Anda di halaman 1dari 11

Breaking Capacity

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembumian Dan Proteksi Tegangan Sentuh )

Disusun Oleh :
Nama : Mardiansyah
NIM : 161321045
Kelas : TLI-2B

Politeknik Negeri Bandung

2017
A1. Kriteria Dasar Pemilihan Circuit Breaker

Untuk menentukan tipe Circuit Breaker yang akan di pasang di dalam


sebuah titik instalasi listrik, kita wajib mengetahui dua parameter utama
yang mendasar yaitu:
1. Arus beban (load current) IB;
2. Nilai arus hubung singkat tiga fasa (three-phase short-circuit) atau
dikenal dengan istilah Prospective ISC pada posisi asal mula instalasi
pengawatan.
Circuit Breaker terpilih akan selalu membandingkan arus setting Ir dengan
arus beban IB, serta breaking capacity-nya ICU dengan prospective ISC (lihat gb. dibawah). Ini
adalah aturan dasar yang terdapat pada standar instalasi Circuit Breaker dan kemungkinan tidak
akan berubah atau diamandum ulang.

A2. Penggunaan Service Breaking Capacity ISC

Meskipun disana tidak ada aturan dalam standar instalasi (IEC 364 atau NF C 15-100) yang
sesuai pada kegunaan dari nilai ICS, disarankan untuk memilih peralatan yang memiliki nilai
service breaking capacity ICS ≥ nilai kemungkinan hubung singkat ISC. Hal ini cukup penting dan
jauh lebih bijak dalam rangka untuk meyakinkan kelangsungan kerja serta kehandalan sistem
yang lebih optimal.
A2.a. Circuit Breaker yang diinstal dekat dengan power suplai.
A2.b. Circuit Breaker dengan rating lebih rendah pada instalasi yang jauh dengan power
suplai.
A3. Definisi dan Simbol
Berikut adalah definisi dan simbol dasar Circuit Breaker yang wajib diketahui,

Definisi terkait dengan tegangan:

 Ue: rated service voltage.


 Ui: rated insulation voltage (> Ue max.).
 Uimp: rated impulse withstand voltage.
Definisi terkait dengan arus:

 IB: circuit operational current, as in NF C 15-100, paragraph 433-2.


 Icm: rated short-circuit making capacity.
 Ics: rated service breaking capacity (normally expressed as a % of Icu).
 Icu: rated ultimate short-circuit breaking capacity (expressed in kA).
 Icw: rated short-time withstand current.
 IDn: rated residual operating current (often called residual sensitivity).
 In: rated current = maximum value of current used for the temperature rise tests (e.g. for a
Compact NS250 circuit breaker: In = 250 A).
 Is: discriminating current limit.
 Isc: short-circuit current at a given point in the installation.
A4. Contoh Perhitungan Kemungkinan Arus Hubung Singkat
1. Downstream of a circuit breaker installed in
a main LV board (simak gb. dibawah)

Calculation of maximum Calculation of the most probable Isc


prospective Isc (Phase/earth short-circuit with an arc in the
(Three-phase short-circuit at circuit main LVboard)
breaker installation point)
Lineside
impedance

Transformer
impedance
*: For a transformer with delta/zig-zag connection, direct impedance Zd and
negative phase-sequence impedance Zi are equal: zero-sequence impedance equals
0.4 Zd.
Impedance of
transformer -
mainLV board
connection (PE cross-section = ½ cross-section of phases)
cable
+
Busbar
impedance (5
m)

(the arc is taken into account by factor 0.8)


Conclusion: As probable Isc is very close to prospective Isc, it is advisable to choose a device
whose Ics is equal to 100% Icu, e.g. a Merlin Gerin NS160N circuit breaker.
2. Downstream of a circuit breaker installed
in the subdistribution switchboard

Calculation of the probable Isc


(Two-phase short-circuit with an arc at least 3 m from the switchboard)
Lineside
impedance
Cable impedance

Connection
impedance
Total impedance
per phase

(the arc is taken into account by the factor 0.8)


Conclusion: The probable Isc is less than 50% of prospective Isc (18 kA). It is thus usual to
choose a device with an Ics equal to 50% of Icu, for example a Merlin Gerin C60L
circuit breaker.
Menghitung Arus Hubung Singkat

Hubungan Singkat (Short Circuit) dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen dan
peralatan dalam sistim distribusi daya. Perhitungan dan analisa yang mendalam perlu dilakukan
untuk mengetahui kemungkinan besarnya arus hubungan singkat yang dapat timbul pada sebuah
sistim distribusi sehingga dapat dilakukan pencegahan melalui pengaturan setting pada alat
proteksi arus lebih dan juga pemilihan peralatan atau komponen listrik yang akan digunakan
dengan menyesuaikan rating ketahanannya terhadap arus hubugnan singkat disesuaikan dengan
hasil analisa dan perhitungan Arus Hubungan Singkat.

Dalam melaksanakan perhitungan ini, ada beberapa data yang diperlukan untuk menghitung arus
hubungan singkat dan biasanya data-data tersebut terdapat pada nameplate peralatan ataupun
dokumen yang menyertai peralatan tersebut.

 Nilai Impedansi Transformator Tiga Phasa, untuk perhitungan arus lebih pada
transformator
 Nilai reaktansi motor induksi dan motor sinkron, untuk perhitungan arus lebih pada
motor induksi dan motor sinkron
 Nilai MVA jaringan, untuk perhitungan hubungan singkat pada sistim distribusi.
 Berdsarkan jumlah kutub (pole) pada motor sinkron dan tegangan pada motor induksi, nilai
reaktansi untuk tiap-tiap peralatan tersebut adalah :

Tipe Mesin Listrik X'' Subtransient

Salient Pole Generator 12 Pole 0,16

Salient Pole Generator 12 Pole 0,21

Motor Induksi diatas 600 V 0,17

Motor Induksi dibawah 600 V 0,25


Perhitungan sederhana untuk menentukan besarnya arus hubungan singkat tersebut
adalah sbb :

1. Arus Hubungan Singkat Pada Transformator


Setiap transformator memiliki nilai impedansi dalam "%" yang tertera pada papan nama
(name plate) transformator tersebut. Nilai itu adalah nilai hasil pengujian transformotor
tersebut saat setelah diproduksi.

Sekilas mengenai cara menentukan nilai impedansi transforamtor


Proses pengujiannya secara garis besar adalah sebagai berikut : sebuah voltmeter
terhubung ke sisi primer transformator dan pada sisi sekunder terminal 3 -Phase
digabung (hubungsingkat antar ketiga phas) dan sebuah ampere meter dipasang pada
sisi sekunder untuk membaca nilai arus yang mengalir pada saat terjadinya hubungan
singkat tersebut.

Kemudian tegangan disisi primer dinaikan secara bertahap sampai arus beban penuh
pada sisi sekunder tercapai (terbaca pada ampere meter).

Jadi, apabila pada name plate tertulis data sebagai berkut :


13,8KV 1000KVA - 480Y/277V dengan impedansi 5,75%

Arus Beban Penuh transformator (FLA - Full Load Ampere) pada sisi sekunder adalah :
FLA = KVA / 1,73 x L - L (sekunder)KV
FLA = 1000 / 1,732 x 0,48
FLA = 1202,85 A

Pada saat arus disisi sekunder telah mencapai arus beban penuh (1202 A), dilakukan
pencatatan nilai tegangan pada sisi primer. Dalam hal ini, misalkan nilai tegangan yang
terbaca disisi primer saat arus disisi sekunder telah mencapai arus beban penuh adalah
sebesar 793,5 V.
Sehingga persentase nilai impedansi transformator tersebut adalah :
Z = 793,5 / 13800 = 0,0575
Sehingga % impedansi menjadi :
% Z = 0.0575 x 100 = 5,75 %

Kembali ke pokok masalah mengenai gangguan pada transfrmator, gangguan tiga phasa
pada sisi sekunder transformator maka besarnya arus gangguan maksimum yang dapat
mengalir melalui trafo menjadi :
100 / 5,75 kali FLA tranformator , atau
17,39 x 1202 = 20.903 A

Perhitungan cepat ini dapat membantu dalam menentukan arus gangguan pada sisi
sekunder transformator untuk tujuan pemilihan alat proteksi arus lebih yang tepat.
Disamping itu, dengna mengetahui besarnya arus gangguan pada transformator, kita bisa
menentukan berapa besar ketahanan KA peralatan Main Switch (circuit Breaker) yang
harus dipasang. Dalam hal ini, peralatan main switch yang harus dipasang harus yang
memiliki ketahanan arus yang lebih besar dari 21.000 A.
Tipe Mesin Listrik X'' Subtransient

Salient Pole Generator 12 Pole 0,16

Salient Pole Generator 6 Pole 0,21

Motor Induksi diatas 600 V 0,17

Motor Induksi dibawah 600 V 0,25


2. Arus Gangguan Pada Generator
Arus gangguan yang dapat timbul karena hubungan singkat (short circuit) pada Generator
berbeda dengan arus gangguan pada transformator. Kita akan mengetahui perbedaan tersebut
melalui contoh perhitungan dibawah ini :
Misalkan data sebuah generator : 1000KVA; 800kW; 0,8 % PF; 480V; 1.202 FLA; Sailent 12
pole
KVA = KW / PF
KVA = 800 / .8
KVA = 1000
FLA = KVA / 1,732 x L - L Volts
FLA = 1000 / 1,732 x 0,48
FLA = 1.202
(Dari dalam tabel, untuk generator Sailent 12 pole, nilai subtransient X" adalah 0,16)
FC = FLA / X "
FC = 1202 / 0.16
FC = 7.513 A

*, FLA = Full Load Ampere ; FC = Full Current

Jadi, arus gangguan dari Generator 1000KVA jauh lebih kecil dari transformator 1000KVA, Arus
gangguan Generator = 7513 A sedangkan pada Transformator = 20903 A. Perbedaan ini
disebabkan nilai impedansi pada transformator dan nilai-nilai reaktansi Generator adalah sangat
berbeda. Transformer 5,75 % sedangkan Generator 16%.
Proses metode sederhana ini dapat dilakukan pada perhitungan arus ganggunan motor listrik.
3. Arus Gangguan Pada Sistim Jaringan Tenaga Listrik
Metode sederhana yang kita gunakan ini sangat berguna untuk mendapatkan perkiraan
nilai arus gangguan yang mungkin dapat timbul pada sebuah sistim jaringan tengaga
listrik. Elemen-elemen yang kita gunakan akan dikonversi kenilai MVA dan kemudian
parameter didalam rangkaian sistim jaringan dikonversi ke nilai input (primer) atau nilai
masukan. Untuk lebih jelasnya diapat dilihat melaui contoh perhitungan dibawah ini :
Bila diketahui ketahanan suatu jaringan primer (Utilitas) pada sisi primer Transformator
adalah MVAsc = 500MVA. Data Transformator yang terpasang dijaringan tersebut adalah
sbb :
- Transformer data
13,8KV - 480Y/277V
1000KVA Transformer Z = 5,75 %

- Maka nilai MVA dari transformator tersebut adalah :


1000KVA / 1000 = 1 MVA
MVA Nilai = 1MVA / ZPU = 1MVA / 0,0575 = 17,39 MVA
Dengan kapasitas ketahanan transformator adalah 17,39 MVA maka besarnya gangguan arus
yang dapat timbul pada jaringan adalah sbb :
1 / Utilitas MVA + 1 / Trans MVA = 1 / MVAsc
1/500 + 1 / 17,39 = 1 / MVAsc
0,002 + 0,06 = 1 / MVAsc
MVAsc = 1 / ( 0,002 + 0,06 )
MVAsc = 16,129

Bearnya arus yang dapat timbul disisi sekunder akibat gangguan pada jaringan adalah :
FC 480V = MVAsc / ( 1,73 x 0,48 )
FC 480V = 16,129 / 0,8304
FC 480V = 19,423KA
FC 480V = 19.423 A

Bila ingin mengetahui data yang lebih akurat, peralatan yang terpasang seperti kabel dan
panjangnya dapat ditambahkan kedalam perhitungan dengan menggunakkan perhitungan seperti
diatas dengna rumus sebagai berikut :
Kabel MVA Nilai MVAsc = KV2 / kabel Z.
Data Z (Impedansi) kabel dapat diambilkan ari nilai X & R kabel yang biasanya terdapat dalam
data sheet kabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.arisulistiono.com/2010/06/metode-pemilihan-breaking-capacity-lv.html
https://direktorilistrik.blogspot.co.id/2013/10/metode-sederhana-menghitung-arus.html
https://direktorilistrik.blogspot.co.id/2013/10/metode-sederhana-menghitung-arus_27.html
https://direktorilistrik.blogspot.co.id/2013/10/metode-sederhana-menghitung-arus_29.html

Anda mungkin juga menyukai