Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dunia akan sumberdaya energi terus meningkat dari tahun ke tahun.

Sumberdaya batubara menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam pemenuhan

kebutuhan energi. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara terbesar

di dunia dengan cadangan sekitar 300 juta ton. Salah satu daerah penghasil batubara

adalah Sumatra khususnya Tanjung Enim, Sumatra Selatan (PT. Bukit Asam (Persero)

Tbk).

Kegiatan operasional penambangan batubara di wilayah Tanjung Enim dilakukan

dengan metode penambangan tambang terbuka. Kegiatan utama penambangan

batubara tambang terbuka adalah penggalian (Hoek dan Brown, 1980). Penggalian

merupakan pengambilan massa batuan yang berada di bawah permukaan. Kegiatan

penggalian juga dapat menambah beban pada massa batuan sehingga dapat

mengganggu kesetimbangan lereng tambang. Bahaya yang dapat ditimbulkan berupa

longsoran yang dapat membahayakan pekerja, mengganggu aktivitas penambangan,

dan menurunkan tingkat produksi batubara. Lereng tambang akan stabil atau tidak

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, kondisi geologi, geometri lereng, kuat

massa batuan, sudut lereng, tingkat pelapukan, sifat fisik dan mekanika tanah/batuan,

kondisi airtanah serta faktor luar antara lain peledakan dan gempa (Azizi dkk, 2011).
Faktor-faktor tersebut menjadi acuan dalam menentukan rancangan lereng agar tetap

stabil dan proporsional (mantap dan optimum).

Desain lereng tambang memerlukan analisis mengenai kestabilan lereng meliputi

aspek geologi dan geoteknik (Wyllie dan Mah, 2004). Gambaran kondisi permukaan

dan bawah permukaan didapatkan dengan cara melakukan pemboran geoteknik,

pengujian sifat fisik dan sifat mekanik batuan. Metode dalam analisis kemantapan

lereng dilakukan dengan metode 2 observasi dan metode komputasi. Dengan adanya

penyelidikan geoteknik maka dapat memberikan gambaran dan hasil maksimal dalam

desain lereng dan kestabilan lereng tambang sehingga lereng dinyatakan aman. Pada

daerah Lapangan “X” yang memiliki dip perlapisan litologinya hampir 90o, merupakan

anomali karena memiliki perbedaan dip yang mencolok dari lapangan-lapangan

sekitarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian ulang mengenai kestabilan lereng

di lapangan dan desain geometri Tambang Lapangan “X” pada tahun 2017. Diharapkan

dengan adanya evaluasi terhadap desain geometri lereng Tambang Lapangan “X” dapat

memberikan dasar acuan dalam konstruksi lereng tambang tersebut dalam rekomendasi

lereng atau optimasi lereng atau mencegah terjadinya longsoran dan dampak buruk

lainnya yang dapat menghambat proses penambangan batubara.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN

METODE BISHOP STUDI KASUS DI PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM

TBK. TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN”


1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah diantaranya:

1 Bahaya yang dapat ditimbulkan berupa longsoran yang dapat membahayakan

pekerja.

2 Mengganggu aktivitas penambangan.

3 Menurunkan tingkat produksi batubara.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan penelitian perlu adanya pembatasan masalah, supaya

penelitian lebih terstruktur dan terorganisir, peneliti membatasi masalah pada:

1. Lokasi penelitian kajian kestabilan lereng dilakukan di lereng highwall, lowwall,

dan sidewall Tambang Lapangan “X”

2. Data karakteristik massa batuan dan bidang diskontinuitas didapatkan dari data

penyelidikan lapangan dan data hasil laboratorium.

3. Bidang penelitian dibatasi pada penentuan nilai faktor keamanan lereng

menggunakan Metode Bishop

4. Nilai faktor keamanan yang dianggap aman adalah ≥ 1,25 (Bowles, 1984)
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi dan batasan masalah maka dapat di rumuskan

diantaranya:

1 Apakah kajian mengenai karakteristik massa batuan memiliki pengaruh yang

besar terhadap kestabilan suatu lereng baik lereng tersebut terbentuk secara alami

maupun lereng buatan manusia dalam hal ini biasanya digunakan dalam rekayasa

dunia pertambangan?.

2 Berapakah parameter massa batuan seperti kondisi bidang diskontinuitas, jarak

atau spasi diskontinuitas dan kondisi airtanah serta sifat fisik dan mekanik batuan

sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai massa batuan yang nantinya akan

mempengaruhi nilai faktor keamanan dari suatu lereng?.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada rumusan masalah maka dapat ditentukan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis batuan di daerah penelitian.


2. Mengetahui potensi jenis longsoran yang mungkin terjadi.
3. Mendapatkan nilai massa batuan pada daerah penelitian dengan menggunakan
klasifikasi Geological Strength Index (GSI) (Hoek et. Al, 1975), Rock Mass Rating
(RMR) (Bienawski, 1989), dan Slope Mass Rating (SMR).
4. Mengetahui nilai faktor keamanan desain lereng Tambang Lapangan “X” pada
lereng high wall, low wall dan side wall, beserta rekomendasinya.
1.6 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Pada penelitian ini dilakukan pengidentifikasian lereng batuan yang tampak

dalam kondisi cenderung tidak stabil dengan klasifikasi massa batuan yang nantinya

akan diketahui nilai faktor keamanan pada lereng telitian dan desain lereng Tambang,

dimana jika memiliki nilai faktor keamanan ≥ 1,25 maka lereng dinyatakan dalam

kondisi stabil. Setelah mengetahui kondisi lereng exsisting kemudian akan dianalisis

apakah masih dapat dilakukan pengoptimalan desain tambang dengan tetap

memperhatikan batasan masalah yang ada. Jika lereng exsisting “tidak aman” maka

dapat didesain ulang geometri desain lereng tambang dengan cara melandaikan sudut

lereng.

2 Bagi Peneliti

Dapat memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menerapkan ilmu-ilmu

geoteknik dalam dunia industri pertambangan batubara baik di lapangan, laboratorium,

maupun dalam aplikasi software, serta melatih untuk berpikir secara kritis dan 4

sistematis dalam menyelesaikan suatu permasalahan geoteknik pertambangan.

3 Bagi institusi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan dapat

dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian khususnya dibidang keilmuan teknik pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai