A4 dan terendah pada perlakuan A1. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa skor aroma yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan A1 yakni 3,27. Nilai Skor warna tertinggi diperoleh
dari perlakuan A0 (kontrol). Nilai skor rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan A2 dan A3. Penambahan ikan mala-
ja sebesar 15% dan 25% sangat disukai oleh panelis. Disimpulkan bahwa kandungan tertinggi pada uji proksimat
berdasarkan kelompok perlakuan yaitu karbohidrat pada perlakuan, lemak pada perlakuan, protein pada perlakuan
A4. Uji organoleptik dengan perlakuan terbaik pada pembuatan krupuk ikan malaja adalah perlakuan A2.
Kata kunci : Kerupuk kemplang, ikan malaja

ABSTRACT
Malaja fish only consumed by adults so it is necessary to make children can consume them in the society
of palopo. Crackers are snacks that can be eaten anytime so that if used as fish crackers that contain useful nutri-
ents. This study aims to determine the organoleptic and proximate test of malaja fish crackers. This research was
designed using experimental method with Completely Single Randomized Design with 5 treatments and 3 repli-
cations to 15 experimental units. The results showed that the water content of kempuk kemplang was from 1.50-
5.12%. The highest water content was obtained in the control treatment. The highest protein content is produced
from A4 treatment. The highest percentage of ash content was found in A4 treatment and lowest in treatment A1.
The test results showed that the highest aroma score obtained at treatment A1 ie 3.27. The highest Color Score
value is obtained from treatment A0 (control). The highest value of taste scores was obtained in the treatment of A2
and A3. The addition of maladies of 15% and 25% is favored by panelists. It was concluded that the highest content
in the proximate test was based on the treatment group ie carbohydrate in the treatment, fat in the treatment, pro-
tein at treatment A4. Organoleptic test with the best treatment on cracker production of malaja fish is A2 treatment.
Keywords : Kemplang crackers, fish malaja

Copyright © 2018 Universitas Hasanuddin. This is an open access article under the CC BY-NC-SA license
(https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/).
DOI : http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v14i1.3691

78
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018

PENDAHULUAN Kerupuk ikan pada dasarnya dihasilkan


Ikan merupakan salah satu sumber protein dari percampuran daging ikan dengan pati dan air.
yang kaya senyawa-senyawa yang bermanfaat Adonan ini kemudian dibentuk menjadi bulat, atau
bagi kesehatan manusia.1 Mengonsumsi ikan sa- lonjong lalu direbus atau dikukus. Adonan kemu-
ngat baik untuk kesehatan. Para ahli menyaran- dian didinginkan, diiris dan dikeringkan sampai
kan untuk lebih banyak mengonsumsi ikan diban- kadar air mencapai 10%. Irisan dari kerupuk yang
dingkan daging merah. Ikan sudah tidak asing lagi sudah kering tersebut kemudian digoreng de-
bagi bangsa Indonesia karena Indonesia kaya akan ngan menggunakan minyak goreng dan biasanya
potensi ikan baik perikanan tangkap maupun per- disajikan dalam bentuk makanan ringan atau ber-
ikanan budi daya, sayangnya kesadaran mengon- sama-sama dengan nasi sebagai lauk-pauk. Selama
sumsi ikan pada masyarakat masih rendah. Ting- proses penggorengan, kerupuk menjadi mengem-
kat kosumsi ikan rata-rata per kapita di Indonesia bang dan berpori rendah yang disebut pengem-
beberapa tahun lalu hanya 23 kg/orang/tahun se- bangan, ini menjadi salah satu parameter kualitas
dangkan di Jepang mencapai 110 kg/orang/tahun. penting pada krupuk.6 Pada proses pengolahan
Padahal ikan merupakan sumber protein tinggi, kerupuk, seringkali ditambahkan bahan lain se-
bahkan untuk jenis tertentu kandungan proteinnya perti udang, ikan, dan lain-lain untuk meningkat-
lebih tinggi dari daging.2 kan citarasa dan kandungan protein pada kerupuk.7
Mayoritas masyarakat menyukai ikan mala- Penambahan daging ikan dalam kerupuk ikan di-
ja karena rasanya yang enak seperti ikan baronang. harapkan dapat mempengaruhi karakteristik kimia
Ikan malaja biasa dikonsumsi dengan cara dibakar, kerupuk ikan, seperti yang dijelaskan dalam Tae-
digoreng, dibuat lawa (ikan mentah dicuci, difillet, wee, bahwa ikan merupakan sumber protein utama
direndam dalam air jeruk bergaram). Ikan mala- dalam pembuatan kerupuk, semakin besar daging
ja dipercaya berkhasiat menaikkan tekanan darah. ikan yang ditambahkan, maka kandungan protein
Ikan malaja merupakan nama lokal dalam baha- akan semakin meningkat.8
sa Bugis untuk ikan baronang lingkis. Beberapa Hingga saat ini kerupuk yang ada dipasaran
nama lokal lain untuk ikan malaja adalah: biahasa belum ada yang mengandung gizi yang baik un-
(Selayar/Makassar), baluwes (Bajo), dan cangcara tuk pertumbuhan anak yaitu mengandung protein
(Flores). Ikan malaja dapat diperoleh sepanjang dan bermacam-macam mineral tinggi. Ikan Malaja
tahun pada habitat karang pada kedalaman 1-3 memiliki kandungan gizi tersebut, maka jika dija-
meter.1 Ikan malaja hanya dapat dimakan sebagai dikan bahan dasar pembuatan kerupuk ikan diharap-
menu utama. Sehingga ikan tersebut hanya dapat kan akan meningkatkan gizi khususnya protein dan
dinikmati pada waktu-waktu tertentu saja. Oleh bermacam-macam mineral tinggi pada kerupuk
karena itu, agar dapat dinikmati kapan saja maka yang dihasilkan. Ikan malaja belum dimanfaatkan
ikan malaja dapat dijadikan kerupuk. sebagai kerupuk yang dapat dinikmati setiap wak-
Sebutan kerupuk dibeberapa Negara an- tu sehingga menjadi cemilan yang bergizi untuk
tara lain krupuk/kerupuk/kropoek di Indonesia, anak-anak. Kerupuk yang ada dipasaran belum ada
keropok di Malaysia, Kropek di Filiphina, bánh yang mengandung gizi yang baik terutama bagi
phông tôm di Vietnam merupakan makanan ringan kelompok berisiko seperti bayi, balita, ibu hamil,
(snack) di beberapa negara Asia.3 Kerupuk sudah ibu menyusui oleh karena ikan Malaja mengan-
sedemikian menyatu dengan cara makan sebagian dung tinggi protein dan bermacam-macam mine-
besar masyarakat Indonesia, bahkan ada sebagian ral. Namun, sebelum menjadi produk yang dikon-
keluarga yang mewajibkan menyediakan stok sumsi oleh masyarakat, maka perlu dilakukan
kerupuk di rumahnya. Sensasional kerupuk yang terlebih dahulu uji proksimat yaitu kandungan
renyah dan gurih membuat makanan makin nikat gizi dan daya terima melalui uji organoleptik.
dan lezat, sehingga mampu meningkatkan selera Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian ini
makan. Di samping menimbulkan sensasi kenik- bertujuan untuk melakukan penelitian uji organo-
matan ketika menjadi teman makan, kerupuk juga leptik dan uji proksimat dalam pemanfaatan ikan
menjadi makanan cemilan dari banyak orang di malaja sebagai kerupuk kemplang.
Indonesia.4,5

79
Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang

BAHAN DAN METODE litian ini meliputi timbangan, baskom, talenan, pi-
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- sau, sendok, kompor, tampah, penggorengan, Stop
Juli 2017. Bertempat di Fakultas Kesehatan Ma- watch, dan pengaduk. Metode yang digunakan
syarakat Universitas Hassanuddin, Makassar, Su- dalam penelitian ini adalah experimental labora-
lawesi Selatan untuk proses pembuatan kerupuk tories atau metode uji coba. Metode eksperimental
dan uji organoleptik dilakukan di Laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Pengolahan Pangan, Program Studi Ilmu dan Tek- (RAL) faktor tunggal dengan 5 (lima) perlakuan
nologi Pangan Universitas Hassanuddin. dan 3 (tiga) kali ulangan menjadi 5 x 3 = 15 unit
Bahan utama yang digunakan dalam pe- percobaan. Faktor yang diteliti dalam penelitian
nelitian adalah Ikan malaja yang diperoleh dari ini adalah:
Palopo, sedangkan bahan tambahannya digunakan A0 = Ikan malaja 0%, tepung tapioka 10%,
ketumbar, bawang putih, lombok besar, garam ha- tepung terigu 90%
lus, masako, terigu, tepung tapioka, ajinomoto dan A1 = Ikan malaja 10%, tepung tapioka 10%,
minyak goreng. Alat yang digunakan dalam pene- tepung terigu 80%

Gambar 1. Kadar Protein Krupuk Kemplang pada Berbagai Perlakuan


Penambahan Ikan Malaja

Gambar 2. Kadar Karbohidrat Krupuk Kemplang pada Berbagai Perlakuan


Penambahan Ikan Malaja

80
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018

Gambar 3. Kadar Lemak Krupuk Kemplang pada Berbagai Perlakuan


Penambahan Ikan Malaja

Gambar 4. Nilai Kalori Krupuk Kemplang pada Berbagai Perlakuan


Penambahan Ikan Malaja

A2 = Ikan malaja 15%, tepung tapioka 15%, ngan protein kerupuk kemplang yang berkisar
tepung terigu 70% 6,63- 8,11%. Kadar protein tertinggi dihasilkan
A3 = Ikan malaja 25%, tepung tapioka 15%, dari kerupuk kemplang perlakuan A4 (penggunaa
tepung terigu 60% ikan malaja sebesar 30%). Hasil analisa statistik
A4 = Ikan malaja 30%, tepung tapioka 10%, (uji-t) kadar protein kerupuk berbeda nyata untuk
tepung terigu 60% semua perlakukan kecuali antara perlakuan A0
Uji proksimat yaitu pengukuran analisis kadar air, dan A1 (Fhitung> 0,05). Kadar protein memberikan
kadar abu, karbohidrat, protein, lemak dan kadar hasil yang signifikan pada menggunaan ikan mala-
mineral.9 ja sebanyak 30%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa per-
HASIL lakuan A4 (A4 = Ikan malaja 30%, tepung ta-
Gambar 1 menunjukkan bahwa kandu- pioka 10%, tepung terigu 60%) memiliki kandu-

81
Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang

Gambar 5. Kadar Mineral Mikro Krupuk Kemplang pada Berbagai Perlakuan


Penambahan Ikan Malaja

ngan karbohidrat terendah. Hasl uji t menunjuk- kemplang yang dihasilkan.


kan bahwa perlakuan A4 berbeda nyata dengan Jumlah dan jenis mineral mikro pada keru-
semua perlakuan lainnya (Gambar 2). Gambar 4 puk kemplang dapat dilihat pada Gambar 5. Jenis
menunjukkan bahwa kadar lemak kerupuk kem- mineral mikro yang ditemukan adalah Zink (Zn),
plang pada berbagai penambahan ikan malaja. Niobium (Nb), Molybdem (Mo), Timah (Sn), Indi-
Kadar lemak semakin bertambah dengan semakin um (In), Ruthenium (Ru), danatimon (Sb). Kadar
meningkatnya penambahan ikan malaja. Uji statis- mineral mikro tertinggi diperoleh pada perlakuan
tik (uji-t) terhadap perlakuan A0 dan A4 membe- A3 (Ikan malaja 25%, tepung tapioka 15%, tepung
rikan hasil yang berbeda nyata pada α=0,05 (Fhitung terigu 60%), Nilai ini tidak berbeda nyata (uji-t)
= 0,0089). dengan perlakuan A2 (Ikan malaja 15%, tepung
Kalori kerupuk kemplang ikan malaja dapat tapioka 15%, tepung terigu 70%) kecuali mineral
dilihat pada Gambar 3. menunjukkan bahwa nilai Sn pada perlakuan A1 dan Ru pada perlakuan A0.
kalori paling tinggi diperoleh dari perlakuan A4.
Hal ini disebabkan perlakuan A4 memiliki kadar PEMBAHASAN
lemak yang paling tinggi (Gambar 4.) Hasil uji Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Pa-
statistik (uji-t) menunjukkan bahwa perlakuan A0 nelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang
berbeda nyata dengan semua perlakuan kecuali kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).  Selain
perlakuan A1, sedangkan perlakuan A2, A3, dan itu, panelis juga mengemukakan tingkat kesukaan-
A4 memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. nya. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik,
Jumlah dan jenis mineral makro pada ke- misalnya dalam hal “suka“ dapat mempunyai
rupuk kemplang dapat dilihat pada Gambar 5. skala hedonic seperti : amat sangat suka, sangat
Jenis mineral makro yang ditemukan adalah Klor suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan
(Cl), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Pospor (P). itu “tidak suka“ dapat mempunyai skala hedonic
Jumlah mineral makro meningkat dengan bertam- seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapan-
bahnya ikan malaja pada kerupuk kemplang. Hal nya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka
ini menunjukkan bahwa pemberian ikan dapat tetapi juga bukan tidak suka (neither like nor dis-
menambah kadar mineral makro pada kerupuk like).10 Skala hedonik berbeda dengan skala kate-

82
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018

gori lain dan responnya diharapkan tidak monoton gizi seperti kadar air, abu, protein, dan lemak maka
dengan bertambah besarnya karakteristik fisik, na- kandungan karbohidrat semakin meningkat, seba-
mun menunjukkan suatu puncak (preferency max- liknya semakin tinggi kandungan gizi kadar air,
imum) di atas dan rating yang menurun.11 abu, protein, dan lemak maka kandungan karbohid-
Penilaian tekstur makanan dapat dilakukan rat akan lebih rendah. Kerenyahan pada kerupuk
dengan jari, gigi, dan langit-langit (tekak). Dari pegagan dipengaruhi oleh kandungan pati. Penam-
nilai yang diperoleh diharapkan dapat diketahui- bahan bahan bukan pati yang terlalu banyak dapat
kualitas makanan. Faktor tekstur diantaranya ada- menurunkan kerenyahan kerupuk. Pati mempu-
lah rabaan oleh tangan, keempukan, kemudahan nyai dua komponen utama, yaitu amilosa (fraksi
dikunyah serta kerenyahan makanan. Untuk itu terlarut) dan amilopektin (fraksi tidak terlarut),
cara pemasakan bahan makanan dapat mempe- amilopektin merupakan salah satu komponen pati
ngaruhi kualitas tekstur makanan yang dihasil- yang dapat mempengaruhi daya kembang kerupuk
kan.12 dan berfungsi memberikan sifat renyah pada ke-
Pada penelitian didapatkan perlakuan kon- rupuk.14
trol memberikan skor tertinggi terhadap kere- Sesuai dengan pernyataan Hilman yang
nyahan dikuti oleh penambahan ikan malaja se- menyatakan bahwa kadar karbohidrat sangat
banyak 15% (perlakuan A2). Nilai berbeda nyata dipengaruhi oleh faktor kandungan zat gizi lain-
dengan semua perlakuan (uji-t, pada alfa = 0.05). nya.15 Menurut Jayanti, penurunan karbohidrat di-
Nilai kerenyahan tertinggi diduga disebabkan oleh duga karena menggunakan cara perhitungan kasar
kombinasi penggunaan ikan malaja, tepung tapio- (proximate analysis). Apabila rata-rata kandungan
ka, dan tepung terigu yang proporsional pada per- gizi air, abu, protein, dan lemak meningkat, maka
lakuan ini. Pada umumnya kerupuk dikonsumsi akan mengakibatkan nilai karbohidrat menurun,
sebagai makanan tambahan untuk lauk pauk atau sebaliknya apabila kandungan gizi air, abu, pro-
sebagai makanan kecil. Salah satu faktor utama tein, dan lemak menurun, maka akan mengakibat-
yang menentukan mutu kerupuk adalah kerenya- kan nilai karbohidrat meningkat.16
hannya. Semua konsumen menginginkan kerupuk Salah satu kandungan gizi penting pada ba-
yang renyah, artinya yang menimbulkan bunyi han pangan. Bahan utama pembuatan krupuk kem-
sewaktu digigitdan dikunyah. Kerupuk yang su- plang adalah tepung terigu. Tepung ini merupakan
dah lemas atau lembek dinilai tidak enak lagi. sumber karbohidrat meskipun memiliki kandu-
Jadi, sesungguhnya rasa kerupuk menjadi faktor ngan protein. Penambahan ikan malaja pada kru-
nomor dua yang dinilai konsumen, meskipundi puk kelmplang bertujuan untuk menambah kan-
dalam membeli produk makanan tersebut (baik dungan protein krupuk kemplang. Hasil ini
mentah maupun yang sudah digoreng) faktor war- menunjukkan bahwa dengan penambahan ikan
na kerupuk tetap menjadi penentu utama bagi kon- malaja pada krupuk kemplang dapat menambah
sumen.13 Pada penelitian didapatkan bahwa peng- kandungan protein pada krupuk. Kandungan pro-
gunaan ikan malaja yang lebih banyak membuat tein yang tinggi akan membantu anak-anak yang
warna krupuk kurang disukai konsumen. Warna menderita penyakit Kekurangan Kalori Protein
krupuk lebih gelap diakibatkan oleh kulit ikan ma- (KKP). Hal ini karena ikan merupakan salah satu
laja yang tetap dimasukkan pada saat proses peng- sumber protein yang baik. Bahkan protein pada
hancuran ikan dengan blender. ikan merupakan protein yang memiliki asam ami-
Kadar air merupakan parameter penting no lengkap terutama asam amino essensial. Kalori
produk pangan, terutama produk kering seper- menunjukkan jumlah energi yang bisa dihasilkan
ti krupuk. Kadar air digunkan untuk megetahui ketika mengonsumsi bahan pangan. Kalori berasal
umur simpan kerupuk.7 Pada saat bahan pangan dari zat gizi karbohidrat, protein, dan lemak. Kar-
dimasukkan ke minyak goreng, air yang terdapat bohidrat dan protein menghasilkan 4 kkal per gram
dalam bahan pangan keluar dalam bentuk uap. sedangkan lemak menghasilkan 9 kkal/gram.17
Kerupuk yang dibuat lebih banyak kanduangan Karbohidrat merupakan sumber kalori uta-
airnya pada A3 sakan tetapi karbohidratnya le- ma dalam tubuh manusia. Karbohidrat banyak
bih sedikit setelah A4. Semakin rendah kandungan terdapat dalam bahan pangan nabati. Bahan pa-

