Anda di halaman 1dari 10

JOM PSIK VOL.2 NO.

2 OKTOBER 2015

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGANSTRATEGI


KOPINGPASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Desti Sasmita1, Bayhakki2, Oswati Hasanah3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email :destisasmita@gmail.com

Abstract
The research aimed to determine therelationship between ofanxiety andcopingstrategiesin patients
undergoinghemodialysistherapyat ArifinAhmad General Hospital. This researchwas description
correlation with cross sectional approach. Sampling techniquein this research was simple
randomsamplingwith30respondents. Instruments usedwerequestionnaires which weretested the
validityandreliability. Data analysis usedunivariateandbivariateanalysis. The result showed that
pvalue= 1,0, it could be concluded that there was no relationship between anxiety leveland coping
strategy of chronic renal failure in patients undergoinghemodialysisat ArifinAhmad General
Hospital.Based on the result,suggested tohealth workers who directlyengagedin the service
ofHemodialysis to make effortspromotion and preventionof anxiety with regular program
throughhealth educationaboutanxiety management.

Keywords : Anxiety, coping strategy, hemodialysis

PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kronik.Hemodialisis terbukti efektif
suatu proses patofisiologis dengan etiologi mengeluarkan cairan, elektrolit dan sisa
beragam yang mengakibatkan penurunan metabolisme tubuh, dan terutama pada
fungsi ginjal yang progresif dan pada penyakit GGK tahap akhir atau stadium 5.
umumnya berakhir dengan kematian jika Jika tidak dilakukan terapi pengganti ginjal
tidak ditangani dengan segera (Muttaqin & maka pasien akan meninggal (Price &
Kumala, 2011). Penyakit gagal ginjal Lorraine, 2006).
kronik memiliki lima stadium dan yang Hemodialisis adalah suatu
paling berat adalah stadium 5 atau disebut teknologi tingkat tinggi sebagai pengganti
juga penyakit ginjal tahap akhir fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa
(PGTA)/End Stage Renal Disease metabolisme atau racun tertentu dari
(ESRD). Pada derajat ini (stadium akhir) peredaran darah manusia seperti air,
penderita memerlukan terapi pengganti natrium, kalium, hydrogen, urea, kreatinin,
ginjal yang tetap, berupa dialisis atau asam urat, dan zat lainnya melalui
transplantasi ginjal (Sudoyoet all, 2009). membran semi permiabel sebagai pemisah
Terapi gagal ginjal kronik adalah darah dan cairan dialisis pada ginjal buatan
melalui hemodialisis, peritoneal dialisis, dimana terjadi proses difusi, osmosis, dan
dan transplantasi ginjal, tetapi karena ultra filtrasi(Smeltzer & Bare, 2005).
mahalnya biaya operasi transplantasi ginjal Kasus penderita gagal ginjal kronik
dan susahnya pencarian donor ginjal, maka (GGK) yang menjalani hemodialisis di
cara terbanyak yang digunakan yaitu dunia cukup tinggi. Pada tahun 2007 di
hemodialisis (Iskandarsyah, 2006). Tujuan seluruh dunia terdapat 1,1 juta orang
utama dari hemodialisis adalah menjalani hemodialisis (Yayasan Ginjal
mengendalikan ureum, kelebihan cairan Diatrans Indonesia, 2013).Sementara,
dan ketidakseimbangan elektrolit yang Cohen dan Lazarus (2012) mengemukakan
terjadi pada pasien gagal ginjal bahwa di negara maju, angka penderita

1014
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

gangguan ginjal cukup tinggi.Secara yang lebih tinggi (Tangian,Kandou dan


global terdapat 200 kasus gangguan ginjal Munayang,2015).Kecemasan adalah aspek
per sejuta penduduk, 8 juta diantaranya yang selalu ada dan menjadi bagian dari
jumlah populasi yang mengalami kehidupan. Kecemasan melibatkan tubuh,
gangguan ginjal berada dalam tahap gagal persepsi tentang dirinya dan hubungan
ginjal kronik.Di Amerika Serikat data dengan yang lain.Prosedur tindakan invasif
tahun 2012 menunjukkan angka kejadian merupakan salah satu faktor situasional
penyakit ginjal kronik adalah 636.905 yang berhubungan dengan kecemasan
kasus (ESRD, 2012).Kemenkes RI (2013) (Stuart & Laraia, 2005).Sedangkan
menyatakan di tanah air terdapat sekitar perilaku koping yang dijumpai yaitu
70.000 pasien gagal ginjal kronik pasien sering mengingkari atau
memerlukan penanganan terapi menyangkal, menangis, dan merasa takut
hemodialisis, namun hanya 7.000 yang akan kematian.
dapat melakukan hemodialisis. Strategi koping adalah cara yang
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2011) dilakukan individu dalam menyelesaikan
menyatakan bahwa terjadi peningkatan masalah, menyesuaikan diri dengan
hemodialisis dari 2148 orang pada tahun perubahan, respon terhadap situasi yang
2007 menjadi 2260 orang pada tahun mengancam (Keliat&Akemat,
2008. Berdasarkan data dari rekam medik 2009).Perilaku koping adaptif diperlukan
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru oleh pasien yang menjalani hemodialisis
penderita gagal ginjal kronik yang untuk menurunkan keadaan tegang yang
menjalani hemodialisis terjadi peningkatan timbul dalam dirinya. Sebaliknya perilaku
dari 2148 kasus pada tahun 2006, 2215 koping yang maladaptif akan
pada tahun 2009, 8588 pada tahun 2012, mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi
dan menjadi 9369 pada tahun 2013. Data fisiologis dan psikologis (Purnawinadi,
dari Ruangan Hemodialisis RSUD Arifin 2009). Penelitian Ernita (2010)
Achmad Provinsi Riau (2014), didapatkan menunjukkan bahwa dari 40 orang
bahwa rata-rata pasien yang menjalani responden, 62,5 % responden yang
hemodialisis sebanyak 119 orang perbulan menjalani hemodialisis melakukan koping
dengan rata-rata kunjungan pasien adaptif dan 37,5 % responden melakukan
hemodialisis lebih kurang 32 pasien koping yang maladaptif.
perhari. Jumlah rata-rata tindakan Berdasarkan studi awal tanggal 14
hemodialisis sebanyak 750 kali setiap November 2014 di ruangan hemodialisis
bulan, dimana tiap pasien terjadwal RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dari 5
menjalani hemodialisis 1-2 kali perminggu orang pasien yang di wawancarai
(Data RSUD, 2014) ditemukan 3 orang mengatakan bahwa
Dongoes (2010) mengemukakan mereka cemas dengan terapi hemodialisis
bahwa masing-masing pasien yang yang sedang dijalaninya, cemas terhadap
menjalani hemodialisis biasanya memiliki mesin, selang-selang dialiri darah, cemas
respon yang berbeda terhadap hemodialisis di tusuk dan juga cemas terhadap biaya
yang sedang dijalaninya, contohnya pasien yang akan dikeluarkan selama proses
akan merasa cemas yang disebabkan oleh hemodialisis, cemas tidak akan bisa
krisis situasional, ancaman kematian, dan bekerja seperti biasa, tampak raut putus
tidak mengetahui hasil akhir dari terapi asa di wajah pasien, pasien mengatakan
yang dilakukan tersebut. Pada pasien gagal bingung dan cemas memikirkan sampai
ginjal yang sudah sering melakukan kapan terapi hemodialisis akan dijalaninya.
hemodialisis tingkat kecemasan lebih Ketika merasa cemas saat di ruangan
ringan, berbeda bengan pasien gagal ginjal hemodialisis, seketika tekanan darah
yang baru pertama kali melakukan pasien akan meningkat dan terkadang hal
hemodialisis akan mengalami kecemasan itu dapat menyebabkan pasien merasa

1015
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

sangat pusing dan tidak bisa


menyelesaikan hemodialisis yang sedang MANFAAT PENELITIAN
berlangsung. Terapi ini biasanya dilakukan Hasil penelitian diharapkan
4 jam penuh namun karena peningkatan menjadi sumber informasi dalam
tekanan darah tersebut membuat pasien pengembangan ilmu pengetahuan dan juga
hanya mampu melakukan hemodialisis 1 dapat dijadikan sebagai bahan masukan
jam saja. 2 orang pasien lainnya cemas dan tambahan informasi bagi pasien dan
setiap kali akan memasuki jadwal terapi keluarga tentang kecemasan dan strategi
karena memikirkan setiap kali terapi koping yang digunakan pasien
dilakukan tidak adanya kepastian sembuh hemodialisis.
daripenyakitnya. Berbeda dengan 3 pasien
sebelumnya, 2 pasien ini memang METODE PENELITIAN
mengalami kecemasan tetapi 2 pasien ini Jenispenelitian ini adalah korelasi
mengatakan bahwa ketika mereka cemas dengan pendekatan Cross).Penelitian
jantung mereka seperti berdebar-debar dan dilakukan di ruang Hemodialisis RSUD
itu terasa sangat kuat. Penelitian yang Arifin Achmad dengan jumlah sampel
dilakukan Atina (2009) menunjukkan sebanyak 30 responden.Pengambilan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan sampel menggunakan simple random
antara tingkat kecemasan dengan strategi sampling, yaituyangsesuai dengan keriteria
koping pasien yang dirawat diruang rawat inklusi, dimana kriteria inklusinya adalah
dengan diagnosa gagal jantung kongestif bersedia menjadi responden dan
di Rumah Sakit Umum Pandan Arang kooperatif, pasien yang menjalani terapi
Boyolali. hemodialisis < 1 tahun, bisa membaca dan
Peneliti tidak menemukan menulis dan yang terakhir kriterianya
penelitian tentang hubungan antara tingkat adalah berusia > 18 tahun
kecemasan dengan strategi koping pasien Analisa data yang digunakan yaitu
GGK yang menjalani hemodialisis di
menggunakan uji Chi-Square tetapi setelah
RSUD Arifin Achmad.Penelitian selama
ini banyak berfokus pada kecemasan yang penelitian dilakukan, ternyata tidak ada
dialami oleh keluarga yang mendampingi responden yang memiliki kecemasan
pasien GGK menjalani hemodialisis, sangat berat dan tabel yang digunakan
padahal pasien yang menjalani adalah 2x3 dan nilai expektasinya ada 3
hemodialisis lebih merasakan kecemasan cells (33,3%) yang kurang dari 5% artinya
terhadap hemodialisis yang sedang uji tersebut tidak memenuhi syarat uji Chi-
dijalani. Berdasarkan fenomena dan
square. Oleh karena itu peneliti
pernyataan diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti tentang hubungan antara menggunakan uji alternatif yaitu uji
tingkat kecemasan dengan strategi koping Kolmogorof smirnov
pada pasien gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis di RSUD Arifin Achmad HASIL PENELITIAN
Pekanbaru Penelitian yang telah dilakukan
mulai bulan Maret hingga Mei 2015,
TUJUAN PENELITIAN didapatkan hasil sebagai berikut:
Untuk mengetahui hubungan antara A. Analisa Univariat
tingkat kecemasan dengan strategi koping Analisa univariat digunakan
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani untuk mendapatkan data frekuensi dan
hemodialisis persentase dari karakteristik

1016
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

sektor Swasta yaitu sebanyak 54,3%


Tabel 1 (16 orang). Sebanyak 73,3% (22
Distribusi karakteristik responden orang) menjalani hemodialisis 2x
berdasarkan jenis kelamin, kategori seminggu dan seluruh responden
umur, tingkat pendidikan, jenis (100%) yang menjalani hemodialisis
pekerjaan, frekuensi hemodialisis menggunakan biaya pemerintah
dalam seminggu dan jenis (BPJS).
pembiayaan di ruang hemodialisis
RSUD Arifin Achmad Tabel 2
Pekanbaru(n=30) Distribusi karakteristik responden
Karakteristik Frekuensi Persentase berdasarkan lama menjalani
Jenis Kelamin hemodialisis di ruang hemodialisis
Laki-laki 22 73,3
RSUD Arifin Achmad
Perempuan 8 26,7
O
Kategori Umur Mi
R
Dewasa awal 8 26,7 Mea Media n–
Variabel SD 95
(26 – 40 tahun) n n Ma
%
Dewasa tengah 20 66,6 ks
CI
(41 – 65 tahun)
Dewasa lanjut 2 6,7 1–
Lama 5,4
(66 – 75 tahun) 11
menjalani 6,5 6,0 2,9 –
Tingkat bul
hemodialisis 7,6
an
Pendidikan
SD 4 13,3
SMP 8 26,7 Hasil analisis data dari
SMA 12 40,0 variabel lama menjalani hemodialisis
Perguruan 6 20,0 menunjukkan rata-rata lama pasien
tinggi menjalani hemodialisis adalah 6,5
Jenis bulan (95% CI: 5,4 – 7,6).
Pekerjaan 16 53,3
Swasta Responden yang paling baru
PNS / TNI / 5 16,7 menjalanihemodialisis adalah 1
POLRI bulan dan yang paling lama
Tidak Bekerja 9 30,0 menjalani hemodialisis adalah 11
f) hemodialysis yang dijalani pasien bulan.
selama 1 minggu
Tabel 3
Distribusi frekuensi tingkat
1X Seminggu 8 26,7 kecemasan responden GGK yang
2X Seminggu 22 73,3 menjalani hemodialisis diruang
Jenis
Pembiayaan
hemodialisis RSUD Arifin Achmad
Sendiri 0 0 No Tingkat Jumlah Persentase
Pemerintah 30 100 Kecemasan (%)
1 Kecemasan 8 26,7
Berdasarkan tabel 1 diketahui Ringan
bahwamayoritas responden adalah 2 Kecemasan 10 33,3
laki-laki yaitu sebanyak 73,3% (22 Sedang
orang). Sebagian besar 3 Kecemasan 12 40,0
respondenberusia 41-65 tahun Berat
4 Kecemasan 0 0
(dewasa tengah) yaitu sebanyak sangat
66,5% (20 orang). Mayoritas berat/panic
responden berpendidikan SMA Total 30 100
dengan persentase 40,0% (12 orang). Berdasarkan tabel 3 diketahui
Responden sebagian besar bekerja di bahwa sebagian besar responden

1017
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

memiliki tingkat kecemasan berat karena syarat uji Kolmogorov smirnov


yaitu berjumlah 12 orang (40,0%). sesuai dengan variabel yang ada dimana
Tabel 4 syarat uji kolmogorov smirnov ini
Distribusi frekuensi strategi koping merupakan untuk tabel 2xk dan tabel
responden di ruang hemodialisis Chi-Square yang memiliki nilai
RSUD Arifin Achmad expektasi > dari 20%.
No Strategi Jumlah Persentase Analisis bivariat dilakukan
Koping (%) untuk melihat hubungan antara tingkat
1 Adaptif 17 56,6 kecemasan dan strategi koping dengan
2 Maladaptif 13 43,4 menggunakan uji statistik kolmogorov
Total 30 100 smirnov karena tidak memenuhi syarat
Berdasarkan tabel 4 diketahui uji chi-square.Hasil uji statistik
bahwa 17 orang (56,6%) dengan menunjukkan p 1,0 > 0,05 artinya, tidak
koping adaptif dan 13 orang (43,4%) terdapat hubungan yang bermakna
dengan koping maladaptif. antara tingkat kecemasan danstrategi
koping pada pasien yang menjalani
B. Analisa Bivariat hemodialisis.

Tabel 5 PEMBAHASAN
Hubungan tingkat kecemasan dengan 1. Gambaran karakteristik responden
strategi koping pasien gagal ginjal Berdasarkan hasil penelitian yang
kronik yang menjalani hemodialisis dilakukan terhadap 30 orang responden
Varia Strategi koping di RSUD Arifin Achmad, diketahui
bel
Tingkat Adaptif Malada
Total p bahwa responden terbanyak adalah laki-
kecemasan ptif laki dengan jumlah 22 orang responden
Kecemasan 4 4 8 (73,3%), sedangkan responden wanita
Ringan (50,0%) (50,0%) (100%)
Kecemasan 6 4 10
hanya berjumlah 8 orang responden
Sedang (60,0%) (40,0%) (100%)
1,0 (26,7%).responden terbanyak adalah
Kecemasan 7 5 12
Berat (58,3%) (41,7%) (100%)
laki-laki dengan jumlah 22 orang
(n) 17 13 30 responden (73,3%), sedangkan
(56,7%) (43,3%) (100%) responden wanita hanya berjumlah 8
Responden dengan tingkat orang responden (26,7%). Hal ini sesuai
kecemasan ringan, 4 orang responden dengan yang dikatakan oleh Agustini
(50,0%) menggunakan strategi koping (2010), berdasarkan pola gaya hidup
yang adaptif, dan 4 orang responden laki-laki lebih beresiko terkena GGK.
(50,0%) menggunakan strategi koping Kebiasaan merokok dan minum alkohol
maladaptif, responden dengan tingkat dapat menyebaban ketegangan pada
kecemasan sedang, 6 orang responden ginjal sehingga memaksa ginjal bekerja
(60,0%) menggunakan strategi koping keras.
yang adaptif dan 4 orang responden Umur terbanyak mayoritas
(40,0%) menggunakan strategi koping
dewasa tengah (41-65) tahun berjumlah
maladaptif sedangkan responden
dengan tingkat kecemasan berat, 7 20 orang (66,6%) . Hal ini didukung
orang (58,3%) menggunakan strategi oleh Sidharta (2008) bahwa secara
koping yang adaptif dan 5 orang normal penurunan fungsi ginjal baru
responden (41,7%) menggunakan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.
strategi koping maladaptif.Tidak ada Pendidikan terbanyak adalah
responden yang memiliki kecemasan SMA, yaitu 12 orang (40,0%). Hal ini
sangat berat, Oleh karena itu peneliti
didukung oleh Siswanto (2007) yang
menggunakan uji Kolmogorov smirnov
mengatakan bahwa tingkat pendidikan
1018
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

mempengaruhi seseorang mudah cemas dengan tingkat kecemasan berat


atau tidak. Semakin tinggi tingkat (40,0%). Hal ini sejalan dengan
pendidikan maka toleransi dan penelitian yang dilakukan Musa,
Kundre dan Babakal (2015) tentang
pengontrolan terhadap stresor lebih baik
hubungan tindakan hemodialisis dengan
Mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan klien gagal ginjal di
pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu ruangan dahlia RSUP Prof Dr.R.
berjumlah 16 orang (53,3%). Pada Kandou Manado menjelaskan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Agustini 110 orang(58,2%) pasien HD
(2010) pada pasien GGK yang mengalami kecemasan ringan, 79 orang
menjalani hemodialisis di RS Panti (41,8%)mengalami kecemasan berat.
Rapih Yogyakarta, menunjukkan hal Kecemasanmerupakan
yang sama dimana sebagian besar
ketakutan yang bercampur baur, samar-
responden (68%) adalah wiraswasta.
Responden yang paling baru samar dan berhubungan dengan
menjalani hemodialisis adalah 1 bulan perasaan ketidak pastian dan tidak
dan yang paling lama menjalani berdaya, perasaan terisolasi,
hemodialisis adalah 11 bulan. Hal ini pengasingan dan kegelisahan (Stuart &
didukung oleh penelitian Tangian, Laraia, 2005). Smeltzer & Bare (2005),
Kandou, dan Munayang (2015) yang
mengatakan bahwa pasien yang
menyebutkan bahwa lama menjalani
hemodialisis berpengaruh terhadap menjalani hemodialisis mengalami
strategi koping pasien GGK. berbagai masalah yang timbul akibat
Mayoritas responden menjalani tidak berfungsinya ginjal. Hal tersebut
hemodialisis 2X seminggu, yaitu 22 muncul setiap waktu sampai akhir
orang (73,3 %). Hal ini didukung oleh kehidupan, yang dapat menjadi stresor
penelitian Wurara, Kanine dan fisik yang berpengaruh pada berbagai
Wowling (2013)dalam penelitiannya
dimensi kehidupan pasien yang
menjelaskan bahwa rentang waktu lama
menjalani hemodialisis pada pasien meliputi bio-psiko-sosio-spiritual.
gagal ginjal kronik sangat berpengaruh 3. Gambaran strategi koping
terhadap keadaan dan kondisi fisik Berdasarkan hasil penelitian
maupun psikisnya. responden yang memiliki strategi
Berdasarkan hasil penelitian dari koping adaptif berjumlah 17 (56,6%)
30 orang responden, seluruhnya (100%) responden sedangkan yang memiliki
menggunakan biaya pemerintah. Hal ini strategi koping maladaptif sebanyak 13
didukung oleh penelitian Yosep, 2007 responden (43,4%). Hal ini didukung
menjelaskan bahwa tingkat ekonomi oleh Penelitian Mutoharoh (2010)
dapat mempengaruhi pemilihan metode tentang faktor-faktor yang berhubungan
terapi yang akan digunakan oleh klien dengan strategi koping klien gagal
gagal ginjal kronis. Biaya yang harus ginjal kronik yang menjalani
dikeluarkan oleh klien cukup besar hemodialisis di Rumah sakit umum
meliputi obat, pemeriksaan pusat (RSUP) Fatmawati didapatkan
laboratorium, transportasi, hemodialisis bahwa strategi koping pasien GGK
dan transplantasi. yang menjalani hemodialisis yaitu
2. Gambaran tingkat kecemasan pasien yang memiliki strategi koping
30 responden yang diteliti, 8 adaptif sebanyak 40 orang (55,6%) dan
orang (26,7%) tingkat kecemasan pasien yang memiliki strategi koping
ringan, 10 orang ((33,3%)%) dengan maladaptif sebanyak 32 orang (44,4%).
tingkat kecemasan sedang dan 12 orang Menurut Stuart &Laraia(2005)
strategi koping terdiri dari dua yaitu
1019
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

adaptif dan maladaptif, koping adaptif oleh anggota keluarga terdekat saat
itu sendiri berupa strategi koping yang menjalani hemodialisis sampai selesai.
mendukung fungsi integrasi, Pasien yang memiliki kecemasan berat
pertumbuhan, belajar dan mencapai juga lebih banyak berdiskusi dengan
tujuansedangkan strategi koping yang teman-teman hemodialisis yang lainnya
maladaptif berupa strategi koping yang ketika mengalami masalah kesehatan
menghambat fungsi integrasi mencegah dan juga tampak pasien banyak
pertumbuan menurunkan otonomi dan bertanya kepada petugas kesehatan
cenderung menguasai lingkungan. yang ada di ruang hemodialisis, Oleh
4. Hubungan antara tingkat kecemasan karena itu pasien yang mengalami
dengan strategi koping pasien gagal kecemasan berat di ruang hemodialisis
ginjal kronik yang menjalani hem tersebut masih dapat menggunakan
odalisis strategi koping yang adaptif.
Hasil uji statistik didapatkan nilai Apabila individu mampu
ρvalue= 1,0>α 0,05 maka dapat menggunakan cara-cara penyesuaian
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan diri yang sehat dengan kecemasan yang
antara tingkat kecemasan dengan dihadapi, meskipun kecemasan atau
strategi koping pasien gagal ginjal tekanan tersebut tetap ada, individu
kronik yang menjalani hemodialisis. yang bersangkutan tetap dapat hidup
Hal ini didukung dengan sehat.
penelitian yang dilakukan oleh Berdasarkan hasil penelitian,
Sugiyanti (2011) menjelaskan bahwa dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
tidak adahubungan mekanisme koping hubungan antara tingkat kecemasan dan
individu dengan tingkat kecemasan strategi koping pada pasien yang
pasien gagal ginjal kronis di Unit menjalani hemodialisis. Rustam (2012)
hemodialisa Rumkital Dr. Ramelan menyatakan bahwa Kecemasan sering
Surabaya. Pada dasarnya manusia terjadi pada klien gagal ginjal kronik
melakukan perilaku koping dengan ketika memulai hemodialisa, Perilaku
tujuan untuk keluar dari situasi yang koping seperti mengingkari, marah,
tidak menyenangkan. Namun, reaksi pasif atau agresif umum dijumpai pada
dan pemilihan strategi koping sendiri pasien. Sering kali dijumpaiupaya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu koping tidak efektif pada pasien yang
intensitas dan waktu datangnya cemas, menjalani hemodialisis dan hal tersebut
adanya stressor lain, pengalaman dapat membuat keadaan tegang
sebelumnya, karakter individu, meningkat pada pasien hemodialisis
dukungan sosial dan sebagainya. sehingga terjadi peningkatan kebutuhan
Sebagian pasien yang menjalani energi lalu sumber penyakit nampak
hemodialisis di RSUD Arifin Achmad lebih besar
memiliki strategi koping yang
maladaptif, dimana rata-rata pasien PENUTUP
yang memiliki strategi koping yang Kesimpulan
maladaptif tersebut yaitu pasien yang Setelah dilakukan penelitian
menjalani hemodialisis < dari 5 bulan. tentang hubungan tingkat kecemasan
Akan tetapi, pasien yang memiliki dengan strategi koping pada pasien yang
tingkat kecemasan yang berat menjalani hemodialisis di RSUD Arifin
menggunakan strategi koping adaptif. Ahmad diketahui bahwa mayoritas
Hal ini dikarenakan faktor eksternal responden berada pada tingkat kecemasan
yaitu salah satu contohnya adalah berat dimana responden dengan tingkat
dukungan keluarga. Rata-rata pasien kecemasan berat ada 7 orang (58,3%)
yang menjalani hemodialisis ditemani menggunakan strategi koping yang adaptif

