Anda di halaman 1dari 4

59

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada Ny.L dengan perilaku

kekerasan yang telah penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian yang didapatkan pada Ny.L adalah alasan masuknya

dan faktor presipitasi sesuai dengan konsep teori yaitu adanya ancaman

ancaman internal, dan eksternal, faktor predisposisi sesuai dengan teori

yaitu Ibu Ny.L, kakak kelima, mengalami gangguan jiwa. dan Ny.L juga

mengalami putus obat, sehingga terapi pengobatan klien kurang berhasil

dan berakibat klien kambuh lagi. Pengkajian kasus yang dilakukan pada

Ny.L ditemukan klien bersifat curiga dan bermusuhan. Sedangkan, yang

tidak ditemukan pada pengkajian Ny.L adalah tremor pada aktivitas

motorik Ny.L, serta mekanisme koping perilaku kekerasan dengan situasi

berduka yang berkepanjangan

2. Diagnosa keperawatan

Analisa data pada kasus Ny.L diagnosa yang ditemukan adalah:

perilaku kekerasan, resiko mencederai diri sendiri dan orang, gangguan

konsep diri: harga diri rendah, koping individu tidak efektif, regimen

teraupetik inefektif, koping keluarga tidak efektif. Diagnosa pada teori,

yaitu isolasi sosial dan perubahan persepsi sensori: halusinasi, serta

56
59

berduka disfungsional tidak ditemukan pada kasus Ny.L karena tidak ada

data yang ditemukan dan mendukung untuk diangkatnya diagnosa

tersebut. Diagnosa yang tidak sesuai dengan teori yang ditemukan adalah

koping keluarga tidak efektif karena pada Ny.L klien adalah pasien lama

dan tidak ada keluarga yang berkunjung dan diagnosa defisit perawatan

diri diangkat karena tidak terpenuhinya ADL klien akbat difiksasi karena

klien masih gaduh, gelisah dan agresif sehingga klien tampak bajunya

kotor dan berbau pesing.

3. Rencana Keperawatan

Berdasarkan Intervensi yang penulis lakukan, terdapat kesamaan

antara konsep dasar teori dengan intervensi yang disusun pada Ny. L,

karena penulis mengacu pada teori yang ada, dimana tahapan-tahapan

perencanaan keperawatan yang terdapat pada Ny. L sesuai dengan

keadaan kondisi klien, dan sesuai dengan strategi pelaksanaan yang

dibuat. Pada pelaksanaan kasus Ny.L semua intervensi telah dilakukan,

tetapi Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) membutuhkan waktu lebih

lama ±2 hari karena klien bersikap agresif dan bermusuhan.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan disesuikan dengan rencana tindakan

keperawatan yang telah disusun pada Ny.L Pada tindakan keperawatan

kasus Ny.L, 3 strategi pelaksanaan (SP) semuanya telah terlaksana.

Kesulitan yang penulis temukan adalah tidak tersedianya kasur sehingga

klien pada pelaksanaannya hanya memukul bantal, Strategi pelaksanaan

dengan cara spiritual tidak terpenuhi secara maksimal karena tidak


59

adanya alat beribadah dan untuk minum obat klien kesulitan untuk

mengenal nama obat dan fungsinya, klien hanya mengingat warnanya.

Hambatan penulis selama tindakan keperawatan dilakukan yaitu

strategi pelaksanaan untuk mengontrol perilaku kekerasan pada keluarga

tidak dapat dilaksanakan karena selama proses keperawatan pada Ny.L

tidak ada keluarga yang datang menjenguk klien, sehingga penulis hanya

melakukan strategi pelaksanaan pada klien untuk mengontrol perilaku

kekerasan.

B. Saran

Penulis memberikan saran yang mungkin dapat diterima sebagai bahan

bimbingan guna meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien dengan

perilaku kekerasan, yaitu:

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit menyediakan dan memfasilitasi apa yang

dibutuhkan oleh klien untuk penyembuhan, seperti perlengkapan ADL klien

seperti baju pasien, dan perlengkapan mandi serta dapat mendatangkan

rohaniawan bagi muslim maupun non muslim yang bertujuan untuk

mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan

spiritual di rumah sakit serta terjalinnya komunikasi dengan pihak keluarga

untuk mendukung proses terapi yang diberikan untuk menunjang

kesembuhan klien. Diharapkan juga Rumah Sakit mampu menyediakan

tenaga kesehatan yang profesional guna membantu penyembuhan pasien

seperti psikiater dan perawat spesialis jiwa.


59

2. Perawat

Diharapkan Perawat untuk lebih profesional dalam merawat pasien

dan lebih sabar dalam memberikan pelayanan kesehatan guna peningkatan

keadaan pasien, membuat jadwal kegiatan pada pasien untuk lebih banyak

berinteraksi dengan pasien serta meningkatkan komunikasi teraupetik antara

perawat, klien dan keluarganya khususnya perilaku kekerasan guna

mempercepat penyembuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai