Langkah-langkah diagnosis
1) Anamnesis
o Identitasnya
o Keluhan utama
o Lokasi
o Sejak kapan
o Rasa nyeri
o Riwayat trauma
o Riwayat pengobatan
o Riwayat penyakit terdahulu
o Riwayat keluarga
2) Pemeriksaan Fisik
o Inspeksi : letak tumor, bentuk tumor, warna, fraktur
o Palpasi : Ukuran tumor, batas, konsistensi, teraba kasar atau lunak, nyeri tekan
atau tidak, mobile atau tidak.
3) Pemeriksaan Penunjang
o Foto X-ray. Gambaran klasik menunjukkan reaksi periosteal, gambaran litik dan
sklerotik pada tulang, formasi matrix osteoid di bawah periosteum dengan
gambaran khas Codman’s triangle, sunburst, dan month eaten.
o MRI. Berguna untuk mengetahui ekstensi tumor, keterlibatan jaringan lunak
sekitar (pembuluh darah, saraf, sendi), serta mencari adanya skip lessions. Skip
lession terjadi < 5% pada osteosarcoma.
o Foto x-ray thorax/ CT scan. Menyingkirkan adanya metastasis di paru
Bone scan(+) atau PET – CT (optional)
Menyingkirkan adanya metastasis di tulang
Biopsi [biopsi Aspirasi Jarum halus (BAJH/FNAB), core biopsy]
Berguna untuk konfirmasi histopatologi
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan laboratorium darah (LDH / ALP)
Untuk mengevaluasi status keadaan umum dan persiapan terapi
Penilaian skor huvos untuk evaluasi histologik respons kemoterapi
neoadjuvant pre operasi.
Penilaian ini dilakukan secara semi kuantitatif dengan membandingkan
luasnya area nekrosis terhadap sisa tumor yang riabel :
Grade 1 : sedikit atau tidak ada nekrosis (0 - 50%)
Grade 2 : nekrosis >50 - <90 %
Grade 3 : nekrosis 90 - 99 %
Grade 4 : nekrosis 100 %