Abdul Razak Thaha1, Zainal2, St. Khadijah Hamid1*, Denny Saputra Ramadhan3,
Nasrul4
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Fakultas Pertanian , Universitas Hasanuddin, Makassar
3
Jr. Officer CSR Pertamina Sulawesi, Makassar
4
TBBM Palopo
( khadijah.hmdjjca@gmail.com)
*
ABSTRAK
Ikan Malaja hanya banyak dikonsumsi orang dewasa sehingga perlu upaya agar anak-anak dapat me-
ngonsumsinya di masyarakat Palopo. Kerupuk adalah cemilan yang dapat dimakan disetiap waktu sehingga jika
dijadikan kerupuk ikan yang memiliki kandungan gizi yang bermanfaat. Penelitian bertujuan mengetahui uji or-
ganoleptik dan proksimat dari kerupuk ikan malaja. Penelitian ini dirancang menggunakan metode eksperimental
dengan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan menjadi 15 unit perco-
baan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kerupuk kemplang adalah mulai 1,50–5,12%. Kadar air ter-
tinggi didapatkan pada perlakuan kontrol. Kadar protein tertinggi dihasilkan dari perlakuan A4. Persentase kadar
abu yang tertinggi terdapat pada perlakuan A4 dan terendah pada perlakuan A1. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa skor aroma yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan A1 yakni 3,27. Nilai Skor warna tertinggi diperoleh
dari perlakuan A0 (kontrol). Nilai skor rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan A2 dan A3. Penambahan ikan mala-
ja sebesar 15% dan 25% sangat disukai oleh panelis. Disimpulkan bahwa kandungan tertinggi pada uji proksimat
berdasarkan kelompok perlakuan yaitu karbohidrat pada perlakuan, lemak pada perlakuan, protein pada perlakuan
A4. Uji organoleptik dengan perlakuan terbaik pada pembuatan krupuk ikan malaja adalah perlakuan A2.
Kata kunci : Kerupuk kemplang, ikan malaja
ABSTRACT
Malaja fish only consumed by adults so it is necessary to make children can consume them in the society
of palopo. Crackers are snacks that can be eaten anytime so that if used as fish crackers that contain useful nutri-
ents. This study aims to determine the organoleptic and proximate test of malaja fish crackers. This research was
designed using experimental method with Completely Single Randomized Design with 5 treatments and 3 repli-
cations to 15 experimental units. The results showed that the water content of kempuk kemplang was from 1.50-
5.12%. The highest water content was obtained in the control treatment. The highest protein content is produced
from A4 treatment. The highest percentage of ash content was found in A4 treatment and lowest in treatment A1.
The test results showed that the highest aroma score obtained at treatment A1 ie 3.27. The highest Color Score
value is obtained from treatment A0 (control). The highest value of taste scores was obtained in the treatment of A2
and A3. The addition of maladies of 15% and 25% is favored by panelists. It was concluded that the highest content
in the proximate test was based on the treatment group ie carbohydrate in the treatment, fat in the treatment, pro-
tein at treatment A4. Organoleptic test with the best treatment on cracker production of malaja fish is A2 treatment.
Keywords : Kemplang crackers, fish malaja
Copyright © 2018 Universitas Hasanuddin. This is an open access article under the CC BY-NC-SA license
(https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/).
