Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Adila

NIM : 1604109010011
LAB Analisa Cekungan Sedimen Pertemuan I

Pembahasan :

Pada gambar diatas terdapat 3 sumur yang dapat dikorelasikan. Dari korelasi diatas
dapat kita lihat bahwa lapisan yang pertama terbentuk adalah lapisan batuan konglomerat,
dimana hal ini menunjukkan bahwa pengendapan ini awalnya terjadi di daerah daratan
tepatnya di sungai atau tempat mengendapnya sedimen yang dibawa oleh arus sungai seperti
delta, karena secara teori, batuan konglomerat adalah batuan sedimen klastik yang terbentuk
atau mengendap di daerah tersebut. sehingga pada pembentukan lapisan ini belum
dipengaruhi oleh proses regresi ataupun transgresi air laut.

Lapisan kedua pada gambar adalah lapisan batuan lempung (shale), seperti yang kita
ketahui bahwasanya lapisan batuan lempung ini memiliki butiran yang halus, hal tersebut
dikarenakan batuan lempung terbentuk di daerah laut dalam yang memiliki arus yang lemah
sehingga butiran yang terendapkan adalah butiran halus. Dengan terbentuknya batuan
lempung, maka dapat kita prediksikan bahwa pada saat lapisan ini terbentuk lokasi ini telah
mengalami penurunan yang sangat signifikan yang bisa saja disebabkan oleh proses tektonik
seperti patahan atau struktur lainnya yang menyebabkan terjadinya subsidence atau ada juga
kemungkinan terjadinya transgresi atau naiknya permukaan air laut secara drastis sehingga
daerah yang dulunya merupakan daratan berubah menjadi daerah laut dalam.

Lapisan yang ketiga terbentuk adalah lapisan Chert (batu rijang), batuan ini
merupakan batuan sedimen yang terbentuk pada daerah laut dangkal karena batuan ini saling
terkait dengan batu gamping oleh karenanya sangat besar kemungkinan jika setelah batuan
chert ini akan terbentuk batu gamping di lapisan setelahnya. Batu chert ini terbentuk secara
kimiawi. Lalu dengan terbentuknya batuan laut dangkal pada lapisan ini maka kemungkinan
pada saat ini terjadi regresi air laut sehingga laut yang tadinya merupakan laut dalam berubah
menjadi laut dangkal.

Lapisan yang selanjutnya terbentuk adalah lapisan batu gamping. Batu gamping
merupakan batuan sedimen yang terendapkan atau terbentuk di daerah laut dangkal. Batuan
ini terbentuk dari fosil-fosil organisme seperti kerang dan lain-lain yang terendapkan dan
mengalami proses kimiawi sehingga terbentuk menjadi batu gamping. Diperhatikan dari
pengendapan batu gamping dan batu pada lapisan sebelumnya sama yaitu pada daerah laut
dangkal, maka bisa diperkirakan pada saat itu kondisi air laut stabil (seimbang) sehingga
tidak mengalami susut atau naiknya air laut, yang biasanya disebut dengan agradasi

Lapisan yang kelima terbentuk pada gambar adalah lapisan breksi. Batu breksi
merupakan jenis batuan yang terbentuk pada daerah daratan berupa endapan sedimen sungai
dan belum mengalami transportasi yang jauh dari sumbernya, oleh karenanya dapat
diperkirakan bahwasanya pada saat terbentuknya lapisan ini terjadinya proses regresi
kembali, dimana terjadi karena naiknya permukaan daratan yang disebabkan karena
pengendapan batuan yang dibawa oleh sungai yang bermuara ke laut tersebut. sehingga
daerah yang tadinya laut dangkal menjadi daratan. Hal ini juga terjadi pada beberapa daerah
saja yang berdekatan dengan delta atau tempat terendapkan sedimen yang dibawa oleh arus
sungai,

kita lihat pada sumur C terbentuknya batu gamping kembali setelah lapisan breksi ini,
yang dimana batu gamping terbentuk pada daerah laut dangkal, batu gamping yang terbentuk
kembali pada sumur C merupakan batuan yang biasanya di istilahkan sebagai batuan yang
“numpang terbentuk” oleh karenanya berbeda dengan lapisan pada sumur lainnya yang tidak
adanya pembentukan batu gamping kembali. Hal ini bisa disebabkan karena daerah
pengendapan batu gamping sama dengan daerah pengendapan batu pasir yang terbentuk yaitu
didaerah laut dangkal, jadi di perkirakan terjadinya proses transgresi kembali pada daerah
tersebut yang menyebabkan daerah tersebut kembali menjadi daerah laut dangkal. Batupasir
merupakan jenis batuan yang terbentuk pada daerah transisi antara daratan dan lautan,
sehingga daerah ini berubah menjadi daerah transisi. Lapisan yang terakhir terbentuk yaitu
lapisan gamping, dari jenis batuan didapatkan bahwa lingkungan pengendapan daerah ini
merupakan daerah laut dangkal, sehingga proses terakhir yang terjadi sebelum batugamping
yang sekarang terlihat terbentuk yaitu proses trangresi sehingga daerah transisi berubah
menjadi daerah laut dangkal.
Pada korelasi diatas dapat kita lihat bahwa ketebalan pada setiap lapisan sumurnya
berbeda-beda hal ini disebabkan oleh lamanya waktu pengendapan pada setiap lapisan
tersebut, dimana semakin tebal lapisan itu maka semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam
pengendapan lapisan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai