MENUNTUT ILMU
DISUSUN OLEH :
XI IIS 3 / 26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................. ii
Daftar Isi.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A. PENTINGNYA MENUNTUT ILMU……………...........................3-4
B. HADIS MENUNTUT ILMU………..……………............................4-6
C. HUKUM MENUNTUT ILMU……....……………...........................6-8
BAB III PENUTUP.............................................................................. 9
KESIMPULAN&SARAN.................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 10
BAB. 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang
dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan
didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya
Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik
dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut al-Ghazali dengan ilmu
pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan,
dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan
hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan
bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki.Dari sini, dengan jelas dapat
disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu pengetahuan
yang melingkupi.
Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena tidak
akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya
manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan memberikan
kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap berada dalam
aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju
keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya.
Uraian di atas hanyalah uraian singkin betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia, baik
untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun dalam hubungan dirinya dengan benda-benda di
sekitarnya. Baik bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Ada banyak hadits, firman
Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya ilmu pengetahuan.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pentingnya menuntut ilmu?
2. Bagaimana isi dari hadis-hadis tentang menuntut ilmu?
3. Bagaimana hokum dari menuntut ilmu?
TUJUAN PENULISAN
1. Memeberikan penjelasan tentang pentingnya menuntut ilmu
2. Mengetahui hadis –hadis tentang kewajiban menuntut ilmu
3. Mengetahui hokum dari menuntut ilmu
BAB. 2 PEMBAHASAN
Jika manusia berhenti belajar sementara zaman terus berkembang maka manusia akan tertinggal
oleh zaman sehingga tidak dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman, terutama pada
zaman sekarang ini, zaman yang di sebut dengan era globalisasi, orang di tuntut untuk memiliki
bekal yang cukup banyak, berupa ilmu pengetahuan. Bahkan kalau perlu menuntut ilmu di
lakukan tidak hanya di tempat yang dekat tetapi kalau perlu harus mengembara untuk menuntut
ilmu di tempat yang jauh. Sebagaimana sabda Rosull :
“Makin tinggi seseorang menuntut ilmu, makin tinggi pula nilai ilmu yang ia miliki, makin
tinggi ilmu seseorang makin banyak kesempatan bagi orang tersebut untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.”
Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan,
derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya ilmu sangat banyak, dan tidak mungkin disebutkan
semuanya dalam makalah ini. Para ulama ahli hadits pada umumnya menuliskan bab tersendiri
yang menjelaskan pentingnya ilmu. Mereka bahkan menulis sebuah kitab yang khusus
menjelaskan betapa pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan, baik dalam kehidupan dunia
maupun akhirat.
Tentu sudah diketahui, bahwa tidak ada kedudukan di atas kenabian dan tidak ada kemuliaan di
atas kemulian mewarisi kedudukan kenabian tersebut.
ِ ت َو ْاْلَ ْر
)ض (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان َّ ست َ ْغ ِف ُر ِل ْل َعا ِل ِم َما فِي ال
ِ س َم َوا ْ َي
Artinya: “Segala apa yang ada di langit dan bumi memintakan ampun untuk orang yang
berilmu”. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Kedudukan apa yang melebihi kedudukan seseorang yang selalu dimintakan ampun oleh para
malaikat langit dan bumi?.
Artinya: “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan,
maka ia menberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada
dirinya sendiri”.(HR. Al-Baihaqi)[6]
Hadits ini menjelaskan bagaimana keutamaan ilmu bagi seseorang, dimana ia akan memberikan
manfaat dan dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan jika seorang yang berilmu
terangsingkan dari kehidupan sekitarnya, ilmu yang ia miliki akan memberikan manfaat kepada
dirinya sendiri, dan menjadi penghibur dalam kesendiriannya.
Artinya: “Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah, maka Allah memberi kepahaman untuknya
tentang ilmu”, (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini adalah hadits yang urgen, dimana seolah-olah Allah menggantungkan kebaikan
seseorang terhadap kepahamannya terhadap agama, dalam arti kwalitas dan kwantitas ilmunya
dalam masalah agama. Dari sini dapat diketahui bahwa ilmu adalah penting, karena ia menjadi
penentu baik dan buruk seseorang. Dengan ilmu ia akan membedakan salah dan benar, baik dan
buruk dan halal dan haram.
, َ فَأ َ ْنبَتَتْ ا ْلك َََل, َاب أ َ ْرضًا َفكَا َنتْ ِم ْنهَا َطائِ َفةٌ َط ِِّيبَةٌ َق ِب َلتْ ا ْل َما َء
َ ث أَص َ َوا ْل ِع ْل ِم َك َمث َ ِل, إنَّ َمث َ َل َما بَ َعثَنِي هللاُ ِب ِه ِم ْن ا ْل ُهدَى
ٍ غ ْي
َ َوأَص, َو َز َرعُوا, سقَ ْوا
َاب َ َو, اس فَش َِربُوا ِم ْنهَا َ َّ فَنَفَ َع هللاُ بِهَا الن, سكَتْ ا ْل َما َء َ ِب أ َ ْم ُ َوكَانَ ِم ْنهَا أَجَاد, ير َ ِْب ا ْل َكث
َ َوا ْلعُش
ُ َونَفَ َعهُ ِب َما َب َعث َ ِني هللا, ِِين هللا ِ فَذَ ِلكَ َمث َ ُل َم ْن َفقُهَ ِفي د, ً َو َل ت ُ ْن ِبتُ ك َََل, َطا ِئفَةً ِم ْنهَا أ ُ ْخ َرى إنَّ َما ِه َي ِقي َعانٌ َل ت ُ ْمسِكُ ا ْل َما َء
)س ْلتُ بِ ِه (رواه البخاري ومسلم ِ َولَ ْم يَ ْقبَ ْل ُهدَى هللاِ الَّذِي أ ُ ْر, ساً ْ َو َمث َ ُل َم ْن لَ ْم َي ْرفَ ْع بِذَ ِلكَ َرأ, علَّ َم
َ َو, فَعَ ِل َم, بِ ِه
Artinya: “Perumpamaan apa yang dituliskan oleh Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu
adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gemburyang dapat
menerima air lalutumbuhlah padang rumput yang banyak. Dari panya ada yang keras dapat
menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang
tidak menolak kepadanya, dan mengajar, dan perumpamaan orang yang pandai agama Allah
dan apa yang dituliskan kepadaku bermanfaat baginya, ia pandai dan mengajar, dan
perumpamaan orang yang tidak menolak kepadanya, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah,
yang mana saya di utus dengannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya :
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena mengharapkan
wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah
tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal
yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah
yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada
setiap individu.
Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa suruhan
yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu,
agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan.
Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat
atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad saw
yang Artinya :
"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan". (HR.
Ibn Abdulbari).
Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi
orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemashlahatan dan jalan kemanfaatan;
menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh
umat yang lalu, baik yang berhubungan dangan 'aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan
soal-soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup.
بِا ْل ِع ْل ِم فَ َعلَ ْي ِه ال ُّد ْنيَا أَ َرا َد َم ْن, بِا ْل ِع ْل ِم فَعَلَ ْي ِه اْل َ ِخ َرةَ أ َ َرا َد َو َم ْن, بِا ْل ِع ْل ِم فَعَلَ ْي ِه أَ َرا َد ُه َما َو َم ْن
Artinya :
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki
ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) diakhirat, wajiblah ia
mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang meginginkan kedua-duanya, wajiblah ia
memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR.Bukhari dan Muslim)
Hadits diatas menunjukkan bahwa fardhu bagi setiap orang muslim mencari ilmu, dan orang
yang memberikan ilmu bagi selain ahlinya adalah seperti orang yang mengalungkan babi dengan
mutiara, permata dan emas. Orang yang mempunyai ilmu agama yang mengamalkannya dan
mengajarkannya orang ini seperti tanah tanah subur yang menyerap air sehingga dapat
memberikan manfaat bagi dirinya dan memberi manfaaat bagi orang lain, dan Allah juga akan
memudahkan bagi orang-orang yang selama hidupnya hanya untuk mencari, dipermudahkan
baginya jalan menuju kesurga.
Dengan ilmu derajat orang tersebut tinggi dihadapan Allah, Allah pun akan meninggikan
derajatnya di dunia maupun diakhirat nanti, seorang muslim memperbanyak mengamalkan ilmu
kepada orang lain, maka semakin tinggi pula derajatnya dihadapan Allah.
Disalah satu hadits yang menunjukkan bahwa seseorang yang menempuh suatu jalan dalam
hidupnya untuk mencari ilmu, maka Allah akan mempermudahkan baginya jalan menuju surga.
Selain Allah memberikan derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat bagi orang
muslim yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu. Allah juga
bersabda yang artinya :
“Seorang yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para malaikat akan meletakkan
sayap-sayapnya untuk orang tersebut”.
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk
menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap
muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah
swt.
artinya:
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu
Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
Oleh karena itu, ilmu-ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu bahasa 'arab, ilmu sains seperti
perubatan, kejuruteraan, ilmu perundangan dan sebagainya adalah termasuk dalam ilmu yg tidak
diwajibkan untuk dituntuti tetapi tidaklah dikatakan tidak perlu kerana ia adalah daripada ilmu
fardhu kifayah.
Begitu juga dengan ilmu berkaitan tarekat ia adalah sunat dipelajari tetapi perlu difahami bahawa
yg paling aula (utama) ialah mempelajari ilmu fardhu 'ain terlebih dahulu. Tidak mempelajari
ilmu fardhu 'ain adalah suatu dosa kerana ia adalah perkara yg wajib bagi kita untuk
dilaksanakan dan mempelajari ilmu selainnya tiadalah menjadi dosa jika tidak dituntuti,
walaubagaimanapun mempelajarinya amat digalakkan.
Ilmu yang diamalkan sesuai dengan perintah-perintah syara'.Hukum wajibnya perintah menuntut
ilmu itu adakalanya wajib 'ain dan adakalnya wajib kifayah. Sedang ilmu yang wajib kifayah
hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir,
ilmu hadist dan sebagainya.Ilmu yang wajib 'ain dipelajari oleh mukallaf yaitu yang perlu
diketahui untuk meluruskan 'aqidah yang wajib dipercayai oleh seluruh muslimin, dan yang perlu
di ketahui untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang difardhukan atasnya, seperti shalat,
puasa, zakat dan haji.
BAB. 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk
menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap
muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah
swt.Rasulullah Saw., bersabda:
artinya:
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu
Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut
ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan
kebodohan.dan dari segi ibadat,menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya.
SARAN
Kita sebagai golongan terpelajar harus mencari dan menuntut ilmu karena sangat penting dan
jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap
referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan baik dan selanjutnya di
amalkan dengan segenap kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/
2. http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.co.id/
3. http://sucikias.blogspot.co.id/
4. http://www.lebaran.com/khazanah/item/679-pentingnya-menuntut-ilmu.html
5. http://fajarputuadi.blogspot.co.id/2015/04/pentingnya-menuntut-ilmu-dalam-
islam.html