DOI : http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v14i1.3691
78
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018
79
Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang
BAHAN DAN METODE litian ini meliputi timbangan, baskom, talenan, pi-
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- sau, sendok, kompor, tampah, penggorengan, Stop
Juli 2017. Bertempat di Fakultas Kesehatan Ma- watch, dan pengaduk. Metode yang digunakan
syarakat Universitas Hassanuddin, Makassar, Su- dalam penelitian ini adalah experimental labora-
lawesi Selatan untuk proses pembuatan kerupuk tories atau metode uji coba. Metode eksperimental
dan uji organoleptik dilakukan di Laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Pengolahan Pangan, Program Studi Ilmu dan Tek- (RAL) faktor tunggal dengan 5 (lima) perlakuan
nologi Pangan Universitas Hassanuddin. dan 3 (tiga) kali ulangan menjadi 5 x 3 = 15 unit
Bahan utama yang digunakan dalam pe- percobaan. Faktor yang diteliti dalam penelitian
nelitian adalah Ikan malaja yang diperoleh dari ini adalah:
Palopo, sedangkan bahan tambahannya digunakan A0 = Ikan malaja 0%, tepung tapioka 10%,
ketumbar, bawang putih, lombok besar, garam ha- tepung terigu 90%
lus, masako, terigu, tepung tapioka, ajinomoto dan A1 = Ikan malaja 10%, tepung tapioka 10%,
minyak goreng. Alat yang digunakan dalam pene- tepung terigu 80%
80
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018
A2 = Ikan malaja 15%, tepung tapioka 15%, ngan protein kerupuk kemplang yang berkisar
tepung terigu 70% 6,63- 8,11%. Kadar protein tertinggi dihasilkan
A3 = Ikan malaja 25%, tepung tapioka 15%, dari kerupuk kemplang perlakuan A4 (penggunaa
tepung terigu 60% ikan malaja sebesar 30%). Hasil analisa statistik
A4 = Ikan malaja 30%, tepung tapioka 10%, (uji-t) kadar protein kerupuk berbeda nyata untuk
tepung terigu 60% semua perlakukan kecuali antara perlakuan A0
Uji proksimat yaitu pengukuran analisis kadar air, dan A1 (Fhitung> 0,05). Kadar protein memberikan
kadar abu, karbohidrat, protein, lemak dan kadar hasil yang signifikan pada menggunaan ikan mala-
mineral.9 ja sebanyak 30%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa per-
HASIL lakuan A4 (A4 = Ikan malaja 30%, tepung ta-
Gambar 1 menunjukkan bahwa kandu- pioka 10%, tepung terigu 60%) memiliki kandu-
81
Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang
82
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018
gori lain dan responnya diharapkan tidak monoton gizi seperti kadar air, abu, protein, dan lemak maka
dengan bertambah besarnya karakteristik fisik, na- kandungan karbohidrat semakin meningkat, seba-
mun menunjukkan suatu puncak (preferency max- liknya semakin tinggi kandungan gizi kadar air,
imum) di atas dan rating yang menurun.11 abu, protein, dan lemak maka kandungan karbohid-
Penilaian tekstur makanan dapat dilakukan rat akan lebih rendah. Kerenyahan pada kerupuk
dengan jari, gigi, dan langit-langit (tekak). Dari pegagan dipengaruhi oleh kandungan pati. Penam-
nilai yang diperoleh diharapkan dapat diketahui- bahan bahan bukan pati yang terlalu banyak dapat
kualitas makanan. Faktor tekstur diantaranya ada- menurunkan kerenyahan kerupuk. Pati mempu-
lah rabaan oleh tangan, keempukan, kemudahan nyai dua komponen utama, yaitu amilosa (fraksi
dikunyah serta kerenyahan makanan. Untuk itu terlarut) dan amilopektin (fraksi tidak terlarut),
cara pemasakan bahan makanan dapat mempe- amilopektin merupakan salah satu komponen pati
ngaruhi kualitas tekstur makanan yang dihasil- yang dapat mempengaruhi daya kembang kerupuk
kan.12 dan berfungsi memberikan sifat renyah pada ke-
Pada penelitian didapatkan perlakuan kon- rupuk.14
trol memberikan skor tertinggi terhadap kere- Sesuai dengan pernyataan Hilman yang
nyahan dikuti oleh penambahan ikan malaja se- menyatakan bahwa kadar karbohidrat sangat
banyak 15% (perlakuan A2). Nilai berbeda nyata dipengaruhi oleh faktor kandungan zat gizi lain-