83
Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang

ngan nabati yang merupakan sumber karbohidrat tan krupuk ikanmalajaadalahperlakuanA2 (Ikan
adalah biji-bijian serealia dan umbi-umbian. Jenis malaja 15%, tepung tapioka 15%, tepung terigu
serealia yang mengandung karbohidrat adalah be- 70%). Produkmemilikikadar air 1,76%, kadar
ras dan gandum. Gandum kemudian diolah men- protein 7,54%, kadarkarbohidrat 74,05%, kadar
jadi tepung terigu. Lebih lanjut, jenis umbi-um- lemak14%, nilaikalori 442,39 Kkal/100 g dank-
bian banyak digunakan sebagai sumber karbohi- adarabu 1,66%. Selainitu Krupuk kemplangmen-
drat adalah singkong. Singkong kemudian diolah gandung mineral makro, yaitu Klor (Cl), Kalium
menjadi tapioka. Pada pembuatan krupuk kem- (K), Kalsium (Ca), danPospor (P) dan mineral
plang, diantara bahan baku yang digunakan ada- mikroyaituadalah Zink (Zn), Niobium (Nb), Mo-
lah tapioka dan terigu. Bahan-bahan ini membuat lybdem (Mo), Timah (Sn), Indium (In), Rutheni-
kandungan karbohidrat krupuk kemplang cukup um (Ru), danatimon (Sb).
tinggi.Kandungan karbohidrat krupuk kemplang Saran bahwa kerupuk ini dapat dikonsumsi
yang dihasilkan semakin rendah seiring dengan oleh masyarakat karena telah melalui uji proksimat
menurunkan presentase penggunaan tepung tapio- yaitu kandungan gizi dan daya terima melalui uji
ka dan terigu pada pembuatan krupuk. organoleptik. Selain uji organoleptik dan proksi-
Pada pembuatan krupuk kemplang dengan mat juga perlu dilakukan uji kadaluarsa agar keru-
penambahan ikan malaja, adonan di goreng dengan puk ini dapat dikembangkan dan dipasarkan kare-
menggunakan minyak goreng. Minyak pada ikan na mengandung gizi yang baik yaitu mengandung
malaja dan minyak goreng menjadi sumber lemak tinggi protein dan bermacam-macam mineral..
pada krupuk yang dihasilkan. Kandungan lemak
pada penelitian ini memiliki rata-rata kadar sama. DAFTAR PUSTAKA
Lemak atau minyak merupakan zat makanan yang 1. Dewi In, Hayati N. Etnoekologi Masyarakat
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan Sekitar Taman Nasional Taka Bonerate da-
tubuh manusia. Minyak pada bahan pangan dapat lam Pemanfaatan Kima Lubang (Tridacna
berasal dari dalam bahan pangan (internal) mau- Crocea) dan Ikan Malaja (Siganus Canalicu-
pun dari luar bahan pangan atau sengaja ditam- latus). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea.
bahkan (eksternal). Penambahan metega atau mar- 2014;3(2):139-149.
garin serta proses penggorengan merupakan sum- 2. Atkins C, Robert. Diet Atkins. Jakarta.: PT
ber minyak yang berasal dari luar bahan pangan. Elex Media Komputindo Kelompok Grame-
Kandungan lemak pada kerupuk pegagan dipen- dia. ; 2007.
garuhi oleh kerusakan lemak pada proses pemana- 3. Amertaningtyas D. Mini Review: Pengolahan
san dan beberapa kandungan kimia pada pegagan. Kerupuk “Rambak” Kulit di Indonesia. Jurnal
Kerusan lemak pada pembuatan kerupuk pegagan Ilmu-Ilmu Peternakan. 2011;21(3):18-29.
diakibatkan karena proses pengukusan dan penge- 4. Purbomartono C. Pengembangan Produksi
ringan dengan oven.14 Menurut Edwar.,et al (2011) Krupuk Ikan Berbahan Dasar Ikan Rucah dan
bahwa pemanasan dengan suhu tinggi dan lama limbah Tahu. Paper Presented At: Proceeding
dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tidak Seminar LPPM UMP2014.
jenuh sehingga membentuk asam lemak jenuh dan 5. Peranginangin R, Soekarto St, Lavlinesia
berbagai jenis gugus radikal bebas. Kandungan L, Mulianah I. Pengaruh Jenis dan Konsen-
ekstrak pegagan seperti asiatikosid, flavonoid dan trasi Daging Ikan Terhadap Pengembangan
triterpenoid diketahui memiliki efek antioksidan. Volumetrik, Kerenyahan dan Rasa Kerupuk
Antioksidan dikenal sebagai zat yang dapat mene- Ikan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.
tralisir atau meredam dampak negatif dari radikal 2017;1(2):13-27.
bebas.18 6. Huda N, Leng A, Yee C, Herpandi H. Chemi-
cal Composition, Color and Linear Expansion
KESIMPULAN DAN SARAN Properties of Malaysian Commercial Fish
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bah- Cracker (‘Keropok’). Asian Journal of Food
wa dari segi organoleptik (aroma, warna, keren- and Agro-Industry. 2010;3(05):473-482.
yakan, dan rasa), perlakuanterbaikpadapembua- 7. Ikasari D, Suryaningrum Td, Arti Im, Supriya-