1020
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

dan 5 orang responden (41,7%) Bagi pemerintah agar pemerintah


menggunakan strategi koping maladaptif. lebih mempermudah prosedur yang
Sebagian lagi responden dengan tingkat digunakan pasien hemodialisa dalam
kecemasan sedang ada 6 orang responden mendapatkan bantuan untuk pembiayaan.
(60,0%) menggunakan strategi koping Bagi peneliti selanjutnyaperlu
yang adaptif dan 4 orang responden dikembangkan metode dan desain yang
(40,0%) menggunakan strategi koping berbeda misalnya melakukan penelitian
maladaptif dan untuk kecemasan ringan kualitatif tentang gambaran pengetahuan
ada 4 orang responden (50,0%) pasien hemodilisis dalam menggunakan
menggunakan strategi koping yang adaptif, koping yang adaptif. Selain itu bisa
dan 4 orang responden (50,0%) dilakukan penelitian yang dilihat dari segi
menggunakan strategi koping maladaptif dukungan keluarga, jenis kelamin, dan
Dari uji statistik kolmogorov lama waktu menjalani hemodialsis yang
smirnov, diperoleh p 1,0> alpha 0,05. berhubungan dengan kecemasan dan
Diperoleh kesimpulan tidak terdapat koping.
hubungan yang bermakna antara tingkat
kecemasan danstrategi koping pada pasien UCAPAN TERIMA KASIH
yang menjalani hemodialsis. Dari hasil Terima kasih kepada Universitas Riau
yang didapatkan pada penelitian ini, melalui Lembaga Penelitian dan
bahwa semakin ringan tingkat kecemasan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
seseorang maka semakin adaptif koping Universitas Riau yang telah memberikan
yang dimilikinya, dan begitu juga bantuan dana dalam menyelesaikan skripsi
sebaliknya. Sumber koping yang ini.
dimanfaatkan dengan baik dapat
1
membantu pasien GGK mengembangkan Desti Sasmita, Mahasiswa Program
mekanisme koping yang adaptif, sehingga Studi Ilmu Keperawatan Universitas
pasien GGK dapat menanggulangi Riau, Indonesia
2
kecemasannya. Bayhakki, Dosen Bidang Keilmuan
Keperawatan Medikal Bedah Program
Saran Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Bagi tenaga kesehatan perlu Riau, Indonesia
3
dilakukan upaya promotif dan preventif Oswati Hasanah, Dosen Bidang
terhadap terjadinya kecemasan pada pasien Keilmuan Keperawatan Anak Program
yang menjalani hemodialisis. Kegiatan ini Studi Ilmu Keperawatan Universitas
dapat dilakukan tenaga kesehatan melalui Riau, Indonesia
kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
manajemen kecemasan dan strategi koping DAFTAR PUSTAKA
ke berbagai lapisan masyarakat, salah Agustini, R. (2010). Dampak dukungan
satunya di rumah sakit. Sebaiknya tenaga keluarga dalam mempengaruhi
kesehatan memiliki jadwal rutin, misalnya kecemasan pada pasien penderita gagal
3 bulan sekali untuk mengadakan ginjal kronik di RS Panti Rapih
penyuluhan kesehatan pada pasien yang Yogyakarta. Diperoleh tanggal 22
menjalani hemodialsis yang berada di Januari 2015 dari http://skripsi-
wilayah kerjanya. indonesia.com/kategori/skripsi/
Pihak rumah sakitagar pihak rumah Atina.(2009). Hubungan tingkat
sakit dapat melaksanakan kegiatan kecemasan dengan strategi koping pada
penyuluhan kesehatan tentang manajemen pasien gagal jantung
kecemasan dan strategi koping pada pasien kongestif.Boyolali: STIKES
yang menjalani hemodialsis. Muhammadiyah