dengan semua perlakuan (uji-t, pada alfa = 0.05). nya.15 Menurut Jayanti, penurunan karbohidrat di-
Nilai kerenyahan tertinggi diduga disebabkan oleh duga karena menggunakan cara perhitungan kasar
kombinasi penggunaan ikan malaja, tepung tapio- (proximate analysis). Apabila rata-rata kandungan
ka, dan tepung terigu yang proporsional pada per- gizi air, abu, protein, dan lemak meningkat, maka
lakuan ini. Pada umumnya kerupuk dikonsumsi akan mengakibatkan nilai karbohidrat menurun,
sebagai makanan tambahan untuk lauk pauk atau sebaliknya apabila kandungan gizi air, abu, pro-
sebagai makanan kecil. Salah satu faktor utama tein, dan lemak menurun, maka akan mengakibat-
yang menentukan mutu kerupuk adalah kerenya- kan nilai karbohidrat meningkat.16
hannya. Semua konsumen menginginkan kerupuk Salah satu kandungan gizi penting pada ba-
yang renyah, artinya yang menimbulkan bunyi han pangan. Bahan utama pembuatan krupuk kem-
sewaktu digigitdan dikunyah. Kerupuk yang su- plang adalah tepung terigu. Tepung ini merupakan
dah lemas atau lembek dinilai tidak enak lagi. sumber karbohidrat meskipun memiliki kandu-
Jadi, sesungguhnya rasa kerupuk menjadi faktor ngan protein. Penambahan ikan malaja pada kru-
nomor dua yang dinilai konsumen, meskipundi puk kelmplang bertujuan untuk menambah kan-
dalam membeli produk makanan tersebut (baik dungan protein krupuk kemplang. Hasil ini
mentah maupun yang sudah digoreng) faktor war- menunjukkan bahwa dengan penambahan ikan
na kerupuk tetap menjadi penentu utama bagi kon- malaja pada krupuk kemplang dapat menambah
sumen.13 Pada penelitian didapatkan bahwa peng- kandungan protein pada krupuk. Kandungan pro-
gunaan ikan malaja yang lebih banyak membuat tein yang tinggi akan membantu anak-anak yang
warna krupuk kurang disukai konsumen. Warna menderita penyakit Kekurangan Kalori Protein
krupuk lebih gelap diakibatkan oleh kulit ikan ma- (KKP). Hal ini karena ikan merupakan salah satu
laja yang tetap dimasukkan pada saat proses peng- sumber protein yang baik. Bahkan protein pada
hancuran ikan dengan blender. ikan merupakan protein yang memiliki asam ami-
Kadar air merupakan parameter penting no lengkap terutama asam amino essensial. Kalori
produk pangan, terutama produk kering seper- menunjukkan jumlah energi yang bisa dihasilkan
ti krupuk. Kadar air digunkan untuk megetahui ketika mengonsumsi bahan pangan. Kalori berasal
umur simpan kerupuk.7 Pada saat bahan pangan dari zat gizi karbohidrat, protein, dan lemak. Kar-
dimasukkan ke minyak goreng, air yang terdapat bohidrat dan protein menghasilkan 4 kkal per gram
dalam bahan pangan keluar dalam bentuk uap. sedangkan lemak menghasilkan 9 kkal/gram.17
Kerupuk yang dibuat lebih banyak kanduangan Karbohidrat merupakan sumber kalori uta-
airnya pada A3 sakan tetapi karbohidratnya le- ma dalam tubuh manusia. Karbohidrat banyak
bih sedikit setelah A4. Semakin rendah kandungan terdapat dalam bahan pangan nabati. Bahan pa-
83
Abdul Razak Thaha : Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan Kerupuk Kemplang
ngan nabati yang merupakan sumber karbohidrat tan krupuk ikanmalajaadalahperlakuanA2 (Ikan
adalah biji-bijian serealia dan umbi-umbian. Jenis malaja 15%, tepung tapioka 15%, tepung terigu
serealia yang mengandung karbohidrat adalah be- 70%). Produkmemilikikadar air 1,76%, kadar
ras dan gandum. Gandum kemudian diolah men- protein 7,54%, kadarkarbohidrat 74,05%, kadar
jadi tepung terigu. Lebih lanjut, jenis umbi-um- lemak14%, nilaikalori 442,39 Kkal/100 g dank-
bian banyak digunakan sebagai sumber karbohi- adarabu 1,66%. Selainitu Krupuk kemplangmen-
drat adalah singkong. Singkong kemudian diolah gandung mineral makro, yaitu Klor (Cl), Kalium
menjadi tapioka. Pada pembuatan krupuk kem- (K), Kalsium (Ca), danPospor (P) dan mineral
plang, diantara bahan baku yang digunakan ada- mikroyaituadalah Zink (Zn), Niobium (Nb), Mo-
lah tapioka dan terigu. Bahan-bahan ini membuat lybdem (Mo), Timah (Sn), Indium (In), Rutheni-
kandungan karbohidrat krupuk kemplang cukup um (Ru), danatimon (Sb).