84
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018

di S. Pendugaan Umur Simpan Kerupuk Ikan 2017;6(3).


Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Panggang 15. Hilman N. Studi Kadar Air Hasil Pengeringan
dalam Kemasan Plastik Metalik dan Polipro- Terhadap Mutu Ikan Teri Kering Yang Dihasil-
pilen. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi kan, Tesis S2.(Tidak Dipublikasikan). Padang:
Kelautan Dan Perikanan. 2017;12(1):55-70. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas An-
8. Taewee T. Cracker “Keropok”: A Review on dalas; 2008.
Factors Influencing Expansion. International 16. Jayanti Ae. Pemanfaatan Flavor Kepala Udang
Food Research Journal. 2011;18(3):825-836. Windu (Penaeus Monodon) Berkalsium Dari
9. Sudarmadji S. Teknik Analisa Biokimiawi. Cangkang Rajungan (Portunus Sp.). Bogor:
Edisi Pertama. Liberty. Yogyakarta. 1996. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan,
10. Soewarno Ts. Penilaian Organoleptik, Pusat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pengembangan Teknologi Pangan (Pusbangte- Pertanian Bogor; 2009.
pa). IPB. Bogor. 1981. 17. Yuliatmoko W, Satyatama Di. Peman-
11. Kartika B, Hastuti P, Supartono W. Pedoman faatan Umbi Talas Sebagai Bahan Subtitusi
Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Gad- Tepung Terigu dalam Pembuatan Cookies
jah Mada, Yogyakarta. 1988. Yang Disuplementasi dengan Kacang Hijau.
12. Meilgaard Mc, Carr Bt, Civille Gv. Sensory Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi.
Evaluation Techniques: Crc Press; 2006. 2012;13(2):94-106.
13. Koswara S. Teknologi Pengolahan Singkong: 18. Edwar Z, Suyuthie H, Yerizel E, Sulastri D.
Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2009. Pengaruh Pemanasan Terhadap Kejenuhan
14. Nur Aak, Devi M, Hidayati L. Pengaruh Asam Lemak Minyak Goreng Sawit dan Min-
Penambahan Pegagan (Centela Asiatica (L.) yak Goreng Jagung. Journal of The Indonesian
Urban) Terhadap Daya Terima dan Mutu Medical Association. 2011;61(6).
Kerupuk. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.

85

Anda mungkin juga menyukai