1021
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

Cohen, F., & Lazarus, R. S. (2012).Coping Muttaqin, A., & Kumala, S. (2011).
and adaptation in health and illness in Asuhan keperawatan gangguan sistem
mechanic handbooks of health, health perkemihan.Jakarta: Salemba Medika
care and the health Nursalam& Efendi, F (2008). Buku saku
professions.London: The Free Press ketrampilan dan prosedur dasar.Edisi
Data RSUD Arifin Achmad (2010-2013). 3.Jakarta. EGC
(2014). Data rekapan pasien dilakukan Nursalam. (2010). Konsep dan penerapan
tindakan hemodialisis. Pekanbaru: metodelogi penelitian ilmu
Medical Record keperawatan: pedoman, skripsi, tesis
Dongoes, M. (2010).Keperawatan medikal dan instrumen penelitian.Edisi pertama.
bedah.Jakarta: EGC Jakarta: Salemba Medika
Ernita.(2010). Koping pasien gagal ginjal Pernefri.(2011). Konsesus manajemen
kronik yang menjalani hemodialisis di anemia pada pasien gagal ginjal
RSUP H. Adam Malik Medan.Medan: kronik. Diperoleh pada tanggal 16
Ilmu Keperawatan USU Oktober 2014 dari
ESRD.(2012). Jumlah penduduk di http://www.penfri.com/content.htm
Amerika Serikat yang menjalani Price, S. A., & Lorraine, M. W.
hemodialisis. Diperoleh tanggal 17 (2006).Patofisiologi konsep klinis
Oktober 2014 dari proses-proses penyakit, edisi keempat.
http://www.ersd.com/htm Jakarta: EGC
Iskandarsyah. (2006). Hubungan antara Purnawinadi, I. G. (2009).Kemampuan
health locus of control dan tingkat koping terhadap tingkat kecemasan
depresi pada pasien gagal ginjal kronis pada pasien gagal ginjal kronik yang
di RS Ny. R. A. Habibie. Bandung: menjalani hemodialisa. Diperoleh pada
Fakultas Psikologi Universitas tanggal 12 November dari
Padjajaran http://grahacendikia.wordpress.com/200
Keliat, B. A., & Akemat. (2009). Model 9kemampua-koping-terhadap-tingkat-
praktik keperawatan profesional jiwa. kecemasan-pada-pasien-gagal-ginjal-
Jakarta: EGC. kronik-yang-menjalani-hemodialisa
Kementrian Kesehatan Republik Rustam.(2012). Hubungan kemampuan
Indonesia.(2013). Profil kesehatan. koping dengan tingkat kecemasan klien
Diperoleh pada tanggal 26 Februari gagal ginjal kronik yang menjalani
2015 dari hemodialisa di ruang hemodialisa
http://www.depkes.go.id/download/prof Rumah
ilkesehatan Sakit.http://keperawatanonline.wordpre
Musa., Kundre., & Babakal. (2015). ss.com/2012/09/12/hubungan-
hubungan tindakan hemodialisis kemampuan-koping-dengan-tingkat-
dengan tingkat kecemasan klien gagal kecemasan-klien-gagal-ginjal-kronik-
ginjal di ruangan dahlia RSUP Prof yang-menjalani-hemodialisa-di-ruang-
Dr.R. Kandou Manado.Program Studi hemodialisa-rumah-sakit/. Diakses
Ilmu Keperawatan Fakultas tanggal 8 Juli 2015.
KedokteranUniversitas Sam Ratulangi Sidartha, B. (2008). Kompas.Usia muda
Mutoharoh, I. (2010). I. Faktor-faktor makin rentan gagal ginjal. Diperoleh
yang berhubungan dengan mekanisme tanggal 23 Januari 2015 dari
koping klien gagal ginjal kronik yang http://www.biofirstore.com/penjelasan-
menjalani terapi hemodialisis di Rumah biofir/usia-muda-makin-rentan-gagal-
sakit umum pusat (RSUP) Fatmawati. ginjal.html
Jakarta. Universitas islam negeri Syarif Siswanto, (2007).Kesehatan mental:
Hidayatullah Jakarta konsep, cakupan, dan
perkembangannya. Yogyakarta : Andi.

1022
JOM PSIK VOL.2 NO.2 OKTOBER 2015

Sugiyanti.(2011). Hubungan mekanisme


koping individu dengan tingkat
kecemasan pada pasien gagal ginjal
kronis di unit hemodialisa Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya. Surabaya
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2005).Buku
ajar keperawatan medikal
bedah.Jakarta: EGC
Stuart, G. W., & Laraia, M. T.
(2005).Principles and practice of
psychiatric nursing.St. Louis: Mosby
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M. K., & Setiati, S.
(2009). Buku ajar ilmu penyakit
dalam.Jakarta: Interna Publishing
Tangian, A. F., Kandou, L. F. J.,
Munayang, H. (2015).Hubungan
lamanya menjalani hemodialisis
dengan tingkat kecemasan pada
pasangan hidup pasien yang menderita
penyakit gagal ginjal kronik di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.Manado. Universitas Sam
Ratulangi Manado
Wurara, G. V. Y., Kanine, E., Wowiling,
F. (2013).Mekanisme koping pada
pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis di Rumah
sakit Prof. Dr.R.D Kandoum Anando.
Manado. Universitas Sam Ratulangi
Manado
Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.(2013).
Kasus gagal ginjal kronik. Diperoleh
pada tanggal 26 Februari 2015 dari
http://www.ygdi.com/htm
Yosep.(2007). Keperawatan jiwa.Bandung
: PT Resika Aditama

1023

Anda mungkin juga menyukai