tinggi.Kandungan karbohidrat krupuk kemplang Saran bahwa kerupuk ini dapat dikonsumsi
yang dihasilkan semakin rendah seiring dengan oleh masyarakat karena telah melalui uji proksimat
menurunkan presentase penggunaan tepung tapio- yaitu kandungan gizi dan daya terima melalui uji
ka dan terigu pada pembuatan krupuk. organoleptik. Selain uji organoleptik dan proksi-
Pada pembuatan krupuk kemplang dengan mat juga perlu dilakukan uji kadaluarsa agar keru-
penambahan ikan malaja, adonan di goreng dengan puk ini dapat dikembangkan dan dipasarkan kare-
menggunakan minyak goreng. Minyak pada ikan na mengandung gizi yang baik yaitu mengandung
malaja dan minyak goreng menjadi sumber lemak tinggi protein dan bermacam-macam mineral..
pada krupuk yang dihasilkan. Kandungan lemak
pada penelitian ini memiliki rata-rata kadar sama. DAFTAR PUSTAKA
Lemak atau minyak merupakan zat makanan yang 1. Dewi In, Hayati N. Etnoekologi Masyarakat
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan Sekitar Taman Nasional Taka Bonerate da-
tubuh manusia. Minyak pada bahan pangan dapat lam Pemanfaatan Kima Lubang (Tridacna
berasal dari dalam bahan pangan (internal) mau- Crocea) dan Ikan Malaja (Siganus Canalicu-
pun dari luar bahan pangan atau sengaja ditam- latus). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea.
bahkan (eksternal). Penambahan metega atau mar- 2014;3(2):139-149.
garin serta proses penggorengan merupakan sum- 2. Atkins C, Robert. Diet Atkins. Jakarta.: PT
ber minyak yang berasal dari luar bahan pangan. Elex Media Komputindo Kelompok Grame-
Kandungan lemak pada kerupuk pegagan dipen- dia. ; 2007.
garuhi oleh kerusakan lemak pada proses pemana- 3. Amertaningtyas D. Mini Review: Pengolahan
san dan beberapa kandungan kimia pada pegagan. Kerupuk “Rambak” Kulit di Indonesia. Jurnal
Kerusan lemak pada pembuatan kerupuk pegagan Ilmu-Ilmu Peternakan. 2011;21(3):18-29.
diakibatkan karena proses pengukusan dan penge- 4. Purbomartono C. Pengembangan Produksi
ringan dengan oven.14 Menurut Edwar.,et al (2011) Krupuk Ikan Berbahan Dasar Ikan Rucah dan
bahwa pemanasan dengan suhu tinggi dan lama limbah Tahu. Paper Presented At: Proceeding
dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tidak Seminar LPPM UMP2014.
jenuh sehingga membentuk asam lemak jenuh dan 5. Peranginangin R, Soekarto St, Lavlinesia
berbagai jenis gugus radikal bebas. Kandungan L, Mulianah I. Pengaruh Jenis dan Konsen-
ekstrak pegagan seperti asiatikosid, flavonoid dan trasi Daging Ikan Terhadap Pengembangan
triterpenoid diketahui memiliki efek antioksidan. Volumetrik, Kerenyahan dan Rasa Kerupuk
Antioksidan dikenal sebagai zat yang dapat mene- Ikan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.
tralisir atau meredam dampak negatif dari radikal 2017;1(2):13-27.
bebas.18 6. Huda N, Leng A, Yee C, Herpandi H. Chemi-
cal Composition, Color and Linear Expansion
KESIMPULAN DAN SARAN Properties of Malaysian Commercial Fish
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bah- Cracker (‘Keropok’). Asian Journal of Food
wa dari segi organoleptik (aroma, warna, keren- and Agro-Industry. 2010;3(05):473-482.
yakan, dan rasa), perlakuanterbaikpadapembua- 7. Ikasari D, Suryaningrum Td, Arti Im, Supriya-
84
JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018
85